Anda di halaman 1dari 23

MODUL

BAHAN AJAR
PRAKTIK
Pp

FASILITATOR KELAS IBU

Eva Susanti, SST, M.Keb


Wenny Indah PES, SST, M.Keb
Titin Verayensi, Amd.Keb, SKM

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU


PRODI KEBIDANAN CURUP
VISI DAN MISI
PRODI KEBIDANAN CURUP

Visi

Menghasilkan Bidan yang Mandiri dan Kompetitif serta Terampil


sebagai Fasilitator Kelas Ibu Tahun 2020

Misi

1. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran dengan pendekatan evidence


based sebagai fasilitator kelas ibu.
2.Melaksanakan penelitian dibidang kebidanan yang menunjang
pelayanankebidanan serta memanfaatkan hasil penelitian bagi pengembangan
kelas ibu
3. Melaksanakan pengabdian pada masyarakat dalam penerapan asuhan
kebidanan dalam pelaksanaan kelas ibu
4. Melaksanakan tata kelola yang baik (good governance)
5. Meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM, saran dan prasarana yang
mendukung pelayanan kebidanan dalam pelaksanaan kelas ibu
6. Melakukan usaha berkelanjutan dan pengendalian mutu program studi
melalui kerjasama kemitraan dengan berbagai sektor dalam bidang
pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat.

i
KATA PENGANTAR

Modul Fasilitator Kelas Ibu ini membahas tentang Pertemuan III Pada Kelas Ibu
Hamil yang terdiri dari materi tentang pencegahan penyakit komplikasi kehamilan,
persalinan, dan nifas agar ibu dan bayi sehat. Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa
diharapkan mampu menguasai Fasilitator Kelas Ibu.
Dalam mempelajari Modul ini, mahasiswa diharapkan banyak membaca dan
berlatih berbagai materi yang disajikan, baik secara mandiri maupun berdiskusi bersama
kelompok untuk mendapat gambaran dan penguasaan yang lebih luas. Materi dalam
modul ini disesuaikan dengan capaian pembelajaran yang ada dalam Rencana
Pembelajaran Semester sehingga diharapkan capaian pembelajaran dapat tercapai.

Penulis

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
VISI MISI PRODI KEBIDANAN CURUP
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
KEGIATAN BELAJAR 1 : Pertemuan III Kelas Ibu Hamil………………………....... 1

iii
Modul 1 Fasilitator Kelas Ibu

KEGIATAN BELAJAR 1

Pertemuan III Kelas Ibu Hamil

Konsep Teori

A. Kelas Ibu Hamil


1) Pengertian
Kelas ibu hamil adalah kelompok belajar ibu-ibu hamil dengan umur
kehamilan antara 20 minggu s/d 32 minggu dengan jumlah peserta maksimal 10
orang. Di kelas ini ibu hamil akan belajar bersama, diskusi dan tukar
pengalaman tentang kesehatan ibu dan anak secara menyeluruh dan sistematis
serta dapat dilaksanakan secara terjadwal dan berkesinambungan. Kelas ibu
hamil difasilitasi oleh bidan/tenaga kesehatan dengan menggunakan paket kelas
ibu hamil, yang terdiri atas buku KIA, lembar balik (flip chart), pedoman
pelaksanaan kelas ibu hamil, pegangan fasilitator kelas ibu hamil, dan buku
senam ibu hamil. (Kemenkes RI, 2014)
Kelas ibu hamil merupakan sarana untuk belajar bersama tentang
kesehatan bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap muka dalam kelompok yang
bertujuan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan ibu-ibu mengenai
kehamilan, persalinan, perawatan nifas dan perawatan bayi baru lahir, mitos,
penyakit menular dan akte kelahiran (Depkes RI, 2009).

2) Tujuan Kelas Ibu Hamil


Meningkatkan pengetahuan, merubah sikap dan perilaku ibu agar
memahami tentang kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan selama kehamilan,
perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas, KB pasca persalinan,
perawatan bayi baru lahir, mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat, penyakit
menular dan akte kelahiran

1 Modul 1 Fasilitator Kelas Ibu


Modul 1 Fasilitator Kelas Ibu

3) Sasaran Kelas Ibu Hamil


Peserta kelas ibu hamil sebaiknya ibu hamil pada umur kehamilan 20 s/d
32 minggu, karena pada umur kehamilan ini kondisi ibu sudah kuat, tidak takut
terjadi keguguran, efektif untuk melakukan senam hamil. Jumlah peserta kelas
ibu hamil maksimal sebanyak 10 orang setiap kelas. Suami/keluarga ikut serta
minimal 1 kali pertemuan sehingga dapat mengikuti berbagai materi yang
penting, misalnya materi tentang persiapan persalinan atau materi yang lain.

