Anda di halaman 1dari 12

Volume 5, Nomor 1, Februari 2020 Tri Sartika

ANALISIS PELAKSANAAN SKRINING KANKER SERVIKS


PADA WANITA USIA SUBUR

Tri Sartika
Program Studi Kebidanan, STIK Bina Husada Palembang
tri_sartika@binahusada.ac.id
DOI: 10.36729
ABSTRAK
Latar belakang: Data Globocan menyebutkan di tahun 2018 terdapat 18,1 juta kasus baru dengan
angka kematian sebesar 9,6 juta kematian, dimana 1 dari 5 laki-laki dan 1 dari 6 perempuan di dunia
mengalami kejadian kanker. Data tersebut juga menyatakan 1 dari 8 laki-laki dan 1 dari 11 perempuan,
meninggal karena kanker.revalensi penderita penyakit kanker serviks di provinsi Sumatera Selatan
sebanyak 0.4% atau 1.544 perempuan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk Analisis pelaksanaan
skrining kanker serviks pada wanita usia subur. Metode: Penelitian ini berbentuk kuantitatif dengan
pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah seluruh wanita usia subur yang melakuan
skrining kanker serviks dengan metode Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) test. Sampel penelitian
berjumlah 230 responden. Instrumen penelitian berupa Form B berupa Catatan medis deteksi dini
kanker payudara dan kanker leher rahim. Analisa data secara univariat. Penelitian dilakukan pada
tanggal 03-12 Desember 2018. Hasil: Hasil penelitian diketahui distribusi frekuensi umur wanita usia
subur yang melakukan skrining kanker serviks di dominasi umur <20 tahun dan >35 tahun (64.8%),
tidak bekerja (88.3%), pendidikan tinggi (≥SMA) (52.6%), faktor risiko yang mendominasi sebagai
berikut ; Terpapar asap rokok > 1 jam sehari (55%), Sering konsumsi buah dan sayur (5 porsi / hari)
(70%), Sering konsumsi makanan berlemak (73%), Sering konsumsi makanan berpengawet (51%),
pernah menyusui dan pernah melahirkan (90%). Saran: Diharapkan kepada tenaga kesehatan untuk
selalu aktif melakukan tindakan preventif guna deteksi dini keganasan terhadap wanita usia subur
salah satunya dengan metode sederhana IVA test.

Kata Kunci : IVA Test, Umur, Pekerjaan, Faktor Risiko

ABSTRACT
Background: Globocan data states that in 2018 there were 18.1 million new cases with a mortality
rate of 9.6 million deaths, where 1 in 5 men and 1 in 6 women in the world experience cancer. The
data also states that 1 in 8 men and 1 in 11 women died of cancer. The prevalence of cervical cancer
sufferers in the province of South Sumatra was 0.4% or 1,544 women. Objective: This study aims to
analyze the implementation of cervical cancer screening in women of childbearing age. Method: This
research is quantitative in the form of a cross sectional approach. The study population was all women
of childbearing age who had cervical cancer screening using the Acetic Acid Visual Inspection (IVA)
test. The research sample was 230 respondents. The research instrument was Form B in the form of
medical records for early detection of breast cancer and cervical cancer. Univariate data analysis. The
study was conducted on December 3 to 12 2018. Results: The results of the study revealed the
frequency distribution of the age of women of childbearing age who screen for cervical cancer
dominated by age <20 years and> 35 years (64.8%), not working (88.3%), higher education (≥SMA)
(52.6%), the following dominant risk factors; Exposed to cigarette smoke> 1 hour a day (55%),
Frequent consumption of fruits and vegetables (5 servings / day) (70%), Frequent consumption of fatty
foods (73%), Frequent consumption of preserved foods (51%), breastfeeding and ever childbirth
(90%). Suggestion: It is expected that health workers to always be active in taking preventive actions
in order to detect malignancies of women of childbearing age, one of them with a simple IVA test
method.

Keywords: IVA Test, Age, Occupation, Risk Factors

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 62


Volume 5, Nomor 1, Februari 2020 Tri Sartika

PENDAHULUAN kematian akibat kanker setiap tahunnya.


