Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-ISSN: 2548-964X

Vol. 1, No. 6, Juni 2017, hlm. 456-465 http://j-ptiik.ub.ac.id

Implementasi Algoritma Genetika Untuk Penjadwalan Customer Service


(Studi Kasus: Biro Perjalanan Kangoroo)
Chusnah Puteri Damayanti1, Rekyan Regasari Madi Putri2, Mochammad Ali Fauzi3

Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Email: 1chusnapd@gmail.com, 2rekyan.rmp@ub.ac.id, 3moch.ali.fauzi@gmail.com
Abstrak
Karena kebutuhan akan transportasi yang tinggi dari masyarakat, biro perjalanan atau travel
harus siap siaga melayani masyarakat. Pada travel dibutuhkan karyawan yang harus sedia untuk
melayani pelanggan disebut customer service. Customer service harus memberikan informasi yang
tepat, akurat dan cepat kepada pelanggan. Pada Travel Kangoroo yang memiliki lebih dari 300 armada,
memiliki dua lokasi kantor yaitu pusat dan cabang serta jam operasional yang panjang membutuhkan
customer service yang sedia melayani pelanggan. Serta terdapat berbagai aturan yang harus dipenuhi
untuk membuat penjadwalan customer service. Sehingga, pada penelitian ini permasalahan penjadwalan
diselesaikan dengan menggunakan algoritma genetika. Algoritma genetika mampu menyelesaikan
permasalahan yang kompleks dan memiliki cakupan luas. Melalui pengujian yang telah dilakukan,
diperoleh parameter terbaik yang menghasilkan nilai fitness paling optimal dengan ukuran populasi
sebesar 110, ukuran generasi 110 dan perbandingan crossover rate dan mutation rate 0.7:0.3. Dengan
menggunakan parameter tersebut, penjadwalan customer service memiliki hasil yang optimal walaupun
masih ada pelanggaran yang terjadi dengan waktu komputasi yang lebih singkat dibandingkan dengan
manual.
Kata Kunci: biro perjalanan, penjadwalan, customer service, algoritma genetika, crossover, mutation
Abstract
Due to the high demand of public transport, travel agency must be ready to serve the citizen.
Travel need to be ready to serve the customer; called customer service. Customer service should provide
information that is precise, accurate and fast to customers. At Travel Kangaroo which owns more than
300 fleet, has two locations namely central office and branches as well as long operating hours, a
responsive customer service needed to serve the customers There are various rules that must be fulfilled
in making the schedule of customer service too. Thus, in this study scheduling problems solved using
genetic algorithms. Genetic algorithms can solve a complex problem as well as it has wide scope.
Through the examination, it was obtained the best parameters that produce the most optimal fitness
value with a population size of 110, 110 and comparison generation size crossover rate and mutation
rate of 0.7: 0.3. By using these parameters, scheduling customer service have optimal results, although
there are violations that occur with shorter computation time compared with the manual.
Keywords: travel, scheduling, customer service, genetic algorithm, crossover, mutation

Biro perjalanan atau travel membutuhkan


1. PENDAHULUAN penjadwalan dalam mengatur jam kerja
Penjadwalan didefinisikan sebagai rencana karyawan karena kebutuhan akan transportasi
pengaturan urutan kerja serta pengalokasian yang tinggi. Untuk mengantisipasi hal tersebut,
sumber, baik waktu maupun fasilitas untuk tentunya harus ada karyawan yang selalu ada
setiap operasi yang harus diselesaikan (Vollman, untuk berhubungan langsung dengan pelanggan,
1998). Penjadwalan secara manual masih umum yaitu Customer service. Customer service harus
dilakukan saat ini. Hal tersebut dirasa sulit mampu memberikan informasi yang dibutuhkan
dilakukan dan dapat memakan waktu yang pelanggan secepatnya, dan informasi yang
cukup lama serta tingkat kesalahan yang dapat diberikan harus benar, tepat, dan cepat sehingga
terjadi pun cukup besar. customer akan merasa puas (Yunarto, 2006).

Fakultas Ilmu Komputer


Universitas Brawijaya 456
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 457