4) Materi Kelas Ibu Hamil


Pertemuan kelas ibu hamil dilakukan 3 kali pertemuan selama hamil.
Pada setiap pertemuan materi kelas ibu hamil yang akan disampaikan
disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi ibu hamil. Pada setiap akhir
pertemuan dilakukan senam hamil. Senam hamil ini merupakan kegiatan/materi
ekstra di kelas ibu hamil, diharapkan dapat dipraktekan setelah sampai di rumah.
Waktu pertemuan disesuaikan dengan kesiapan ibu-ibu, bisa dilakukan pada
pagi atau sore hari dengan lama waktu pertemuan 120 menit termasuk senam
hamil 15-20 menit

B. Pertemuan III Kelas Ibu Hamil


Membahas materi pertemuan III dalam kelas ibu hamil

C. Perawatan Bayi
1. Perawatan Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir yaitu kondisi dimana bayi baru lahir  (neonatus), lahir
melalui jalan lahir dengan presentasi kepala secara spontan tanpa gangguan,
menangis kuat, nafas secara spontan dan teratur,berat badan antara 2500-4000
gram. Neonatus (BBL) adalah masa kehidupan pertama diluar rahim sampai
dengan usia 28 hari, dimana terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan
didalam rahim menjadi diluar rahim.Pada masa ini terjadi pematangan organ
hampir pada semua sistem.

2 Modul 1 Fasilitator Kelas Ibu


Modul 1 Fasilitator Kelas Ibu

Tujuan perawatan bayi adalah memenuhi kebutuhan dasar bayi seperti


menjaga pernafasan, nutrisi yang cukup, suhu tubuh dan menghindari kontak
dengan infeksi. Penting untuk membantunya menyesuaiakan diri dengan
kehidupan baru di luar rahim (Wiyati, 2010). Bayi lahir sehat diketahui dari
tanda-tanda sebagai berikut:
a. Bayi lahir segera menangis
b. Seluruh tubuh bayi kemerahan
c. Bayi bergerak aktif
d. Bayi dapat menghisap puting susu dengan kuat
e. Berat lahir 2500 gram-400 gram

Perawatan bayi baru lahir antara lain :


1. Perawatan kulit dan kuku
Kulit bayi baru lahir sangat rentan terhadap iritasi dari bahan kimia yang
ada dalam pakaian baru, dan sisa sabun atau detergen yang menempel pada
pakaian yang sudah dicuci. Untuk menghindari masalah ini, ibu harus membilas
semua pakaian bayi, seprei, selimut dan bahan lain yang dicuci sebelum
dipakaikan ke bayi. 
Untuk beberapa bulan pertama, ibu harus mencuci pakaian bayi dalam
tempat yang terpisah dari pakaian keluarga yang lain. Seperti apa yang ibu baca
pada iklan untuk produk bayi, bayi biasanya tidak memerlukan lotion, minyak
atau bedak. Jika kulitnya sangat kering, ibu dapat mengoleskan lotion pada
tempat-tempat yang kering. Jangan menggunakan produk perawatan kulit yang
tidak dibuat khusus untuk bayi, karena produk tersebut umumnya mengandung
parfum dan bahan kimia yang lain yang dapat mengiritasi kulit bayi.
Satu satunya perawatan untuk kuku bayi adalah memotongnya. Ibu dapat
menggunakan gunting kuku khusus untuk bayi atau gunting kecil berujung
tumpul. Waktu yang baik untuk memotong kuku adalah setelah mandi jika bayi
berbaring dengan tenang, tetapi akan lebih mudah lagi bila ibu melakukannya
ketika bayi sedang tidur.
2. Perawatan mata dan telinga

