Anda di halaman 1dari 13

UJI KOMPAKSI

Andrean Robertus
Andreas Prianto
Devina Hamdani
Ivan Valentino

MEKANIKA TANAH 2
UNIVERSITAS PELITA HARAPAN
2016
1. Definisi
Pemadatan adalah suatu proses dimana udara pada pori-pori tanah dikeluarkan
dengan suatu cara mekanis (digilas/ditumbuk). Pada proses pemadatan untuk
setiap daya pemadatan tertentu, kepadatan yang tercapai tergantung pada
banyaknya air di dalam tanah tersebut, yaitu kadar airnya. Apabila kadar air
rendah mempunyai sifat keras atau kaku sehingga sukar dipadatkan. Bilamana
kadar airnya ditambah maka air itu akan berlaku sebagai pelumas sehingga tanah
akan lebih mudah dipadatkan. Pada kadar air yang lebih tinggi lagi
kepadatannya akan turun karena pori-pori tanah menjadi penuh terisi air yang
tidak dapat lagi dikeluarkan dengan cara memadatkan. Berat isi kering
maksimum (γd max) adalah berat isi terbesar yang dicapai pada pengujian
kompaksi pada energi tertentu. Kadar air optimum adalah nilai kadar air dimana
pada energi kompaksi tertentu dicapai γdry maksimum.

2. Maksud dan Tujuan Serta Aplikasi


Tujuan uji kompaksi adalah untuk mendapatkan kadar air optimum dan berat isi
kering maksimum pada suatu proses pemadatan. Kepadatan tanah biasanya
dinilai dengan menentukan berat isi keringnya (γdry). Kadar air optimum
ditentukan dengan melakukan percobaan pemadatan di laboratorium. Hasil
percobaan ini dipakai untuk menentukan syarat-syarat yang harus dipenuhi pada
waktu pemadatan di lapangan. Pada percobaan di laboratorium, kadar air
optimum ditentukan dari grafik hubungan antara berat isi kering dengan kadar
air.

3. Manfaat
Tanah sebagai material bangunan pada konstruksi-konstruksi tanggul,
bendungan tanah, dasar jalan, harus dipadatkan untuk memperbaiki sifat-sifat
dari tanah yang dapat memberi akibat buruk pada konstruksi.
Perubahan-perubahan yang terjadi bila tanah dipadatkan adalah:
1. Volume udara dalam pori-pori tanah berkurang sehingga tanah menjadi
lebih padat.
2. Kekuatan geser dan daya dukung tanah meningkat.
3. Kompresibilitas tanah berkurang
4. Permeabilitas tanah berkurang.
5. Lebih tahan terhadap erosi

4. Peralatan
Alat-alat yang digunakan:
1. Alat Kompaksi
a. Mold dengan tinggi 4.6”, diameter 4” volume 1/30 cu-ft.
b. Collar dengan tinggi 2.5”, diameter 4”.
c. Hammer dengan berat 5.5 lb atau 10 lb, diameter 2”, tinggi jatuh 12”
atau 18”.
2. Sprayer untuk menyemprot air ke tanah
3. Ayakan no 4
4. Pisau, scoop, palu karet
5. Timbangan ketelitian 0.1 g atau 0.01 g
6. Oven, desikator, container

Mold dengan Diameter 4 inci


5. Ketentuan
Ada dua macam percobaan yang biasa dialkukan yaitu: Standard Compaction
Test dan Modified Compaction Test. Perbedaan terletak pada energi yang
digunakan pada proses pemadatan.
Standard Modified
Mold Diameter 4 inch 4 inch
Isi 1/30 cubic feet 1/30 cubic feet
Hammer Berat 5.5 pound 10 pound
Tinggi Jatuh 12 inch 18 inch
Lapisan 3 lapisan 5 lapisan
Jumlah Pukulan 25x/lapis 25x/lapis
Energi ± 12400 ft-lb/cu-ft ± 56000 ft-lb/cu-ft

Energi yang digunakan dihitung dari:


𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑢𝑘𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑥 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑙𝑎𝑝𝑖𝑠𝑎𝑛 𝑥 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑗𝑎𝑡𝑢ℎ 𝑥 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 ℎ𝑎𝑚𝑚𝑒𝑟
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑚𝑜𝑙𝑑
Percobaan pemadatan Standar masih banyak dipakai untuk pembuatan jalan,
bendungan tanah. Tetapi untuk pembuatan landasan lapangan terbang atau jalan
raya kepadatan yang tercapai dengan standar belum cukup, dalam hal ini dipakai
Modified Compaction Test. Ukuran mold yang dipergunakan dapat berbeda
asalkan, energi yang dipergunakan tetap, yaitu dengan menambah jumlah
pukulan. Jumlah pukulan untuk mold berdiameter 4” adalah 25 pukulan/lapis,
untuk mold 6” jumlah pukulan menjadi (6/4)² x 25 = 56 pukulan/lapis.