Penyakit kanker merupakan salah Lebih dari 30% dari kematian akibat
satu penyebab kematian utama di seluruh kanker disebabkan oleh lima faktor risiko
dunia. Pada tahun 2012, kanker menjadi perilaku dan pola makan, yaitu: (1) Indeks
penyebab kematian sekitar 8,2 juta orang. massa tubuh tinggi, (2) Kurang konsumsi
Kanker paru, hati, perut, kolorektal, dan buah dan sayur, (3) Kurang aktivitas fisik,
kanker payudara adalah penyebab terbesar (4) Penggunaan rokok, dan (5) Konsumsi
kematian akibat kanker setiap tahunnya alkohol berlebihan. Merokok merupakan
(Bott, R., 2014). faktor risiko utama kanker yang
Berdasarkan Data GLOBOCAN, menyebabkan terjadinya lebih dari 20%
International Agency for Research on kematian akibat kanker di dunia dan sekitar
Cancer (IARC), diketahui bahwa pada 70% kematian akibat kanker paru di
tahun 2012 terdapat 14.067.894 kasus baru seluruh dunia. Kanker yang menyebabkan
kanker dan 8.201.575 kematian akibat infeksi virus seperti virus hepatitis
kanker di seluruh dunia, menunjukkan B/hepatitis C dan virus human papilloma
bahwa kanker payudara, kanker prostat, berkontribusi terhadap 20% kematian
dan kanker paru merupakan jenis kanker akibat kanker di negara berpenghasilan
dengan persentase kasus baru (setelah rendah dan menengah (Limpens, M.,2018).
dikontrol dengan umur) tertinggi, yaitu Lebih dari 60% kasus baru dan
sebesar 43,3%, 30,7%, dan 23,1%. sekitar 70% kematian akibat kanker di
Sementara itu, kanker paru dan kanker dunia setiap tahunnya terjadi di Afrika,
payudara merupakan penyebab kematian Asia dan Amerika Tengah dan Selatan.
(setelah dikontrol dengan umur) tertinggi Diperkirakan kasus kanker tahunan akan
akibat kanker. Pada penduduk perempuan, meningkat dari 14 juta pada 2012 menjadi
kanker payudara masih menempati urutan 22 juta dalam dua dekade berikutnya
pertama kasus baru dan kematian akibat (Limpens, M., 2018). Di dunia, setiap 2
kanker, yaitu sebesar 43,3% dan 12,9%. menit seorang perempuan meninggal akibat
(Bott, R., 2014). kanker serviks, sedangkan di Indonesia
Penyakit kanker merupakan salah setiap 1 jam (Ferlay J et al.,Globocan,
satu penyebab kematian utama di seluruh 2002:IARC 2004 dalam Kumalasari &
dunia. Pada tahun 2012, sekitar 8,2 juta Iwan, 2012).
kematian disebabkan oleh kanker. Kanker Lebih dari 30% penyakit kanker dapat
paru, hati, perut, kolorektal, dan kanker dicegah dengan cara mengubah faktor
payudara adalah penyebab terbesar risiko perilaku dan pola makan penyebab

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 63


Volume 5, Nomor 1, Februari 2020 Tri Sartika

penyakit kanker. Kanker yang diketahui kejadian tertinggi di Indonesia untuk laki
sejak dini memiliki kemungkinan untuk laki adalah kanker paru yaitu sebesar 19,4
mendapatkan penanganan lebih baik. Oleh per 100.000 penduduk dengan rata-rata
karena itu, perlu dilakukan upaya kematian 10,9 per 100.000 penduduk, yang
pencegahan untuk meningkatkan kesadaran diikuti dengan kanker hati sebesar 12,4 per
masyarakat dalam mengenali gejala dan 100.000 penduduk dengan rata-rata
risiko penyakit kanker sehingga dapat kematian 7,6 per 100.000 penduduk.
menentukan langkah-langkah pencegahan Sedangkan angka kejadian untuk
dan deteksi dini yang tepat (Limpens, M., perempuan yang tertinggi adalah kanker
2018). payudara yaitu sebesar 42,1 per 100.000
Data Globocan menyebutkan di tahun penduduk dengan rata-rata kematian 17 per
2018 terdapat 18,1 juta kasus baru dengan 100.000 penduduk yang diikuti kanker
angka kematian sebesar 9,6 juta kematian, leher rahim sebesar 23,4 per 100.000
dimana 1 dari 5 laki-laki dan 1 dari 6 penduduk dengan rata-rata kematian 13,9
perempuan di dunia mengalami kejadian per 100.000 penduduk. (Kemenkes, 2019).
kanker. Data tersebut juga menyatakan 1 Penyakit kanker dapat menyerang
dari 8 laki-laki dan 1 dari 11 perempuan, semua umur. hampir semua kelompok
meninggal karena kanker (Kemkes, 2019). umur penduduk memiliki prevalensi
Secara nasional prevalensi penyakit penyakit kanker yang cukup tinggi.
kanker pada penduduk semua umur di Prevalensi penyakit kanker tertinggi berada
Indonesia tahun 2013 sebesar 1,4‰ atau pada kelompok umur 75 tahun ke atas,
diperkirakan sekitar 347.792 orang. yaitu sebesar 5,0‰ dan prevalensi terendah
Provinsi D.I. Yogyakarta memiliki pada anak kelompok umur 1-4 tahun dan
prevalensi tertinggi untuk penyakit kanker, 5-14 tahun sebesar 0,1‰. Terlihat
yaitu sebesar 4,1‰. Berdasarkan estimasi peningkatan prevalensi yang cukup tinggi
jumlah penderita kanker Provinsi Jawa pada kelompok umur 25-34 tahun, 35-44
Tengah dan Provinsi Jawa Timur tahun, dan 45-54 (Limpens, M., 2018).
merupakan provinsi dengan estimasi Berdasarkan hasil penelitian
penderita kanker terbanyak, yaitu sekitar Wahyuningsih (2018) yang berjudul
68.638 dan 61.230 orang (Bott, R., 2014). deteksi dini kanker leher rahim melalui
Angka kejadian penyakit kanker di pemeriksaan IVA tes di Puskesma Plupuh I
Indonesia (136.2/100.000 penduduk) Sragen, dengan hasil penelitian diperoleh
berada pada urutan 8 di Asia Tenggara, dari 32 sampel WUS yang sudah
sedangkan di Asia urutan ke 23. Angka melakukan hubungan suami istri, setelah