3 Modul 1 Fasilitator Kelas Ibu


Modul 1 Fasilitator Kelas Ibu

Ibu tidak perlu membiasakan diri menuangkan minyak hangat ke dalam


kanal telinga bayi karena hal itu hanya akan menambahkan lebih banyak lagi
kotoran di telinganya dari pada membersihkannya. Saat ibu membersihkan
matanya, mengusapkan gumpalan kapas atau handuk dari ujung mata di dekat
hidung ke arah luar. Ibu tidak perlu menghias mata bayi dengan pewarna.
3. Perawatan tali pusat
Puntung tali pusat biasanya akan lepas dalam waktu seminggu jika
dibiarkan, tidak basah saat mandi atau ditarik supaya lepas. Jika pada saat
mengering, daerah pusar ini agak merah, sebaiknya ibu mengolesinya dengan
krim bayi setiap hari. Jika ada nanah atau cairan keluar dari pusar, atau jika
diraba terdapat gumpalan seukuran kacang pada bayi yang berusia 2 atau 3
minggu yang disebut polyp atau granulasi, maka yang harus dilakukan oleh ibu
adalah memeriksakan pada petugas kesehatan guna untuk menghindari infeksi
yang lebih parah.
4. Perawatan hidung
Perawatan hidung sangat penting untuk menjaga hidung tetap bersih
karena bayi akan menangis dan sulit bernafas jika hidungnya tersumbat. Ibu
sebaiknya menghindari memasukkan gumpalan kapas kedalam hidung bayi.
5. Mengenakan pakaian bayi
Baju bayi seharusnya tidak membuatnya berkeringat. Oleh masyarakat
awam mengenakan pakaian yang berlebihan sering kali dilakukan dengan cara
memberi pakaian yang berlapis-lapis, bahkan di cuaca yang cerah. Hal itu dapat
membuat bayi tidak bisa bernafas dengan baik, berkeringat, dan menunjukkan
gejala susah bernafas, mengarah pada sembelit dan keringat buntu. Ibu
sebaiknya menghindari pakaian yang menyentuh leher bayi, karena hal ini dapat
mengakibatkan gesekan yang mengganggu. Selama musim panas ibu sebaiknya
memberikan pakaian dalam dan popok saja pada bayi.
6. Memandikan bayi
Ibu tidak perlu sering memandikan bayi asalkan ibu selalu mencuci area
popok dengan seksama selama penggantian popok, Mandi dua atau tiga kali
seminggu selama tahun pertama sudah cukup. Jika dimandikan lebih sering

4 Modul 1 Fasilitator Kelas Ibu


Modul 1 Fasilitator Kelas Ibu

kulitnya akan menjadi kering. Selama seminggu atau dua minggu pertama,
sampai tali pusat lepas, bayi baru lahir sebaiknya di basuh dengan spons.

7. Menyusui Bayi
Ibu sebaiknya menyusui bayinya dengan cara alami. Karena air susu ibu
(ASI) merupakan menu utama bagi seorang bayi. Sebaiknya ibu memberikan
ASI kepada bayi setiap 2-3 jam. Menyusui bayi dengan ASI adalah tradisi yang
sangat mulia, baik dari sudut pandang agama dan sosial maupun dunia ilmu
kedokteran modern, karena ASI disamping sebagai makanan utama bayi, juga
penguat jalinan jiwa. Misalnya saja saat disusui bayi menggenggam kepalan
tangannya, dan menempatkan dibawah dagu dan menggerakkan jari kakinya
kontak mata antara ibu dan bayi juga terjadi yang dapat meningkatkan
komunikasi antara ibu bayi (Soetjiningsih, 2007).

D. Pemberian K1 Injeksi Pada Bayi Baru Lahir


Pemberian vitamin K1 bertujuan guna mencegah terjadinya perdarahan akibat
kekurangan vitamin K1. Manifestasi klinik yang sering ditemukan pada bayi kurang
vitamin K1 adalah perdarahan, pucat dan pembesaran lever atau hati ringan.
Perdarahan dapat terjadi spontan akibat trauma, terutama pada trauma proses
kelahiran. Kebanyak kasus perdarahan terjadi di kulit, mata, hidung dan saluran
cerna.
Penyebab kekurangan vitamin K1 sebagai berikut:
1) Mengkonsumsi obat-obatan atau jamu selama masa kehamilan terutama yang
dapat mengganggu metabolisme vitamin K1 seperti obat anti pembekuan darah.
2) Pembentukan vitamin K1 yang kurang oleh bakteri usus, misalnya bayi yang
sering menggunakan antibiotik, khususnya bayi lahir prematur, bayi yang
mengalami gangguan fungsi hati dan bayi yang kurang asupan vitamin K1.
Begitu juga dengan bayi yang menderita gangguan pencernaan dan diare kronik.

E. Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir


Tanda bahaya bayi baru lahir (Depkes RI, 2009) sebagai berikut:
1) Adanya kejang atau tanpa kesadaran menurun

5 Modul 1 Fasilitator Kelas Ibu


Modul 1 Fasilitator Kelas Ibu

Bayi menangis melengking tiba-tiba, adanya gerakan yang tidak terkendali pada
mulut, mata atau anggota gerak, mulut mencucu, kaku seluruh tubuh dengan
atau tanpa rangsangan.
2) Adanya gangguan nafas: nafas berhenti lebih dari 20 detik, bayi tampak biru,
tarikan dinding dada ke dalam yang sangat kuat, pernapasan cuping hidung, bayi
merintih.
3) Penurunan suhu tubuh kurang dari 36O C: badan bayi teraba dingin, tampak
mengantuk, ada bagian tubuh yang merah dan mengeras, kaki dan tangan teraba
dingin dan gerakan bayi kurang dari normal.
4) Bayi demam > 37,5O C
5) Adanya infeksi: bayi tampak mengantuk atau tidak sadar, adanya kejang,
gangguan napas, malas atau tidak dapat minum, ubun-ubun cembung, ada
bagian tubuh yang merah dan mengeras, badan teraba dingin, adanya bisul-bisul
kecil pada kulit, nanah keluar dari mata, pusar kemerahan sampai ke dinding
perut dan berbau busuk.
6) Bayi kuning pada hari pertama setelah lahir atau setelah umur 14 hari atau pada
umur lebih dari 2 minggu.
7) Adanya gangguan saluran cerna: bayi muntah, bayi gelisah, rewel dan perut
kembung, teraba benjolan pada perut. Untuk bayi baru lahir: belum buang air
besar dalam 24 jam terakhir, ada darah dalam tinja tanpa diare, periksa apakah
ada lubang duburnya.
8) Diare: keadaan umum bayi apakah tampak mengantuk atau tidak sadar, gelisah
atau rewel, mata cekung, cubitan pada kulit perut kembali lambat.

F. Pengamatan Pertumbuhan dan Perkembangan Bayi atau Anak


Sangat penting untuk mengamati pertambahan berat badan bayi dengan
membawanya ke posyandu untuk ditimbang setiap bulan. Setiap bulan berat badan
anak akan meningkat sesuai dengan pita hijau pada KMS. Perkembangan dan
kepandaian anak akan bertambah sesuai dengan umur dan anak yang sehat akan
jarang sakit, selalu gembira, ceria, aktif. lincah dan cerdas. 
Tanda-tanda anak tumbuh sehat sebagai berikut:

6 Modul 1 Fasilitator Kelas Ibu


Modul 1 Fasilitator Kelas Ibu

a. Berat badan anak naik setiap bulan


b. Pada KMS garis pertumbuhan naik mengikuti salah satu pita warna atau pindah
ke pitra warna diatasnya.
Tanda anak tumbuh kurang sehat (Depkes RI, 2009) sebagai berikut:
a. Berat badan tidak naik
b. Pada KMS garis pertumbuhan turun, datar, pindah ke pita warna di bawahnya
atau ada di bawah garis merah.

G. Pemberian Imunisasi Bayi Baru Lahir


Imunisasi merupakan upaya untuk melindungi bayi dari berbagai aspek penyakit
menular. Imunisasi pertama diberikan pada saat bayi baru lahir yaitu dengan
memberikan imunsasi Hepatitis B-O (HBO). HBO sebaiknya diberikan sebelum
bayi berumur 7 hari. Imunsiasi selanjutnya diberikan di posyandu, puskesmas,
rumah sakit atau dokter praktek swasta. Bayi harus mendapatkan imunsasi dasar
lengkap sebelum berumur 1 tahun. Bayi yang akan diimunisasi harus dalam keadaan
sehat, namun batuk pilek ringan bukan merupakan halangan untuk mendapatkan
imunsasi. 
Penyakit yang dapat dicegah dengan imunsasi adalah:
1) Hepatitis B (HB)
2) TBC
3) Polio
4) Difteri, Perfusis (batuk rejan), Tetanus (DPT)
5) Campak

H. Mitos dan Penyakit Menular


Banyak mitos mengenai kehamilan dan kesehatan anak. Namun namanya juga
mitos tentu banyak juga yang perlu diteliti kebenarannya. Beberapa mitos dapat
bertahan karena memberikan nasihat yang sesuai dengan pengalaman sehari-hari.
Namun banyak mitos terutama sekitar kehamilan dan melahirkan, terbukti salah atau
tidak efektif sesuai dengan kemajuan kedokteran dan teknologi.

