Makalah
Metode-Metode Pendidikan
DOSEN PEMBIMBING :
Junaidi, SST, M.Kes
DISUSUN OLEH :
Nawal Azkia
P0713111026
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan
karunia-Nya kepada kami sehingga saya bisa menyelesaikan makalah ini dengan tepat pada
waktunya yang berjudul “Metode-Metode Pendidikan”, makalah ini berisi tentang informasi
metode-metode pendidikan kesehatan. Kami meyadari bahwa makalah yang kami susun ini
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata kami ucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini dari awal
sampai akhir.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah sesuatu yang universal dan berlangsung terus tak terputus dari generasi
kegenerasi dimanapun didunia ini. Setiap orang pada dasarnya pernah mengalami pendidikan,
tetapi tidak setiap orang mengerti kata pendidikan. Pengertian pendidikan menjadi penting
manakala bahwa kita dapat memungkiri bahwa dengan perkembangan jaman di dunia
pendidikan yang terus berubah dengan signifikan sehingga banyak mengubah pola piker
pendidik, dari pola pikir yang awam dan kaku menjadi lebih modern. Hal tersebut sangat
berpengaruh dalam kemajuan pendidikan di Indonesia. Hanya saja, seiring dengan kemajuan
pendidikan terkadang konsep atau pengertian tersebut mungkin menjadi bias atau kabur.
Diera globalisasi sekarang ini bidang kesehatan banyak mengalami pemuktahiran dan
pekembangan-perkembangan ilmu yang mencuri perhatian masyarakat. Seiring dengan itu
banyak pula masalah-masalah yang tentunya mampu membuat derajat kesehatan manusia
menurun. Dengan adanya masalah-masalah tersebut maka status kesehatan masyarakat juga
mengalami degradasi.Pada masa sekarang status kesehatan telah menjadi suatu keharusan untuk
dipertahankan bagi setiap anggota masyarakat yang bermukim dalam suatu wilayah tertentu.
Status kesehatan sekarang telah dianggap sesuatu yang berharga dan menjadi suatu hal yang
harus ditingkatkan oleh setiap manusia.
Keberhasilan program pendidikan kesehatan yang meliputi perilaku kesehatan dan domain
kesehatan sangat besar peranannya guna mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas.
Pendidikan kesehatan yang meliputi perilaku kesehatan dan domain kesehatan ini harus
didukung oleh semua pihak terutama masyarakatnya. Program ini bertujuan untuk meningkatkan
kesehatan masyarakat dan tentunya menyadarkan mereka tentang pentingnya kesehatan itu
sendiri.Kesehatan sendiri adalah ilmu dan seni mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan
meningkatkan kesehatan masyarakat melalui pendidikan kesehatan. Dalam rangka meningkatkan
kesehatan masyarakat, maka perlu dilakukan pendidikan, khususnya pendidikan yang ditujukan
kepada masyarakat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan metode diskusi ?
2. Apa yang dimaksud dengan metode konseling ?
3. Apa yang dimaksud dengan metode penyuluhan ?
4. Apa yang dimaksud dengan metode curah pendapat ?
5. Apa yang dimaksud dengan metode ceramah tanya jawab ?
6. Apa yang dimaksud dengan metode fokus grup diskusi?
C. Tujuan
1. Agar mahasiswa mengetahui pengertian metode diskusi
2. Agar mahasiswa mengetahui pengertian metode konseling
3. Agar mahasiswa mengetahui pengertian metode penyuluhan
4. Agar mahasiswa mengetahui pengertian metode curah pendapat
5. Agar mahasiswa mengetahui pengertian metode tanya jawab
6. Agar mahasiswa mengetahui pengertian metode fokus grup diskusi
BAB II
PEMBAHASAN
a. Suatu diskusi tak dapat diramalkan sebelumnya mengenai bagaimana hasilnya sebab
tergantung kepada kepemimpinan sisiwa dan partisipasi anggotanya.
b. Suatu diskusi memerlukan keterampilan-keterampilan tertentu yang belum pernah
dipelajari sebelumnya.
c. Jalannya diskusi dapat dikuasai (didominasi) oleh beberapa siswa yang “menonjol”
d. Tidak semua topik dapat dijadikan pokok diskusi, tetapi hanya hal-hal yang barsifat
problematik saja yang dapat didiskusikan.
e. Diskusi yang mendalam memerlukan waktu yang banyak.
B. Metode Konseling
Konseling secara etimologi, berasal dari bahasa latin, yaitu consilium (dengan atau
bersama), yang dirangkai dengan menerima atau memahami. Secara terminologi, Konseling
adalah hubungan pribadi yangdilakukan secara tatap muka antara dua orang dalam mana
konselor melalui hubungan itudengan kemampuan-kemampuan khusus yang dimilikinya,
menyediakan situasi belajar.Dalam hal ini konseli dibantu untuk memahami diri sendiri,
keadaannya sekarang, dankemungkinan keadaannya masa depan yang dapat ia ciptakan
dengan menggunakan potensi yang dimilikinya, demi untuk kesejahteraan
pribadi maupun masyarakat.