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 64


Volume 5, Nomor 1, Februari 2020 Tri Sartika

dilakukan IVA tes didapatkan 5 WUS (OR=0,272), dukungan petugas kesehatan


dengan hasil positif (15.6%) (OR=0,163), sikap (OR=0,104) dan
(Wahyuningsih, I. R., & S, S. 2018). penghasilan WUS (OR=0,045). Hal
Berdasarkan penelitian yang tersebut menunjukkan perlunya
dilakukan oleh Nasution, et al.,(2018) yang peningkatan program promosi kesehatan
berjudul deteksi dini kanker serviks pada berupa penyuluhan, sosialisasi dan
wanita subur dengan inspeksi visual asal konseling terutama untuk WUS yang
asetat diklinik bersalin kota Medan, berpendidikan tinggi.
diperoleh hasil IVA test WUS yang Berdasarkan hasil penelitian
mengalami radang 17.5% dan positif 2.5%. Nasution et al (2018) yang berjudul deteksi
Berdasarkan data BPJS dari tahun dini kanker servis dengan Inspeksi Visual
2014 sampai dengan Oktober 2016, Asam Asetat, sebanyak 96.3% peserta IVA
terdapat 95.803 peserta JKN-BPJS yang tes memiliki sikap positif terhadap deteksi
telah menjalani pemeriksaan IVA, dini kanker serviks, pada kesimpulan
sementara untuk pemeriksaan Papsmear, dijelaskan bahwa 68.9% tidak melakukan
telah dilakukan oleh 144.333 peserta JKN- IVA dikarenakan belum mengetahui
BPJS. Sementara total Cakupan tentang IVA (Nonik Ayu Wartini, N. I.
pemeriksaan IVA dan SADANIS secara (2019).
nasional dari tahun 2008-2016 adalah Skrining merupakan upaya deteksi
sebanyak 1,623,913 orang (4,34 %) dari dini untuk mengidentifikasi penyakit atau
total target 37,5 juta wanita Indonesia kelainan yang secara klinis belum jelas
(Limpens, M., 2018). dengan menggunakan tes, pemeriksaan
Berdasarkan penelitian yang atau prosedur tertentu. Upaya ini dapat
dilakukan oleh Wulandari, A. (2018), digunakan secara cepat untuk membedakan
berjudul faktor-faktor yang berhubungan orangorang yang kelihatannya sehat tetapi
dengan perilaku pemeriksaan inspeksi sesungguhnya menderita suatu kelainan.
visual asam asetat (IVA) pada wanita usia Skrining kanker payudara di Puskesmas
ssubur (WUS) di Puskesmas Sukmajaya Penyelenggara Deteksi Dini dilakukan
tahun 2016, Hasil analisis regresi logistic dengan Clinical Breast Examination (CBE)
menunjukkan, faktor yang paling dominan dan skrining kanker serviks dilakukan
menentukan perilaku IVA secara berurutan dengan tes IVA (Inspeksi Visual Asam
adalah tingkat pendidikan (OR=3,403), Asetat). Jumlah skrining kanker payudara
sedangkan factor lainnya sebagai factor dan kanker serviks terbanyak terdapat pada
protektif meliputi akses informasi Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, dan