7 Modul 1 Fasilitator Kelas Ibu


Modul 1 Fasilitator Kelas Ibu

Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah infeksi yang dapat menyebar dari satu
orang ke orang lainnya melalui hubungan seks dan merupakan masalah kesehatan
masyarakat di banyak negara. Angka kejadian IMS diperkirakan tinggi dan
kegagalan dalam mendiagnosa serta mengobati IMS sedini mungkin dapat
menimbulkan komplikasi dan kecacatan termasuk terjadinay infertilitas, keguguran,
kehamilan ektopik, kanker daerah panggul bahkan infeksi pada bayi baru lahir.
Komplikasi yang terjadi akibat IMS dan penyakit radang panggul (PRP)
menimbulkan dampak buruk terhadap kesehatan reproduksi

I. Akta Kelahiran dan Contoh SAP


Menurut UU No 23/2002: Perlindungan Anak pasal 5 menjelaskan bahwa setiap
anak berhak atas suatu nama sebagai identitas diri dan status kewarganegaraan.
Pasal 27 juga menyatakan bahwa identitas diri anak harus diberikan sejak
kelahirannya dan dituangkan dalam akta kelahiran yang dibuat berdasarkan pada
surat keterangan dari orang yang menyaksikan dan/atau membantu proses kelahiran.

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Pertemuan III Kelas Ibu Hamil

Pokok Bahasan : Pertemuan III Kelas Ibu Hamil

Sasaran : Ibu Hamil

Hari/Tanggal :……, ………….

Waktu : .....WIB s/d selesai

Tempat :……………….

Penyuluh :Bidan…………

8 Modul 1 Fasilitator Kelas Ibu


Modul 1 Fasilitator Kelas Ibu

A. Latar Belakang
Kelas ibu hamil adalah kelompok belajar ibu-ibu hamil dengan umur kehamilan
antara 4 minggu sampai dengan 36 minggu ( menjelang persalinan ) dengan jumlah
peserta maksimal 10 orang.
Tujuan kelas ibu hamil adalah meningkatkan pengetahuan, merubah sikap dan
perilaku ibu agar memahami tentang kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan
selama kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, persalinan, perawatan nifas,
KB pasca persalinan, perawatan bayi baru lahir, mitos / kepercayaan / adat istiadat
setempat, penyakit menular seksual dan akte kelahiran. Adapun keuntungan kelas
ibu hamil adalah materi diberikan secara menyeluruh dan terencana, penyampaian
materi lebih komprehensif karena ada persiapan petugas sebelum penyajian materi,
dapat mendatangkan tenaga ahli untuk memberikan penjelasan mengenai topik
tertentu, waktu pembahasan materi menjadi efektif karena pola penyajian materi
terstruktur dengan baik, ada interaksi antar petugas kesehatan dengan ibu hamil pada
saat pembahasan materi dilaksanakan. Dilaksanakan secara berkala dan
berkesinambungan, dilakukan evaluasi terhadap petugas kesehatan dan ibu hamil
dalam memberikan penyajian materi sehingga dapat meningkatkan kualitas sistem
pembelajaran.
Sasaran peserta kelas ibu hamil sebaiknya ibu hamil pada umur kehamilan 4
sampai 36 minggu karena pada umur kehamilan ini kondisi ibu sudah kuat. Jumlah
peserta kelas ibu hamil maksimal 10 orang setiap kelas, jika diperlukan suami/
keluarga diikut sertakan.
Dalam memberikan pendidikan pada ibu hamil tersebut dilakukan langkah-
langkah dari mulai persiapan sampai pelaksanaan pembelajaran kelas ibu hamil
Depkes & JICA (2008) antara  lain sebagai berikut: Melakukan identifikasi terhadap
ibu hamil yang ada di wilayah kerja. Ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa
jumlah ibu hamil dan umur kehamilannya sehingga dapat menentukan jumlah
peserta setiap kelas ibu hamil dan berapa kelas yang akan dikembangkan dalam
kurun waktu tertentu misalnya selama satu tahun. Mempersiapkan tempat dan
sarana pelaksanaan kelas ibu hamil, misalnya tempat di puskesmas atau polindes,
kantor desa/balai pertemuan, posyandu atau di rumah salah seorang warga
masyarakat. Sarana belajar menggunakan kursi, tikar, karpet, VCD player dan lain-

