Anda di halaman 1dari 26

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II

“ASUHAN KEPERAWATAN URETRITIS”


Dosen pengampuh : Ns. Jikrun Jaata S.Kep, M.Kep

DISUSUN OLEH : KELOMPOK II


1.BETRIS MOHI
2.ELSI BATEBOLINGGO
3.JENIFER KUMEMENGAN
4.MONALISA PAKAYA
5.NESI SAPUTRI

JURUSAN S1 KEPERAWATAN
INSTITUT KESEHATAN DAN TEKNOLOGY
GRAHA MEDIKA KOTAMOBAGU
T.A 2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan, yang mana atas berkat rahmat, nikmat
dan hidayahnya sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Tidak lupa pula sholawat serta salam
kita ucapkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, yang mana beliau telah membawa
umatnya dari alam yang gelap gulita ke alam yang terang benderang dan penuh ilmu
pengetahuan.
           
Penulis menyusun makalah yang berjudul “ Penyakit Urethritis “ ini karena ada sangkut
pautnya antara ilmu keperawatan dengan  Ilmu Keperawatan khususnya pada Sistem
Perkemihan. Penulis berharap makalah “ Penyakit Urethritis “ ini akan sangat berguna dalam
menambah wawasan dan ilmu pengetahuan dalam pembelajaran di bidang Ilmu Keperawatan.

Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari akan segala kekurangan dan
kemampuan yang sangat terbatas dimiliki oleh penulis, sehingga dalam penulisan, penyusunan
kalimat dan dalam mencari sumber buku serta internet masih kurang dan teramat sulit. Namun
penulis sudah berusaha semaksimal mungkin agar makalah ini dapat diselesaikan untuk
memenuhi tugas yang  telah diberikan oleh dosen pembimbing dan berusaha untuk menjadikan
yang terbaik.

Dengan segala kerendahan hati, penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran yang
sifatnya membangun demi penyempurnaan makalah ini. Dan penulis berharap semoga makalah
ini dapat memenuhi harapan kita semua.

Jum'at 26 februri 2021

Kelompok II
DAFTAR ISI

Halaman Sampul....................................................................................................................................
i
Kata Pengantar........................................................................................................................................
ii
Daftar Isi.................................................................................................................................................
iii
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah..............................................................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................
2
1.3 Tujuan Penulisan.........................................................................................................................
2
1.4 Manfaat Penulisan.......................................................................................................................
3
BAB II Tinjauan Pustaka
2.1 Pengertian Penyakit Urethritis.....................................................................................................
4
2.2 Klasifikasi Penyakit Urethritis.....................................................................................................
5
2.3 Etiologi Penyakit Urethritis.........................................................................................................
7
2.4 Manifestasi Klinis Penyakit Urethritis........................................................................................
9
2.5 Patofisiologi dan Web of Caution Penyakit Urethritis................................................................
9
2.6 Pemeriksaan Diagnostik Penyakit Urethritis...............................................................................
11
2.7 Penatalaksanaan Penyakit Urethritis...........................................................................................
11
2.8 Komplikasi Penyakit Urethritis...................................................................................................
12
2.9 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Penyakit Urethritis........................................................12
BAB IV Penutup
5.1 Kesimpulan..................................................................................................................................
28
5.2 Saran............................................................................................................................................
28
Daftar Pustaka........................................................................................................................................
29

