Anda di halaman 1dari 6

Perspektif Global Tidak ada perusahaan, domestik maupun internasional, besar maupun kecil, dapat

melakukan bisnis tanpa mempertimbangkan pengaruh lingkungan politik di mana perusahaan tersebut
beroperasi. Pemerintah tuan rumah maupun negara asal adalah partner yang integral. Pemerintah akan
bereaksi atas permasalahan yang muncul dalam pemasaran internasional. Hukum internasional
mengakui hak kedaulatan sebuah bangsa untuk memberikan atau tidak izin untuk melakukan bisnis
dalam batas-batas politknya, dan mengendalikan di mana warga negaranya melakukan bisnis. Negara
berdaulat merdeka dan bebas dari semua kendali eksternal, 1. Mempunyai kesetaraan yang legal yang
utuh terhadap Negara-negara lain. 2. Memerintah teritorialnya sendiri. 3. Memilih system politik,
ekonominya, dan sosialnya sendiri. 4. Mempunyai kekuasaan untuk mengadakan perjanjian dengan
Negara lain. Kedaulatan Bangsa-Bangsa Dalam konteks hukum internasional, sebuah negara berdaulat
merdeka dan bebas dari semua kendali eksternal; mempunyai kesetaraan legal yang utuh terhadap
negara-negara lain; memerintah teritorinya sendiri; memilih sistem politik, sosial, ekonominya sendiri;
dan mempunyai kekuasaan untuk mengadakan perjanjian dengan negara-negara lain. Kedaulatan
berkaitan dengan kekuatan yang dimiliki sebuah negara dalam hubungannya dengan negara lain dan
kekuasaan tertinggi yang dimiliki atas warganya sendiri. Sebuah negara menetapkan persyaratan untuk
kewarganegaraan, menentukan batasan-batasan geografis, dan mengendalikan perdagangan dan
pergerakan orang dan barang melintasi perbatasan-perbatasannya. Stabilitas Kebijakan Pemerintah
Iklim politik yang ideal untuk sebuah perusahaan multinasional adalah pemerintah yang stabil dan
ramah. Karena bisnis-bisnis asing dinilai berdasarkan standar yang bervariasi seperti halnya bangsa-
bangsa, stabilitas, dan keramahan pemerintahan dalam setiap negara harus dinilai sebagai suatu praktik
bisnis yang berkelanjutan. Jika terdapat potensi keuntungan dan jika diizinkan untuk beroperasi dalam
sebuah negara, perusahaan-perusahaan multinasional dapat berfungsi di bawah pemerintahan jenis
apapun selama terdapat stabilitas dan kemampuan untuk diprediksi dalam jangka panjang. Terdapat
lima penyebab politis dari instabilitas dalam pasar internasional: 1. Beberapa bentuk pemerintahan
tampak bersifat tidak stabil. 2. Perubahan-perubahan dalam partai politik selama pemilihan umum
mungkin mempunyai pengaruh besar pada kondisi perdagangan. 3. Nasionalisme. 4. Rasa permusuhan
yang ditujukan terhadap negara-negara tertentu. 5. Perselisihhan perdagangan itu sendiri. Bentuk-
Bentuk Pemerintahan *Afghanistan Republik islam *Belarusia Republik, meskipun faktanya sebuah
pemerintahan diktator *Bosnia dan Herzegovina Republik demokrasi federal yang sedang muncul
*Myanmar Junta militer *Kanada Konfederasi dengan demokrasi parlementer *Cina Negara komunis
*Republik Demokrasi Kongo Pemerintahan diktator, agaknya sedang menjalani transisi ke pemerintahan
yang representatif *Kuba Negara komunis *Iran Republik terokratis *Libya Jamahiriya secara teori,
diperintah oleh populasi melalui dewan lokal; secara fakta sebuah pemerintahan diktator militer *Korea
Utara Nagara komunis *Arab Saudi Monarki *Somalia Tidak ada pemerintah nasional permanen,
pemerintahan federal parlementer transisi *Sudan Rezim otoriter-junta militer yang berkuasa *Inggris
Monarki konstitusional *Amerika Serikat Republik federal konstitusional *Uzbekistan Republik,
kekuasaan presidensial otoriter, dengan sedikit kekuasaan di luar cabang eksekutif *Vietnam Negara
komunis Partai-Partai Politik Seorang pemasar yang cerdik harus memahami semua aspek dari medan
politik agar selalu mengetahui dengan baik informasi mengenai lingkungan politik. Pergantian yang tidak
dapat diprediksi dan drastis dalam kebijakan pemerintah akan menghalangi investasi, apapun yang