9 Modul 1 Fasilitator Kelas Ibu


Modul 1 Fasilitator Kelas Ibu

lain jika tersedia. Mempersiapkan materi, alat bantu penyuluhan dan jadwal
pelaksanaan kelas ibu hamil serta mempelajari materi yang akan
disampaiakan.Persiapan peserta kelas ibu hamil, mengundang ibu hamil umur antara
5 sampai 8 bulan. Siapkan tim pelaksana kelas ibu hamil yaitu siapa saja
fasilitatornya dan nara sumber jika diperlukan. Membuat rencana pelaksanan
kegiatan Akhir pertemuan dilakukan senam ibu hamil, sebagai kegiatan/materi
ekstra Menentukan waktu pertemuan, yang disesuaikan dengan kesiapan ibu-ibu,
bisa dilakukan pada pagi atau sore hari dengan lama waktu pertemuan 120 menit
dan senam 30 menit.
Materi pertemuan pada kelas ibu hamil terbagi dalam pertemuan pertama
mengenai hehamilan, perubahan tubuh dan keluhan yang membahas tentang apa
kehamilan itu, perubahan tubuh ibu selama kehamilan, keluhan umum saat hamil
dan cara mengatasinya (kram kaki, wasir dan nyeri pinggang), apa saja yang perlu
dilakukan ibu hamil dan pengaturan gizi termasuk pemberian tablet tambah darah
untuk penanggulangan anemia. Materi berikut pada pertemuan pertama mengenai
perawatan kehamilan yang membahas kesiapan psikologis menghadapi kehamilan,
hubungan suami istri selama kehamilan, obat yang boleh dan tidak boleh
dikonsumsi ibu hamil, tanda-tanda bahaya kehamilann dan perencanaan persalinan
dan pencegahan komplikasi (P4K).
Materi Pertemuan kedua meliputi persalinan yang membahas tanda-tanda
persalinan, tanda bahaya persalinan, proses persalinan. Materi selanjutnya adalah
perawatan nifas yang membahas apa yang dilakukan ibu nifas agar dapat menyusui
ASI ekslusif, bagaimana menjaga kesehatan ibu nifas, tanda-tanda bahaya dan
penyakit ibu nifas dan KB pasca persalinan
Pada pertemuan ketiga materi yang dibahas adalah perawatan bayi meliputi :
perawatan bayi baru lahir (BBL), pemberian K1 injeksi pada BBL, tanda bahaya
bayi baru lahir (BBL), pengamatan perkembangan bayi/anak, Pemberian imunisasi
pada BBL.Materi berikutnya tentang mitos yaitu penggalian dan penelusuran mitos
yang berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak.Selanjutnya penyakit menular yang
meliputi Infeksi menular seksual (IMS), Informasi dasar HIV/AIDS dan pencegahan
dan penanganan malaria pada ibu hamil. Pada pertemuan ini juga dibahas tentang
pentingnya akte kelahiran.

10 Modul 1 Fasilitator Kelas Ibu


Modul 1 Fasilitator Kelas Ibu

B. Tujuan Instruksional Umum (TIU)

Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan ibu hamil dapat memahami tentang


Pertemuan III kelas ibu hamil.

C. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

Setelah mendapat penyuluhan tentang Pertemuan III yang baik dan benar,
diharapkan ibu hamil mengerti materi yang dibahas dalam pertemuan 3 kelas ibu
hamil.

D. Materi

Terlampir

E. Manfaat

Penyuluhan dapat meningkatkan pengetahuan para ibu hamil dalam pertemuan


III.

F. Metode
a. Diskusi dan Tanya Jawab
b. Sharing ( berbagi informasi) menggunakan media
G. Media
Leaflet, lembar balik, Buku KIA
H. Sasaran

Ibu hamil

I. Waktu pelaksanaan

Hari/Tanggal : ……..

Waktu : .......WIB s/d selesai

Tempat : ………..

11 Modul 1 Fasilitator Kelas Ibu


Modul 1 Fasilitator Kelas Ibu

J. Proses Kegiatan Penyuluhan

No. Waktu Tahap kegiatan Kegiatan Media Sasaran


1. 5 menit Pembukaan Memberikan salam pembuka - Menjawab salam
Memperkenalkan diri Mendengarkan
Kontrak waktu Memberikan respon
2. 5 menit Melakukan Pre-Test Memberikan soal Pre-Test - Mengerjakan soal
kepada peserta
3. 15 menit Kegiatan Inti Pengertian pentingnya Leaflet, Mendengarkan
mengetahui tentang lembar Memperhatikan
Pertemuan III kelas ibu balik,
hamil Buku KIA
4. 10 menit Tanya Jawab Memberikan kesempatan - Peserta aktif mengajukan
kepada peserta untuk pertanyaan
bertanya
5. 5 menit Melakukan evaluasi Memberikan soal Post-Test - Mengerjakan soal
kepada peserta
6. 5 menit Penutup Memberikan hasil evaluasi - Menjawab salam
Menyimpulkan hasil Mendengarkan
penyuluhan Memberikan respon
Mengucapkan salam
penutup