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejak zaman dahulu, penyakit urethritis sudah dikenal di kalangan dunia medis sebagai
penyakit infeksi di saluran perkemihan akibat invasi oleh bakteri baik yang bersifat menular atau
tidak menular. Menurut The Center For Deseases Control and Prevention (CDC) di Atlanta
mengatakan Chlamyda adalah infeksi sexual yang paling sering terjadi di Amerika (diperkirakan 3
juta orang Amerka mengidap penyakit ini setiap tahun dan sebagian besar berumur 15 dan 24
tahun). Chlamydia disebabkan melalui hubungan seksual, tetapi bukan sebagai virus, seperti
kebanyakan penyakit akibat hubungan seksual lain. Ini disebabkan oleh suatu bakteri yang disebut
Chlamydia.
Di Indonesia Infeksi saluran kemih adalah suatu istilah umum yang dipakai untuk
mengatakan adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih. (Agus Tessy, Ardaya, Suwanto,
2001).Infeksi saluran kemih dapat mengenai baik laki-laki maupun perempuan dari semua umur
baik pada anak-anak remaja, dewasa maupun pada umur lanjut. Akan tetapi, dari dua jenis kelamin
ternyata wanita lebih sering dari pria dengan angka populasi umum, kurang lebih 5 – 15 %.

Infeksi saluran kemih pada bagian tertentu dari saluran perkemihan yang disebabkan oleh
bakteri terutama E. coli. Resiko dan beratnya meningkat dengan kondisi seperti refluks
vesikouretral, obstruksi saluran perkemihan, statis perkemihan, pemakaian instrumen uretral baru
dan septikemia. (Susan Martin Tucker, dkk, 1998).

Infeksi traktus urinarius pada pria merupakan akibat dari menyebarnya infeksi yang berasal
dari uretra seperti juga pada wanita. Namun demikian, panjang uretra dan jauhnya jarak antara
uretra dari rektum pada pria dan adanya bakterisidal dalam cairan prostatik melindungi pria dari
infeksi traktus urinarius.

Dengan demikian, penulis berusaha menemukan hal – hal yang baru terutama tentang hal
yang berkaitan dengan penatalaksanaan penyakit urethritis dan hal yang lain yang berkaitan dengan
penyakit urethritis.

2.1 Rumusan Masalah

Dari makalah yang berjudul tentang “ Penyakit Urethritis “ rumusan masalahnya adalah sebagai
berikut :

a. Apakah yang dimaksud dengan penyakit urethritis?


b. Bagaimana klasifikasi dari penyakit urethritis?
c. Bagaimana etiologi dari penyakit urethritis?
d. Apa saja manifestasi klinis dari penyakit urethritis?
e. Bagaimana patofisiologi dan Web of Caution dari Penyakit Urethritis?
f. Bagaimana pemeriksaan diagnostik dari Penyakit Urethritis?
g. Bagaimana penatalaksanaan dari Penyakit Urethritis?
h. Apa saja komplikasi dari Penyakit Urethritis?
i. Bagaiamana konsep dasar asuhan keperawatan dari Penyakit Urethritis?
1.2 Tujuan Penulisan
Dari makalah yang berjudul “ Penyakit Urethritis “ tujuan penulisannya adalah sebagai
berikut :
a. Mengetahui pengertian dari penyakit urethritis.
b. Mengetahui klasifikasi dari penyakit urethritis.
c. Mengetahui etiologi dari pennyakit urethritis.
d. Mengetahui manifestasi klinis dari penyakit urethritis.
e. Mengetahui patofisiologi dan Web of Caution dari penyakit urethritis.
f. Mengetahui pemeriksaan diagnostik yang digunakan pada penyakit urethritis.
g. Mengetahui penatalaksanaan untuk penyakit urethritis.
h. Mengetahui komplikasi dari penyakit urethritis.
i. Mengetahui konsep dasar asuhan keperawatan dari penyakit urethritis.

1.3 Manfaat Penulisan


Manfaat penulisan makalah yang berjudul tentang “ Penyakit Urethritis “ yaitu dapat
mengetahui penatalaksanaan terbaru dan hal – hal yang terkait dengan penyakit urethritis.

BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Penyakit Urethritis


Uretritis adalah suatu inflamasi uretra atau suatu infeksi yang menyebar naik yang
digolongkan sebagai infeksi gonoreal dan nongonoreal. Namun demikian kedua kondisi
tersebut dapat terjadi pada satu pasien. (Nursalam, 2008).
Uretritis yaitu inflamasi pada uretra, keadaan ini kerap kali merupakan
gejala penyakit gonore, dapat pula disebabkan oleh mikroorganisme. (Barbara. 2005).
Uretritis adalah peradangan yang terjadi pada uretra (Anonym 1997). Urethritis juga
merupakan salah satu sindroma dari penyakit menular seks(PMS) urethritis secara spesifik
dapat terbagi 2 yaitu gonococal urethritis dan nongonococal urethritis.
Urethritis merupakan peradangan pada saluran kencing atau urethra, yangterjadi pada
lapisan kulit urethra, disebabkan oleh bakteri-bakteri yang menyerangsaluran kemih seperti
Chlamydia trachomatis, neisseria gonorrhoae, tricomonal vaginalis dan lain-lain. peradangan
ini biasanya terjadi pada ujung urethra atau urethra bagian posterior, urethritis juga
merupakan salah satu dari infeksi dari saluran kemih yaitu urethra, prostate, vas deferens,
testis atau ovarium, buli-buli, ureter sampai ginjal. dan dapat dikatakan sebagai bagian dari
infeksi saluran kemih superficial atau mukosa yang tidak menandakan invasi pada jaringan.

2.2 Klasifikasi Penyakit Urethritis

a. Uretritis Akut
a) Penyakit ini disebabkan asending infeksi atau sebaliknya oleh karena prostate
mengalami infeksi. Keadaan ini lebih sering diderita kaum pria.
b) Tanda dan gejalanya misalnya mukosa merah udematus, terdapat cairan eksudat yang
purulent, Ada ulserasi pada uretra. Jika dilihat secara mikroskopisterlihat infiltrasi
leukosit sel – sel plasma dan sel – sel limfosit, ada rasa gatal yang menggelitik, gejala
khas pada uretritis gonorhea yaitu morning sickness, pada pria diakibatkan pembuluh
darah kapiler, kelenjar uretra tersumbat oleh kelompok pus tetapi pada wanita jarang
diketemukan.
c) Diagnosa diferential seperti urethritis gonorhea, amicrobic pyuhria, urethritis karena
trichomonas dan prostatitis non spesifik.
d) Pemeriksaan diagnostik biasanya dilakukan pemeriksaan terhadap secret uretra untuk
mengetahui kuman penyebab.
e) Tindakan pengobatan diberikan antibiotika. Bila terjadi striktuka, lakukan dilatasi
uretra dengan menggunakan bougil.
f) Komplikasi yang mungkin terjadi adalah prostatitis, periuretral abses yang dapat
sembuh, kemudian meninbulkan striktura atau urine fistula.
b. Uretritis kronis
a) Penyebabnya adalah pengobatan yang tidak sempurna pada masa akut, prostatitis
kronis dan striktura uretra.
b) Tanda dan gejalanya mukosa terlihat granuler dan merah, jika dilihat secara
mikroskopis tampak infiltrasi dari leukosit, sel plasma, sedikit sel leukosit, fibroblast
bertambah, getah uretra (+), dapat dilihat pada pagi hari sebelum bak pertama, uretra
iritasi, vesikal iritasi, prostatitis, dan cystitis.
c) Prognosanya bila tidak diobati dengan baik, infeksi dapat menjalar ke kandung
kemih, ureter, ataupun ginjal.
d) Tindakan pengobatan berupa pemberian antibiotika sesuai dengan bakteri
penyebabnya dan berikanlah banyak minum.
e) Komplikasinya dapat terjadi peradangan yang dapat menjalar ke prostate.
c. Uretritis gonokokus
a) Penyebabnya adalah bakteri Neisseria gonorhoeoe (gonokokus).
b) Tanda dan gejalalanya mukosa merah udematus, terdapat cairan eksudat yang
purulent, Ada ulserasi pada uretra. Jika dilihat secara mikroskopisterlihat infiltrasi
leukosit sel – sel plasma dan sel – sel limfosit, ada rasa gatal yang menggelitik, gejala
khas pada uretritis gonorhea yaitu morning sickness.
c) Prognosanya infeksi ini dapat menyebar ke proksimal uretra.
d) Komplikasi yang dapat ditimbulkan adalah infeksi yang menyebar ke proksimal
uretra menyebabkan peningkatan frekuensi kencing. Gonokokus dapat menebus
mukosa uretra yang utuh, mengakibatkan terjadi infeksi submukosa yang meluas ke
korpus spongiosum. Infeksi yang menyebabkan kerusakan kelenjar peri uretra akan
menyebabkan terjadinya fibrosis yang dalam beberapa tahun kemudian
mengakibatkan striktura uretra. (underwood,1999)
d. Uretritis non gonokokus (non spesifik)
a) Uretritis non gonokokus (sinonim dengan uretritis non spesifik) merupakan penyakit
yang ditularkan melalui hubungan seksual yang paling sering diketemukan. Pada pria,
lender uretra yang mukopurulen dan disuria terjadi dalam beberapa hari sampai
beberapa minggu setelah melakukan hubungan kelamin dengan wanita yang
terinfeksi. Lendir mengandung sel nanah tetapi gonokokus tidak dapat di deteksi
secara mikroskopis atau kultur (Underwood,1999).
b) Jumlah insidennya masih merupakan penyakit yang sering terjadi pada banyak bagian
dunia, insiden berhubungan langsung dengan promiskuitas dari populasi
c) Penyebab dari infeksi ini hampir selalu didapat selama hubungan seksual. Gonokokus
membelah diri pada mukosa yang utuh dari uretra anterior dan setelah itu menginvasi
kelenjar peri uretral, dengan akibat terjadinya bakteremia dan keterlibatan limfatik.
d) Jika diamati secara makroskopik terjadi peradangan akut dari mukosa uretra, dengan
eksudat yang purulenta pada permukaan dan dapat terjadi ulserasi dari mukosa.
e) Perjalanan penyakit ini dapat mengalami resolusi dalam 2 – 4 minggu, sebagai akibat
pengobatan atau kadang – kadang spontan dan jika tidak dilakukan penatalaksanaan
dengan benar akan menjadi kronik.
f) Faktor penyulit proses penyembuhan jika terjadi Uretritis posterior, prostatitis,
vesikulitis, epididimitis, sistitis, abses peri uretral dan penyebaran sistemik (A.D
Thomson,1997).