Tujuan konseling adalah upaya bantuan yang diberikan seorang
pembimbing yangterlatih dan berpengalaman, terhadap individu-individu yang
membutuhkannya,
agar berkembang potensinya secara optimal, mampu mengatasi masalahnya, dan mampume
nyesuaikan diri terhadap lingkungan yang selalu berubah
Manfaat konseling adalah kitabisa memecahkan masalah-masalah dan menemukan
kebutuhan-kebutuhan yang akan datang.
Cara Melakukannya ;
1. Perilaku attending : mencakup kontak mata, bahasa badan, dan bahasa lisan.
2. Empati : merasakan apa yang dirasakan klien.
3. Refleksi : memantulkan kembali kepada klien tentang perasaan, pikiran dan
pengalamanklien sebagai hasil pengamatan.
4. Eksplorasi : menggali perasaan, pengalaman, dan pikiran klien.
5. Menangkap pesan utama tentang perasaan, pengalaman, atau pikiran klien
dandisampaikan kembali kepada klien.
6. Bertanya untuk membuka percakapan
7. Bertanya tertutup melalui sebuah pernyataan yang membutuhkan tanggapan.
8. Dorongan minimal : upaya konselor secara halus agar klien tetap terlibat dalam
hubunganyang komunikatif.
9. Interpretasi perasaan, pengalaman, atau pikiran klien berdasarkan teori-teori yang
ada.
10. Mengarahkan agar klien tetap dalam situasi dan hubungan komunikasi yang ideal.
11. Menyimpulkan sementara secara periodik agar tahapan-tahapan bisa
berkesinambungan.
12. Memimpin arah pembicaraan.
13. Fokus pada permasalahan.
14. Konfrontasi : kemampuan konselor untuk bisa mengungkapkan adanya
inkonsistensi dalam diri klien.
15. Menjernihkan ucapan klien yang samar-samar.
C. Metode Penyuluhan
Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara
menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak sajasadar, tahu dan
mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuranyang ada hubungannya dengan
kesehatan. Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang
berlandaskan prinsip prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana individu,
keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, tahu bagaimana
caranya dan melakukan apa yang bisa dilakukan, secara perseorangan maupun secara
kelompok dan meminta pertolongan.
Tujuan Penyuluhan kesehatan adalah penambahan pengetahuan dan kemampuan
seseorang melalui teknik praktik belajar atau instruksi dengan tujuanmengubah atau
mempengaruhi perilaku manusia baik secara individu,kelompok maupun masyarakat untuk
meningkatkan kesadaran akan nilaikesehatan sehingga dengan sadar mau mengubah
perilakunya menjadi perilaku hidup sehat
Cara Melaksanakannnya ;
1. Metode penyuluhan perorangan (individual)
Dalam penyuluhan kesehatan metode ini digunakan untuk membina perilaku baru atau
seseorang yang telah mulai tertarik pada suatu perubahan perilaku atau inovasi. Dasar
digunakan pendekatan individualini karena setiap orang mempunyai masalah atau alasan
yang berbeda-bedasehubungan dengan penerimaan atau perilaku baru tersebut. Bentuk dari
pendekatan ini antara lain :
a. Bimbingan dan penyuluhanDengan cara ini kontak antara klien dengan petugas lebih
intensif.Setiap masalah yang dihadapi oleh klien dapat dikoreksi dan dibantu
penyelesaiannya. Akhirnya klien akan dengan sukarela, berdasarkankesadaran dan
penuh pengertian akan menerima perilaku tersebut. b.
b. Wawancara Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan.
Wawancara antara petugas kesehatan dengan klien untukmenggali informasi
mengapa ia tidak atau belum menerima perubahan,ia tertarik atau belum menerima
perubahan, untuk mempengaruhiapakah perilaku yang sudah atau akan diadopsi itu
mempunyai dasar pengertian dan kesadaran yang kuat, apabila belum maka perlu
penyuluhan yang lebih mendalam lagi.
2. Metode Penyuluhan Kelompok
Dalam memilih metode penyuluhan kelompok harus mengingat besarnya kelompok
sasaran serta tingkat pendidikan formal pada sasaran. Untuk kelompok yang besar,
metodenya akan berbeda dengan kelompok kecil. xEfektifitas suatu metode akan tergantung
pula pada besarnya sasaran penyuluhan. Metode ini mencakup:
a. Kelompok besar, yaitu apabila peserta penyuluhan lebih dari 15 orang. Metode yang
baik untuk kelompok ini adalah ceramah dan seminar.