6. Prosedur Uji
1. Siapkan contoh tanah yang akan diuji ± 25 kg dimana tanah sudah
dibersihkan dari akar-akar dan kotoran lain.
2. Tanah dijemur sampai kering udara (air drained), atau dikeringkan dalam
oven dengan suhu 60°C
3. Gumpalan-gumpalan tanah dihancurkan dengan palu karet agar butir tanah
tidak ikut hancur.
4. Contoh tanah kering dalam keadaan lepas diayak dengan ayakan no 4, hasil
ayakan dipergunakan.
5. Tanah hasil ayakan sebanyak ± 3kg disemprot air untuk mendapat hasil
contoh tanah dengan kebasahan merata sehingga bisa dikepal tapi masih
mudah lepas (hancur)
6. Mold yang akan dipergunakan dibersihkan ditimbang beratnya dan diukur
volumenya (biasanya volume mold = 1/30 cu-ft). Isikan contoh tanah ke
dalam mold setelah 1”-2” (modified) atau 2”-4” (standard)
7. Tumbuk dengan hammer sebanyak 25 kali pada tempat yang berlainan.
Hammer yang dipergunakan disesuaikan dengan cara percobaan.
8. Isikan lagi untuk lapis berikutnya dan tumbuk sebanyak 25 kali.
9. Pengisian diteruskan sampai 5 lapisan untuk modified atau 3 lapisan untuk
standard. Pada penumbukan lapisan terakhir harus dipergunakan
sambungan tabung (collar) pada mold agar pada waktu penumbukan
hammer tidak meleset keluar.
10. Buka sambungan tabung di atasnya dan ratakan permukaan tanahnya
dengan pisau.
11. Mold dan contoh tanah ditimbang.
12. Tanah dikeluarkan dengan bantuan dongkrak dan diambil bagian atas,
tengah, dan bawah masing- masing ± 30 gram kemudian di-oven selama 24
jam.
13. Setelah 24 jam di-oven, container + tanah kering ditimbang.
14. Dengan mengambil harga rata-rata dari kadar air ketiganya didapat nilai
kadar airnya.
15. Percobaan dilakukan sebanyak 6 kali dengan setiap kali menambah kadar
airnya sehingga dapat dibuat grafik berat isi kering terhadap kadar air.

7. Perhitungan
1. Berat isi kering (γd) dapat dihitung dari rumus:
W
γd =
V(1 w)
Dimana:
W = berat total tanah kompaksi bahan dalam mold
V = volume mold
w = kadar air tanah kompaksi

2. Untuk menggambarka zero air voids curve dihitung dengan menggunakan


rumus:

Dimana :
Gs = berat jenis tanah
γw= berat volume air w
= kadar air
S = derajat kejenuhan (100%)

Garis ZAV adalah hubungan antara berat isi kering dengan kadar air bilamana
derajat kejenuhan 100% yaitu bila pori tanah sama sekali tidak mengandung udara.
Grafik ini berguna sebagai petunjuk pada waktu menggambarkan grafik
compaction tersebut akan selalu berada di bawah ZAV biasanya tidak lurus tetapi
agak cekung ke atas.
Hasil percobaan pemadatan biasanya dinyatakan sebagai grafik hubungan antara
berat isi kering dengan kadar air.
Kadar air optimum didapatkan dengan cara sebagai berikut:
Dari 6 contoh dengan kadar air berbeda- beda kita dapat menghitung γd
masingmasing. Setelah itu digambarkan dengan skala biasa w (%) akan diperoleh
lekung kompaksi. Pada grafik ini juga digambarkan ZAVC dan grafik pada derajat
kejenuhan S = 80%. Dari puncak lekung kompaksi ditarik garis vertikal dan
horisontal sampai memotong sumbu- sumbu grafik. Dari garis horisontal akan
diperoleh harga γd maksimum sedangkan dari garis vertikal akan diperoleh woptimum
yang dicari.
15.8. Pelaporan Hasil Uji