2.2 Etiologi Urethritis


Pada orang dewasa khususnya wanita muda dan aktif dapat ditularkan organisme
penyebab urethritis melalui hubungan seksual seperti Chlamydia trachomatis, niesseria
gonorrhoaeae, dan virus herpes simpleks merupakan kuman-kuman penyebab utama
urethritis. Pada wanita dapat juga terjadi karena perubahan PH dan flora vulva dalam siklus
menstruasi.
Ada juga organisme lain seperti ureaplasmaurealyticum, mycoplasma hominis,
tricomonal vaginalis, dan neisseria meningitides yang juga merupakan organisme penyebab
peradangan urethra. Tidak hanya pada perempuan tapi pada laki-laki dan anak bayi dan
remaja bias terjangkit olehkuman-kuman ini.Kuman gonore atau kuman lain, kadang –
kadang uretritis terjadi tanpa adanya bakteri. Penyebab klasik dari uretritis adalah infeksi
yang dikarenakan oleh Neisseria Gonorhoea. Akan tetapi saat ini uretritis disebabkan oleh
infeksi dari spesies Chlamydia, Eserchia Coli atau Mycoplasma. Secara umum penyebab
dari urethritis adalah sebagai berikut :
a. Kuman Gonorrhoe (N.Gonorhoe).
b. Kuman Non-Gonorrhoe (Klamidia Trakomatik / Urea Plasma Urelytikum).
c. Tindakan invasif.
d. Iritasi batu ginjal.
e. Trihomonas vaginalis.
f. Organisme bakteri gram negatif seperti :
 Escherichia coli .
 Entero bakteri.
 Pseudomonas.
 Klebsiella.
 Proteus.