menyebabkan pergantian tersebut. Jadi, suatu penilaian dari filosofi dan sikap politik dalam sebuah
negara adalah penting untuk mengukur stabilitas dan daya tarik sebuah pemerintahan dalam
hubungannya dengan potensi pasar. Nasionalisme Nasionalisme merupakan perasaan yang intens akan
harga diri dan kesatuan nasional, suatu kesadaran dari penduduk sebuah bangsa akan harga diri
terhadap negara mereka. Nasionalisme ekonomi mempunyai tujuan utama, yaitu melindungi otonom
ekonomi nasional di mana penduduknya mengidentifikasikan kepentingannya dengan perlindungan
kedaulatan negara di mana mereka tinggal. Ketakutan dan/atau Kebencian yang Terarah Merupakan hal
yang penting bagi para pemasar agar tidak mencampurkan nasionalisme, di mana kebencian diarahkan
secara umum terhadap semua negara-negara asing, dengan ketakutan atau kebencian yang luas terarah
pada negara tertentu. Penting untuk disadari bahwa tidak ada bangsa-bangsa, betapapun kuatnya, yang
aan menoleransi penetrasi oleh sebuah perusahaan asing ke dalam pasar dan ekonominya, jika hal
tersebut dirasa sebagai ancaman sosial, kultural, ekonomi, atau politis terhadap kesejahteraanya.
Resiko-Resiko Politis dari Bisnis Global Isu-isu kedaulatan, filosofi politik yang berbeda, dan nasionalisme
terwujud dalam sebuah besar tindakan-tindakan pemerintah yang meningkatkan bisnis global. Resiko
dapat berbentuk penyitaan, yang paling kasar, sampai pada banyak aturan dan regulasi pemerintah yang
lebih lunak tetapi tetap signifikan, seperti pengendalian perdagangan, pembatasan impor, dan
pengendalian harga yang secara langsung mempengaruhi kinerja aktivitas bisnis. Dari semua resiko
politik, yang paling merugikan adalah tindakan-tindakan yang mengakibatkan pemindahan ekuiti dari
perusahaan kepada pemerintah, dengan atau tanpa kompensasi yang memadai. 1. Penyitaan,
Pengambilalihan, dan Domestikasi Resiko politik yang paling berat adalah penyitaan, yaitu perampasan
aset-aset perusahaan tanpa pembayaran. Resiko kedua adalah pengambilalihan, pemerintah mengambil
sebuah investasi tetapi memberi pembayaran ganti rugi untuk aset-aset tersebut. Resiko jenis ketiga
adalah domestikasi, hal ini terjadi ketika negara tuan rumah secara perlahan mengalihkan investasi asing
kepada kendali dan kepemilikan nasional, melalui serangkaian surat keputusan pemerintah dengan
memerintahkan kepemilikan lokal, dan keterlibatan nasional yang lebih besar dalam manajemen sebuah
perusahaan. Tujuan utamanya adalah untuk memaksa investor-investor asing membagi lebih banyak
kepemilikan, manajemen, dan keuntungan dengan warga negara asli dibandingkan sebelum
dilakukannya domestikasi. 2. Resiko Ekonomi Perusahaan-perusahaan internasional selalu dihadapkan
pada berbagai resiko ekonomi yang dapat terjadi tanpa adanya peringatan yang berarti. a. Pengendalian
nilai tukar Pengendalian nilai tukar disebabkan oleh kekurangan dalam pertukaran devisa yang dilakukan
oleh sebuah negara. Ketika sebuah negara menghadapi kekurangan dalam pertukaran devisa, dan/atau
sejumlah besar modal meninggalkan negara tersebut, kendali dapat diterapkan atas semua pergerakan
modal, atau secara selektif terhadap perusahaan-perusahaan yang paling rentan secara politik untuk
menjaga persediaan devisa untuk digunakan pada hal-hal paling penting. b. Hukum kandungan lokal
Sebagai tambahan atas pembatasan impor terhadap barang-barang penting dalam upaya memaksa
pembelian lokal, berbagai negara sering kali mengharuskan sebagian dari semua produk yang dijual
dalam negara tersebut untuk memiliki kandungan lokal, yaitu untuk memasukkan kandungan bagian-
bagian yang dibuat di dalam negeri. c. Pembatasan impor Pembahasan selektif pada impor bahan
mentah, mesin, dan suku cadang adalah strategi yang paling umum untuk memaksa industri asing
membeli lebih banyak barang dalam negeri, dan dengan demikian menciptakan pasar bagi industri lokal.