Mold: m cm
Volume (m3) 0.000943 942.662579
Height (m) 0.116332 11.633200
Diameter (m) 0.101600 10.160000
Weight of hammer (kg) 2.494760
Height of drop of hammer (m) 0.304800 30.480000
Number of layers of soil 3
Number of blows per layer 25
Test on soil fraction passing sieve No 4

JUMLAH AIR 50 ML

Jumlah air yang ditambahkan (ml) 50 ml


Berat Mold (W1) 3759 g
Berat Mold + Tanah Kompaksi (W2) 4727 g
Berat Tanah Kompaksi (W2-W1) 968 g
Volume Mold 942.663 cm3
Berat Isi Tanah Basah : γ = (W2-W1)/Volume 1.027 g/cm3
Kadar Air 24.893 %
Berat Isi Tanah Kering : γd = γ/(1+w) 0.822 g/cm3

Jumlah Air 50 ml
Nama Wadah Atas Tengah Bawah
Berat Wadah (W3) 6.070 5.030 4.250
Berat Wadah + Tanah Basah (W4) 36.070 35.090 34.250
Berat Wadah + Tanah Kering (W5) 29.150 28.550 27.760
Berat Air (Ww=W4-W5) 6.920 6.540 6.490
Berat Tanah Kering (Ws=W5-W3) 23.080 23.520 23.510
Kadar Air: w = Ww/Ws * 100% 29.983 27.806 27.605
Kadar Air Rata-rata 28.465
JUMLAH AIR 200 ML

Jumlah air yang ditambahkan (ml) 200 ml


Berat Mold (W1) 3754 g
Berat Mold + Tanah Kompaksi (W2) 4912 g
Berat Tanah Kompaksi (W2-W1) 1158 g
Volume Mold 942.663 cm3
Berat Isi Tanah Basah : γ = (W2-W1)/Volume 1.228 g/cm3
Kadar Air 32.782 %
Berat Isi Tanah Kering : γd = γ/(1+w) 0.925 g/cm3

Jumlah Air 200 ml


Nama Wadah Atas Tengah Bawah
Berat Wadah (W3) 9.13 4.32 4.2
Berat Wadah + Tanah Basah (W4) 39.17 34.29 34.23
Berat Wadah + Tanah Kering (W5) 31.5 26.63 26.59
Berat Air (Ww=W4-W5) 7.67 7.66 7.64
Berat Tanah Kering (Ws=W5-W3) 23.37 23.31 23.39
Kadar Air: w = Ww/Ws * 100% 32.820 32.861 32.664
Kadar Air Rata-rata 32.782

JUMLAH AIR 350 ML

Jumlah air yang ditambahkan (ml) 350 ml


Berat Mold (W1) 4770 g
Berat Mold + Tanah Kompaksi (W2) 6287 g
Berat Tanah Kompaksi (W2-W1) 1517 g
Volume Mold 942.663 cm3
Berat Isi Tanah Basah : γ = (W2-W1)/Volume 1.609 g/cm3
Kadar Air 43.485 %
Berat Isi Tanah Kering : γd = γ/(1+w) 1.121 g/cm3

Jumlah Air 350 ml


Nama Wadah Atas Tengah Bawah
Berat Wadah (W3) 35.91 36.14 46.65
Berat Wadah + Tanah Basah (W4) 76.47 71.48 76.54
Berat Wadah + Tanah Kering (W5) 64.81 60.44 67.31
Berat Air (Ww=W4-W5) 11.66 11.04 9.23
Berat Tanah Kering (Ws=W5-W3) 28.9 24.3 20.66
Kadar Air: w = Ww/Ws * 100% 40.346 45.432 44.676
Kadar Air Rata-rata 43.485
JUMLAH AIR 500 ML

Jumlah air yang ditambahkan (ml) 500 ml


Berat Mold (W1) 3730 g
Berat Mold + Tanah Kompaksi (W2) 5164 g
Berat Tanah Kompaksi (W2-W1) 1434 g
Volume Mold 942.663 cm3
Berat Isi Tanah Basah : γ = (W2-W1)/Volume 1.521 g/cm3
Kadar Air 48.641 %
Berat Isi Tanah Kering : γd = γ/(1+w) 1.023 g/cm3

