Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN HARGA DIRI RENDAH KRONIS

“Untuk Memenuhi Tugas Individu Stase Keperawatan Jiwa ”

Disusun Oleh :

Ariska Oktavianti

201560311017

PROGRAM STUDI KEPERWATAN (S1 & NERS)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MEDISTRA INDONESIA

BEKASI

2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN
HARGA DIRI RENDAH KRONIS

A. Definisi
Harga diri merupakan salah satu aspek penting dalam psikologi. Harga diri meningkat
saat anak dapat mengembangkan hubungan yang bermakna dan menguasai tugas
pengembangan. Sementara itu, masa remaja awal adalah masa risiko untuk harga diri karena
remaja berusaha untuk mendefinisikan sebuah identitas dan rasa diri dalam kelompok
sebaya. (Boyd dalam CarpenitoMoyet, 2009).

Harga diri seseorang dapat mengalami penurunan akibat evaluasi negative terhadap diri
sendiri dan kemampuan diri. Perasaan tidak berharga, tidak berarti, dan rendah diri yang
berkepanjangan akibat evaluasi negative inilah yang disebut dengan harga diri rendah (low
selfesteem). Individu dengan harga diri rendah memandang diri mereka sendiri sebagai
seseorang yang tidak kompeten, tidak dicintai, tidak aman, dan tidak layak.
(Townsend,2009). Anak-anak dan remaja obesitas misalnya, berisiko tinggi mengalami
gangguan harga diri. Meskipun demikian, harga diri yang rendah lebih mungkin terjadi pada
anak-anak yang percaya bahwa mereka bertanggung jawab atas kelebihan berat badan
mereka dibandingkan dengan mereka yang mengaitkan kelebihan berat badan mereka
dengan penyebab eksternal. Harga diri yang rendah juga ditemukan pada anak-anak yang
percaya bahwa kelebihan berat badan mereka menghambat interaksi social mereka (Pierce &
Wardle dalam Carpenito-Moyet, 2009).

Harga diri rendah terdiri dari dua, yaitu harga diri rendah situsional dan harga diri
rendah kronis. Harga diri rendah kronis (chronic low self-esteem) merupakan perasaan yang
timbul akibat evaluasi diri atau perasaan tentang diri atau kemampuan diri negative yang
berlangsung lama (Townsend, 2009). Harga diri rendah kronis juga merupakan evaluasi diri
atau kemampuan diri yang negative dan dipertahankan dalam waktu yang lama. (NANDA,
2016).
B. Proses Terjadinya Harga Diri Rendah Kronis
Harga diri kronis merupakan gangguan yang terjadi pada diri klien akibat harga diri
rendah situasional yang tidak diselesaikan atau ketiadaan feed back (umpan balik) positif
dari lingkungan mengenai perilaku klien sebelumnya. Selain itu, respons negative dari
lingkungan juga turut berperan terhadap gangguan harga diri kronis. Klien awalnya
dihadapkan pada stressor (krisis) dan berusaha untuk menyelasaikannya, tetapi tidak tuntas.
Hal ini menimbulkan pikiran bahwa ia tidak mampu atau gagal dalam menjalankan fungsi
dan perannya. Penilaian negative atas kegagalannya ini merupakan kondisi harga diri rendah
kronis akibat ketiadaan dukungan positif atau penyalahan secara terus-menerus pada klien.
(sumbernya)

C. Rentang Respon

Adaptif Maladapti f

Aktualisasi Konsep Harga diri Kerancuan Depersonalisasi


diri diri positif rendah identintas

Keterangan:

a. Aktualisasi diri merupakan pernyataan diri tentang konsep diri yang positif dengn latar
belakang pengalaman yang nyata, sukses, dan diterima.
b. Konsep diri positif merupakan kondisi individu yang memiliki pengalaman yang positif
dalam beraktualisasi diri.
c. Harga diri rendah merupakan transisi atau peralihan respon konsep diri adaptif dengan
maladaptive.
d. Identitas rancu adalah kegagalan individu dalam mengintegrasikan aspek-aspek identitas
masa kanak-kanak kedalam kematangan aspek psikososial kepribadiaan pada masa
dewasa yang harmonis.
e. Depersonalisasi merupakan perasaan yang tidak realistis dan asing terhadap diri sendiri
yang memiliki kaitan dengan ansietas, kepanikan, serta tidak dapat membedakan dirinya
dengan orang lain.