1) Ceramah Metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun
rendah. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakanmetode ceramah
adalah :
a) Persiapan Ceramah yang berhasil apabila penceramah itu sendirimenguasai
materi apa yang akan diceramahkan, untuk itu penceramah harus
mempersiapkan diri. Mempelajari materidengan sistematika yang baik. Lebih
baik lagi kalau disusundalam diagram atau skema dan mempersiapkan alat-
alat bantu pengajaran.
b) PelaksanaanKunci keberhasilan pelaksanaan ceramah adalah apabila
penceramah dapat menguasai sasaran Untuk dapat menguasaisasaran
penceramah dapat menunjukkan sikap dan penampilanyang meyakinkan.
Tidak boleh bersikap ragu-ragu dan gelisah.Suara hendaknya cukup keras dan
jelas.Pandangan harus tertuju ke seluruh peserta. Berdiri di depan
dipertengahan, tidak duduk dan menggunakan alat bantu lihat semaksimal
mungkin.2)
2) Seminar Metode ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar deng pendidikan
menengah ke atas. Seminar adalah suatu penyajian dariseseorang ahli atau
beberapa orang ahli tentang suatu topik yangdianggap penting dan dianggap
hangat di masyarakat.
3. Metode Penyuluhan Massa, Dalam metode ini penyampaian informasi ditujukan kepada
masyarakatyang sifatnya massa atau public. Oleh karena sasaran bersifat umum
dalamarti tidak membedakan golongan umur, jenis kelamin, pekerjaan, statusekonomi,
tingkat pendidikan dan sebagainya, maka pesan kesehatan yangakan disampaikan harus
dirancang sedemikian rupa sehingga dapatditangkap oleh massa tersebut. Pada
umumnya bentuk pendekatan masaini tidak langsung, biasanya menggunakan media
massa. Beberapa contohdari metode ini adalah ceramah umum, pidato melalui media
massa,simulasi, dialog antara pasien dan petugas kesehatan, sinetron, tulisan di majalah
atau koran, bill board yang dipasang di pinggir jalan, spanduk, poster dan sebagainya.
Selain memiliki banyak kelebihan, metode Brainstorming juga memiliki kelemahan. Berikut
kelemahan-kelemahan metode Brainstorming yang dikemukakan oleh (Sudjana, 2001:88)
adalah sebagai berikut:
a. Peserta didik yang kurang perhatian dan kurang berani mengemukakan pendapat akan
merasa terpaksa untuk menyampaikan buah pikirannya.
b. Jawaban mudah cenderung mudah terlepas dari pendapat yang berantai.
c. Peserta didik cenderung beranggapan bahwa semua pendapatnya diterima,
d. Memerlukan evalusi lanjutan untuk menentukan prioritas pendapat yang disampaikan,
e. Anak yang kurang selalu ketinggalan,
f. Kadang-kadang pembicaraan hanya dimonopoli oleh anak yang pandai saja.
Sedangkan menurut (Roestiyah, 2001:74-75) kekurangan metode Brainstorming adalah
sebagai berikut:
a. Guru kurang memberi waktu yang cukup kepada siswa untuk berpikir dengan baik,
b. Anak yang kurang pandai selalu ketinggalan,
c. Guru hanya menampung pendapat tidak pernah merumuskan kesimpulan,
d. Tidak menjamin hasil pemecahan masalah,
e. Masalah bisa berkembang ke arah yang tidak diharapkan.
E. Metode Ceramah Tanya Jawab
Bertanya dan menjawab sering kali dilakukan orang apabila ada ketidak ketahuan atau
ketidakpahaman akan sesuatu peristiwa atau pemahaman. Dalam proses belajar mengajar
dengan metode tannya jawab di jadikan salah satu metode untuk menyampaikan materi
pelajaran dengan cara guru bertanya kepada siswa atau siswabertanya kepada guru.
Metode tanya jawab adalahcara penyajian pelajaran dalam proses belajar mengajar
melalui interaksi dua arah atau two way traffic dari guru ke pesrta didik atau dari peserta
didik kepada guru agar diperoleh jawaban kepastian materi mealui jawaban lisan guru atau
peserta didik.
Metode tanya jawab adalah suatu cara dimana guru pada umumnya berusaha
menanyakan apakah siswa telah mengetahui fakta tertentu yang sudah diajarkan, atau
apakah proses pemikiran yang dipakai oleh siswa.
Guru yang menggunakan teknik tanya jawab mempunyai tujuan agar siswa dapat
mengerti atau mengingat-ingat tentang fakta yang dipelajari, didengar ataupun dibaca,
sehingga mereka memiliki pengertian yang mendalam tentang fakta itu. Metode ini juga
diharapkan mampu menjelaskan langkah-langkah berpikir atau proses yang ditempuh dalam
memecahkan masalah, sehingga jalan pikiran siswa tidak meloncat-loncat yang dapat
merugikan siswa sendiri dalam menangkap suatu masalah untuk dipecahkan.