Jumlah Air 500 ml


Nama Wadah Atas Tengah Bawah
Berat Wadah (W3) 6.16 6.09 6.04
Berat Wadah + Tanah Basah (W4) 63.31 61.34 58.59
Berat Wadah + Tanah Kering (W5) 44.79 43.1 41.38
Berat Air (Ww=W4-W5) 18.52 18.24 17.21
Berat Tanah Kering (Ws=W5-W3) 38.63 37.01 35.34
Kadar Air: w = Ww/Ws * 100% 47.942 49.284 48.698
Kadar Air Rata-rata 48.641

JUMLAH AIR 650 ML

Jumlah air yang ditambahkan (ml) 650 ml


Berat Mold (W1) 3798 g
Berat Mold + Tanah Kompaksi (W2) 4971 g
Berat Tanah Kompaksi (W2-W1) 1173 g
Volume Mold 942.663 cm3
Berat Isi Tanah Basah : γ = (W2-W1)/Volume 1.244 g/cm3
Kadar Air 50.880 %
Berat Isi Tanah Kering : γd = γ/(1+w) 0.825 g/cm3

Jumlah Air 650 ml


Nama Wadah Atas Tengah Bawah
Berat Wadah (W3) 45.45 42.49 40.45
Berat Wadah + Tanah Basah (W4) 75.45 72.49 70.45
Berat Wadah + Tanah Kering (W5) 65.32 62.36 60.36
Berat Air (Ww=W4-W5) 10.13 10.13 10.09
Berat Tanah Kering (Ws=W5-W3) 19.87 19.87 19.91
Kadar Air: w = Ww/Ws * 100% 50.981 50.981 50.678
Kadar Air Rata-rata 50.880
JUMLAH AIR 800 ML

Jumlah air yang ditambahkan (ml) 800 ml


Berat Mold (W1) 3743 g
Berat Mold + Tanah Kompaksi (W2) 4284.5 g
Berat Tanah Kompaksi (W2-W1) 541.5 g
Volume Mold (cm3) 942.663 cm3
Berat Isi Tanah Basah : γ = (W2-W1)/Volume 0.574 g/cm3
Kadar Air 53.689 %
Berat Isi Tanah Kering : γd = γ/(1+w) 0.374 g/cm3

Jumlah Air 800 ml


Nama Wadah Atas Tengah Bawah
Berat Wadah (W3) 35.91 36.14 46.65
Berat Wadah + Tanah Basah (W4) 76.47 71.48 76.54
Berat Wadah + Tanah Kering (W5) 64.81 60.44 67.31
Berat Air (Ww=W4-W5) 11.66 11.04 9.23
Berat Tanah Kering (Ws=W5-W3) 28.9 24.3 20.66
Kadar Air: w = Ww/Ws * 100% 40.346 45.432 44.676
Kadar Air Rata-rata 43.485
Jumlah Air (ml) γs (g/cm3) γw (g/cm3) γd (g/cm3 GS w (%) γzav (g/cm3) Assumed w

50 1.467 1 0.822 2.630 28.465 1.723 20


200 1.409 1 0.925 2.630 32.782 1.470 30
350 1.740 1 1.122 2.630 43.485 1.282 40
500 1.712 1 1.023 2.630 48.641 1.136 50
650 1.658 1 0.825 2.630 50.880 1.020 60
800 0.574 1 0.374 2.630 53.690 0.926 70

Compaction Curve
2.000

1.600

1.200
𝛾d, g cm-3

0.800

0.400

0.000
0.000 10.000 20.000 30.000 40.000 50.000 60.000 70.000 80.000
𝜔 water content, %

9. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa kadar air
optimum bernilai 1.24 % dan berat isi kering maksimum bernilai 1239 g/cm3.
10. Dokumentasi

Proses pemilihan tanah Hasil tanah setelah diberi air


menggunakan ayakan 20 800ml.
mm.

Pemberian vaselin pada mold Proses pemukulan


Proses penimbangan setelah
dipukul

Proses penimbangan setelah


dibagi menjadi 3 layer

Anda mungkin juga menyukai