Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PEMBENTUKAN KALIMAT DAN POLA KALIMAT


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Pada Mata Kuliah
BAHASA INDONESIA
Dosen Pengampu :Dra.Hj.Suryatik,M,Pd.,dkk,

DISUSUN OLEH:

EDI SYAPUTRA 20,862,320,092

PIQI SOFIAN 20,862,320,113

SHINTA ARISTA SARI 20,862,320,130

SITI AISYAH 20,862,320,132

SUSANTI 20,862,320.127

Program Studi Guru Madrasah Ibdidaiyah

Perguruan Tinggi Ilmu Tarbiyah.STITA Al-Bukhary

RANTAU PRAPAT

LABUHAN BATU

Tahun Ajaran 2021/2022


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh


Alhamdulillahirabbilalamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat  menyelesaikan makalah ini
dengan tepat waktu. Shalawat dan salam tak lupa senantiasa kita sanjungkan
kepada Nabi Muhammad SAW yang kita harapkan syafaatnya di yaumulqiyamah
nanti, amin.
Penyusunan makalah ini dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah Bahasa
Indonesia Tak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang
telah membantu dalam penyelesaian makalah ini,I yang telah membimbing dan
mendukung dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari penyusunan makalah ini jauh dari sempuna.Oleh sebab itu,
penulis memohon kepada pembaca atas kritik dan saran guna melengkapi
makalah ini.Semoga makalah ini dapat bermanfaat dalam menambah wawasan
bagi pembaca dan penulis sendiri.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

                                                                
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………

1. BAB I PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG………………………………………………………..

RUMUS MASALAH……………………………………………………..

TUJUAN………………………………………………………………..

2. BAB II PEMBAHASAN

PEMBENTUKAN KALIMAT DAN POLA KALIM……………………………

UNSUR KALIMAT ……………………………………………………………..

POLA KALIMAT……………………………………………………………………

PEMBAGIAN KALIMAT…………………………………………………………

3. BAB III PENUTUP

KESIMPULAN …………………………………………………………………..

DAFTAR ISI…………………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh dan, baik denganc
ara lisan maupun tulisan gabungan dari dua buah kata atau lebih yang menghasilkan suatu penger
tian dan pola intonasi akhir.Kalimat pun dapat diartikan sebagai berikut kumpulan kata terstruktu
r atau bersistem yangmenimbulkann makna lengkap, yakni makna yang dapat di pahami orang la
in sesuai denganmaksud pembuat kalimatnya.Kalimat yang bentuknya tidak memenuhi persyarat
an kalimat, dan isinya tidak mampu menjadisarana komunikasi sempurna disebut kalimat tidak b
aku. Kalimat tidak baku bisa berupa kalimattidak efektif, kalimat tidak normative, dan kalimat tidak logi
s.Beberapa factor yang menentukan efektif dan tidaknya suatu kali.

B. Rumusan Masalah
1.      .Apa saja unsur-unsur dalam kalimat?
2.       Bagaimana  susunan pola kalimat dasar?
3.      Apa saja yang menjadi pembagian dalam  jenis kalimat?

C. Tujuan
1.      Untuk mengetahui apa saja yang menjadi unsur-unsur dalam kalimat.
2.      Untuk mengetahui susunan pola kalimat dasar.
3.      Untuk mengetahui pembagian jenis kalimat.
BAB II
PEMBAHASAN
KALIMAT

A.    Unsur-unsurKalimat
            Unsur kalimat adalah fungsi sintaksis yang biasa disebut juga jabatan kata atau peran
kata,yaitu subjek(S), predikat(P), objek(O), pelengkap(P), dan keterangan (Ket)[1][1]. Kalimat
Bahasa Indonesia baku sekurang-kurangnya terdiri atas dua unsur, yakni S dan P dan yang
Lainya .
ü  Unsur-unsur kalimat dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Subjek (S)  
            Subjek (S) adalah bagian kalimat yang menunjuk pada pelaku, tokoh, sosok, sesuatu hal,
atau suatu masalah yang menjadi pokok pembicaraan. Sebagian besar S diisi oleh kata
benda/frasa nominal, kata kerja /frasa verbal, dan klausa. Subjek kalimat dapat dicari dengan
rumus pertanyaan apa ataupun siapa. Contoh :
a.       Kakek itu sedang melukis (S yang diisi kata benda/frasa nominal).
b.      Berjalan kaki menyehatkan badan (S yang diisi kata kerja/frasa verbal).
c.       Gunung Kidul itu tinggi (S yang diisi kata benda/frasa nominal).