Dalam tanya jawab guru bermaksud meneliti kemampuan daya tangkap siswa untuk
dapat memahami bacaan, apa yang mereka paham apa yang dibacanya. Dengan tanya jawab
dapat mengetahui apakah siswa mendengarkan dengan baik karena sebelum tanya jawab
dilakukan, sebelumnya pada awal pelajaran dilakukan penyampaian materi yang biasa
dilakukan secara lisan.
Dalam metode tanya jawab, guru dan peserta didik sama-sama aktif. Namun demikian,
keaktifan peserta patut mendapat perhatian yang sungguh-sungguh sehingga hal itu tidak
harus banyak tergantung pada keaktifan guru. Oleh karena itu , guru tidak hanya dituntut
unyuk menguasai teknik-teknik bertanya dan jenis-jenis pertanyaan, tetapi juga semangat
tinggi di dalam membangun dituasi yang kondusif bagi terjadinya diskusi .
Kelemahan dari Metode Tanya Jawab
Dalam metode tanya jawab kelancaran jalannya pelajaran agak terhambat karena
diselingi tanya jawab. Jawaban siswa belum tentu benar bahkan mungkin kadang-kadang
dapat menyimpang dari persoalannya sehingga dibutuhkan waktu lebih lama untuk
memperoleh jawaban benar.
v Kelemahan dari Metode Tanya jawab
Ø Adanya rasa tidak tidak puas atas pertanyaan yang diberikan.
Ø Adanya pertanyaan yang tidak terlampau menghendak jawaban “ya” atau “ bukan”.
Ø Bagi siswa yang tidak aktif atau jarang bertannya bahkan tidak pernah, terkadang
menjadi malu kepada teman-temannya.
Ø Bagi siswa yang malas membaca, metode tanya jawab menjadi tidak aktif ( pasif).
Menurut H. Erman Suherman dalam bukunya Strategi Pembelajaran Matematika
Kontemporer bahwa untuk menghindari terjadinya proses belajar mengajar yang tidak
efektif dan efisien serta mengharapkan siswa aktif dalam kegiatan belajar mengajar dengan
metode tanya jawab, hendaknya seorang guru berlaku:
Menghargai jawaban, pertanyaan, keluhan, atau tindakan siswa bagaimanapun jelek
mutunya
Menerima jawaban siswa lalu memeriksanya dengan mengajukan pertanyaan.
Walaupun jawaban yang diberikan betul, guru bisa memeriksa cara siswa mengerjakannya.
Merangsang siswa untuk aktif berpartisipasi dengan menjawab pertanyaan, mengajukan
pertanyaan, mengemukakan pendapat, atau mendemonstrasikan hasil berpikirnya di depan
kelas, atau papan tulis, atau memperlihatkan hasil karyanya.
Mengajukan pertanyaan kepada sasaran yang sesuai dengan keperluan. Misalnya, suatu
pertanyaan ditujukan kepada seluruh kelas, sebelum ditujukan pada siswa tertentu. Jika
datang pertanyaan dari seorang siswa, pertanyaan tersebut dilemparkan lagi pada siswa lain
atau kelas.
Bertindak atau bersikap seolah-olah belum tahu atau membuat kekeliruan yang
disengaja. Cara-cara ini dapat meningkatkan aktifitas siswa dan mereka menjadi lebih kritis.
Mengajukan pertanyaan yang tinggi tarafnya.
2.3 Kekuatan atau Kelebihan Metode Tanya Jawab dalam Prosen Pembelajaraan
Pelaksanaan tanya jawab di kelas akan lebih hidup karena sambutan kelas lebih baik,
siswa tidak hanya mendengarkan saja. Dengan tanya jawab partisipasi siswa lebih besar dan
berusaha mendengarkan pertanyaan guru dengan baik dan mencoba untuk memberikan
jawaban yang tepat, sehingga siswa menerima pelajaran dengan aktif berpikir tidak pasif
(mendengarkan saja).
v Kelebihan Metode Tanya Jawab dalam Prosen Pembelajaraan
− Dapat mengetahui sampa sejauh mana kemampuan peserta didik terhadap
pelajaran.
− Memberikan kesempatan kepada peserta didik mengembangkan unuk
mengajukan pertanyaan kepada guru tentang suatu masalah yang belum dipahami.
− Memotivasi dan menimbulkan kompetesi belajar peserta didik
− Melatih peserta didik untuk berfikir dan berbicara secara sistematis.