K. Setting tempat

1 2

12 Modul 1 Fasilitator Kelas Ibu


Modul 1 Fasilitator Kelas Ibu

3 4

5 5 5

Keterangan :

1. Moderator
2. Penyaji
3. Observer
4. Fasilitator
5. Peserta

L. Pengorganisasian
Moderator :
Penyaji :
Dokumentasi :

M. Rencana Evaluasi

Prosedur : Pre Test & Post Test

Bentuk : Soal

PETUNJUK

1. Siapkan alat-alat yang digunakan dalam kegiatan diskusi


2. Ikuti petinjuk yang ada pada jobsheet

13 Modul 1 Fasilitator Kelas Ibu


Modul 1 Fasilitator Kelas Ibu

3. Bekerja secara hati-hati dan teliti

KESELAMATAN KERJA

1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk melakukan diskusi


2. Baca dan pahami lembar kerja/ jobsheet/ daftar tilik
3. Bertindak lembut dan hati-hati pada saat melakukan tindakan
4. Tanyakan pada dosen/ instruktur bila terdapat hal-hal yang kurang dimengerti

KESELAMATAN KERJA

1. Pastikan privasi peserta


2. Lakukan kegiatan diskusi sesuai dengan tema yang ditentukan

ALAT DAN BAHAN


1. LCD
2. Infocus
3. Speaker
4. Laptop
5. Modul
6. Alat dan bahan serta media yang sesuai dengan pertemuan

PROSEDUR PELAKSANAAN
Langkah-langkah diskusi
1. Persiapan
2. Pelaksanaan diskusi

JOB SHEET

14 Modul 1 Fasilitator Kelas Ibu


Modul 1 Fasilitator Kelas Ibu

PROSEDUR PELAKSANAAN

No Kegiatan Gambar
1.
Membuat SAP
- Menentukan materi pertemuan III
kelas ibu hamil
- Menentukan tujuan
- Menentukan sasaran
- Mempersiapkan materi yang akan
dibahas
- Menentukan alat dan bahan
- Menentukan tempat kegiatan
- Memperhitungkan waktu yang
dibutuhkan dalam kegiatan
pertemuan III kelas ibu hamil

Tahap pelaksanaan
2. Memberikan pengarahan sebelum
dilaksanakan Pertemuan III kelas ibu
hamil, misalnya menyajikan tujuan
yang ingin dicapai dalam pelaksanaan
kelas ibu hamil

3. Melaksanakan pertemuan III kelas ibu


hamil dengan materi yang telah
ditetapkan. Dalam pelaksanaan kelas
ibu hamil sebaiknya memperhatikan
suasana yang ramah dan
menyenangkan, misalnya tidak tegang,
tidak saling menyudutkan dan lain
sebagainya.

4. Memberikan kesempatan yang sama


kepada setiap ibu hamil untuk
mengeluarkan gagasan atau pendapat
berdasarkan pengetahuan/wawasan
yang dimilikinya

15 Modul 1 Fasilitator Kelas Ibu


Modul 1 Fasilitator Kelas Ibu

5. Mengendalikan pembicaraan kepada


pokok persoalan yang sedang dibahas.
Hal ini sangat penting, sebab tanpa
pengendalian biasanya pertemuan
dalam kelas ibu hamil menjadi tidak
terarah

6. Membuat pokok-pokok pembahasan


sebagai kesimpulan sesuai dengan hasil
pertemuan III kelas ibu hamil. Serta
melakukan evaluasi terhadap kegiatan
dengan meminta kesediaan para ibu
hamil untuk menyampaikan kesimpulan
materi yang di sampaikan.

APLIKASI
1. Mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok kecil
2. Mahasiswa mengerjakan tugas mengidentifikasi, membedakan,
menganalisis peran penerapan fasilitator kelas ibu melalui kasus fiktif (vidio
kasus tertulis) yang diberikan dengan menggunakan daftar tilik oleh dosen
pembimbing/ struktur sampai memenuhi/ sesuai dengan daftar tilik

EVALUASI
1. Setiap mahasiswa harus mendiskusikan secara kelompok dengan
diperthatikan oleh kelompok lain dengan menggunakan daftar tilik sesuai
kriteria daftar tilik.
2. Setiap langkah dilakukan secara sistematis dan memperthatikan keamanan
serta kenyamanan disetiap prosedur
3. Penempatan alat-alat secara ergonomis dan telah diketahui fungsinya.
4. Dosen/ instruktur menilai langkah-langkah pelaksanaan diskusi dengan
menggunakan daftar tilik

16 Modul 1 Fasilitator Kelas Ibu


Modul 1 Fasilitator Kelas Ibu

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
No. Dok : Tgl. Diterbitkan : Paraf :
Februari 2021 Ketua Prodi
Hal : Kebidanan Curup

FORMAT PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPOTENSI


PERTEMUAN III KELAS IBU HAMIL

Nama mahasiswa : .......................................