d. Pengendalian pajak Bagi negara-negara terbelakang dengan ekonomi yang secara konstan terancam
karena kekurangan dana, pemajakan yang keterlaluan atas investasi asing yang berhasil sangat menarik
bagi sejumlah pejabat pemerintah sebagai cara yang mudah dan cepat untuk mendapatkan dana
operasional. e. Pengendalian harga Produk penting yang menimbulkan minat publik yang besar, sering
kali berpengaruh pada pengendalian harga. f. Permasalahan pekerja Di Perancis, keyakian pada
pekerjaan penuh waktuhampir seimbang dengan semangat religius; pemecatan dalam jumlah
berapapun, terutama oleh perusahaan asing, dianggap sebagai krisis nasional. 3. Sanksi Politis Satu atau
sekelompok negara dapat memboikot negara lain, dengan begitu menghentikan semua perdagangan
antara negara-negara tersebut, atau dapat mengeluarkan sanksi terhadap perdagangan produk-produk
tertentu. Sejarah menunjukkan bahwa pemberian sanksi hampir selalu tidak berhasil dalam mencapai
tujuan yang tidak diinginkan, terlebih lagi jika negara-negra pedagang besar lainnya mengabaikan sanksi
tersebut. 4. Aktivis Politis dan Sosial, dan Organisasi Nonpemerintah Meskipun biasanya tidak ada sanksi
secara resmi yang diberikan pemerintah, dampak dari para aktivis politis dan sosial (APS) juga dapat
menghambat laju perdagangan normal. Satu dari aksi APS yang paling efektif dan paling terkemuka
adalah kasus minyak kelapa sawit Indonesia di Negara barat. Para aktivis lingkungan menuntut para
perusahaan yang dalam proses produksinya menggunakan bahan minyak kelapa sawit untuk tidak
menggunakan minyak kelapa sawit Indonesia. Hal ini disebabkan adanya informasi bahwa untuk
membuka perkebunan kelapa sawit di Indonesia, para pengusaha membuka lahan dengan menebang
hutan secara brutal, sehingga tingkat deforestasi di Indonesia sangat tinggi dan lingkungan hutan di
Indonesia pun menjadi rusak. Aksi mereka mengakibatkan nilai ekspor minyak kelapa sawit Indonesia
menjadi turun drastis. Berikut contoh organisasi nonpemerintah yang cukup dikenal di berbagai Negara:
• Greenpaeces • Consumers international • Palang merah • Bulan sabit merah • Amnesty internasional
• Unicef • Oxam • Habitat for unity 5. Kekerasan dan Terorisme Meskipun kekerasan tidak diprakarsai
oleh pemerintah, tetapi kekerasan merupakan salah satu resiko yang yang perlu dipertimbangkan untuk
perusahaan multinasional dalam menilai kerentanan politis aktivitas-aktivitas mereka. Contoh aktivitas
kekerasan: • Ancaman kekerasan terhadap perusahaan melalui surat kaleng maupun telepon gelap. •
Penculikan terhadap para eksekutif perusahaan multinasional. Sedangkan terorisme sendiri mempunyai
tujuan yang berbeda. Perusahaan-perusahaan multinasional dijadikan sasaran untuk mempermalukan
sebuah pemerintahan dan hubungannya dengan berbagai perusahaan. Salah satu kasus yang terjadi di
Indonesia adalah aksi teroris di hotel Ritz Carthlon Jakarta, salah satu hotel yang mempunyai jaringan di
berbagai Negara di dunia. Dalam aksi ini pula menewaskan salah satu dewan komisaris perusahaan
semen internasional, Holcim. 6. Kejahatan di Internet Meskipun masih dalam masa pertumbuhan,
internet adalah sarana untuk melakukan serangan teroris dan kejahatan bagi musuh asing dan domestik
yang ingin menimbulkan kerusakan pada sebuah perusahaan dengan kemungkinan kecil untuk
tertangkap. Salah satu kesulitan melacak kejahatan di internet adalah sulit menentukan apakah suatu