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 65


Volume 5, Nomor 1, Februari 2020 Tri Sartika

Jawa Timur. Pada Provinsi Aceh, Riau, akan melakukan penelitian tentang analisis
Jambi, Sumatera Selatan, Gorontalo, pelaksanaan skrining kanker serviks pada
Maluku, dan Maluku Utara belum terdapat wanita subur di Puskesmas Plaju
skrining, sedangkan estimasi jumlah Palembang.
penderita kanker payudara dan kanker
METODE PENELITIAN
serviks pada provinsiprovinsi tersebut
Penelitian ini berbentuk kuantitatif
cukup banyak (Bott, R.2014).
dengan pendekatan cross sectional. Data
Berdasarkan penelitian yang
penelitian ini terdiri dari data sekunder
dilakukan oleh Ratnawati & Arwin (2017)
studi dokumentasi catatan medis dan studi
yang berjudul Gambaran karakteristik
literature. Waktu peneltian dilakukan sejak
wanita usia subur yang telah melakukan
07 Desember 2018 sampai dengan 07
pemeriksaan inspeksi visual asam asetat
Maret 2019 di Puskesmas Plaju
(IVA) di Puskesmas Imogiri I Bantul tahun
Palembang, Pengambilan data dilakukan
2017 Mayoritas WUS usia 36-45 tahun
pada tanggal 03-12 Desember 2018.
(66.7%), berpendidikan menengah
Populasi penelitian adalah seluruh wanita
(66.7%), pekerjaan ibu rumah tangga
usia subur yang melakukan pemeriksaan
(63.3%), paritas primipara (56.7%),
IVA test di Puskesmas Plaju Palembang
menggunakan kontrasepsi non hormonal
tahun 2018 yang berjumlah 230 responden.
(46.7%). Penelitian yang dilakukan oleh
Dengan cara pengambilan sampel
Dinarum & Herlin (2017) yang berjudul
penelitian yaitu total sampling. Sampel
faktor-faktor yang berhubungan dengan
penelitian berjumlah 230 responden.
pemeriksaan deteksi dini kanker serviks
Variabel Dependen yaitu Pemeriksaan IVA
metode inspeksi visual asam asetat di
test, dan variabel independen meliputi
wilayah kerja Puskesmas Buayan
Umur, Pekerjaan dan faktor Risiko.
Kebumen dengan hasil penelitian76%
Kriteria inklusi adalah catatan medis
berusia 30-50 tahun dan 51 % bekerja.
pasien IVA test berdasarkan form B yang
Berdasarkan latar belakang diatas,
terisi dengan lengkap oleh tenaga
diketahui bahwa kanker salah satu
kesehatan yang bertugas. Kriteria eksklusi
penyumbang Angka Kematian khsusnya
adalah catatan medis pasien IVA test yang
pada perempuan, salah satu metode
datanya hanya terisi sebagian. Cara
sederhana yang dapat dilakukan untuk
pengumpulan data dengan cara studi
deteksi dini kanker adalah pemeriksaan
dokumentasi berupa catatan medis sesuai
IVA test yang mudah dijangkau untuk
Form B yang berlaku di Puskesmas Plaju
disetiap kalangan dan usia. Maka peneliti

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 66


Volume 5, Nomor 1, Februari 2020 Tri Sartika

Palembang, alat ukur checklist yang terdiri distribusi frekuensi dari setiap variable
dari indikator informasi pasien berupa yang diteliti.
umur, pekerjaan dan pendidikan, dan
HASIL PENELITIAN
indikator faktor risiko yang terdiri dari 21
Analisis univariat pada variabel umur
checklist. Analisis data yang digunakan
dibagi dua hasil ukur yaitu (1) = 20-30
adalan univariat untuk mengetahui
tahun, (2) = usia responden <20tahun dan
>35tahun.
Tabel 1.
Distribusi Frekuensi Responden yang Melaksanakan
Skrining Kanker Serviks Berdasarkan Umur
No Variabel Umur Frekuensi (f) %
1 20 – 30 tahun 81 35.2
2 <20 tahun dan >35 tahun 149 64.8
Total 230 100

Berdasarkan tabel 1 diperoleh hasil (35.2%) yang melakukan skrining kanker


dari 230 responden, sebanyak 149 serviks dengan rentan usia 20-30 tahun.
responden (64.8%) yang melakukan Analisis univariat pada variable
skrining kanker serviks dengan umur <20 pekerjaan dibagi dua hasil ukur yaitu (1) =
tahun dan > 35 tahun. Dan 81 responden bekerja, (2) = tidak bekerja.

