DISUSUN OLEH:
SUSANTI 20,862,320.127
RANTAU PRAPAT
LABUHAN BATU
DAFTAR ISI
1. BAB I PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG………………………………………………………..
RUMUS MASALAH……………………………………………………..
TUJUAN………………………………………………………………..
2. BAB II PEMBAHASAN
POLA KALIMAT……………………………………………………………………
PEMBAGIAN KALIMAT…………………………………………………………
KESIMPULAN …………………………………………………………………..
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh dan, baik denganc
ara lisan maupun tulisan gabungan dari dua buah kata atau lebih yang menghasilkan suatu penger
tian dan pola intonasi akhir.Kalimat pun dapat diartikan sebagai berikut kumpulan kata terstruktu
r atau bersistem yangmenimbulkann makna lengkap, yakni makna yang dapat di pahami orang la
in sesuai denganmaksud pembuat kalimatnya.Kalimat yang bentuknya tidak memenuhi persyarat
an kalimat, dan isinya tidak mampu menjadisarana komunikasi sempurna disebut kalimat tidak b
aku. Kalimat tidak baku bisa berupa kalimattidak efektif, kalimat tidak normative, dan kalimat tidak logi
s.Beberapa factor yang menentukan efektif dan tidaknya suatu kali.
B. Rumusan Masalah
1. .Apa saja unsur-unsur dalam kalimat?
2. Bagaimana susunan pola kalimat dasar?
3. Apa saja yang menjadi pembagian dalam jenis kalimat?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa saja yang menjadi unsur-unsur dalam kalimat.
2. Untuk mengetahui susunan pola kalimat dasar.
3. Untuk mengetahui pembagian jenis kalimat.
BAB II
PEMBAHASAN
KALIMAT
A. Unsur-unsurKalimat
Unsur kalimat adalah fungsi sintaksis yang biasa disebut juga jabatan kata atau peran
kata,yaitu subjek(S), predikat(P), objek(O), pelengkap(P), dan keterangan (Ket)[1][1]. Kalimat
Bahasa Indonesia baku sekurang-kurangnya terdiri atas dua unsur, yakni S dan P dan yang
Lainya .
ü Unsur-unsur kalimat dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Subjek (S)
Subjek (S) adalah bagian kalimat yang menunjuk pada pelaku, tokoh, sosok, sesuatu hal,
atau suatu masalah yang menjadi pokok pembicaraan. Sebagian besar S diisi oleh kata
benda/frasa nominal, kata kerja /frasa verbal, dan klausa. Subjek kalimat dapat dicari dengan
rumus pertanyaan apa ataupun siapa. Contoh :
a. Kakek itu sedang melukis (S yang diisi kata benda/frasa nominal).
b. Berjalan kaki menyehatkan badan (S yang diisi kata kerja/frasa verbal).
c. Gunung Kidul itu tinggi (S yang diisi kata benda/frasa nominal).
2. Predikat(P
Predikat (P) adalah bagian kalimat yang memberi tahu melakukan perbuatan (action)
apa S, yaitu pelaku/tokoh atau sosok di dalam suatu kalimat. Satuan bentuk pengisian P dapat
berupa kata atau frasa namun sebagian besar berkelas verbal atau adjektiva, tetapi dapat juga
numeral, nominal atau frasa nominal. Pemakaian kata adalah pada predikat biasa terdapat pada
kalimat nominal. Predikat (P) dapat dicari dengan rumus pertanyaan bagaimana, mengapa,
ataupun diapakan. Contoh :
a. Ibu sedang tidur siang (P yang diisi dengan kata kerja/frasa verbal).
b. Soal ujian ini sulit sekali (P yang diisi dengan kata sifat/frasa adjektif).
c. Karangan itu sangat bagus (P yang diisi dengan kata sifat/frasa adjektif).
d. Santi adalah seorang kolektor (P dengan pemakaian kata adalah pada frasa nominal)
3. Objek (O)
Objek merupakan bagian kalimat yang melengkapi Predikat (P). Objek biasanya diisi oleh
nominal, frasa nominal atau klausa. Letak Objek (O) selalu di belakang P yang berupa verba
transitif,
yaitu veba yang menuntut wajib hadirnya O. Objek dapat dicari dengan rumus pertanyaan apa atau siapa
terhadap tindakan Subjek. Contoh :
a. Mereka memancing ikan Pari (O yang diisi dengan kata benda/frasa nominal).
b. Orang itu menipu adik saya (O yang diisi dengan kata benda/frasa nominal).