Pada pria, uretritis biasanya dimulai dengan keluarnya cairan dari uretra. Jika
penyebabnya adalah gonokokus maka cairan ini akan mengandung nanah. Jika
penyebabnya adalah jasad renik yang lainnya, maka cairan ini mengandung lendir. Gejala
lainnya adalah nyeri pada saat berkemih dan penderita sering mengalami desakan untuk
berkemih. Jika uretritis karena gonokokus tidak diobati secara adekuat, maka pada
akhirnya akan terbentuk penyempitan uretra (striktur).
Striktur ini akan meningkatkan resiko terjadinya uretritis pada uretra yang lebih tinggi dan
kadang menyebabkan terbentuknya abses di sekitar uretra.
Abses bisa membentuk kantong pada dinding uretra (divertikulum uretra), yang juga bisa
mengalami infeksi. Jika abses menyebabkan terjadinya perforasi kulit, maka air kemih bisa
mengalir melalui saluran baru (fistula uretra).

2.3 Manifestasi Klinis Penyakit Urethritis


a. Mukosa memerah dan edema.
b. Terdapat cairan exudat yang purulent.
c. Ada ulserasi pada uretra.
d. Adanya rasa gatal yang menggelitik.
e. Adanya pus pada awal miksi.
f. Nyeri pada saat miksi.
g. Kesulitan untuk memulai miksi.
h. Nyeri pada abdomen bagian bawah.
2.4 Patofisiologi dan Web Of Caution Penyakit Urethritis
Secara umum ada 2 penyebab utama dari penyakit urethritis yaitu invasi kuman
(gonorrhoe, trihomonas vaginalis gram negatif) uretritis dan iritasi (iritasi batu ginjal, iritasi
karena tindakan invasif menyebabkan retak dan permukaan mukosa pintu masuknya kuman
proses peradangan uretritis).
Pada kebanyakan kasus organisme penyebab dapat mencapai kandung kemih melalui
uretra. Infeksi ini sebagai sistitis, dapat terbatas di kandung kemih saja atau dapat merambat
ke atas melalui uretra ke ginjal. Organisme juga dapat sampai ke ginjal atau melalui darah
atau kelenjar getah bening, tetapi ini jarang terjadi. Tekanan dari kandung kemih
menyebabkan saluran kemih normal dapat mengeluarkan bakteri yang ada sebelum bakteri
tersebut sampai menyerang mukosa.
Obstruksi aliran kemih proksimal terhadap kandung kemih mengakibatkan
penimbunan cairan, bertekanan dalam pelvis ginjal dan ureter. Hal ini dapat menyebabkan
atrofi hebat pada parenkim ginjal atau hidronefrosis. Disamping itu obstruksi yang terjadi di
bawah kandung kemih sering disertai refluk vesiko ureter dan infeksi pada ginjal. Penyebab
umum obstruksi adalah jaringa parut ginjal dan uretra, batu saluran kemih, neoplasma,
hipertrofi prostat, kelainan kongenital pada leher kandung kemih dan uretra serta
penyempitan uretra.

2.5 Pemeriksaan Diagnostik Penyakit Urethritis


a. Kultur urine untuk mengidentifikasi organisme penyebab penyakit urethritis.
b. Urine analisis atau urinalisa untuk memperlihatkan bakteriuria, sel darah putih, dan
endapan sel darah merah dengan keterlibatan ginjal
c. Pemeriksaan darah lengkap dan urine lengkap.
d. Sinar – X ginjal, ureter dan kandung kemih untuk mengidentifikasi anomali struktur
nyata.
e. Pielogram intravena (IVP untuk mengidentifikasi perubahan atau abnormalitas.