Tabel 2.
Distribusi Frekuensi Responden yang Melaksanakan
Skrining Kanker Serviks Berdasarkan Pekerjaan
No Variabel Pekerjaan Frekuensi (f) %
1 Bekerja 27 11.7
2 Tidak bekerja 203 88.3
Total 230 100

Berdasarkan tabel 2 diperoleh hasil (11.7%) yang melakukan skrining kanker


dari 230 responden, sebanyak 203 serviks dengan status pekerjaan bekerja.
responden (88.3%) yang melakukan Analisis univariat pada variable
skrining kanker serviks dengan status pendidikan dibagi dua hasil ukur yaitu
pekerjaan tidak bekerja, dan 27 responden Tinggi = ≥SMA, Rendah = <SMA

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 67


Volume 5, Nomor 1, Februari 2020 Tri Sartika

Tabel 3.
Distribusi Frekuensi Responden yang Melaksanakan
Skrining Kanker Serviks Berdasarkan Pendidikan
No Variabel Pendidikan Frekuensi (f) %
1 Tinggi (≥SMA) 121 52.6
2 Rendah (<SMA) 109 47.4
Total 230 100

Berdasarkan tabel 3 diperoleh hasil Analisis univariat pada variable


sebanyak 52.6% yang melakukan skrining faktor risiko yang terdiri dari 12 indikator
kanker serviks dengan pendidikan tinggi, yang dibagi menjadi dua hasil ukur yaitu
sebanyak 47.4% yang melakukan skrining (1) = Ya faktor risiko, dan (2) = Tidak
kanker serviks dengan pendidikan rendah. faktor risiko.
Tabel 4.
Distribusi Frekuensi Responden yang Melaksanakan Skrining Kanker Serviks
Berdasarkan Variable Faktor Risiko
No Faktor Risiko Ya Tidak Total
f % f % N %
1 Mentruasi <12 tahun 28 12 202 88 230 100
2 Usia pertama berhubungan seksual <17 14 6 216 94 230 100
tahun
3 Sering keputihan 90 39 140 61 230 100
4 Merokok 8 3 222 97 230 100
5 Terpapar asap rokok >1jam sehari 127 55 103 45 230 100
6 Sering konsumsi buah dan sayur 162 70 68 30 230 100
(5porsi/hari)
7 Sering konsumsi makanan berlemak 167 73 63 27 230 100
8 Sering konsumsi makanan berpengawet 118 51 112 49 230 100
9 Kurang aktivitas fisik (30 menit perhari) 42 18 118 82 230 100
10 Pernah pap smear 51 22 179 78 230 100
11 Sering berganti pasangan 4 2 226 98 230 100
12 Riwayat keluarga kanker 15 7 215 93 230 100
13 Kehamilan pertama >35tahun 12 5 218 95 230 100
14 Pernah menyusui 206 90 24 10 230 100
15 Pernah melahirkan 206 90 24 10 230 100
16 Melahirkan normal ≥4kali 33 15 197 86 230 100
17 Menikah >1kali 19 8 211 92 230 100
18 Kb hormonal
- Suntik>5tahun 39 17 191 83 230 100
- Pil >5tahun 59 26 171 74 230 100
19 Riwayat tumor jinak payudara 10 4 220 96 230 100
20 Menopause >50tahun 16 7 214 93 230 100
21 Obesitas (IMT>27kh/m2) 40 17 190 83 230 100