D. Pengkajian

a. Faktor predisposisi
1. Faktor Biologis
Dari faktor biologis, gangguan harga diri kronis biasanya terjadi karena sakit fisik
yang dapat mempengaruhi kerja hormone secara umum. Hal ini juga berdampak pada
keseimbangan neurotransmitter di otak, seperti menurunnya kesadaran serotonin yang
dapat mengakibatkan klien menjadi depresi. Pada klien depresi, kecendrungan harga
diri rendah kronis semakin besar karena klien lebih dikuasai oleh pikiran-pikiran
negative dan tidak berdaya. Struktur otak yang mengalami gangguan pada kasus harga
diri rendah kronis adalah system limbik (pusat emosi), hipotalamus yang mengatur
mood dan motivasi, thalamus sebagai system pengatur arus informasi sensori yang
berhubungan dengan perasaan ; dan amigdala yang berhubungan dengan emosi.
2. Faktor Psikologis
Berdasarkan faktor Psikologis, Harga Diri Rendah Kronis berhubungan dengan
Pola Asuh Orang Tua dan kemampuan individu dalam menjalankan peran dan fungsi.
Dari segi psikologis, hal yang dapat menyebabkan idnividu mengalami Harga diri
Rendah Kronis meliputi : klien merupakan anak yang pemalu, klien merasa dibedakan
oleh orang tuanya, klien merasa tidak pandai seperti saudara kandungnya, klien kesal
dengan dirinya mengapa ia bodoh dan tamatan SD tidak seperti yang lain.
3. Faktor Social
Faktor Sosial yang mempengaruhi proses terjadinya Harga Diri Rendah Kronis
adalah faktor Ekonomi meliputi ; Klien mengatakan bahwa sejak terjadi krisis
keuangan dalam keluarga ia terpaksa putus sekolah dan mulai bekerja kuli kasar demi
membantu keluarga.
b. Faktor presipitasi
Berdasarkan faktor presipitasi didalam kasus, klien selalu merasa gagal dalam
melakukan suatu pekerjaan dan tidak dalam melakukan suatu pekerjaan. Sehingga klien
berhenti bekerja karena dipecat oleh bosnya.

c. Penilaian Stressor/Tanda dan Gejala


1. Faktor Kognitif
Klien merasa :
-Merasa Gagal
-Merasa Tidak mampu melakukan apapun
-Merasa tidak berguna
2. Faktor Afektif
Klien merasa :
-Malu
-Merasa dibedakan oleh orang tua

-Sedih

-Kesal
3. Faktor Fisiologis
-Klien merasa sulit tidur
-nafsu makan menurun
-merasa lemas
-merasa pusing
4. Faktor Perilaku
-Klien enggan ngobrol dengan teman-temannya

d. Sumber Koping
1. kemampuan personal
-klien mampu mengenal dan menilai aspek positif (kemampuan) yang
dimiliki
- klien mampu melatih kemampuan yang masih dapat dilakukan dirumah
sakit
- Klien mampu melakukan aktivitas secara rutin diruangan
2. kemampuan dukungan social
- keluarga mengetahui cara merawat klien dengan harga diri rendah

- klien mendapatkan dukungan dari masyarakat

3. asset material

- social ekonomi rendah

- rutin berobat
- adanya kader kesehatan jiwa
- jarak ke pelayanan kesehatan mudah dijangkau
4. kepercayaan
- klien mempunyai keinginan untuk sembuh
- klien mempunyai keyakinan positif terhadap program pengobatan

e. Mekanisme Koping

Mekanisme jangka pendek harga diri rendah yang biasa dilakukan adalah:
1. Tindakan untuk lari sementara dari krisis, misalnya pemakaian obat-obatan, kerja
keras, atau menonton televisi secara terus menerus.
2. Kegiatan mengganti identitas sementara, misalnya ikut kelompok social,
keagamaan, atau politik.
3. Kegiatan yang memberi dukungan sementara, sperti mengikuti suatu kompetisi atau
konteks.
4. Kegiatan mecoba menghilangkan anti identitas sementara, seperti penyalahgunaan
obat-obatan.