4. Pelengkap
Pelengkap (Pel) atau komplemen adalah bagian kalimat yang melengkapi P. Letak Pel umumnya di
belakang P yang berupa verbal. Posisi ini juga bisa ditempati oleh O, dan jenis kata yang mengisi Pel dan
O juga bisa sama, yaitu nominal atau frasa nominal. akan tetapi, antara Pel dan O terdapat
perbedaan. Contoh :
ü Ketua MPR //membacakan //Pancasila.
S P O
ü Banyak orsospol // berlandaskan // Pancasila
S P Pel
Kedua kalimat aktif di atas yang Pelengkap dan O-nya sama-sama nominal Pancasila, jika
hendak dipasifkan ternyata yang bisa hanya kalimat pertama dengan ubahan sebagai berikut :
ü Pancasila //dibacakan // oleh Ketua MPR
S P Ket
*Pancasila dilandasi oleh banyak orsospol (tidak gramatikal karemna posisi Pancasila sabagai
Pelengkap pada kalimat kedua ini tidak dapat dipindahkan ke depan menjadi S dalam bentuk
kalimat pasif).
Hal lain yang membedakan Pel dengan O adalah jenis pengisiannya. Pel bisa diisi oleh adjektiva,
frasa adjektif, frasa verbal, dan frasa preposisional. Contoh :
a. Kita benci pada kemunafikan (Pel-nya frase preposisional).
b. Mayang bertubuh mungil (Pel-nya frase adjektiva).
c. Sekretaris itu mengambilkan bosnya air minum (Pel-nya frase nominal).
d. Pak Lam suka bermain tenis (Pel-nya frase verbal).
5. Keterangan.
Keterangan adalah bagian kalimat yang menerangkan Pelengkap dan klausa dalam
sebuah kalimat. Pengisi Keterangan adalah adverbial, frasa nominal, frasa proposisional, atau
klausa. Posisi keterangan boleh dimana saja, di awal, di tengah, atau di akhir kalimat. Contoh:
a. Antoni menjilid makalah kemarin pagi.
b. Antoni kemarin pagi menjilid makalah.
c. Kemarin pagi Antono menjilid makalah.
Keterangan terbagi menjadi beberapa jenis, diantaranya keterangan waktu, tempat, cara, alat,
alasan/sebab, tujuan, similatif, dan penyerta. Contoh :
a. Aulia memotong tali dengan gunting (Ket. Alat)
b. Mahasiswa fakultas hukum berdebat bagaikan pengacara (Ket. Similatif)
c. Karena malas belajar, mahasiswa itu tidak lulus ujian (Ket. Sebab)
d. Polisi menyelidiki masalah narkoba dengan cara hati-hati (Ket. Cara)
e. Amir pergi dengan teman-teman sekelasnya (Ket. Penyetar
2.S-P-O
Ayahnya
Rani
mengendarai
mendapat
mobil baru
piaga
3.S-P-O-Pel
Hasan
Diana
mengirimi
mengambilkan
ibunya
adiknya
uang
buku tulis
Alwi, Hasan ,2008 .Tata Bahasa Buku Bahasa Indonesia Jakarta :PN.
Balai Pustaka
Poerwardarminta ,2014 , Pendoman Umum Pembentukan Istilah PN
Balai Pustaka Jakarta-----,2018, Kamus Besar I ndonesia ,PN Balai
Pustaka , Jakarta
Situmorang BP,2008, Bahasa I ndonesia Sebagai Bahan Kuliah Untuk
Perguruan tinggi , Penerbitan Nusa Indah ,Plores