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 68


Volume 5, Nomor 1, Februari 2020 Tri Sartika

Berdasarkan tabel 4 diperoleh hasil responden (55%), Sering konsumsi buah


dari 230 responden, faktor risiko wanita dan sayur (5 porsi / hari) sebanyak 162
usia subur yang melakukan skrining kanker responden (70%), Sering konsumsi
serviks di dominasi faktor risiko sebagai makanan berlemak sebanyak 167
berikut ; Terpapar asap rokok > 1 jam responden (73%), Sering konsumsi
sehari sebanyak 127 responden (55%), makanan berpengawet sebanyak 118
Sering konsumsi buah dan sayur (5 porsi / responden (51%), pernah menyusui dan
hari) sebanyak 162 responden (70%), pernah melahirkan sebanyak 206
Sering konsumsi makanan berlemak responden (90%).
sebanyak 167 responden (73%), Sering Menurut Bott, R. (2014), faktor risiko
konsumsi makanan berpengawet sebanyak penyakit kanker yaitu : (1) Merokok, yang
118 responden (51%), pernah menyusui menyebabkan terjadinya sekitar 1,5 juta
dan pernah melahirkan sebanyak 206 kematian akibat kanker setiap tahunnya
responden (90%). (60% kematian terjadi di negara
berpenghasilan rendah-menengah); (2)
PEMBAHASAN Kelebihan berat badan, obesitas dan
Berdasarkan tabel 1 sampai dengan kurangnya aktivitas fisik, yang
tabel 4, diketahui distribusi frekuensi umur menyebabkan 274.000 kematian akibat
wanita usia subur yang melakukan skrining kanker setiap tahunnya; (3) Konsumsi
kanker serviks di Puskesmas Plaju alkohol berlebihan, yang menyebabkan
Palembang di dominasi umur <20 tahun sekitar 351.000 kematian akibat kanker
dan >35tahun yaitu sebanyak 149 setiap tahunnya; (4) Penularan human
responden (64.8%), Pekerjaan wanita usia papilloma virus (HPV) melalui hubungan
subur yang melakukan skrining kanker seksual, yang menyebabkan sekitar
serviks di dominasi oleh ibu yang tidak 235.000 kematian akibat kanker setiap
bekerja sebanyak 203 responden (88.3%), tahunnya; (5) Polusi udara (di luar maupun
Pendidikan wanita usia subur yang di dalam ruangan), yang menyebabkan
melakukan skrining kanker serviks di sekitar 71.000 kematian akibat kanker
dominasi pendidikan tinggi (≥SMA) setiap tahunnya; (6) Karsinogen di
sebanyak 121 responden (52.6%), faktor lingkungan kerja, yang menyebabkan
risiko wanita usia subur yang melakukan setidaknya 152.000 kematian akibat kanker
skrining kanker serviks di dominasi faktor setiap tahunnya.
risiko sebagai berikut ; Terpapar asap Menurut Rasjidi (2008), faktor risiko
rokok > 1 jam sehari sebanyak 127 kanker serviks adalah sbb : (1) Faktor

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 69


Volume 5, Nomor 1, Februari 2020 Tri Sartika

risiko yang telah dibuktikan, terdiri dari sebagai penyebab neoplasma servikal; (f)
sebagai berikut ; (a) Hubungan seksual ; Merokok ; mekanisme kerja bisa langsung
sesuai dengan etiologi infeksinya, wanita (aktivitas mtasi mukus serviks telah
dengan partner seksual yang banyak dan ditunjukkan pada perokok) atau melalui
wanita yang memulai hubungan sesksual efek imunosupresif dari perokok. (2)
pada usia muda akan meningkatkan risiko Faktor risiko yang diperkirakan yang
terkena kanker serviks. Karena sel terdiri dari : (a) Kontrasepsi oral ; risiko
kolumnar serviks lebih peka terhadap noninvasif dan invasif kanker servviks
metaplasia selama usia dewasa, maka telah menunjukkan hubungan dengan
wanita yang berhubungan seksual sebelum kontrasepsi oral; (b) Diet; diet rendah
usia 18 tahun akan berisiko terkena kanker karotenoid dan defisiensi asal folat juga
serviks lima kali lipat. Keduanya, baik usia dimasukkan dalam faktor risiko kanker
saat pertama berhubungan maupun jumlah serviks; (c) Etnis dan faktor sosial ; wanita
partner seksual, adalah faktor risiko kuat dikela sosioekonomi yang paling rendah
untuk terjadinya kanker serviks; (b) memiliki faktor risiko lima kali lebih besar
Karakteristik partner ; studi kasus kontrol dari pada faktor risiko pada wanita dikelas
menunjukkan bahwa pasien dengan kanker yang paling tinggi. di USA ras negro,
serviks lebih sering menjalani seks aktif hispanik dan wanita asia memiliki insiden
dengan partner yang melakukan seks kanker serviks yang lebih tinggi daripada
berulang kali, selain itu partner dari pria wanita ras kulit putih. Perbedaan ini
dengan kanker penis atau atau partner dari mungkin mencerminkan pengaruh dari
pria yang istrinya meninggal terkena sosialekonomi; (d) Pekerjaan; diperkirakan
kanker serviks juga akan meningkatkan bahwa paparan bahan tertentu dari suatu
risiko kanker serviks; (c) Riwayat pekerjaan, debu, logam, bahan kimia, tar
ginekologis ; walaupun usia menarce dan atau oli mesin dapat menjadi faktor risiko
menopause tidak mempengaruhi risiko kanker serviks.
kanker serviks, hamil usia muda dan Berdasarkan penelitian yang
jumlah kehamilan atau manajemen dilakukan oleh Nasution, et al.,(2018) yang
persalinan yang tidak tepat dapat pula berjudul deteksi dini kanker serviks pada
meningkatkan risiko ; (d) Dietilstilbestrol ; wanita subur dengan inspeksi visual asal
hubungan antara clear cell asetat diklinik bersalin kota Medan,
adenocarsinoma serviks dan paparan DES diperoleh data berusia 26-30 tahun (40%),
in utero telah dibuktikan; (e) Agen pendidikan SMA/diploma/sarjana (80%),
infeksius ; human papiloma virus (HPV) IRT (77.5%), umur pertama menikah 26-