E. Tanda dan Gejala (Prof. DR. Ir. Ganjar Kurnia, DEA , April 2009)
a. Mengajak dan mengkritik diri
b. Merasa bersalah dan khawatir, menghukum atau menolak diri sendiri.
c. Mengalami gejala fisik, misal: tekanan darah tinggi, gangguan penggunaan zat.
d. Menunda keputusan
e. Sulit bergaul.
f. Menghindari kesenangan yang dapat memberi rasa puas.
g. Menarik diri dari realitas, cemas, panic, cemburu, curiga, halusinasi.
h. Merusak diri: harga diri rendah menyokong klien untuk mengakhiri hidup.
i. Merusak atau melukai orang lain.
j. Perasaan tidak mampu.
k. Pandangan hidup yang pesimitis
l. Tidak menerima pujian
m. Penurunan produktivitas.
n. Penolakan terhadap kemampuan diri .
o. Kurang memperhatikan perawataan diri.
p. Berpakaian tidak rapih.
q. Berkurang selera makan
r. Tidak berani menatap lawan bicara.
s. Lebih banyak menunduk
t. Bicara lambat dengan suara lemah

F. Pohon Masalah

Isolasi Sosial

Gangguan Konsep Diri: Harga diri


rendah kronis

Kegagalan
G. Diagnosa Keperawatan
F. Intervensi Keperawatan

DIAGNOSA PERENCANAAN
KEPERAWATAN

Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional


(TUK
/ TUM)
Gangguan konsep TUM: Klien menunjukkan bina hubungan saling Kepercayaan
diri : harga diri dari klien
tanda-tanda percaya percaya dengan
rendah kronis Klien dan merupakan hal
kepada perawat mengemukakan prinsip yang akan
keluarga memudah
melalui: komunikasi terapeutik:
mampun perawat dalam
melakukan
mengatasi a. Ekspresi a. mengucapkan pendekatan
harga diri salam keperawatan
wajah cerah,
atau intervensi
rendah terapeutik. Sapa
tersenyum selanjutnya
kronis yang klien dengan terhadap klien
dialami Mau
ramah, baik
klien berkenalan verbal maupun

b. Ada kontak non verbal.


mata b. Berjabat tangan
c. Bersedia
TUK 1: dengan klien
menceritakan
c. Perkenalkan diri
Klien dapat perasaannya
membina dengan sopan
hubungan d. Bersedia
mengungkapka d. Tanyakan nama
saling
percaya n masalah lengkap klien dan
nama panggilan
yang disukai klien
e. Jelaskan tujuan
pertemuan
f. Membuat kontrak,
topic, waktu, dan
tempat setiap kali
bertemu klien

g. Tunjukan sikap
empati dan
menerima klien
apaadanya.

h. Beri perhatian
kepada klien dan
perhatian
kebutuhan dasar
klien

TUK 2 : Setelah 2 kali 2.1 diskusikan dengan Diskusikan


interaksi, klien
klien bahwa klien mengenai
Mengidentifi menyebutkan aspek
positif yang dimiliki memiliki sejumlah tingkat
kasi klien, seperti kemampuan yang kemampuan
kemampuan kegiatan klien di klien, seperti
dan aspek rumah, adanya dimiliki klien
positif yang keluarga, dan menilai realitas,
dimiliki klien llingkungan terdekat 2.2 bersama klien buat control diri atau
klien
daftar tentang aspek integritas ego
positif yang dimiliki diperlukan
klien, seperti kegiaan sebagai dasar
klien di rumah, adanya asuhan
keluarga, dan lingkungan keperawatan.
terdekat klien
Penguatan
2.3 memberi penilaian (reinforcement)
positive
positif akan
2.4 beri pujian yang meningkatkan
realistic atas kemampuan
klien harga diri klien
Pujian yang
realistis tidak
menyebabkan
klien melakukan
kegiatan hanya
karena ingin
mendapatkan
pujian