2.6 Penatalaksanaan Penyakit Urethritis


Pengobatan tergantung kepada mikroorganisme penyebabnya.
Jika penyebabnya adalah bakteri, maka diberikan antibiotik.
Jika penyebabnya adalah virus herpes simpleks, maka diberikan obat anti-virus (misalnya
asiklovir).
Dianjurkan untuk sering minum dan buang air kecil sesuai kebutuhan untuk
membilas microorganisme yang mungkin naik ke uretra, untuk wanita harus membilas dari
depan ke belakang untuk menghindari kontaminasi lubang urethra oleh bakteri feces.
Antibiotika yang direkomendasikan untuk N. Gonnorrheae misalnya :
 Cefixime 400 mg oral.
 Ceftriaxone 250 mg IM.
 Ciprofloxacine 500 mg oral.
 Ofloxacin 400 mg oral.
Keempat antibiotika diatas diberikan dalam dosis tunggal. Infeksi gonorrheae sering
diikuti dengan infeksi chlamydia. Oleh karena itu perlu ditambahkan antibiotika anti-
chlamydial seperti berikut :
 Azithromycin, 1 gr oral (dosis tunggal).
 Doxycycline 100 mg oral 2 kali sehari selama 7 hari.
 Erythromycine 500 mg oral 4 kali sehari selama 7 hari.
 Ofloxacin 200 mg oral 2 kali sehari slama 7 hari

2.7 Komplikasi Penyakit Urethritis


Komplikasi yang dapat terjadi pada pria berupa prostatitis, vesikulitis, epididimitis,
dan striktur urethra. Sedangkan pada wanita komplikasi dapat berupa borthlinitis, praktitis,
salpingitis, dan sistitis. Peritonitis dan perihepatitis juga pernah ditemukan.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A.PENGKAJIAN

1.Identitas pasien

Nama :

Umur :

Tempat/tanggal lahir :

Status perkawinan :

Agama :

Suku/bangsa :

Pendidikan terakhir :

Pekerjaan :

Diagnose medis :

Tanggal masuk RS/jm :

Tanggal pengkajian :
Penanggung jawab

Nama :

Usia :

Pekerjaan :

Hubungan dengan klien :

2.Riwayat kesehatan

a.keluhan utama

pasien mengatakan nyeri pada saat buang air kecil

b.Riwayat penyakit sekarang

klien masuk rumah sakit dengan keluhan sulit untuk buang air kecil

c.Riwayat penyakit dahulu

klien mengatakan tidak ada riwayat penyakit terdahulu

d.Riwayat penyakit keluarga

klien mengatakan tidak ada penyakit seperti ini

e.Riwayat alergi

pasien tidak memiliki riwayat alergi makanan dan obat-obatan

3.Hasil laboratorium

Pemeriksaan hasil Satuan Nilai normal

4.Terapi
5.Analisa Data

No DATA FOKUS ETIOLOGI MASALAH


1 DS: Agen pencedera Nyeri Akut
- Pasien mengeluh merasakan fisiologi
sakit pada perut bagian
bawah
- P = nyeri dirasakan pada
saat buang air kecil
- Q = nyeri seperti ditusuk-
tusuk
- R = nyeri hanya terasa
diperut bagian bawah
- S = skala nyeri 5
- T = Nyeri dirasakan pada
saat buang air kecil
DO:
- Pasien Nampak meringis
- Pasien terlihat Nampak
gelisah
- Tekanan darah pasien
meningkat

GCS : E = 4, V = 5, M = 6
TTV :
- TD : 130/90
- N = 80x/mnt
- R = 20x/mnt
- S = 36,40 C
- TB = 160 cm
- BB = 60 kg
2 Ds. Gejala penyakit Gangguan rasa nyaman
- Pasien mengatakan sakit pada
bagian kepala
Do.
- pasien Nampak meringis
- tekanan darah pasien
meningkat
GCS : E = 4, V=5, M=6

TTV :
- TD : 130/90
- N = 80x/mnt
- R = 20x/mnt
- S = 36,40 C
- TB = 160 cm
- BB = 60 kg