Definisi Focus Group Discussion
Sesuai namanya, pengertian Focus Group Discussion mengandung tiga kata kunci: a. Dis
kusi (bukan wawancara atau obrolan); b. Kelompok (bukan individual); c. Terfokus/Ter
arah (bukan bebas). Artinya, walaupun hakikatnya adalah sebuah diskusi, FGD tidak sa
ma dengan wawancara, rapat, atau obrolan beberapa orang di kafe-kafe. FGD bukan pula
sekadar kumpul-kumpul beberapa orang untuk membicarakan suatu hal. Banyak orang be
rpendapat bahwa FGD dilakukan untuk mencari solusi atau menyelesaikan masalah. Arti
nya, diskusi yang dilakukan ditujukan untuk mencapai kesepakatan tertentu mengenai sua
tu permasalahan yang dihadapi oleh para peserta, padahal aktivitas tersebut bukanlah FG
D, melainkan rapat biasa. FGD berbeda dengan arena yang semata-mata digelar untuk me
ncari konsensus.(Yusuf, 2011)
Sebagai alat penelitian, FGD dapat digunakan sebagai metode primer maupun sekunder.
FGD berfungsi sebagai metode primer jika digunakan sebagai satu-satunya metode peneli
tian atau metode utama (selain metode lainnya) pengumpulan data dalam suatu penelitian
. FGD sebagai metode penelitian sekunder umumnya digunakan untuk melengkapi riset y
ang bersifat kuantitatif dan atau sebagai salah satu teknik triangulasi. Dalam kaitan ini, ba
ik berkedudukan sebagai metode primer atau sekunder, data yang diperoleh dari FGD ada
lah data kualitatif. (Yusuf, 2011)
Diskusi kelompok terarah atau Focus Group Discussion (FGD) adalah suatu proses pengu
mpulan informasi suatu masalah tertentu yang sangat spesifik melalui diskusi kelompok (
Irwanto, 1998). Menurut Henning dan Coloumbia (1990), diskusi kelompok terarah adala
h wawancara dari sekelompok kecil orang yang dipimpin oleh seorang narasumber atau
moderator yang secara halus mendorong peserta untuk berani berbicara terbuka dan spont
an tentang hal yang dianggap penting yang berhubungan dengan topik diskusi saat itu. Int
eraksi diantara peserta merupakan dasar untuk memperoleh informasi. Peserta mempunya
i kesempatan yang sama untuk mengajukan dan memberikan pernyataan, menanggapi, ko
mentar maupun mengajukan pertanyaan.
FGD adalah diskusi terfokus dari suatu group untuk membahas suatu masalah tertentu, da
lam suasana informal dan santai. Berbeda dengan riset kuantitatif yang metodologinya m
emiliki sifat pasti (exact), metode FGD yang bersifat kualitatif memiliki sifat tidak pasti,
berupa eksploratori atau pendalaman terhadap suatu masalah dan tidak dapat digeneralisa
si (Setyobudi, 2010). FGD juga dapat didefinisikan sebagai teknik pengumpulan data yan
g umumnya dilakukan pada penelitian kualitatif dengan tujuan menemukan makna sebua
h tema menurut pemahaman sebuah kelompok. Teknik ini digunakan untuk mengungkap
pemaknaan dari suatu kelompok berdasarkan hasil diskusi yang terpusat pada suatu perm
asalahan tertentu. FGD juga dimaksudkan untuk menghindari pemaknaan yang salah dari
seorang peneliti terhadap fokus masalah yang sedang diteliti (Afriani, 2009).
Dengan perkataan lain FGD merupakan proses pengumpulan informasi bukan melalui wa
wancara, bukan perorangan, dan bukan diskusi bebas tanpa topik spesifik. Metode FGD t
ermasuk metode kualitatif. Seperti metode kualitatif lainnya (direct observation, indepth
interview, dsb) FGD berupaya menjawab jenis-jenis pertanyaan how-and why, bukan jeni
s-jenis pertanyaan what-and-how-many yang khas untuk metode kuantitatif (survei, dsb).
FGD dan metode kualitatif lainnya sebenarnya lebih sesuai dibandingkan metode kuantita
tif untuk suatu studi yang bertujuan “to generate theories and explanations” (Morgan an
d Kruger, 1993)
Tahapan Pelaksanaan
Menurut Safira (2010:4) focus group discussion memiliki langkah-langkah:
1. Langkah Persiapan
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam persiapan diskusi di antaranya:
l Merumuskan tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan yang bersifat umum maupun tujuan
khusus
l Menentukan jenis diskusi yang dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dica
pai
l Menetapkan masalah yang akan dibahas
l Mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis pelaksanaan diskusi, m
isalnya ruang kelas dengan segala fasilitasnya, petugas - petugas diskusi seperti moderato
r, notulis, dan tim perumus, manakala diperlukan
2. Pelaksanaan Diskusi
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan diskusi adalah :
Memeriksa segala persiapan yang dianggap dapat memengaruhi kelancaran diskusi
Memberikan pengarahan sebelum dilaksanakan diskusi, misalnya menyajikan tujuan yan
g ingin dicapai serta aturan - aturan diskusi sesuai dengan jenis diskusi yang akan dilaksa
nakan
Melaksanakan diskusi sesuai dengan aturan main yang telah ditetapkan. Dalam pelaksana
an diskusi hendaklah memerhatikan suasana atau iklim belajar yang menyenangkan, misa
lnya tidak tegang, tidak saling menyudutkan, dan lain sebagainya
l Memberikan kesempatan yang sama kepada setiap peserta diskusi untuk mengeluarkan
gagasan dan ide - idenya
Mengendalikan pembicaraan kepada pokok persoalan yang sedang dibahas. Hal ini sanga
t penting, sebab tanpa pengendalian biasanya arah pembahasan menjadi melebar dan tida
k fokus
3. Menutup Diskusi
Akhir dari proses pembelajaran dengan menggunakan diskusi hendaklah dilakuan hal - ha
l sebagai berikut :
Membuat pokok - pokok pembahasan sebagai kesimpulan sesuai dengan hasil diskusi
Mereview jalannya diskusi dengan meminta pendapat dari seluruh peserta sebagai umpan
balik untuk perbaikan selanjutnya.