TUK 3 : Setelah dua kali 3.1 diskusikan dengan Keterbukaan dan


interaksi, klien klien tentang pengertian
Klien dapat
mampu menyebutkan kemampuan yang masih tentang
menilai kemampuan yang
dapat digunakan selama kemampuan
kemampuan diinginkan yang
yang dimiliki dimilikinya dapat sakit yang dimiliki
untuk dilaksanakan adalah
dilaksanakan 3.2 bantu klien dapat
persyaratan
menyebutkannya dan
untuuk berubah.
beri penguatan terhadap
Pengertian
kemampuan diri yang
tentang
diungkapkan klien
kemampuan
yang dimiliki
3.3 perlihatkan respon
diri, memotivasi
yang kondusif serta
klien untuk
jadilah pendengar yang
tetap
aktif
mempertahanka
n
pengggunaanya
TUK 4 : Setelah satu kali 4.1 tingkatkan kegiatan Klien dapat
intrvensi, klien
sesuai dengan toleransi dan berpikir positif,
Membantu dapat sehingga dapat
merencanakan kondisi
klien memilih membuat klien
kegiatan yang
kegiatan yang percaya diri.
sesuai dengan 4.2 rencanakan bersama
akan dilatih Contoh peran yang
kemampuan yang
sesuai dengan klien suatu aktivitas yang dilihat klien akan
dimilikinya.
kemapuannya
dapat dilakukan setiap memotivasi klien
untuk
hari sesuai
melaksanakan
dengan kemampuan kegiatan
klien (kegiatan mandiri
dengan bantuan)

4.3 beri contoh kegiatan


yang boleh digunakan

TUK 5 : Setelah satu kali - berdiskusi dengan - Klien


interaksi, klien
klien untuk merupakan
Melatih klien dapat melakukan
sesuai dengan kegiatan sesuai menetapkan urutan individu yang
kegiatan dengan jadwal kegiatan (yang telah bertanggung
terpilih yang dibuat
berdasarkan dipilih klien) yang jawab
rencana yang akan dilatihkan terhadap
dibuat
- anjurkan klien untuk dirinya
melaksanakan kegiatan - Klien perlu
yang telah bertindak
direncanakan secara
- pantau kegiatan yang realistis
telah dilaksanakan terhadap
- diskusikan tentang kehidupannya
kemungkinan - Klien terbiasa
pelaksanaan melakukan
- kegiatan setelah pulang
memotivvasi klien kegiatan yang
untuk memasukkan dipilihnya tersebut
kegiatan yang telah
dilakukan kedalam
jadwal kegiatan
harian

TUK 6 : Klien 6.1 beri pendidikan - Mendorong


memanfaatkan
kesehatan pada kkeluarga
Keluarga system yang ada
dalam keluarga keluarga tentang cara untuk mampu
menjadi
merawat klien dengan merawat
system
harga diri rendah klien secara
pendukung
kronis mandiri di
yang efektif
rumah
bagi klien 6.2 diskusikan dengan
keluarga tentang - Keluarga
kemampuan yang sebagai
dimiliki klien dan support
anjurkan memuji klien system akan
atas kemampuannya sangat
secara realistis berpengaruh
dalam
6.3 bantu keluarga
mempercapat
memberikan dukungan
proses
dan motivasi klien
penyembuhan
dalam melakukan
klien
kegiatan yang sudah
- Meningkatkan
dilatihkan klien selama
peran
klien dirawat
keluarga
6.4 bantu keluarga dalam
untuk menyiapkan
merawat klien
lingkungan di
rumah di rumah
6.5 anjurkan keluarga
untuk mengamati
perkembangan
perubahan perilaku
klien
STRATEGI PELAKSANAAN
HARGA DIRI RENDAH

STRATEGI PELAKSANAAN 1 (SP 1)


A. Kondisi Klien
DO :
Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan, ingin
mencederai diri/ mengahiri kehidupan, poduktifitas menurun, cemas dan takut
DS :
Klien mengatakan : saya tidak bisa, tidak mampu, bodoh/ tidak tahu apa-apa, mengkritik
diri sendiri., klien mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri, klien
mengungkapkan rasa bersalah terhadap sesuatu/ seseorang
B. Diagnosa Keperawatan: harga diri rendah
C. Tujuan
1. Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dengan aspek positif yang dimiliki
2. Pasien dapat menilai kemampan yang dapat digunakan
3. Pasien dapat menetapkan kegiatan yang sesuai kemampuan
4. Pasien dapat melatih kegiatan yang sudah dipilih, sesuai kemampuan
5. Pasien dapat menyusun jadwal untuk melakukan kegiatan yang sudah dilatih
D. Tindakan Keperawatan
1. Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien,
2. Membantu pasien menilai kemampuan yang masih dapat digunakan
3. Membantu pasien memilih/menetapkan kemampuan yang akan dilatih
4. Melatih kemampuan yang sudah dipilih dan menyusun jadwal pelaksanaan
kemampuan yang telah dilatih dalam rencana harian.
E. Strategi Pelaksanaan
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Selamat pagi, assalamualaikum, Boleh Saya kenalan dengan Mas? Nama Saya
AO boleh panggil Saya A Saya Mahasiswa STIKes Medistra Indonesia, Saya
sedang praktik di sini dari pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 13.00 WIB
siang. Kalau boleh Saya tahu nama Mas siapa dan senang dipanggil dengan
sebutan apa?”
b. Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaan Mas hari ini? Bagaimana tidurnya tadi malam? Ada keluhan
tidak?”
c. Kontrak
“Bagaimana , kalau kita bercakap-cakap tentang kemampuan dan kegiatan yang
pernah T lakukan?Setelah itu kita akan nilai kegiatan mana yang masih dapat T
dilakukan di rumah sakit. Setelah kita nilai ,kita akan pilih satu kegiatan untuk
kita latih “
“Dimana kita duduk untuk bincang-bincang? bagaimana kalau di ruang tamu
Berapa lama? Bagaimana kalau 10 menit saja?