Pada penelitian ini, penjadwalan customer penarikan kesimpulan. Data dalam skripsi ini
service dibuat per 30 hari kerja dimana hari didapatkan dari PT Cybersama Technology
sabtu, minggu dan hari libur termasuk hari kerja. melalui wawancara dan studi dokumen yang
Setiap karyawan memiliki susunan satu hari diberikan.
libur dan empat hari kerja dan minimal memiliki
istirahat selama 8 jam setiap harinya. Terdapat
dua lokasi kantor yaitu cabang dan pusat. 2. ALGORITMA GENETIKA
Pembagian jam kerja karyawan pada kantor Algoritma genetika adalah algoritma
pusat dibagi menjadi tiga shift yaitu pagi, siang optimasi numerik yang terinspirasi dari seleksi
dan malam. Dimana, karyawan perempuan tidak natural dan genetika natural (Coley, 1999).
boleh ada di shift malam. Seluruh karyawan Terdapat beberapa tahapan dari algoritma
harus memiliki jumlah jam kerja yang sama genetika yaitu:
selama satu bulan dan jadwal tidak boleh saling 1. Inisialisasi Kromosom
bertabrakan satu sama lain. Dikarenakan Inisialisasi dilakukan untuk membangkitkan
kesulitan memenuhi aturan-aturan tersebut, himpunan solusi baru secara acak/random
peneliti bersama dengan PT Cybersama yang terdiri atas sejumlah string
Technology, akan membuat implementasi chromosome dan ditempatkan pada pen
algoritma genetika untuk penjadwalan customer ampungan yang disebut populasi
service. (Mahmudy, 2015). Representasi kromosom
Algoritma genetika telah sukses diterapkan dapat menggunakan bilangan biner,
pada berbagai masalah kombinatorial, seperti bilangan integer, real coded, maupun
perencanaan dan penjadwalan produksi pada permutasi.
industri manufaktur (Mahmudy, Marian & 2. Crossover
Luong 2012b, 2013b, 2013e). Algoritma
Crossover merupakan operasi yang bekerja
genetika dapat menghasilkan solusi mendekati
untuk menggabungkan 2 kromosom induk
optimum yang dilakukan dalam waktu singkat
menjadi kromosom baru. Jumlah solusi
dan dapat diterima secara mudah dalam
jadwal yang mengalami crossover
menyelesaikan masalah, meskipun tidak
ditentukan oleh parameter crossover rate.
dihasilkan solusi yang paling optimum.
Metode crossover yang paling umum
Tujuan dari penelitian ini yaitu:
digunakan adalah metode one-cut-point,
mengimplementasikan algoritma genetika dalam
yang secara acak memilih satu titik potong
penjadwalan customer service pada bidang
dan menukarkan bagian kanan dari tiap
travel, mengidentifikasi tingkat efektifitas yang
induk untuk menghasilkan offspring
dalam hal ini nilai fitness terbaik yang dihasilkan
(Mahmudy, 2015).
dalam implementasi algoritma genetika untuk
3. Mutasi
penjadwalan customer service, dan mengetahui
Mutasi dilakukan dengan memilih satu
efisiensi waktu dalam penjadwalan customer
induk secara acak dari populasi. Metode
service dengan algoritma genetika dibandingkan
mutasi yang digunakan adalah dengan
dengan cara manual.
memilih satu titik acak kemudian mengubah
Penelitian ini melakukan pembuatan jadwal
nilai gen pada titik tersebut. Metode mutasi
untuk customer service dengan harapan akan
yang paling sederhana adalah reciprocal
memberikan efektifitas dalam melakukan
exchange mutation. Metode ini bekerja
pekerjaannya. Dengan algortima genetika, dapat
dengan memilih dua posisi (exchange point
mengurangi kesalahan-kesalahan yang dapat
/ XP) secara random kemudian menukarkan
terjadi dalam penjadwalan serta memangkas
nilai pada posisi tersebut (Mahmudy, 2015).
waktu yang dibutuhkan untuk membuat jadwal
Selain itu juga terdapat metode insertion
kerja dari pembuatan jadwal secara manual.
exchange mutation.
Sehingga, dapat meningkatkan efisiensi
4. Evaluasi
pekerjaan customer service.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam Evaluasi adalah fungsi yang digunakan
pembuatan penelitian atau metodologi yang untuk mengetahui ketahanan kromosom
digunakan penulis penelitian terdiri dari studi masih pantas diteruskan eksistensinya
literatur, analisis kebutuhan, pengumpulan data, (Tyas, Rahman, & Dewi, 2013). Setelah itu
perancangan sistem, implementasi sistem, dihitung nilai fitness yang
pengujian sistem, analisis hasil dan terakhir merepresentasikan nilai suatu inidividu.

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 458

Semakin besar nilai fitness maka semakin setiap customer


baik individu tersebut. service adalah 4
5. Seleksi hari kerja dan 1
Proses terakhir dalam algoritma genetika hari libur secara
adalah seleksi yaitu memilih individu- berturut-turut.
individe terbaik berdasarkan nilai fitness
yang telah dihasilkan. Metode seleksi ada Tabel 2 Lokasi dan Shift Penjadwalan
metode seleksi elitism, binary tournament
dan roulette wheel selection. Jumlah
Jam
No Custome
Lokasi Shift Penjagaa
. r service
n
3. ATURAN PENJADWALAN Berjaga
05:00 -
Terdapat 5 constraint atau pelanggaran yang Pagi 2
13:00
harus dipenuhi dalam proses evaluasi 12:00 -
implementasi algoritma genetika untuk 1 Pusat Siang 2
20:00
penjadwalan customer service seperti yang Mala 20:00 -
ditunjukkan oleh Tabel 1. Pada sample uji yang 2
m 04:00
digunakan pada penelitian ini digunakan 10 05:00 -
customer service dengan ID A, B, C, E, F, G, H, Pagi 1
Caban 13:00
I, J. Lokasi dan shift dari penjadwalan customer 2
g 12:00 -
service biro perjalanan Kangoroo ditunjukkan Siang 1
20:00
oleh Tabel 2.