Persiapan dan Desain Rancangan FGD
Sebagai sebuah metode penelitian, pelaksanaan FGD memerlukan perencanaan matang dan ti
dak asal-asalan. Untuk diperlukan beberapa persiapan sebagai berikut: 1) Membentuk Tim; 2
) Memilih Tempat dan Mengatur Tempat; 3) Menyiapkan Logistik; 4 Menentukan Jumlah Pe
serta; dan 5) Rekruitmen Peserta.
Membentuk Tim
Tim FGD umumnya mencakup:
v Moderator,yaitu fasilitator diskusi yang terlatih dan memahami masalah yang dibahas sert
a tujuan penelitian yang hendak dicapai (ketrampilan substantif), serta terampil mengelola di
skusi (ketrampilan proses).
v Asisten Moderator/co-fasilitator,yaitu orang yang intensif mengamati jalannya FGD, dan
ia membantu moderator mengenai: waktu, fokus diskusi (apakah tetap terarah atau keluar jal
ur), apakah masih ada pertanyaan penelitian yang belum terjawab, apakah ada peserta FGD y
ang terlalu pasif sehingga belum memperoleh kesempatan berpendapat.
v Pencatat Proses/Notulen, yaitu orang bertugas mencatat inti permasalahan yang didiskusi
kan serta dinamika kelompoknya. Umumnya dibantu dengan alat pencatatan berupa satu unit
komputer atau laptop yang lebih fleksibel.
v Penghubung Peserta, yaitu orang yang mengenal (person, medan), menghubungi, dan me
mastikan partisipasi peserta. Biasanya disebut mitra kerja lokal di daerah penelitian.
v Penyedia Logistik, yaitu orang-orang yang membantu kelancaran FGD berkaitan dengan p
enyediaan transportasi, kebutuhan rehat, konsumsi, akomodasi (jika diperlukan), insentif (bis
a uang atau barang/cinderamata), alat dokumentasi, dll.
v Dokumentasi, yaitu orang yang mendokumentasikan kegiatan dan dokumen FGD: memotr
et, merekam (audio/video), dan menjamin berjalannya alat-alat dokumentasi, terutama perek
am selama dan sesudah FGD berlangsung.
v Lain-lain jika diperlukan (tentatif), misalnya petugas antar-jemput, konsumsi, bloker (penj
aga “keamanan” FGD, dari gangguan, misalnya anak kecil, preman, telepon yang selalu berd
ering, teman yang dibawa peserta, atasan yang datang mengawasi, dsb)
Memilih dan Mengatur Tempat
Pada prinsipnya, FGD dapat dilakukan di mana saja, namun seyogianya tempat FGD yang di
pilih hendaknya merupakan tempat yang netral, nyaman, aman, tidak bising, berventilasi cuk
up, dan bebas dari gangguan yang diperkirakan bisa muncul (preman, pengamen, anak kecil,
dsb). Selain itu tempat FGD juga harus memiliki ruang dan tempat duduk yang memadai (bis
a lantai atau kursi). Posisi duduk peserta harus setengah atau tiga perempat lingkaran dengan
posisi moderator sebagai fokusnya. Jika FGD dilakukan di sebuah ruang yang terdapat pintu
masuk yang depannya ramai dilalui orang, maka hanya moderator yang boleh menghadap pin
tu tersebut, sehingga peserta tidak akan terganggu oleh berbagai “pemandangan” yang dapat
dilihat diluar rumah.
Jika digambarkan, layout ruang diskusi dapat dilihat sebagai berikut:
Menyiapkan Logistik
Logistik adalah berbagai keperluan teknis yang dipelukan sebelum, selama, dan sesudah FG
D terselenggara. Umumnya meliputi peralatan tulis (ATK), dokumentasi (audio/video), dan k
ebutuhan-kebutuhan peserta FGD: seperti transportasi; properti rehat: alat ibadah, konsumsi (
makanan kecil dan atau makan utama); insentif; akomodasi (jika diperlukan); dan lain sebaga
inya.