2.  Predikat(P
            Predikat (P) adalah bagian kalimat yang memberi tahu melakukan perbuatan (action)

apa S, yaitu pelaku/tokoh atau sosok di dalam suatu kalimat. Satuan bentuk pengisian P dapat
berupa kata atau frasa namun  sebagian besar berkelas verbal atau adjektiva, tetapi dapat juga
numeral, nominal atau frasa nominal. Pemakaian kata adalah pada predikat biasa terdapat pada
kalimat nominal. Predikat (P) dapat dicari dengan rumus pertanyaan bagaimana, mengapa,
ataupun diapakan. Contoh :
a. Ibu sedang tidur siang (P yang diisi dengan kata kerja/frasa verbal).
b. Soal ujian ini sulit sekali (P yang diisi dengan kata sifat/frasa adjektif).
c. Karangan itu sangat bagus (P yang diisi dengan kata sifat/frasa adjektif).
d. Santi adalah seorang kolektor (P dengan pemakaian kata adalah pada frasa nominal)
3. Objek (O)
      Objek merupakan bagian kalimat yang melengkapi Predikat (P). Objek biasanya diisi oleh
nominal, frasa nominal atau klausa. Letak Objek (O) selalu di belakang  P yang berupa verba
transitif,

yaitu veba yang menuntut wajib hadirnya O. Objek dapat dicari dengan rumus pertanyaan apa atau siapa
terhadap  tindakan Subjek. Contoh :
a. Mereka memancing ikan Pari (O yang diisi dengan kata benda/frasa nominal).
b. Orang itu menipu adik saya (O yang diisi dengan kata benda/frasa nominal).

4. Pelengkap

     Pelengkap (Pel) atau komplemen adalah bagian kalimat yang melengkapi P. Letak Pel umumnya di
belakang P yang berupa verbal. Posisi ini juga bisa ditempati oleh O, dan jenis kata yang mengisi Pel dan
O juga bisa sama, yaitu nominal atau frasa nominal. akan tetapi, antara Pel dan O terdapat
perbedaan. Contoh :
ü  Ketua MPR //membacakan //Pancasila.         
                     S                       P                      O

ü  Banyak orsospol // berlandaskan // Pancasila
                       S                        P                      Pel
Kedua kalimat aktif di atas yang Pelengkap dan O-nya sama-sama nominal Pancasila, jika
hendak dipasifkan ternyata yang bisa hanya kalimat pertama dengan ubahan sebagai berikut :
ü  Pancasila //dibacakan // oleh Ketua MPR
                      S                    P                       Ket        

                                                                                                                                                
*Pancasila dilandasi oleh banyak orsospol  (tidak gramatikal karemna posisi Pancasila sabagai
Pelengkap pada kalimat kedua ini tidak dapat dipindahkan ke depan menjadi S dalam bentuk
kalimat pasif).                                                                                                                  
Hal lain yang membedakan Pel dengan O adalah jenis pengisiannya. Pel bisa diisi oleh adjektiva,
frasa adjektif, frasa verbal, dan frasa preposisional. Contoh :
a. Kita benci pada kemunafikan (Pel-nya frase preposisional).
b. Mayang bertubuh mungil (Pel-nya frase adjektiva).
c.  Sekretaris itu mengambilkan bosnya air minum (Pel-nya frase nominal).
d. Pak Lam suka bermain tenis (Pel-nya frase verbal).