3 DS: Distensi kandung Gangguan eliminasi urin


- Pasien mengatakan urin kemih
menetes-netes
- Pasien mengatakan sering
buang air kecil
- Pasien mengatakan
mengompol
DO:
- Pasien tampak sering buang
air kecil

GCS: E=4,V=5,M=6

TTV:
- TD : 130/90
- N = 80x/mnt
- R = 20x/mnt
- S = 36,40 C
- TB = 160 cm
- BB = 60 kg

B.DIAGNOSA KEPERAWATAN

- Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologi


- Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala penyakit
- Gangguan eliminasi urin berhubungan distensi kandung kemih

C.INTERVENSI

NO DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI


KEPERAWATAN HASIL
(SIKI)
1 Nyeriakut Kriteria hasil setelah Observasi:
berhubungan 1) Identifikasi
dilakukan intervensi
dengan agen lokasi,karakteristik,dura
pencederaan keperawatan selama 1 x 24 si dan frekuensi nyeri
fisiologi 2) Identifikasi skala nyeri
jam diharapkan tingkat nyeri
3) Identifikasi faktor yang
menurun dengan kriteria memperberat dan
hasil : memperingan nyeri
4) Identifikasi pengaruh
1) Keluhan nyeri
nyeri pada kualitas
menurun hidup
2) Rasa gelisah menurun Teraupetik :
1) Berikan terapi
3) Tekanan darah
nonfarmakologis untuk
kembali menjadi
mengurangi rasa nyeri
normal
2) Pertimbangkan jenis dan
sumbe nyeri dalam
pemilihan strategi untuk
meredakan nyeri
Edukasi
1) Jelaskan penyebab dan
pemicu nyeri
2) Jelaskan strategi
meredakan nyeri
3) Ajarkan menggunakan
analgetik secara tepat
4) Ajurkan teknik
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi :
1) Kolaborasi pemberian
analgetik

2 Gangguan rasa setelah dilakukan pengakajian Observasi :


nyaman keperawatan maka status 1) Identifikasi gejala yang
berhubungan
dengan gejala kenyaman dapat meningkat tidak menyenangkan
penyakit dengan kriteria hasil : 2) Identifikasi pemahaman
1) Rasa gelisah menurun tentang kondisi, situasi,
Merintih menurun dan perasaan
Teraupetik :
1) Berikan posisi yang
nyaman
2) Ciptakan lingkungan
yang nyaman
3) Dukung keluarga dan
pengasuh terlibat dalam
terapi pengobatan
Edukasi :
1) Menjelaskan mengenai
kondisi dan pilihan
terapi atau pengobatan
2) Ajarkan terapi relaksasi
3) Ajarkan latihan
pernafasan
Kolaborasi :
1) Kolaborasi pemberian
analgetik

3 Gangguan eliminasi Kriteria hasil setelah Observasi:


urin berhubungan dilakukan intervensi 1) Identifikasi tanda dan
distensi kandung gejala retensi atau
kemih keperawatan selama 1 x 24 inkotinsia urin
jam diharapkan tingkat nyeri 2) Identifikasi faktor yang
menyebabkan retensi
menurun dengan kriteria atau inkontinensia urin
hasil : 3) Monitor eliminasi urin
1) Keluhan nyeri
Terapeutik:
menurun 1) Catat waktu-waktu dan
2) Rasa gelisah menurun haluaran berkemih
2) Batasi asupan cairan,jika
3) Tekanan darah perlu
kembali menjadi 3) Ambil sampel urin
tengah (mitstream) atau
normal
kuitur

Edukasi:

1) Anjurkan tanda dan


gejala infeksi saluran
kemih
2) Ajarkan pengukuran
asupan cairan dan
haluaran urin

