Jurnal
Jurnal
INTISARI
Kata Kunci : Ekstrak Buah Pepaya, Sabun Cair, Cocoamydopropyl Betaine. Uji
sifat fisik
PENDAHULUAN
Sifat fisik sabun cair sangat berpengaruh terhadap kualitas sabun cair. Salah
satu sifat fisik sabun cair yang sangat berpengaruh yaitu kekentalan sabun mandi cair.
Kekentalan dari sediaan sabun cair juga perlu diperhatikan, yakni berkaitan dengan
penggunaanya, antara lain penuangannya dari kemasan yang biasa berupa botol
penyimpanan produk.
diketahui kompatibel dengan surfaktan lain baik anionik, kationik, maupun nonionik.
Selain itu surfaktan ini memiliki potensi iritasi pada mata dan kulit yang sangat
rendah pada uji keamanan pada hewan. Penggunaan surfaktan biasanya berpengaruh
Dari uraian diatas penulis tertarik untuk membuat sediaan sabun mandi cair
dari ekstrak buah pepaya (Carica papaya L.) sebagai antioksidan dengan variasi
sesuai untuk menghasilkan sabun cair dan dilakukan pengamatan terhadap uji sifat
fisik sabun mandi cair yang dibuat yaitu uji organoleptis, bobot jenis, viskositas, dan
Uji Kualitatif
Uji sifat fisik yang meliputi uji organoleptis, bobot jenis, viskositas, dan uji
ketahanan busa.
Uji Kuantitatif
Dari data hasil uji viskositas dan uji bobot jenis dari sabun cair ekstrak buah pepaya
(Carica Papaya L.) akan diuji dengan One Way Anova dengan taraf kepercayaan 95%
untuk mengetahui adanya perbedaan viskositas dan bobot jenis dari variasi formula
Alat : Alat-alat gelas kualitas farmasetis (pyrex), pisau, talenan, timbangan analitik,
cawan porselin, tabung reaksi, pipet tetes, oven, viskosimeter Rion Japan seri VT 04,
termometer, maserasi.
40 ml, sodium lauryl sulfate dimasukan ke dalam beaker glass tersebut sambil diaduk
yang homogeny. Setelah itu ekstrak buah pepaya ditambahkan, aduk ad homogen.
1. Organoleptis
Sediaan yang sudah jadi, dituang dalam beaker glass. Diamati secara visual, meliputi
2. Bobot Jenis
Ditimbang piknometer kering+tutup. Isi piknometer dengan sabun cair sampai penuh,
lalu direndam dalam es hingga suhunya turun 2ºC di bawah suhu percobaan.
Piknometer ditutup, suhu dinaikkan hingga suhu percobaan. Mestinya bagian sabun
cair tumpah karena pemuaian. Lalu sabun cair yang menempel di piknometer
3. Viskositas
dibawah alat, lalu pasang rotor.Alat dihidupkan.Dibaca nilai viskositas yang muncul.
4. Ketahanan busa
tabun reaksi berskala melalui dinding. Tabung reaksi ditutup kemudian dikocok.
Tinggi busa yang terbentuk dicatat pada menit ke-0 dan ke-5. Nilai ketahanan busa
diperoleh dari selisih tinggi busa pada menit ke-0 dan ke-5.
Determinasi Tanaman
tanaman yang digunakan dalam formulasi ini benar merupakan tanaman pepaya
Dari 250 gram simplisia kering buah pepaya diekstraksi dengan maserasi
141 gram dan hasil rendemen ekstrak buah pepaya sebesar 56,4 % b/b.
1. Organoleptis
Pengujian organoleptis meliputi pengujian terhadap warna, bau, dan konsistensi dari
sediaan sabun mandi cair. Pengujian ini bertujuan untuk mengukur kualitas produk.
Hal ini dikarenakan bau, warna, dan konsistensi dapat mempengaruhi konsumen
dalam pemilihan produk yang akan dibeli. Hasil pengujian dapat dilihat dalam tabel
Tabel. 2 Hasil Pengujian Organoleptis Sabun Mandi Cair Ekstrak Buah Pepaya
Berdasarkan tabel 2 sabun mandi cair berwarna coklat. Syarat sabun cair yang baik
menurut SNI yaitu harus mudah dituang dan tidak begitu kental. Dari ketiga formula
Bobot jenis suatu zat adalah hasil yang diperoleh dengan membagi bobot zat dan
bobot air, dalam piknometer (Anonim, 1995). SNI menyebutkan bahwa bobot jenis
untuk sediaan sabun cair yaitu 1,01-1,10. Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel 4.2.