serangan internet merupakan ulah dari Negara yang jahat, teroris, atau hacker sebagai lelucon. Dikala
suatu virus telah dilancarkan maka setiap gelombang virus mempunyai kemampuan yang semakin
merusak dan menyebar dengan sangat cepat, sehingga kerusakan yang parah terjadi sebelum dapat
dihentikan. Selain ancaman virus, kejahatan lain adalah penipuan melalui jaringan internet. Ini akan
dapat pula menjatuhkan citra perusahaan. Misalnya, konsumen melakukan pembelian melalui internet,
namun ia tidak tahu bahwa website dimana ia memesan barang bukanlah website resmi (official site)
dari perusahaan itu. Dan ia pun tertipu, ia tidak mendapat barang sesuai pesanan, terutama kualitas dari
barang tersebut. Sehingga, perusahaan resmi akan mendapat komplain atas hal tersebut, karenanya
kepercayaan masyarakat akan dapat menurun karenanya. Menilai Kerentanan Politis Setidaknya banyak
alasan bagi kerentanan politis sebuah perusahaan sama dengan banyaknya filosofi politis, variasi
ekonomi, dan perbedaan kultural. Beberapa perusahaan tampaknya lebih rentan secara politis
dibandingkan lainnya, sehingga mereka menerima perhatian khusus dari pemerintah. Sayangnya,
seorang pemasar tidak mempunyai panduan mutlak yang harus diikuti untuk menentukan apakah
sebuah perusahaan dan produknya akan menjadi subjek perhatian politis. Negara-negara yang mencari
investasi dalam industri prioritas tinggi mungkin akan membebaskan perusahaan dari pajak, bea, kuota,
pengendalian devisa, dan rintangan investasi lainnya. Contoh kasus yang berkaitan dengan hal ini adalah
usaha bersama Continental Can Company untuk membuat kaleng bagi pasar Cina menghadapi rentetan
pembatasan ketika ekonomi Cina melemah. Cina menetapkan bahwa minuman kaleng adalah
pemborosan, dan harus dilarang dari semua pesta dan perjamuan Negara. Tarif pajak alumunium dan
material lainnya, yang diimpor untuk memproduksi kaleng, berlipat ganda, dan diterapkan pajak baru
pada konsumsi minuman kaleng. Untuk Continental Can, sebuah investasi yang berpotensi
menguntungkan, dibuat tidak lagi menguntungkan oleh perubahan sikap pemerintah Cina setelah
beberapa tahun. Produk dan Isu yang Sensitif secara Politis Meskipn tidak ada panduan khusus untuk
menentukan kerentanan sebuah produk pada tingkat apapun, terdapat sejumlah generalisasi yang
membantu mengidentifikasi kecenderungan produk untuk menjadi sensitif secara politis. Produk-produk
yang dianggap berpengaruh pada lingkungan, nilai tukar mata uang, keamanan nasional dan ekonomi,
kesejahteraan rakyat, dan yang menyolok secara public atau menjadi subjek perdebatan public,
semuanya lebih berkemungkinan untuk menjadi sensitif secara politis. Kesehatan sering kali menjadi
subjek perdebatan publik, dan produk-produk yang mempengaruhi atau dipengaruhi isu kesehatan
mungkin sensitive terhadap perhatian politis. Kasus yang masih hangat adalah ditariknya Indomie oleh
pemerintah Taiwan dari pasaran di Taiwan, karena ditengarai mengandung bahan pengawet yang
dilarang di Taiwan. Bahan ini terdapat pada saus dan kecap dari Indomie Goreng. Untuk tetap
mempertahankan pasar di Negara lain, pihak Indofood, sebagai produsen Indomie, melakukan
konfirmasi pada beberapa Negara untuk menyatakan bahwa produk mereka aman dikonsumsi. Dan,
akhirnya otoritas pemerintah Indonesia, Malaysia, dan Singapura menyatakan bahwa Indomie aman
untuk dikonsumsi. Dan bahkan pemerintah Indonesia mengajukan klarifikasi kepada pemerintah Taiwan