NIM : .......................................
Tingkat/ Semester : ......................................

Berilah tanda (v) pada kolom penilaian


Petunjuk penilaian :
Nilailah setiap kinerja dengan menggunakan skala sebagai berikut :
0 : Langkah prosedur tidak dikerjakan sama sekali
1 : Langkah prosedur dikerjakan tetapi kurang tepat

17 Modul 1 Fasilitator Kelas Ibu


Modul 1 Fasilitator Kelas Ibu

2 : Langkah prosedur dikerjakan dengan tepat

SKOR
No BUTIR YANG DINILAI
0 1 2
Tahapan Persiapan
1. Membuat SAP :
- Menentukan materi pertemuan III kelas ibu hamil
- Menentukan tujuan
- Menentukan sasaran
- Mempersiapkan materi yang akan dibahas
- Menentukan alat dan bahan
- Menentukan tempat kegiatan
- Memperhitungkan waktu yang dibutuhkan dalam kegiatan
pertemuan III kelas ibu hamil
Tahap Pelaksanaan
2. Memberikan pengarahan sebelum dilaksanakan Pertemuan III
kelas ibu hamil, misalnya menyajikan tujuan yang ingin
dicapai dalam pelaksanaan kelas ibu hamil
3. Melaksanakan pertemuan III kelas ibu hamil dengan materi
yang telah ditetapkan. Dalam pelaksanaan kelas ibu hamil
sebaiknya memperhatikan suasana yang ramah dan
menyenangkan, misalnya tidak tegang, tidak saling
menyudutkan dan lain sebagainya.
4. Memberikan kesempatan yang sama kepada setiap ibu hamil
untuk mengeluarkan gagasan atau pendapat berdasarkan
pengetahuan/wawasan yang dimilikinya
5. Mengendalikan pembicaraan kepada pokok persoalan yang
sedang dibahas. Hal ini sangat penting, sebab tanpa
pengendalian biasanya pertemuan dalam kelas ibu hamil
menjadi tidak terarah
6. Membuat pokok-pokok pembahasan sebagai kesimpulan
sesuai dengan hasil pertemuan III kelas ibu hamil. Serta
melakukan evaluasi terhadap kegiatan dengan meminta
kesediaan para ibu hamil untuk menyampaikan kesimpulan
materi yang di sampaikan.

DAFTAR PUSTAKA

18 Modul 1 Fasilitator Kelas Ibu


Modul 1 Fasilitator Kelas Ibu

1. Aziz, 2007. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba
Medika
2. Departemen Kesehatan RI. 2011. Pedoman Kelas Ibu Hamil. Jakarta : Depkes
RI
3. Azwar, 2010. Sikap Manusia, Jogjakarta: Pustaka Pelajar
4. Depkes RI, 2006. Promosi Kesehatan bagi Petugas Kesehatan, Jakarta
5. Depkes RI. 2009. Pegangan Fasilitator Kelas Ibu Hamil. Jakarta
6. Depkes RI. 2009. Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil. Jakarta.
7. Depkes RI. 2009. Senam Ibu Hamil. Jakarta.
8. Hurlock, 2009. Psikologi Perkembangan Rentang Kehidupan. Jakarta: EGC
9. Notoatmodjo, 2010. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
10. Nursalam, 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
11. Saryono dkk, 2009. Perawatan Payudara. Jogjakarta:Mitra Cendekia.
12. Soemantri, 2010. Aplikasi Statistika dalam Penelitian, Bandung: Pustaka Setia
13. Soetjiningsih, 2009. Tumbuh Kembang Anak, Jakarta: EGC
14. Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta
15. Suliha, dkk., 2009. Manajemen Organisasi, Jakarta: Puspa Swara
16. Wiyati, 2010. Perawatan Ibu Bersalin, Jogjakarta: Fitra Maya

19 Modul 1 Fasilitator Kelas Ibu

Anda mungkin juga menyukai