Tabel.3 Hasil Pengujian Bobot Jenis Sabun Mandi Cair Ekstrak Buah Pepaya
Bobot Jenis
Repetisi
Formula 1 Formula 2 Formula 3
I 1,080 1,076 1,068
II 1,084 1,072 1,064
III 1,080 1,072 1,068
X ± SD 1,081 ± 0,002 1,073 ± 0,002 1,066 ± 0,002
Sumber : Data Primer, 2016
Berdasarkan tabel 3 dari ketiga formulasi mempunyai bobot jenis yang memenuhi
standar SNI.
3. Viskositas
Viskositas merupakan salah satu parameter yang menunjukan sifat fisik sediaan
sabun cair dan dapat mempengaruhi kemudahan sediaan untuk mengalir. Hasil
Tabel 4. Hasil Pengujian Viskositas Sabun Mandi Cair Ekstrak Buah Pepaya
Viskositas (cps)
Repetisi
Formula I Formula II Formula III
1 3,0 2,00 1,25
2 3,05 2,10 1,10
3 3,20 1,95 1,20
X ± SD 3,083 ± 0,10 2,01 ± 0,07 1,183 ± 0,07
Sumber : Data Primer, 2016
Berdasarkan tabel 4, formula III memiliki nilai viskositas yang terlalu rendah dan
tidak memenuhi standar sabun mandi cair yang baik menurut SNI yaitu 1,4667-5,200
cps. Dengan viskositas yang terlalu rendah sabun cair akan terlalu mudah untuk
mengalir sehingga sabun cair mudah tumpah, sebaliknya jika nilai viskositas terlalu
4. Ketahanan Busa
Tujuan uji ketahanan busa ini adalah untuk mengetahui ketahanan tinggi busa yang
diukur dalam tabung reaksi berskala dengan rentang waktu tertentu dan kemampuan
surfaktan untuk menghasilkan busa.. Hasil pengujian ketahahan busa dapat dilihat
pada tabel 5.
Tabel 5. Hasil Pengujian Ketahanan Busa Sabun Mandi Cair Ekstrak Buah Pepaya
Ketahanan Busa (%)
Repetisi
Formula I Formula II Formula III
1 92 96 96
2 92 93 94
3 90 95 96
X ± SD 91,3 ± 0,011 94,6 ± 0,015 95,3 ± 0,011
Sumber : Data Primer, 2016
Berdasarkan tabel 5. hasil pengujian dari ketiga formula tidak ada yang memenuhi
standar, karena standar sabun cair yang baik dalam 5 menit yaitu busa harus dapat
bertahan 60-70% (Dragon, et all., 1969). Semua formula memiliki ketahanan busa
yang lebih dari 90 %, hal ini mungkin dikarenakan pengocokan yang tidak stabil
karena hanya menggunakan pengocokan manual. Tetapi presentase diatas 70% masih
dikatakan baik karena dapat mempertahankan gelembung agar tidak pecah.
Semakin banyak Cocoamydopropyl betaine maka semakin lama pula busa akan
bertahan.
KESIMPULAN
1. Dari hasil analisis bivariat semua uji sifat fisik sabun cair diketahui adanya
betaine dengan uji sifat fisik sediaan sabun mandi cair ekatrak buah pepaya (
a. Bobot jenis = 0,001 < 0,005 yang berarti ada perbedaan yang bermakna antara
b. Viskositas = 0,000 < 0,005 yang berarti ada perbedaan yang bermakna antara
c. Ketahanan busa = 0,019 < 0,005 yang berarti ada perbedaan yang bermakna
DAFTAR PUSTAKA
Anggraeni, Deni. Wiwik Sri Rahmides, dan Masril Malik, 2012, Formulasi Sabun
Cair Ektrak Batang Nanas (Ananas comosus. L) untuk mengatasi jamur
Candida albicans.
Anief, Moh., 1997. Ilmu Meracik Obat. Gadjah Mada University Press : Jogyakarta.
Anonim, 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Depkes RI. Jakarta
Anonim, 1985. Cara Pembuatan Simplisia. Depkes RI. Jakarta.
Anonim, 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Depkes RI. Jakarta
Anwar , Agoes., 2010. Tanaman Obat Indonesia. Jakarta : Salemba Medika.
Apriyani Diniah 2013, Formulasi Sediaan Sabun Mandi Cair Minyak Atsiri Jeruk
Nipis (Citrus aurantifolia) dengan Cocamid Dea Sebagai Surfaktan.
Ari, Wibisana. dan Budiyono. 2004. Pembuatan Sabun Cair Dengan Bahan Dasar
Alkil Benzen Sulfonat.
Buchmann, S., 2001, Main Cosmetics Vehicles, In Barel, A,O., Paye, M., Maibach.,
H.I., 3rd Ed, Handbook of Cosmetic Science and Technology, Marcell Dekker,
Inc., New York, Pp. 485-491.