5.   Keterangan.          
               Keterangan adalah bagian kalimat yang menerangkan Pelengkap dan klausa dalam
sebuah kalimat. Pengisi Keterangan adalah adverbial, frasa nominal, frasa proposisional, atau
klausa. Posisi keterangan boleh dimana saja, di awal, di tengah, atau di akhir kalimat. Contoh:
a.       Antoni menjilid makalah kemarin pagi.
b.      Antoni kemarin pagi menjilid makalah.
c.       Kemarin pagi Antono menjilid makalah.
       Keterangan terbagi menjadi beberapa jenis, diantaranya keterangan waktu, tempat, cara, alat,
alasan/sebab, tujuan, similatif, dan penyerta. Contoh :
a.       Aulia memotong tali dengan gunting (Ket. Alat)
b.      Mahasiswa fakultas hukum berdebat bagaikan pengacara (Ket. Similatif)
c.       Karena malas belajar, mahasiswa itu tidak lulus ujian (Ket. Sebab)
d.      Polisi menyelidiki masalah narkoba dengan cara hati-hati (Ket. Cara)
e.       Amir pergi dengan teman-teman sekelasnya (Ket. Penyetar                                                           

B.  Pola kalimat dasar           


      Kalimat dasar bukanlah nama jenis kalimat, melainkan acuan untuk membuat berbagai tipe
kalimat. Kalimat dasar terdiri atas beberapa struktur kalimat yang dibentuk dengan lima unsur
kalimat, yaitu S, P, O, Pelengkap dan keterangan.
        Berdasarkan fungsi dan peran gramatikalnya ada enam tipe kalimat yang dapat dijadikan model
pola kalimat dasar bahasa Indonesia. Keenam tipe kalimat itu tercantum dalam tabel berikut :
Tipe dan fungsi Subjek,,Predikat,Objek ,Pelengkap ,Keterangan
1. S-P
Orang itu
Saya
sedang tidur
mahasiswa baru

2.S-P-O
Ayahnya
Rani
mengendarai
mendapat
mobil baru
piaga
3.S-P-O-Pel
Hasan
Diana
mengirimi
mengambilkan
ibunya
adiknya
uang
buku tulis

C. Jenis Kalimat Dasar        


            Kalimat dapat dibeda-bedakan menjadi beberapa jenis menurut (a) jumlah klausa
pembentuknya, (b) fungsi isinya, (c) kelengkapan unsurnya, (d) susunan subjek dan predikatnya,
dan (e) sifat hubungan aktor-aksi.

BAB III PENUTUP


KESIMPULAN

            Dari pembahasan tentang kalimat maka diperoleh beberapa kesimpulan,


yaitu :
1.      Kalimat merupakan bagian ujaran/tulisan yang mempunyai struktur minimal
subjek (S), predikat (P) dan intonasi finalnya menunjukkan bagian ujaran/tulisan
itu sudah lengkap dengan makna (bernada berita, tanya, atau perintah).
2.      Kalimat dapat dibeda-bedakan menjadi beberapa jenis menurut (a) jumlah
klausa pembentuknya, (b) fungsi isinya, (c) kelengkapan unsurnya, (d) susunan
subjek dan predikatnya, dan (e) sifat hubungan aktor-aksi.
3.      Kalimat inti berbeda dengan inti kalimat. Kalimat inti adalah kalimat yang
terdiri atas S dan P. Sedangkan inti kalimat adalah kalimat yang terdiri atas inti-inti
kalimat atau unsur-unsur kalimat yaitu S-P-O.
4.      Dalam kalimat kita akan menemui beberapa keasalan atau ketidakefektifan.
Beberapa kesalahan yang terjadi dalam kalimat, diantaranya : (1) kalimat
kontaminasi, (2) ketidakjelasan unsur S dan P dalam kalimat, (3) gejala pleonasme
dalam kalimat,dan (4) penggunaan kata yang salah dalam kalimat.
DAFTAR ISI

Alwi, Hasan ,2008 .Tata Bahasa Buku Bahasa Indonesia Jakarta :PN.
Balai Pustaka
Poerwardarminta ,2014 , Pendoman Umum Pembentukan Istilah PN
Balai Pustaka Jakarta-----,2018, Kamus Besar I ndonesia ,PN Balai
Pustaka , Jakarta
Situmorang BP,2008, Bahasa I ndonesia Sebagai Bahan Kuliah Untuk
Perguruan tinggi , Penerbitan Nusa Indah ,Plores

Anda mungkin juga menyukai