Tabel 1 Aturan Penjadwalan


4. PROSES MANUALISASI
No. Kode Constraint Bobot 4.1 Inisialisasi Kromosom
1 P1 Setiap Customer 0.005
service tidak boleh Ukuran populasi atau popsize yang telah
berjaga lebih dari ditentukan dalam proses manualisasi ini adalah 3
satu shift dalam individu. Pada proses manualisasi ini satu
satu hari. kromosom terdiri dari 240 gen yang didapat dari
2 P2 Customer service 0.005 representasi jumlah hari dikalikan dengan
jumlah shift pada kantor pusat yaitu 3 shift
perempuan tidak
boleh memiliki dengan terdapat 2 customer service yang berjaga
shift malam. pada tiap shiftnya, dan jumlah shift pada kantor
cabang yaitu 2 shift dengan masing-masing 1
3 P3 Customer service 0.005
customer service yang berjaga pada setiap
harus memiliki
shiftnya. Kromosom yang terbentuk dibuat
istirahat minimal 8
memanjang ke samping. Nilai gen yang diisikan
jam, yang artinya
pada setiap slot gen pada suatu kromosom adalah
tidak boleh
ID dari customer service. ID customer service
memiliki shift
diperoleh dengan mengacak nilai indeks dari
malam lalu
urutan ID customer service
langsung shift pagi
di hari berikutnya Hari 1 2 3 … 30
Lokasi Pus Cab Pus Cab Pus Cab … Pus Cab
di kantor pusat Shift P P S S M M P S P P S S M M P S P P S S M M P S … P P S S M M P S
maupun cabang.
4 P4 Jumlah jam kerja 0.005 CS A C F J D E B H G A D I D C B F HD A B I J C E … BI A D J H E F

setiap customer Gambar 1 Inisialisai Kromosom


service sama sesuai
Inisialisasi kromosom yang telah terbentuk
dengan jumlah
yaitu sebanyak 3 individu ditunjukkan oleh tabel
pembagian tiap
3, 4 dan 5.
shift yang telah
ditentukan.
5 P5 Aturan hari kerja 0.005

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 459

Tabel 3 Inisialisasi Kromosom Individu 1 random kemudia nilainya saling ditukarkan pada
posisi tersebut. Dalam proses manualisasi ini di
PARENT1 HARI 1 2 3 4 5 6 7
C B C I G B J tentukan parent 3 sebagai induk untuk
PAGI
I A D G E J F melakukan mutasi. Dikarenakan offspring atau
E J C C D D D jumlah anak adalah 2 maka dipilih parent 1
PUSAT SIANG
G C C I F J B
E G A G A I H
sebagai induk kedua, dengan titik tukar titik 20
MALAM dan 42.
I F A B I C D
PAGI J D A F A B C
CABANG
SIANG D A D G A C J P3 I E F D I F E D F I J I D E D I I C B G E E H A I G H C
A C F J E J E D B J B H E C H C D D J A J I A B B H G H

Tabel 4 Inisialisasi Kromosom Individu 2 M1 I E F D I F E D F I J I D E D I I C B C E E H A I G H C


A C F J E J E D B J B H E G H C D D J A J I A B B H G H

PARENT2 HARI 1 2 3 4 5 6 7 Gambar 3 Proses Mutasi


J D G I F H C
PAGI
I D E A I A D
D J J I D D F P1 C I E G E I J D B A J C G F D A C D C C A A A D I G C I
PUSAT SIANG G B F G G E D F A I A A B J D J I C B C J F D B H D C J
H F J G C H G
H B G I H G G M2 C I E G E I J D B A J C G F D A C D C J A A A D I G C I
MALAM G B F G G E D F A I A A B C D J I C B C J F D B H D C J
D J I G J I C
CABANG
PAGI J B I C C G I Gambar 4 Proses Mutasi
SIANG B D H J B B J
4.4. Cek Constraint P1
Tabel 5 Inisialisasi Kromosom Individu 3
Pengecekan dilakukan dengan menghitung
PARENT3 HARI 1 2 3 4 5 6 7 kemunculan setiap kode karyawan persatu hari.
I F I I E E J
PAGI
E I C G J C I
Jika kode customer service muncul lebih dari
F J B H E H A satu kali dalam satu hari maka dinilai sebagai
PUSAT SIANG
D I G C D C B penalti yang bernilai 1.
I D E A B D B
MALAM
F E E C J D H HARI 1 2 3 4
PAGI E D H F B J G LOKASI P C P C P C P C
CABANG SHIFT P P S S M M PC SC P P S S M M PC SC P P S S M M PC SC P P S S M M PC SC
SIANG D I A J H A H PEG C I E G E I J D B A J C G F D A C D C C A A A D I G C I G B F G

HARI 5 6 7
LOKASI P C P C P C
SHIFT P P S S M M PC SC P P S S M M PC SC P P S S M M PC SC
4.2. Crossover PEG G E D F A I A A B J D J I C B C J F D B H D C J