Christiani Maria Verita Vita, 2015, Formulasi Sabun Cair Transparan Ekstrak
Rimpang Lengkuas (Alpinia Galanga) : Pengaruh Cocoamydopropyl Betaine
Dan Gelatin Terhadap Sifat Fisik Sediaan.
Depkes RI, 2000. Parameter Standar Mutu Ekstrak Tumbuhan Obat. Cetakan
Pertama. Jakarta.
Djatmiko, Hertami, 1985. Pepaya. Jakarta : CV Yasaguna
Djuanda A, 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. FK-UI, Jakarta.
Effendi, Supli,. 2012. Teknologi Pengolahan dan Pengawetan Pangan, Bandung.
Ertel. K., 2006. Cosmetic Formulation of Skin Care Product, Taylor & Francis
Group, New York, pp 35-36.
Febrianti, Dwi Rizki., 2013, Formulasi Sediaan Sabun Mandi Cair Minyak Atsiri
Jeruk Purut (Citrus histryx DC.) dengan Kokamidopropil Betaine Sebagai
Surfaktan.
Ghaim, J.B., And Volz, E.D., 2001, Skin Cleansing Bars, In Barel, A,O., Paye, M.,
Maibach., H.I., 3rd Ed, Handbook of Cosmetic Science and Technology,
Marcell Dekker, Inc., New York, Pp. 485-491.
Guertechin, O., 2001, Clasifications of Surfactan, in Barel, A.O., Paye, M., Maibach.,
H. I., 3rd Ed, Handbook of Cosmetic Science and Technology, Marcell Dekker,
Inc., New York, Pp. 440-441.
Jealani, 2009, Ensiklopedia Kosmetika Nabati, Bandung, Penerbit Pustaka Populer,
Obor
Karyani B.D, 2001. Buku Pintar Terapi Pepaya, Jakarta : Ladang Pustaka dan
Intimedia
Kumar V., Abbas A.K., Fausta N., Mitcheel R, 2010. Robbins Basic Pathology. 8th
edition. Philadelphia : W.B Saunders Company.
Kuncahyo, Ilham dan Sunardi.(2007). Uji Antioksidan Ekstrak Belimbimg Wuluh
(Averrhoa blimbi L) terhadap 1,1-diphenyl-2-picryldrazil (DPPH). Prosiding
Seminar Nasional Teknologi ISSN 1978-1997. Yogyakarta
Marelli de Souza, L., Ferreira, K.S., Chaves, J.B.P., dan Teixeira, S.L. (2008). L-
Asorbic Acid, Beta Carotenen And Lycopen Content in Papaya Fruit (Carica
papaya L.) With or Without Physioilogical Skin Freckle. Journal Sciagric.
Mayawati, Eva., Liza Pratiwi , Bambang Wijianto, 2013, Uji Efektivitas Antioksidan
Ekstrak Metanol Buah Pepaya (Carica Papaya L.) Dalam Formulasi Krim
Terhadap Dpph (2, 2-Diphenyl-1-Picrylhydrazil)
Nurhikmah, I.(2006). Studi Kasus Fisika Pangan Pada Pengolahan Minyak Kelapa
Dengan Penambahan Antioksidan BHT Dan Bubuk Jambu Mete. Skrispsi.
Bogor: Institusi Pertanian Bogor.
Prajapati, R. R., and Bhagwat, S. S., 2012, Effect of Foam Boosters on Krafft
temperatute, Journal of Chemical & engineering Data, 57, 871-872
Rieger, M.M., 2000, Harry’s Cosmetology, 8th Edition, Chemical Publishing Co. Inc.,
New York, P.641.
Rukmana. dan Rahmat. 1996. Nenas Budidaya dan Pascapanen. Yogyakarta:
Kanisus.
Sinko, P.J, and Singh, Y., 2006, martin’s Physical Pharmacy and Pharmaceutical
Sciences, 6th editions, Lipincott Williams & Wilkins, Philadelphia, pp. 469-
487
Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B. Bandung :
Alfabeta
Surtining, 2005. Cantik Dengan Bahan Alami. Jakarta: PT.Elex Media Komputindo
Syarifudin, 1992. Anfis Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Wibisana, Ari dan Budiyono. 2004. Pembuatan Sabun Cair Dengan Bahan Dasar
Alkil Benzen Sulfonat. (http://www.angelfire.com, diakses Oktober 2015).
Zikriana Adiwarsa, Siti Nurtiah, Sri Maryana dkk, 2014. Analisis kualitatif dan
kuantitatif vitamin C, vitamin B, dan vitamin K dengan menggunakan metode
tertentu. Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan Universitas Negeri
Gorontalo.