mengenai penarikan produk Indomie tersebut. Meramalkan Resiko Politis Penilaian resiko politis adalah
usaha meramalkan instabilitas politik untuk membantu manajemen untuk mengidentifikasi dan
mengevaluasi kejadian-kejadian politis, dan potensi pengaruh mereka pada keputusan-keputusan bisnis
internasional sekarang dan di masa depan. Penilaian resiko digunakan untuk memperkirakan tingkat
resiko yang akan dipikul perusahaan pada saat melakukan investasi, dan untuk membantu menentukan
jumlah resiko yang siap diterima oleh perusahaan tersebut. Pada masa perpindahan era orde baru ke
reformasi di Indonesia, terjadi ketidakstabilan keadaan politik yang berimbas pada ketidakstabilan
keamanan. Banyak perusahaan yang bangkrut karena terjadi huru-hara di berbagai daerah. Para
investor memindahkan investasinya dari Indonesia ke Negara lain yang mereka ramalkan lebih stabil
keadaan politisnya. Ini bukti bahwa lingkungan politik sangat memengaruhi sektor pemasaran
internasional. Memperkecil Kerentanan Politis Meskipun perusahaan tidak dapat secara langsung
mengendalikan atau mengubah lingkungan politik di Negara tempat perusahaan tersebut beroperasi,
usaha bisnis tertentu bisa mengambil tindakan untuk mengurangi derajat kerentanan terhadap resiko
yang ditimbulkan politik. Perusahaan harus mengelola urusan eksternal di pasar asing untuk memastikan
bahwa pemerintah dan publik menyadari kontribusi mereka kepada ekonomi, sosial dan perkembangan
manusia di Negara tersebut. Hubungan antara pemerintah dan perusahaan multinasional biasanya
positif jika investasi tersebut: a. Memperbaiki neraca pembayaran dengan meningkatkan ekspor atau
mengurangi impor melalui substitusi impor. b. Menggunakan sumber-sumber yang diproduksi lokal. c.
Mengalihkan modal, teknologi, dan/atau ketrampilan. d. Mensiptakan pekerjaan. e. Memberi kontribusi
pajak. Selain kontribusi ekonomi yang disumbangkan perusaahaan, kedermawanan korporasi juga
membantu menciptakan citra positif dalam populasi umum. Banyak perusahaam multinasional berusaha
keras memberikan manfaat kepada Negara melalui program sosial mereka, yang juga akan memperbaiki
citra mereka. Kegiatan ini biasanya dikenal dengan Corporate Social Responsibility (CSR). Meskipun
berbagai perusahaan berusaha keras menjadi warga korporasi yang baik di Negara tuan rumah mereka,
partai politik yang mencari publisitas atau kambing hitam untuk kegagalan mereka, sering kali, demi
kepentingan mereka sendiri, membuat opini public terfokus pada aspek negative perusahaan
multinasional, baik benar maupun tidak. Perusahaan yang membentuk akar local yang dalam dan
menunjukkan contoh nyata, daripada hanya dengan kata-kata kosong, bahwa strategi mereka selaras
dengan tujuan jangka panjang Negara tuan rumah, akan mendapatkan kesempatan paling baik dalam
mempertahankan citra positif. Selain aktivitas korporasi yang berfokus pada tujuan sosial dan ekonomi
Negara tuan rumah serta kewarganegaraan korporasi yang baik, perusahaan multinasional dapat
menggunakan strategi lainnya untuk meminimalkan kerentanan dan resiko politis. Kerja Sama Kerja
sama dapat dilakukan dengan perusahaan multinasional lokal maupun negara ketiga lainnya, yang akan
membatasi keterbukaan finansial perusahaan, dan biasanya lebih jarang terkena pelecahan politis. Kerja
sama dengan local membantu meminimalkan perasaan anti-perusahaan multinasional, dan kerja sama
dengan perusahaan multinasional lainnya menambahkan kekuatan Negara pihak ketiga dalam menawar.