Gambar 5 Cek Constraint P1


Metode crossover yang digunakan dalam
penelitian ini adalah one cut point crossover. Kotak yang berwarna merah menunjukkan
Pada proses manualisasi ini dipilih parent1 dan penalty yang dilakukan oleh suatu kode
parent2 untuk melakukan crossover. Titik customer service. Jadi pelanggaran P1 berjumlah
potong dari one cut point crossover adalah titik 14.
ke 28.
4.5. Cek Constraint P2
P1 C I E G E I J D B A J C G F D A C D C C A A A D I G C I
G B F G G E D F A I A A B J D J I C B C J F D B H D C J Constraint P2 adalah setiap customer
P2 J I D H H D J B D D J F B J B D G E J J G I I H I A I G service perempuan tidak boleh memiliki shift
I G C J F I D C H J C B H A D H G I G B C D F G G C I J malam. Batasan kedua ini dihitung dari jumlah
C1 C I E G E I J D B A J C G F D A C D C C A A A D I G C I shift malam customer service perempuan dalam
I G C J F I D C H J C B H A D H G I G B C D F G G C I J
satu jadwal.
C2 J I D H H D J B D D J F B J B D G E J J G I I H I A I G
G B F G G E D F A I A A B J D J I C B C J F D B H D C J HARI 1 2 3 4
LOKASI P C P C P C P C
Gambar 2 Proses Crossover SHIFT P P S S M M PC SC P P S S M M PC SC P P S S M M PC SC P P S S M M PC SC
PEG C I E G E I J D B A J C G F D A C D C C A A A D I G C I G B F G

4.3. Mutasi HARI


LOKASI P
5
C P
6
C P
7
C
SHIFT P P S S M M PC SC P P S S M M PC SC P P S S M M PC SC
Mutasi merupakan proses pengubahan gen PEG G E D F A I A A B J D J I C B C J F D B H D C J

keturunan secara random. Dalam penjadwalan Gambar 6 Cek Constraint P2


customer service ini digunakan metode mutasi
Kode berwarna biru menunjukkan customer
reciprocal exvhange mutation yaitu dengan
service perempuan yang ada di shift malam.
memilih dua posisi (exchange point /XP)
Jumlah penalti P2 adalah 7.
customer service dalam gen tertentu secara

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 460

4.6. Cek Constraint P3 hari, shift malam lokasi pusat adalah 2 hari, shift
pagi lokasi cabang adalah 0 hari, dan shift siang
Constraint P3 adalah setiap customer
lokasi cabang adalah 0 hari. Sedangkan untuk
service harus memiliki istirahat minimal 8 jam.
customer service perempuan adalah shift pagi
Pengecekan constraint ini dilakukan dengan
lokasi pusat adalah 2 hari, shift siang lokasi pusat
mengecek kode yang berjaga shift pagi pada hari
adalah 2 hari, shift malam lokasi pusat adalah 0
ini baik di lokasi pusat maupun cabang apakah
hari, shift pagi lokasi cabang adalah 1 hari, dan
sama dengan kode yang berjaga di shift malam
shift siang lokasi cabang adalah 1 hari.
hari sebelumnya.
HARI 1 2 3 4 4.8. Cek Constraint P5
LOKASI P C P C P C P C
SHIFT P P S S M M PC SC P P S S M M PC SC P P S S M M PC SC P P S S M M PC SC
PEG C I E G E I J D B A J C G F D A C D C C A A A D I G C I G B F G Constraint P5 adalah aturan hari kerja setiap
HARI 5 6 7 customer service adalah 4 hari kerja dan 1 hari
LOKASI P C P C P C
SHIFT P P S S M M PC SC P P S S M M PC SC P P S S M M PC SC
libur secara berturut-turut. Sehingga telah
PEG G E D F A I A A B J D J I C B C J F D B H D C J
ditentukan hari libur dari setiap karyawan. Jika
Gambar 7 Cek Constraint P3
seharusnya karywan tersebut libur di hari itu dan
Kode berwarna kuning menunjukkan dia ada jadwal berjaga, maka akan dihitung
pelanggaran yang terjadi. Jadi jumlah sebagai penalti.
pelanggaran P3 adalah 2. PEGAWAI
HARI
A B C D E F G H I J
1 0 0 1 1 2 0 1 0 2 1
4.7. Cek Constraint P4 2
3
2
3
1
0
1
3
1
2
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
1
0
4 0 1 1 0 0 1 3 0 2 0
Batasan P4 adalah jumlah jam kerja setiap 5 3 0 0 1 1 1 1 0 1 0
6 0 2 2 1 0 0 0 0 1 2
customer service sama sesuai dengan jumlah 7 0 1 1 2 0 1 0 1 0 2