Insentif dalam penyelenggaraan FGD adalah suatu hal yang wajar diberikan. Selain sebagai s
trategi untuk menarik minat peserta, pemberian insentif juga merupakan bentuk ungkapan ter
imakasih peneliti karena peserta FGD bersedia meluangkan waktu dan pikiran untuk mencur
ahkan pendapatnya dalam FGD. Jika perlu, sejak awal, dicantumkan dalam undangan menge
nai intensif apa yang akan mereka peroleh jika datang dan aktif dalam FGD. Mengenai bentu
k dan jumlahnya tentu disesuaikan dengan sumberdaya yang dimiliki peneliti. Umumnya inse
ntif dapat berupa sejumlah uang atau souvenir (cinderamata).
4). Jumlah Peserta
Dalam FGD, jumlah perserta menjadi faktor penting yang harus dipertimbangkan. Menurut b
eberapa literatur tentang FGD (lihat misalnya Sawson, Manderson & Tallo, 1993; Irwanto, 2
006; dan Morgan D.L, 1998) jumlah yang ideal adalah 7 -11 orang, namun ada juga yang me
nyarankan jumlah peserta FGD lebih kecil, yaitu 4-7 orang (Koentjoro, 2005: 7) atau 6-8 ora
ng (Krueger & Casey, 2000: 4). Terlalu sedikit tidak memberikan variasi yang menarik, dan t
erlalu banyak akan mengurangi kesempatan masing-masing peserta untuk memberikan sumb
angan pikiran yang mendalam. Jumlah peserta dapat dikurangi atau ditambah tergantung dari
tujuan penelitian dan fasilitas yang ada.
Tekait dengan homogenitas atau heterogenitas peserta FGD, Irwanto (2006: 75-76) mengemu
kakan prinsip-prinsip sebagai berikut:
v Pemilihan derajat homogenitas atau heterogenitas peserta harus sesuai dengan tujuan awal
diadakannya FGD.
v Pertimbangan persoalan homogenitas atau heterogenitas ini melibatkan variabel tertentu ya
ng diupayakan untuk heterogen atau homogen. Variabel sosio-ekonomi atau gender boleh het
erogen, tetapi peserta itu harus memahami atau mengalami masalah yang didiskusikan. Dala
m mempelajari persoalan makro seperti krisis ekonomi atau bencana alam besar, FGD dapat
dilakukan dengan peserta yang bervariasi latar belakang sosial ekonominya, tetapi dalam pers
oalan spesifik, seperti perkosaan atau diskriminasi, sebaiknya peserta lebih homogen.
v Secara mendasar harus disadari bahwa semakin homogen sebenarnya semakin tidak perlu d
iadakan FGD karena dengan mewawancarai satu orang saja juga akan diperoleh hasil yang sa
ma atau relatif sama.
v Semakin heterogen semakin sulit untuk menganalisis hasil FGD karena variasinya terlalu b
esar.
vHomogenitas_heterogenitas tergantung dari beberapa aspek. Jika jenis kelamin, status sosial
ekonomi, latar belakang agama homogen, tetapi dalam melaksanakan usaha kecil heterogen,
maka kelompok tersebut masih dapat berjalan dengan baik dan FGD masih dianggap perlu.
vPertimbangan utama dalam menentukan homogenitas_heterogenitas adalah ciri-ciri mana ya
ng harus/b/tidak boleh heterogen dan ciri-ciri mana yang harus/boleh/tidak boleh homogen.
Menyusun Pertanyaan FGD
Kunci dalam membuat panduan diskusi yang terarah adalah membuat pertanyaan-pertanyaan
kunci sebagai panduan diskusi. Untuk mengembangkan pertanyaan FGD, lakukan hal-hal ber
ikut:
l Baca lagi tujuan penelitian
l Baca lagi tujuan FGD
l Pahami jenis informasi seperti apa yang ingin Anda dapatkan dari FGD
l Bagaimana Anda akan menggunakan informasi tersebut
l Tulis pertanyaan umum ke khusus. Sebaiknya jangan lebih dari 5 (lima) pertanyaan inti.
l Rumuskan pertanyaan dalam bahasa yang sederhana dan jelas. Hindari konsep besar yang k
abur maknanya.
l Uji pertanyaan-pertanyaan tersebut pada teman-teman dalam tim Anda.