Pengembangan Bisnis Investasi Strategi yang lain adalah dengan melibatkan beberapa investor dan bank
dalam membiayai investasi di negara tuan rumah. Cara ini memberi keuntungan ketika terjadi ancaman
pengambilalihan atau pelecehan oleh pemerintah dengan memanfaatkan kekuatan bank tersebut.
Strategi ini akan sangat kuat jika bank telah memberikan pinjaman kepada pemerintah Negara tuan
rumah; jika pemerintah memberikan ancaman pengambilalihan atau sejenisnya, bank yang membiayai
akan mempunyai pengaruh besar pada pemerintah. Pemberian Lisensi Strategi yang ditemukan
beberapa perusahaan yang mengeliminasi hampir semua resiko adalah untuk memberikan lisensi
teknologi dengan imbalan bayaran tertentu. Pemberian lisensi menjadi efektif apabila teknologi tersebut
unik dan beresiko tinggi. Tentu saja ada sejumlah resiko yang ditanggung karena pemegang lisensi bisa
saja menolak membayar biaya yang ditentukan sementara tetap menggunakan teknologi tersebut.
Domestikasi Terencana Dalam kasus di mana Negara tuan rumah menuntut partisipasi lokal, solusi
jangka panjang yang paling efektif adalah penghapusan bertahap terencana, yaitu domestikasi
terencana. Solusi ini bukan praktek bisnis yang disukai, tetapi alternatifnya, yaitu domestikasi yang
diprakarsai pemerintah, dapat menjadi malapetaka seperti penyitaan. Sebagai respon yang masuk akal
terhadap potensi adanya domestikasi, domestikasi terencana bisa menguntungkan, dan operasional
bijaksana bagi investor asing. Domestikasi terencana pada intinya adalah proses bertahap partisipasi
nasional dalam semua fase perusahaan. Tawar Menawar Politis Perusahaan multinasional secara jelas
terlibat lobi dan tawar-menawar politis sejenisnya untuk menghindari potensi resiko politis. Toyota telah
mempertimbangkan untuk menaikkan harga mobilnya di pasar Amerika untuk “membantu” pesaing
Amerika yang sedang merana. Pemerintah Jepang telah menerapkan kuota ekspor mobil di masa lalu,
ketika perusahaan mobil Amerika sedang berjuang. Dan, di tengah kritik Amerika dan Eropa yang terus
meningkat, Cina setuju untuk menerapkan kuota ekspor tekstilnya, dan menaikkan nilai mata uangnya.
Penyuapan Politis Suatu pendekatan untuk berurusan dengaan kerentaan politis adalah penyuapan
politis- usaha untuk mengurangi resiko politis dengan membayar mereka yang berkuasa untuk campur
tangan atas kepentingan perusahaan multinasional. Tindakan ini menyebabkan masalah bagi pemasar di
Negara asal dan luar negeri, karena untuk warga AS penyuapan adalah illegal, meskipun hal tersebut
umum di Negara tuan rumah. Penyuapan politis dapat memberikan manfaat jangka pendek, tetapi
dalam jangka panjang akan berisiko tinggi. Dorongan Pemerintah Pemerintah, baik asing dan AS,
mendorong sekaligus mencegah investasi asing. Faktanya, dalam negara yang sama beberapa bisnis
asing bisa menjadi sasaran yang dipicu secara politis, sedangkan yang lain dipayungi oleh pemerintah
dengan perlindungan dan perlakuan istimewa. Perbedaannya terletak pada evaluasi dari kontribusi
perusahaan terhadap kepentingan suatu bangsa. Alasan terpenting mendorong investasi adalah untuk
mengakselerasi perkembangan ekonomi. Semakin banyak Negara yang sedang mendorong investasi
asing dengan panduan tertentu yang diarahkan pada tujuan ekonomi. Korporasi multinasional dapat
diharapkan menciptakan lapangan pekerjaan local, pengalihan teknologi, membangkitkan penjualan
ekspor, merangsang pertumbuhan dan perkembangan industry local, menjaga persediaan devisa, atau
memenuhi semua harapan ini sebagai syarat konsesi pasar. Pemerintah AS berusaha menciptakan iklim
yang menguntungkan bagi bisnis luar negeri, dengan menyediakan bimbingan yang membantu
meminimalkan risiko financial yang lebih sulit secara politis.

Anda mungkin juga menyukai