pembagian tiap shift yang telah ditentukan. Gambar 9 Cek Constraint P5


Jumlah hari kerja dan pembagian shift setiap
karyawan harus sesuai dengan yang telah Terdapat pelanggran yang dilakukan oleh
ditentukan. pegawai B sebanyak 2, pegawai C sebanyak 1,
pegawai E sebanyak 1, pegawai G sebanyak satu
LOKASI
PEGAWAI dan pegawai I sebanyak 1 sehingga jumlah
SHIFT A B C D E
P 0 0 0 0 0
pelanggaran constraint P7 adalah 6.
JUMLAH PUSAT S 0 0 0 0 0
TIAP M 0 0 0 0 0 4.9. Perhitungan Fitness
SHIFT P 0 0 0 0 0
CABANG
S 0 0 0 0 0
P 1 1 1 1 1
Nilai kebugaran atau fitness dalam algoritma
PENGEC
EKAN
PUSAT S 1 1 1 1 1 genetika menunjukkan seberapa optimal hasil
M 1 1 1 1 1 individu yang dihasilkan. Semakin besar fitness
KESESUA
P 0 0 0 0 0
IAN CABANG semakin baik hasil yang terbentuk. Perhitungan
S 0 0 0 0 0
P4 5 3 4 5 3 nilai fitness pada penelitian ini menggunakan
PEGAWAI persamaan
LOKASI 1
SHIFT F G H I J
P 0 0 0 0 0
𝑓𝑖𝑡𝑛𝑒𝑠𝑠 = 1+𝑝𝑒𝑛𝑎𝑙𝑡𝑖 (1)
JUMLAH PUSAT S 0 0 0 0 0
TIAP M 0 0 0 0 0
𝑓𝑖𝑡𝑛𝑒𝑠𝑠 =
SHIFT P 0 0 0 0 0 1
CABANG
S 0 0 0 0 0 1+(0.005∑𝑃1+0.005∑𝑃2+0.005∑𝑃3+0.005∑𝑃4+0.005∑𝑃5)
P 1 1 1 1 1
PENGEC 1
PUSAT S 1 1 1 1 1 =
EKAN
M 0 0 0 0 0 1 + ((0.005 ∗ 14) + (0.005 ∗ 7) + (0.005 ∗ 2) + (0.005 ∗ 36) + (0.005 ∗ 6))
KESESUA
P 1 1 1 1 1 1
IAN CABANG
S 1 1 1 1 1 = 1.325
P4 4 3 5 4 0
Gambar 8 Cek Constraint P4 = 0.7547

Pelanggaran P4 berjumlah 36 dikarenakan 4.10. Seleksi


terdapat 36 pelanggaran yang terjadi pada setiap
shift di setiap customer service. Adapun jumlah Metode seleksi yang digunakan dalam
pembagian kerja pada proses manualisasi ini penelitian ini adalah elitism selection. Elitism
untuk karyawan laki-laki shift pagi lokasi pusat selection yaitu mengumpulkan seluruh parent
adalah 2 hari, shift siang lokasi pusat adalah 2 dan offspring hasil crossover dan mutasi
menjadi satu, lalu dari seluruhnya dipilih yang

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 461

bernilai fitness paling besar sesuai jumlah 1200


populasi yang ditentukan. 1000

Waktu (detik)
800
Tabel 6 Nilai Fitness yang Dihasilkan
600
Individu Fitness 400
P1 0.7634 200
P2 0.7605 0

110
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100

120
130
P3 0.7547
C1 0.7519 Ukuran Populasi
C2 0.7435 Gambar 11 Rata-rata Waktu Pengujian Berdasarkan
M1 0.7576 Ukuran Populasi
M2 0.7605
Dari Gambar 10 dan 11 dapat dilihat bahwa
Setelah melewati proses sebanyak 2 generasi ukuran populasi dengan hasil nilai fitness paling
hasil seleksi diperlihatkan pada tabel 7. optimal dengan rata-rata sebesar 0.580235367
dengan ukuran populasi 110. Setelah ukuran
Tabel 7 Hasil Seleksi populasi 110 saat pengujian dilanjutkan, terjadi
penurunan nilai fitness dan nilai fitness yang
Individu Awal Fitness dihasilkan selanjutnya bertambah tetapi tidak
P1 P1 0.7634 secara signifikan. Pada umumnya, semakin
P2 P2 0.7605 tinggi ukuran populasi maka berpengauh
P3 M2 0.7605 terhadap rata-rata nilai fitness yang didapatkan
namun semakin tinggi ukuran populasi juga
berpengaruh pada waktu pemrosesan algoritma
5. PENGUJIAN DAN HASIL genetika yang semakin lama (Suprayogi, dkk,
2015). Namun pada kasus ini, semakin besar
5.1. Pengujian Berdasarkan Ukuran nilai ukuran populasi belum tentu akan
Populasi menghasilkan nilai fitness yang lebih optimal.
Hal tersebut dikarenakan inisialisasi awal
Pengujian implementasi algoritma genetika
kromosom pada algoritma genetika dilakukan
untuk penjadwalan customer service
secara acak.
berdasarkan ukuran populasi bertujuan untuk
mengetahui nilai fitness yang paling optimal 5.2. Pengujian Berdasarkan Ukuran
yang dapat dilakukan oleh sistem. Pengujian Generasi
ukuran populasi dilakukan dengan membuat
ukuran populasi kelipatan 10 dari ukutran Pengujian berdasarkan ukuran generasi
populasi 10 hingga 130. Pengujian berdasarkan dilakukan untuk mengetahui nilai ukuran
ukuran populasi dilakukan pada ukuran generasi generasi yang akan menghasilkan nilai fitness
10, crossover rate 0.5 dan mutation rate 0.5. paling optimal. Parameter yang digunakan yaitu
Masing-masing ukuran populasi diuji sebanyak ukuran populasi hasil dari pengujian berdasarkan
5 kali. ukuran populasi yang telah dilakukan
sebelumnya yaitu sebesar 110 dengan crossover
0,59 rate 0.5 dan mutation rate 0.5. Ukuran generasi
pada pengujian berdasarkan ukuran generasi 10
0,58
Nilai Fitness

