Anda di halaman 1dari 4

A.

Jenis-Jenis Rokok
Rokok merupakan hasil olahan tembakau berbentuk silinder terbungkus
kertas yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana tabacum, Nicotiana rustika, dan
spesies lainnya. Rokok memiliki panjang antara 70-120 mm dengan diameter 10
mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah (Jaya, 2009). Rokok
merupakan salah satu zat adiktif yang bila digunakan mengakibatkan bahaya bagi
kesehatan karena mengandung 4.000 jenis senyawa kimia beracun yang
berbahaya untuk tubuh dan 43 diantaranya bersifat karsinogenik. Cara
penggunaan rokok yaitu dibakar salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar
asapnya dapat dihisap dan/atau dihirup (Kusuma, 2012).
Rokok yang dikonsumsi masyarakat Indonesia beragam jenisnya. Jenis-
jenis rokok ini dibedakan berdasarkan bahan pembungkus, bahan baku atau isi,
cara pembuatan, dan penggunaan filter pada rokok (Hidayah et al., 2012).
1. Rokok berdasarkan bahan pembungkus
a. Rokok Klobot: rokok yang bahan pembungkusnya berupa klobot jagung.
b. Rokok Kawung: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun aren.
c. Rokok Sigaret: rokok yang bahan pembungkusnya berupa kertas.
d. Rokok Cerutu: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun tembakau.
2. Rokok berdasarkan bahan baku atau isi
a. Rokok Putih: rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun tembakau yang
diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
b. Rokok Kretek: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau
dan cengkeh. Cengkeh berfungsi untuk memberi efek rasa dan aroma pada
rokok.
c. Rokok Klembak: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau,
cengkeh, dan kemenyan. Cengkeh dan kemenyan berfungsi untuk memberi
efek rasa dan aroma pada rokok.
3. Rokok berdasarkan cara pembuatan
a. Sigaret Kretek Tangan (SKT): rokok yang proses pembuatannya dengan cara
dilinting dengan menggunakan tangan atau alat bantu sederhana.
b. Sigaret Kretek Mesin (SKM): rokok yang proses pembuatannya
menggunakan mesin. SKM dibagi menjadi dua yaitu SKM Full Flavor dan
SKM Light Mild. SKM Full Flavor pada proses pembuatannya ditambahkan
saus agar memiliki aroma dan rasa yang khas seperti coklat, moccachino,
mint dan sebagainya. SKM Light Mild menggunakan kandungan tar dan
nikotin yang rendah serta jarang digunakan penambahan saus sehingga
aroma tembakau lebih menonjol.
4. Rokok berdasarkan penggunaan filter
a. Rokok Filter: rokok yang pada bagian pangkalnya terdapat filter.
b. Rokok Non Filter: rokok yang pada bagian pangkalnya tidak terdapat filter.
Filter yang digunakan pada rokok terbuat dari kertas krep saja atau
kombinasi dari kertas krep dengan gumpalan selulosa. Filter pada rokok berfungsi
menyaring nikotin dan tar pada saat rokok dihisap.

B. Syarat Mutu Rokok


Tembakau yang digunakan dalam pembuatan rokok yaitu tembakau
bermutu tinggi. Tembakau bermutu tinggi memiliki ciri-ciri aroma harum, rasa
isap enteng, dan menyegarkan. Mutu tembakau dan asap yang dihasilkan
dipengaruhi oleh zat-zat kimia sebagai berikut :
1. Nikotin berfungsi memberi rangsangan psikologis pada perokok dan
berpengaruh terhadap daya isap. Semakin tinggi kadar nikotin maka daya
isapnya semakin berat.
2. Resin dan minyak atsiri berfungsi menimbulkan bau harum pada asap rokok.
3. Asam organik seperti asam oksalat, asam sitrat, dan asam malat membantu daya
pijar dan memberikan kesegaran dalam rasa isap.
4. Gula berfungsi meringankan rasa berat dalam pengisapan rokok.
5. Klorofil pada rokok harus dihilangkan karena dapat menimbulkan bau tidak
enak pada pijaran rokok (Aulia, 2010).
Kualitas rokok dipengaruhi oleh tembakau rajangan yang digunakan dalam
proses pembuatannya. Syarat mutu tembakau rajangan untuk rokok berdasarkan
SNI 01-3934-1995 dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Syarat Mutu Tembakau Rajangan untuk Rokok
No
Kriteria Persyaratan
Test
A1 Hama Lasioderma Tidak ada
Hidup
A2 Warna Hijau Mati Tidak ada
dan Hitam Busuk
A3 Bau Tanah, Duf, Tidak ada
dan Muf.
A4 Tingkat Kekeringan Tidak ada
B1 Warna Hitam berkilau Cerah sekali (Mutu I), Coklat tua-hitam
Cerah (Mutu II), Coklat kemerahan-kehitaman Cerah
(Mutu III), Merah-kecoklatan Cerah (Mutu IV), Kuning-
kecoklatan Cerah (Mutu V), Kuning-kehijauan Cukup
cerah (Mutu VI), Hijau-kekuningan (Mutu).
B2 Pegangan/body Tebal, antep, mantap sekali, lebih lekat, supel, mudah
menggumpal (Mutu I). Tebal, antep-mantep, lekat,
supel, mudah menggumpal, tidak keropos (Mutu II).
Tebal, antep-mantep,
lekat, supel, mudah menggumpal, tidak
keropos (Mutu III). Tebal, antep-mantep, lekat, supel
(mutu IV).
B3 Aroma Segar, sangat harum, halus dan dalam gurih sekali,
manis sekali (Mutu I). Segar, sangat harum, halus dan
dalam, mantap gurih dan manis sekali (Mutu II). Segar,
harum, halus, mantap gurih, manis (Mutu III). Sega,
harum, kurang halus, mantep, gurih, manis (Mutu IV).
B4 Posisi Daun Atas pronggolan (Mutu I). Atas Pronggolan (Mutu II).
Atas s/d Tengan Atas pronggolan s/d tenggokan (Mutu
III). Tengah Atas tenggokan (Mutu IV). Tengahan dada
(Mutu V). Tengah Bawah ampedan II (Mutu VI). Daun
Kaki ampadan I (Mutu VII).
B5 Kemurnian Murni (Mutu I). Murni (Mutu II). Murni (Mutu III).
Murni (Mutu IV). Murni (Mutu V). Murni (Mutu VI).
Murni (Mutu VII).
B6 Baik Baik (Mutu I). Baik (Mutu II). Baik (Mutu III). Baik
(Mutu IV). Cukup baik
(Mutu V). Cukup baik (Mutu VI). Cukup baik (Mutu
VII).
Sumber: Badan Standarisasi Nasional, 1995.
DAFTAR PUSTAKA

Aulia, L. 2010. Stop Merokok. Yogyakarta: Graha Ilmu.


Badan Standarisasi Nasional. 1995. Standardisasi Nasional Indonesia (SNI) 01-
3934-1995 Syarat Mutu Tembakau Rajangan untuk Rokok. Jakarta.
Hidayah, R. R., N. P. Ari, dan Muthmainah. 2012. Asosiasi Pengetahuan
Mengenai Rokok dengan Sikap dan Perilaku Merokok pada Remaja.
Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Jaya, M. 2009. Cara Jitu Berhenti Merokok. Yogyakarta: Kanisius.
Kusuma, A. R. P. 2012. Pengaruh Merokok Terhadap Kesehatan Gigi dan
Rongga Mulut. Semarang: Universitas Islam Sultan Agung.

Anda mungkin juga menyukai