Berbeda dengan wawancara, dalam FGD moderator tidaklah selalu bertanya. Bahkan semesti
nya tugas moderator bukan bertanya, melainkan mengemukakan suatu permasalahan, kasus,
atau kejadian sebagai bahan pancingan diskusi. Dalam prosesnya memang ia sering bertanya,
namun itu dilakukan hanya sebagai ketrampilan mengelola diskusi agar tidak didominasi ole
h sebagian peserta atau agar diskusi tidak macet (Irwanto, 2006: 2)
Pelaksanaan FGD
Keberhasilan pelaksanaan FGD sangat ditentukan oleh kecakapan moderator sebagai “Sang S
utradara”. Peran Moderator dalam FGD dapat dilihat dari aktivitas utamanya, baik yang bersi
fat pokok (secara prosedural pasti dilakukan) maupun yang tentatif (hanya diperlukan jika me
mang situasi menghendaki demikian). Peran-peran tersebut adalah (a) membuka FGD, (b) m
eminta klarifikasi, (c) melakukan refleksi, (d) memotivasi, (e) probing (penggalian lebih dala
m), (f) melakukan blocking dan distribusi (mencegah ada peserta yang dominan dan memberi
kesempatan yang lain untuk bersuara), (g) reframing, (h) refokus, (i) melerai perdebatan, (j)
memanfaatkan jeda (pause), (k) menegosiasi waktu, dan (l) menutup FGD.
Dalam pelaksanaan FGD, kunci utama agar proses diskusi berjalan baik adalah permulaan. U
ntuk membuat suasana akrab, cair, namun tetap terarah, tugas awal moderator terkait dengan
permulaan diskusi yaitu (1) mengucapkan selamat datang, (2) memaparkan singkat topik yan
g akan dibahas (overview), (3) membacakan aturan umum diskusi untuk disepakati bersama (
atau hal-hal lain yang akan membuat diskusi berjalan mulus), dan (4) mengajukan pertanyaan
pertama sebagai panduan awal diskusi. Untuk itu usahakan, baik pertanyaan maupun respon
dari jawaban pertama tidak terlalu bertele-tele karena akan menjadi acuan bagi efisisensi pros
es diskusi tersebut.
Manfaat Focus Group Discussion
Manfaat focus group discussion (Anonim, 2009):
Praktis dan ekomonis. Penggunaaan FGD memungkinkan perusahaan melakukan satu kegiat
an dengan beberapa orang sekaligus. Seperti yang sudah disampaikan pada artikel sebelumny
a, dalam FGD normalnya setiap kelompok terdiri dari 4 – 7 orang dan rata-rata satu kelompo
k waktunya adalah 20 – 30 menit sehingga FGD akan menghemat waktu yang harus diluangk
an pemandu.
FGD mengungkap beberapa aspek sekaligus seperti pemahaman atas permasalahan di sekitar
nya, logika berfikir, pengambilan keputusan, inisiatif, ketrampilan komunikasi, kepercayaan
diri dan masih banyak hal lainnya.
FGD lebih bersifat natural bila dibandingkan dengan wawancara, namun justru dari situ dapa
t dilihat antisipasi peserta dalam menyelesaikan permasalahan atau kasus yang diberikan. Sel
ain itu bisa dilihat juga bagaimana ketahanannya dalam berhadapan dengan situasi yang unde
rpressure. Tidak seperti wawancara yang pressurenya dari pertanyaan interviewernya, pressu
re dari FGD selain berupa kasus itu sendiri bisa dari anggota kelompok lainnya (ketika si pes
erta membandingkan kemampuannya dengan kemampuan anggota kelompok yang lainnya te
rmasuk juga bagaimana pengendalian dirinya).
KESIMPULAN
Pendidikan merupakan salah satu ilmu yang dalam setiap langkahnya selalu dipayungi oleh
hukum. Mengapa? Karena pendidikan adalah kebutuhan pokok yang paling penting dari segi
perkembangan manusia. Tanpa pendidikan yang berhasil akan sulit bagi masyarakat untuk
bertahan hidup. Sehingga pemerintah harus memastikan semua rakyatnya bisa mendapatkan
pendidikan dengan baik, tepat guna dan merata.
Pendidikan kesehatan merupakan satu bentuk intervensi keperawatan yang mandiri untuk
membantu klien baik individu, kelompok, maupun masyarakat dalam mengatasi masalah
kesehatannya melalui kegiatan pembelajaran, yang didalamnya perawat berperan sebagai
perawat pendidik.
Peranan pendidikan kesehatan adalah melakukan intervensi faktor perilaku sehingga
perilaku individu kelompok atau masyarakat sesuai dengan nila-nilai kesehatan
Konsep pendidikan kesehatan adalah proses belajar pada individu, kelompok atau
masyarakat dari tidak tahu tentang nilai-nilai kesehatan menjadi tahu, dari tidak mampu
mengatasi masalah-masalah kesehatannya sendiri menjadi mampu dan lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/33437145/MAKALAH_TENTANG_KONSELING_DAN_PSIKOT
ERAPI
https://www.academia.edu/5926535/MAKALAH_PENYULUHAN_KESEHATAN_MASYAR
AKAT
http://kanjensuga.blogspot.com/2014/09/makalah-brainstorming.html
http://kandhiejaya27.blogspot.com/2013/12/focus-group-discussion.html