hingga 130 dengan kelipatan 10. Masing-masing


0,57 dari ukuran generasi tersebut dilakukan
0,56 pengujian sebanyak 5 kali.
0,55
0,54
10 30 50 70 90 110 130
Ukuran Populasi

Gambar 10 Rata-rata Nilai Fitness Pengujian


Berdasarkan Ukuran Populasi

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 462

0,7 0.4:0.6, 0.3:0.7, 0.2:0.8, dan 0.1:0.9. Masing-


Nilai Fitness masing dari perbandingan crossover rate dan
0,65 mutation rate tersebut dilakukan pengujian
sebanyak 5 kali.
0,6

0,55 0,8

nilai fitness
0,5 0,6
10 30 50 70 90 110 130 0,4
Ukuran Generasi 0,2
0
Gambar 12 Rata-rata Nilai Fitness Pengujian
Berdasarkan Ukuran Generasi
Crossover Rate : Mutation Rate
20000
Waktu (detik)

15000 Gambar 14 Rata-rata Nilai Fitness Pengujian


Berdasarkan Perbandingan Crossover Rate dan
10000 Mutation Rate
5000
60000
0
Waktu (detik) 50000
10 30 50 70 90 110 130 40000
Ukuran Generasi 30000
20000
10000
Gambar 13 Rata-rata Waktu Pengujian Berdasarkan 0
Ukuran Generasi

Ukuran generasi 110 menghasilkan nilai


Crossover Rate : Mutation Rate
fitness paling baik yaitu 0.6704. Nilai fitness
yang dihasilkan dari pengujian ini mengalami
Gambar 15 Rata-rata Waktu Pengujian Berdasarkan
kenaikan seiring dengan bertambahnya ukuran Perbandingan Crossover Rate dan Mutation Rate
generasi. Dari hasil pengujian berdasarkan
ukuran generasi ini dapat disimpulkan jika Rata-rata nilai fitness terbesar yang dapat
jumlah generasi terlalu sedikit maka area dihasilkan implementasi penjadwalan customer
pencarian algoritma semakin sempit sehingga service dengan menggunakan algoritma genetika
solusinya kurang optimal. Sebaliknya jika sebesar 0.695049 dengan perbandingan
semakin banyak generasi maka semakin besar crossover rate dan mutation rate sebesar
waktu komputasinya dan belum tentu 0.7:0.3. Hasil dari pengujian ini menunjukkan
menghasilkan solusi yang lebih optimal bahwa semakin besar nilai crossover rate
(Mahmudy, 2013). dibandingkan dengan mutation rate maka nilai
fitness akan semakin besar. Sebaliknya jika
5.3. Pengujian Berdasarkan Perbandingan perbandingan mutation rate lebih besar
Crossover rate dan Mutation Rate dibandingkan crossover rate maka nilai fitness
Pengujian berdasarkan perbandingan akan semakin kecil. Hal tersebut dikarenakan
Crossover Rate dan Mutation Rate dilakukan proses crossover menghasilkan anak yang lebih
untuk mengetahui nilai perbandingan antara bervariasi dari induk sehingga memungkinkan
crossover rate dengan mutation rate yang akan hasil yang lebih baik. Selain itu, penggunaan
menghasilkan nilai fitness paling optimal. metode reciprocal exchange mutation
Parameter yang digunakan yaitu ukuran populasi menghasilkan anak yang hampir mirip dengan
dan ukuran generasi dengan hasil yang paling induk sehingga nilai fitness yang dihasilkan
optimal dari pengujian yang telah dilakukan cenderung tidak berubah secara signifikan
sebelumnya yaitu ukuran populasi sebesar 110 begitupun anak yang dihasilkan akan hampir
dan ukuran generasi sebesar 110. Perbandingan sama dengan induknya. Tetapi pada pengujian
crossover rate dan mutation rate pada pengujian ini, crossover rate yang terlalu besar juga belum
ini yaitu 0.1:0.9, 0.2:0.8, 0.7:0.3, 0.6:0.4, 0.5:0.5, tentu menghasilkan nilai fitness yang bertambah