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 70


Volume 5, Nomor 1, Februari 2020 Tri Sartika

30 tahun(40%) dan tidak merokok (80 %); Hasil ini juga didukung oleh
menggunakan alat kontrasepsi suntik penelitian yang dilakukan oleh Dinarum &
(42.5%); riwayat obstetri mayoritas WUS Herlin (2017) yang berjudul faktor-faktor
melahirkan 2 kali (42.5%),tidak pernah yang berhubungan dengan pemeriksaan
periksa (80%),tidak ada saudara yang deteksi dini kanker serviks metode
sakit(75%),kanker payudara (10%),tidak inspeksi visual asam asetat di wilayah kerja
banyak keputihan (65%),tidak ada sakit di Puskesmas Buayan Kebumen dengan hasil
bawah perut(70%), tidak ada perdarahan penelitian 45% PUS sudah melakukan
saat bersenggama (90%) dan tidak pemeriksaan IVA, 76% berusia 30-50 th,
mengalami haid tidak teratur (55%) 84% pendidikan dasar, 51% bekerja, 80%
(Nasution, et al., 2018) pengetahuan cukup, 89% mempunyai sikap
Berdasarkan penelitian yang yang baik terhadap pemeriksaan IVA, 71%
dilakukan oleh Wulandari, A. (2018), memiliki dukungan keluarga baik dan 93%
berjudul faktor-faktor yang berhubungan merasa tidak merasakan keluhan di dalam
dengan perilaku pemeriksaan inspeksi tubuh.
visual asam asetat (IVA) pada wanita usia Berdasarkan hasil penelitian diatas,
ssubur (WUS) di Puskesmas Sukmajaya maka peneliti berasumsi bahwa analisis
tahun 2016, diperoleh hasil bahwa pelaksanaan skrining kanker serviks pada
responden yang melakukan IVA test 73.3% wanita usia subur karena kesadaran
umur ≤40 tahun, dengan tingkat responden akan bahayanya kanker yang
pendidikan tinggi 63% dan bekerja 91.8%. saat ini dapat diderita oleh setiap umur dan
Berdasarkan penelitian yang setiap kondisi yang dibuktikan dengan
dilakukan oleh Ratnawati & Arwin (2017) hasil penelitian usia responden yang
yang berjudul Gambaran karakteristik melakukan skrining kanker serviks umur
wanita usia subur yang telah melakukan <20tahun dan >35 tahun, yang juga
pemeriksaan inspeksi visual asam asetat didukung oleh penelitian terkait bahwa
(IVA) di Puskesmas Imogiri I Bantul tahun skrining kanker serviks lebih didominasi
2017 Mayoritas WUS yang melakukan oleh responden dengan usia >35tahun,
IVA test usia 36-45 tahun (66.7%), status tidak bekerja tidak menjadi faktor
berpendidikan menengah (66.7%), ibu untuk tidak memperhatikan kesehatan
pekerjaan ibu rumah tangga (63.3%), reproduksinya, masih banyak sumber
paritas primipara (56.7%), menggunakan informasi tentang bahaya kanker yang
kontrasepsi non hormonal (46.7%). dapat ibu ketahui, salah satunya dari
kegiatan promotif yang dilakukan oleh

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 71


Volume 5, Nomor 1, Februari 2020 Tri Sartika

fasilitas kesehatan dasar seperti (88.3%), pada variable pendidikan


Puskesmas, hal ini didukung juga oleh sebanyak 121 responden (52.6%) dengan
penelitian terkait yang dilakukan oleh pendidikan tinggi, dan Pada variable
Ratnawati & Arwin (2017) dengan hasil faktor risiko di dominasi faktor risiko
63.3% ibu yang melakukan skrining kanker sebagai berikut ; Terpapar asap rokok > 1
serviks pekerjaan ibu rumah tangga. jam sehari sebanyak 127 responden (55%),
Pendidikan tinggi dari responden (≥SMA) Sering konsumsi buah dan sayur (5 porsi /
dapat menjadi salah satu faktor risiko yang hari) sebanyak 162 responden (70%),
memicu ibu akan pentingnya skrining Sering konsumsi makanan berlemak
kanker servik. Sesuai dengan teori sebanyak 167 responden (73%), Sering
dijelaskan bahwa faktor risiko kanker konsumsi makanan berpengawet sebanyak
serviks yang begitu berpengaruh salah 118 responden (51%), pernah menyusui
satunya adalah rokok dapat menurunkan dan pernah melahirkan sebanyak 206
daya tahan serviks dan menyebabkan responden (90%).
kerusakan epitel serviks sehigga berisiko Saran
terjadi kanker serviks, terlihat pada hasli Diharapkan kepada tenaga kesehatan di

