Rangkuman Materi
1) Akronim
Akronim adalah memendekkan dengan mengambil satu atau lebih kata asal.
Misalnya:
Krismon ( krisis moneter)
Sembako ( Sembilan bahan dasar)
Kultum (kuliah tujuh menit)
Sisdiknas ( sistem pendidikan nasional)
2) Abreviation
Abreviation adalah dipersingkat dengan mengambil huruf pertama dari setiap kata
awalnya.
Misalnya:
Perlu diketahui bahwa awalan ke hanya dapat menmpel pada kata bilangan. Selain didepan
kata bilangan, awalan ke tidak dapat dipakai kecuali pada kata kekasih, kehendak, dan ketua.
i) Pemakaian kata depan di, ke, dari, bagi, pada, daripada, dan terhadap
Dalam pemakaian sehari-hari, pemakaian kata di, ke, dari, bagi, pada, daripada, dan
terhadap sering dipertukarkan.
Contoh:
Putusan dari pada pemerintah itu melegakan hati rakyat. (salah)
Putusan pemerintah itu melegakan hati rakyat. (benar)
j) Pemakaian akronim (singkatan)
Yang dimaksud kata singkatan adalah PLO, UI, dan lain-lain. Sedangkan yang dimaksud
bentuk singkat ialah lab (laboratorium), memo (memorandum) dan lain-lain. Pemakaian akronim
dan singkatan dalam bahasa indonesiakadang-kadang tidak teratur.
k) Penggunaan kesimpulan, keputusan, penalaran, dan pemungkinan
Kata-kata kesimpulan bersaing pemakaiannya dengan kata simpulan; kata keputusan
bersaing pemakaiannya dengan kata putusan; kata pemukiman bersaing pemakaiannya dengan
kata permukiman; kata penalaran bersaing dengan pernalaran.
Pembentukan kata dalam bahasa Indonesia sebenarnya mengikuti pola yang rapi dan
konsisten. Kalau kita perhatikan dengan seksama, bentukan kata itu memiliki hubungan antara
yang satu dengan yang lain.
Contoh:
Tani, bertani, pertanian
Mukim, bermukim, pemukim, permukiman
l) Penggunaan kata yang hemat
Salah satu pang tidak hemat C(C)emakaian bahasa yang efektif adalah pemakaian bahasa
yang hemat kata, tetapi padat isi. Namun dalam komunikasi sehari-hari sering kita jumpai
pemakaian kata yang tidak hemat (boros).
Contoh:
Boros hemat
Sejak dari sejak atau dari
Agar supaya agar atau supaya
Mempunyai pendirian berpendirian
Mari kita lihat perbandingan pemakaian kata yang hemat dan boros berikut.
1) Apabila suatu reservoir masih mempunyai cadangan minyak, maka diperlukan tenaga dorong
buatan untuk memproduksi minyak lebih besar. (boros, salah)
Apabila suatu reservoir masih mempunyai cadangan minyak, maka diperlukan tenaga dorong
buatan untuk memproduksi minyak lebih besar. (hemat, benar)
2) Untuk mengekplorasi dan mengeksploitasi minyak dan gas bumi dimana sebagai sumber
devisa negara diperlukan tenaga ahli yang terampil di bidang geologi dan perminyakan. (salah)
Untuk mengekplorasi dan mengeksploitasi minyak dan gas bumi yang merupakan sumber
devisa negara diperlukan tenaga ahli yang terampil di bidang geologi dan perminyakan. (benar)
m) Analogi
Didalam dunia olahraga terdapat istilah petinju. Kata petinju berkolerasi dengan kata
bertinju. Kata bertinju berarti orang yang (biasa) bertinju bukan orang yang (biasa) meninju.
Dewasa ini banyak dijumpai banyak kata yang sekelompok dengan petinju, seperti pesilat,
petenis, pesenam, dan lain-lain. Jika dilakukan demikian, akan tercipta bentukan seperti berikut
ini:
Contoh ungkapan:
Banting tulang : kerja keras
Gulung tikar : bangkrut
Angkat kaki : pergi
Naik pitam : marah
Buah bibir : topic pembicaran
Kepala dingin : tenang
Contoh dengan kalimat:
Mereka sudah banyak makan garam dalam hal itu. ( banyak pengalan
Karna ucapan orang itu waluyo naik darah (marah)
Maaf, aku tak sudi kau jadikan aku sebagai kuda tunggang mu. (kau suruh-suruh untuk
kepentingan mu).
9. Bahasa Indonesia yang baku
bahasa Indonesia yang baku adalah ragam bahasa yang mengikuti kaidah bahasa Indonesia,
baik yang menyangkut, menyangkut ejaan, lafal, bentuk kata, stuktur kalimat maupun penggunaan
bahasa.
Fungsi bahasa Indonesia baku
Sebagai pemersatu
Bahasa Indonesia baku mengikat ke bhinekaan rumpun dan bahasa yang ada di Indonesia
dengan mengatasi batas-batas kedaerah.
Fungsi pemersatu ini ditingkatkan melalui usaha memberlalukkan nya sebagai salah satu syarat
atau ciri manusia Indonesia modern.
Sebagai penanda kepribadian
Bahasa Indonesia baku merupakan cirikhas yang membedakan nya dengan bahasa-bahasa
lainnya. Dengan bahasa Indonesia baku kita menyatakan identitas kita.
Contoh penggunaan kata baku dan tidak baku:
BAKU – TIDAK BAKU
Memedulikan – memperdulikan
Memelihara – mempelihara
Memengaruhi – pempengaruhi
Mengreditkan – mengkreditan
Memerdalam – memperdalam
KESIMPULAN
Diksi adalah pilihan kata yang tepat dan selaras dalam penggunaannya untuk mengungkapkan gagasan
sehingga diperoleh efek tertentu seperti yang diharapkan. Diksi berhunbungan dengan hal tulis-menulis,
hal karang-mengarang, serta tutur kata.
Konotatif adalah makna kiasan atau makna yang timbul setelah disusun dalam kalimat denotatif adalah
makna kata yang sesuai dengan makna yang sebenarnya, objektif atau sesuai dengan makna kamus.
Kata-kata konkret adalah kata-kata yang menunjukan pada objek yang dapat dipilih,didengar, dirasakan,
diraba dan dicium. Kata-kata konkret lebih mudah dipahami dari pada kata-kata abstrak.
Kata adalah bahasa indonesia dibentuk memlalui proses morfologis dan diluar proses morfologis. Proses
morfologis adalah proses pembentukan kata-kata dari unit lain yang merupakan bentuk dasar.