2. Kerja
“ Mas ,apa saja kemampuan yang T miliki ? Bagus ,apa lagi?
Saya buat daftarnya ya! Apa pula kegiatan rumah tangga yang biasa Mas lakukan ?
Bagaimana dengan merapikan kamar? Menyapa? Mencuci piring .. dst”.
“Wah ,bagus sekali ada lima kemampuan dan kegiatan yang Mas miliki”.
“ Mas dari lima kegiatan kemampuan ini ,yang mana yang masih dapat dikerjakan di
rumah sakit ?
Coba kita lihat ,yang pertama bisakah ,yang kedua.. sampai 5 (misalnya ada 3 yang
masih bisa dilakukan).Bagus sekali ada 3 kegiatan yang masih bisa kerjakan di
rumah sakit ini.
“Sekarang ,coba Mas pilih satu kegiatan yang masih bisa dikerjakan di rumah sakit
ini”. “O yang nomor satu ,merapikan tempat tidur? Kalau begitu,bagaimana kalau
sekarang kita latihan merapikan tempat tidur Mas”.Mari kita lihat tempat tidur Mas
ya.
Coba lihat ,sudah rapikah tempat tidurnya?”
“Nah kalau kita mau merapikan tempat tidur ,mari kita pindahkan dulu bantal dan n
selimutnya.bagus!Sekarang kita angkat spreinya dan kasurnya kita
balik.”Nah,sekarang kita pasang lagi spreinya ,kita mulai dari atas ya bagus!
Sekarang sebelah kaki ,tarik dan masukkan ,lalu sebelah pinggir masukkan .Sekarang
ambil bantal,rapikan dan letakkan di sebelah atas kepala. Mari kita lipat selimut ,nah
letakkan sebelah bawah kaki ,bagus!”
“Mas sudah bisa merapikan tempat tidur dengan baik sekali .Coba perhatikan bedakah
dengan sebelum dirapikan ?Bagus”
“ Coba Mas lakukan dan jangan lupa memberi tanda M (mandiri) kalau Mas lakukan
tanpa disuruh , tulis B(bantuan ) jika diingatkan bisa melakukan ,dan T ( tidak)
melakukan .

3. Terminasi :
“Bagaimana perasaan T setelah kita bercakap-cakap dan latihan merapikan tempat
tidur ? yach?, Mas ternyata banyak memiliki kemampuan yang dapat dilakukan di
rumah sakit ini.
Salah satunya , merapikan tempat tidur , yang sudah Mas praktekkan dengan baik
sekali
Coba ulangi bagaimana cara merapikan tempat tidur tadi, Bagus sekali..
“Sekarang ,mari kita masukkan pada jadual harian . Mas,Mau berapa kali sehari
merapikan tempat tidur. Bagus ,dua kali yaitu pagi-pagi jam berapa? Lalu sehabis
istirahat ,jam 16.00”
“ Coba Mas lakukan dan jangan lupa memberi tanda M (mandiri) kalau Mas lakukan
tanpa disuruh , tulis B(bantuan ) jika diingatkan bisa melakukan ,dan T ( tidak)
melakukan .
“Besok pagi kita latihan lagi kemampuan yang kedua. Mas masih ingat kegiatan apa
lagi yang mampu dilakukan di rumah sakit selain merapikan tempat tidur? Ya
bagus,cuci piring ..Kalau begitu kita akan latihan mencuci piring besok ya jam 08.00
pagi di dapur sehabis makan pagi
Sampai jumpa ya..Assalamu’alaikum

Anda mungkin juga menyukai