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 463

secara signifikan. 50000


Hasil pengujian terbaik didapatkan pada

Waktu (detik)
40000
ukuran populasi 110, ukuran generasi 110 dan
30000
perbandingan crossover rate dan mutation rate
0.7:0.3. Nilai fitness terbaik sebesar 0.70922 20000
dengan masih terdapat pinalti yang dilanggar. 10000
Pelanggaran pinalti 1 sebesar 29, pelanggaran 0
pinalti 2 sebesar 6, pelanggaran pinalti 3 sebesar 1 2 3 4 5
4, pelanggaran pinalti 4 sebesar 28 dan Percobaan ke-
pelanggaran pinalti 5 sebesar 15.
Gambar 17 Grafik Waktu Pengujian Perbaikan
5.4. Pengujian Perbaikan Bobot Bobot
Dikarenakan hasil yang belum optimal
5.5. Pengujian Pengaruh Konvergensi
pada pengujian sebelumnya, maka peneliti
memutuskan untuk melakukan optimasi. Pengujian pengaruh konvergensi dilakukan
Optimasi yang dilakukan oleh peneliti secara pada perubahan bobot dengan parameter tebaik
manual dengan cara mengubah nilai bobot yaitu ukuran populasi 110, ukuran generasi 110
fitness pada pelanggaran yang terjadi. Bobot dan perbandingan crossover rate dan mutation
pelanggaran ke 3 dan ke 4 diubah menjadi 0.001 rate 0.7:0.3. Titik ukuran generasi yang
yang sebelumnya bernilai 0.005. Sedangkan dianggap sebagai dimulainya titik konvergen
untuk bobot pinalti 1, 2, dan 5 tetap dibiarkan adala 70% dari 110 yaitu titik 77. Sehingga pada
0.005. generasi ke 77 dan setelahnya akan diberlakukan
Pada pengujian perbaikan bobot ini konvergensi saat selisih nilai fitness kurang dari
parameter yang digunakan adalah hasil dari 0.0055 atau sama dengan nilai fitness
pengujian yang telah dilakukan sebelumnya sebelumnya. Dari pengujian yang telah
yaitu ukuran populasi 110, ukuran generasi 110 dilakukan didapatkan pada saat generasi ke 77
dan perbandingan crossover rate dan mutation algorima genetika untuk penjadwalan customer
rate sebesar 0.7:0.3. pengujian dilakukan service telah mengalami konvergensi dengan
sebanyak 5 kali dengan parameter yang sama. nilai fitness yang sama seperti generasi
Hasil pengujian terbaik didapatkan pada sebelumnya yaitu sebesar 0.7874015748 dengan
ukuran populasi 110, ukuran generasi 110 dan pelanggaran pinalti 1 sebesar 29, pinalti 2
perbandingan crossover rate dan mutation rate sebesar 5, pinalti 3 sebesar 14, pinalti 4 sebesar
0.7:0.3. Nilai fitness terbaik sebesar 40 dan pinalti 5 sebesar 12..
0.822368421 dengan masih terdapat pinalti yang
dilanggar. Pelanggaran pinalti 1 sebesar 28, 5.6 Pengujian Waktu
pelanggaran pinalti 2 sebesar 0, pelanggaran Kita anggap bahwa 3 hari pembuatan
pinalti 13 sebesar 4, pelanggaran pinalti 4 jadwal hanya dilakukan pada jam kerja
sebesar 38 dan pelanggaran pinalti 5 sebesar 5.
karyawan yaitu dari pukul 08.00 hingga pukul
17.00 yaitu 9 jam dikalikan 3 hari menjadi 97200
0,83 detik, akan dihitung presentase waktu program
0,82 untuk membuat jadwal dibandingkan
Nilai Fitness

0,81 denganmanual. Rumus pengujian waktu sebagai


0,8 berikut:
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢𝑠𝑖𝑠𝑡𝑒𝑚
0,79 𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 = 100× (2)
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢𝑚𝑎𝑛𝑢𝑎𝑙
0,78
1 2 3 4 5
Untuk hasil pengujian tanpa perbaikan
Percobaan ke- bobot diambil nilai rata-rata waktu dengan nilai
fitness yang menghasilkan rata-rata nilai fitness
Gambar 16 Grafik Nilai Fitness Pengujian Perbaikan terbaik yaitu 30532.4 detik. Sehingga
Bobot perhitungan presentase waktu menghasilkan
sebagai berikut:
30532.4
𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 = 100 𝑥
97200

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 464

𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 = 31.41 % pembuatan jadwal secara manual dengan


Sedangkan untuk presentase waktu yang menggunakan Microsoft Excel dapat memakan
dibutuhkan program dengan dilakukannya waktu hingga 3 hari selama jam kerja. Program
perbaikan bobot memiliki rata-rata waktu untuk penjadwalan customer service dengan
sebesar 28826.6 detik. Sehingga perhitungan penerapan algoritma genetika hanya memakan
presentase waktu penjadwalan menghasilkan waktu 30% saja dibandingkan dengan cara
hasil sebagai berikut: manual dengan Microsoft Excel.
28826.6 Pada penelitian berikutnya dapat digunakan
𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 = 100 𝑥 metode mutasi lain seperti insertion exchange
97200
mutation dan penggunaan metode seleksi
𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 = 29.66 %
lainnya seperti binary tournament selection dan
Dapat disimpulkan bahwa implementasi roulette wheel selection untuk menghasilkan
algoritma genetika untuk penjadwalan customr hasil yang lebih optimal. Optimasi pada
service menghabiskan waktu yang lebih sedikit pengecekan pinalti baiknya dilakukan untuk
daripada yang dibutuhkan untuk pembuatan mengurangi lama waktu yang dibutuhkan
jadwal secara manual. Program hanya program. Lalu, pemfokusan untuk konvergensi
membutuhkan 30% waktu yang dibutuhkan dalam algoritma genetika juga perlu dilakukan
untuk pembuatan jadwal dibandingkan dengan agar penjadwalan menjadi lebih baik.
cara manual sehingga lebih efisien dalam waktu.