penelitian sebanyak 55% responden yang Puskesmas selalu aktif melakukan promosi

melakukan skrining kanker serviks kesehatan khusunya tentang metode sederhana


skrining kanker serviks yang bisa dilayani di
terpapar asap rokok.
Puskesmas, agar dapat mendukung program
KESIMPULAN DAN SARAN dan target pemerintah dalam meningkatkan
Kesimpulan minat WUS melakukan skrining keganasan
Berdasarkan hasil penelitian dapat salah satunya dengan metode sederhana IVA
disimpulkan bahwa pada variable umur di test, dan berkontribusi mengurangi angka

dominasi umur <20 tahun dan >35tahun morbilitas dan mortalitas akibat kanker serviks.

yaitu sebanyak 149 responden (64.8%),


pada variabel pekerjaan responden yang
tidak bekerja sebanyak 203 responden

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 72


Volume 5, Nomor 1, Februari 2020 Tri Sartika

DAFTAR PUSTAKA

Bott, R. (2014). Data dan Informasi Kesehatan Situasi Penyakit Kanker. Igarss 2014, (1), 1–
5. https://doi.org/10.1007/s13398-014-0173-7.2

Dinarum, K. (2017). Faktor- Faktor yang Berhubungan dengan Pemeriksaan Deteksi Dini
Kanker Serviks Metode Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) di Wilayah Kerja Puskesmas
Buayan Kebumen, 5(1), 20–25. Retrieved from http://eprints.ums.ac.id/25264/

Kemenkes. (2019). Artikel Hari Kanker Sedunia 2019. 31 Januari. Retrieved from
https://www.depkes.go.id/article/view/19020100003/hari-kanker-sedunia-2019.html

Kumalasari Intan & Iwan Andhyantoro. 2012. Kesehatan repoduksi untuk mahasiswa
kebidanan dan keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Limpens, M. (2018). Kanker. PodoPost, 31(2), 5–5. https://doi.org/10.1007/s12480-018-


0030-x

Nasution, D. L., Sitohang, N. A., & Adella, C. A. (2018). Deteksi Dini Kanker Servik Pada
Wanita Usia Subur Dengan Inspeksi Visual Asam Asetat ( IVA TEST ) DI KLINIK
BERSALIN KOTA MEDAN Early Detection Of Cervical Cancer In Fertile Age Women
With Visual Asset Acid Inspection ( Iva Test ) In Maternity Clinic Meda. 3(2), 33–37.

Nonik Ayu Wartini, N. I. (2019). Deteksi Dini Kanker Serviks dengan Inspeksi Visual Asam
Asetat (IVA). Jurnal Ners Dan Kebidanan, 6(1), 27–34.
https://doi.org/10.26699/jnk.v6i1.ART.p027

Rasjidi, Imam. 2008. Edisi pertama manual prakanker serviks. Jakarta : CV. Sagung Seto

Ratnawati, A. E., Mudatin, A., Gambaran, A., Wanita, K., Subur, U., Yang, W. U. S., &
Melakukan, T. (2017). Gambaran Karakteristik Wanita Usia Subur Yang Telah
Melakukan Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat ( Iva ) Di Puskesmas Imogiri I
Bantul Tahun 2017 Akademi Kebidanan Ummi Khasanah., 17–28.

Wahyuningsih, I. R., & S, S. (2018). Deteksi Dini Kanker Leher Rahim Melalui Pemeriksaan
Iva Tes Di Puskesmas Plupuh I Sragen. GEMASSIKA: Jurnal Pengabdian Kepada
Masyarakat, 2(1). https://doi.org/10.30787/gemassika.v2i1.256

Wulandari, A. (2018). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Pemeriksaan


Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) pada Wanita Usia Subur (WUS) di Puskesmas
Sukmajaya Tahun 2016. Jurnal Kesehatan, 2, 93–101. http://ejournal-
s1.undip.ac.id/index.php/jkm%0AHUBUNGAN

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 73

Anda mungkin juga menyukai