DAFTAR PUSTAKA
6. PENUTUP Baker, K.R., 1974. Introduction to Scheduling
Implementasi dari program penjadwalan and Sequencing. New York: Wiley. Tersedia
customer service telah sesuai dengan di: Google Books
manualisasi yang telah dilakukan sebelumnya <http://booksgoogle.com> [Diakses 24
seluruhnya bernilai sama persis. Agustus 2016]
Dari pengujian yang telah dilakukan, Coley, David A., 1999. An Introduction to
didapatkan ukuran populasi 110, ukuran Genetic Algorithms for Scientists and
generasi 110 dan perbandingan crossover rate Engineers. Singapura: World Publishing.
dan mutation rate 0.7:0.3 menghasilkan nilai Tersedia di: Google Books
fitness yang terbaik yaitu mempunyai rata-rata <http://booksgoogle.com> [Diakses 4
sebesar 0.70922 dikarenakan nilai fitness yang September 2016]
masih belum terlalu optimal maka peneliti
melakukan modifikasi pada nilai bobot Mahmudy, WF, Marian, RM & Luong, LHS
constraint ketiga dan keempat yang sebelumnya 2012b, 'Solving part type selection and
bernilai 0.005 diubah menjadi 0.001 sedangkan loading problem in flexible manufacturing
yang lain tetap bernilai sama. Dari pengujian system using real coded genetic algorithms
perbaikan bobot tersebut dihasilkan nilai fitness – Part II: optimization', International
terbaik sebesar 0.822368421. terjadi kenaikan Conference on Control, Automation and
nilai fitness mencapai 0.1 hal tersebut dapat Robotics, Singapore, 12-14 September,
terjadi karena pelanggaran yang terjadi pada World Academy of Science, Engineering
constraint yang lebih utama sebenarnya sudah and Technology, pp. 706-710.
sedikit tetapi dikarenakan nilai bobot setiap Mahmudy, W. F., 2013. Algoritma Evolusi.
constraint sama, nilai fitness akan menjadi lebih Malang: Program teknologi dan Ilmu
kecil. Lalu memungkinkan constraint yang Komputer (PTIIK) Universitas Brawijaya.
seharusnya tidak dilanggar, menjadi dilanggar
kembali pada proses berikutnya. Mahmudy, W. F., 2015. Dasar-Dasar
Pada implementasi algoritma genetika untuk ALgoritma Evolusi (Modul Kuliah Semester
penjadwalan customer service, untuk Ganjil 2015-1016). Malang: Program
menghasilkan jadwal yang baik maka diperlukan Teknologi dan Ilmu Komputer (PTIIK)
waktu yang cukup lama. Waktu yang dibutuhkan Universitas Brawijaya.
program untuk memproses satu penjadwalan Mahmudy, WF, Marian, RM & Luong, LHS
dapat mencapai 12 jam tergantung dengan 2013b, 'Real coded genetic algorithms for
kondisi laptop atau komputer. Sedangkan proses solving flexible job-shop scheduling

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 465

problem – Part II: optimization', Advanced


Materials Research, vol. 701, pp. 364-369.
Mahmudy, WF, Marian, RM & Luong, LHS
2013e, 'Optimization of part type selection
and loading problem with alternative
production plans in flexible manufacturing
system using hybrid genetic algorithms –
Part 2: genetic operators & results', 5th
International Conference on Knowledge and
Smart Technology (KST), Chonburi,
Thailand, 31 Jan - 1 Feb, pp. 81-85.
Suprayogi, DA & Mahmudy, WF, 2015.
“Penerapan Algoritma Genetika Travelling
Salesman Problem with Time Window.
Studi Kasus Rute Antar Jemput Laundry”,
Jurnal Buana Informatika, vol. 6, no. 2, pp.
121-130.
Tyas, R. A., Rahman, M. A., & Dewi, C. 2013.
Impelementasi Algoritma Genetika Untuk
Optimasi 0/1 Multi-Dimensional Knapsack
Problem Dalam penentuan Menu Makanan
Sehat. DORO Repository Jurnal
Mahasiswa PTIIK Universitas Brawijaya,
vol. 1, no. 4.
Vollman, T.E., William, L.B.,., dan D. Clay, W.,
1998. Manufacturing Planning and Control
Systems. New York: The McGraw-Hill
Company. Tersedia di: Google Books
<http://booksgoogle.com> [Diakses 23
Agustus 2016]
Yunarto, H.I., 2006. BCI: In Sales and
Distribution. Jakarta: Elex Media
Komputindo. Tersedia di: Google Books
<http://booksgoogle.com> [Diakses 25
Agustus 2016]

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

Anda mungkin juga menyukai