Kolaborasi:
1) Kolaborasi pemberian
obat supositoria
uretra,jika perlu

D.IMPLEMENTASI
NO DIAGNOSE KEPERAWATAN TINDAKAN KEPERAWATAN
(IMPLEMNTASI)
1 Nyeri akut berubungan Observasi :
dengan agen pencedera
1) mengidentifikasi lokasi dan durasi nyeri
fisiologis
2) mengidentifikasi skala nyeri
3) mengidentifikasi faktor yang memperberat
dan memperingan nyeri
4) mengidentifikasi pengaruh budaya terhadap
respon nyeri
Teraupetik :
1) memberikan terapi nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
2) mempertimbangkan jenis dan sumbe nyeri
dalam pemilihan strategi untuk meredakan
nyeri
Edukasi
1) menjelaskan penyebab dan pemicu nyeri
2) menjelaskan strategi meredakan nyeri

3) menajarkan menggunakan analgetik secara


tepat
4) menajurkan teknik farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi :
1) Kolaborasi pemberian analgetik

2 Gangguan rasa nyaman Observasi :


berhubungan dengan gejala
1) mengidentifikasi gejala yang tidak
penyakit
menyenangkan
2) mengidentifikasi pemahaman tentang
kondisi, situasi, dan perasaan
Teraupetik :
1) memberikan posisi yang nyaman
2) memciptakan lingkungan yang nyaman
3) mendukung keluarga dan pengasuh terlibat
dalam terapi pengobatan
Edukasi :
1) Menjelaskan mengenai kondisi dan pilihan
terapi atau pengobatan
2) mengajarkan terapi relaksasi
3) mengajarkan latihan pernafasan
Kolaborasi :
1) Kolaborasi pemberian analgetik
3 Gangguan eliminasi urin Observasi:
berhubungan distensi 4) mengidentifikasi tanda dan gejala retensi
kandung kemih atau inkotinsia urin
5) mengidentifikasi faktor yang menyebabkan
retensi atau inkontinensia urin
6) memonitor eliminasi urin

Terapeutik:
4) mencatat waktu-waktu dan haluaran
berkemih
5) membatasi asupan cairan,jika perlu
6) mengambil sampel urin tengah (mitstream)
atau kuitur

Edukasi:

3) menganjurkan tanda dan gejala infeksi


saluran kemih
4) mengajarkan pengukuran asupan cairan
dan haluaran urin

Kolaborasi:
2) Kolaborasi pemberian obat supositoria
uretra,jika perlu
E.EVALUASI

No DIAGNOSA KEPERAWATAN EVALUASI


(SOAP)
1 Gangguan rasa nyaman S: Pasien mengeluh merasakan sakit pada perut
berhubungan dengan gejala bagian bawah
penyakit - P = nyeri dirasakan pada saat buang air
kecil
- Q = nyeri seperti ditusuk-tusuk
- R = nyeri hanya terasa diperut bagian
bawah
- S = skala nyeri 5
- T = Nyeri dirasakan pada saat buang air
kecil
O:
- Pasien Nampak meringis
- Pasien terlihat Nampak gelisah
- Tekanan darah pasien meningkat

GCS : E = 4, V = 5, M = 6
TTV :
- TD : 130/90
- N = 80x/mnt
- R = 20x/mnt
- S = 36,40 C
- TB = 160 cm
- BB = 60 kg
A : masalah belum teratasi
P : lanjut intervensi
Gangguan rasa nyaman S: Pasien mengatakan sakit pada bagian kepala

2 beruhubungan dengan gejala O:


penyakit - pasien Nampak meringis
- tekanan darah pasien meningkat
GCS : E = 4, V=5, M=6

TTV :
- TD : 130/90
- N = 80x/mnt
- R = 20x/mnt
- S = 36,40 C
- TB = 160 cm
- BB = 60 kg
A : masalah belum teratasi
P : lanjut intervensi

3 Gangguan eliminasi urin S: Pasien mengatakan sering buang air kecil


berhubungan dengan distensi O: Pasien tampak sering buang air kecil
kandung kemih
GCS: E=4,V=5,M=6

TTV:
- TD : 130/90
- N = 80x/mnt
- R = 20x/mnt
- S = 36,40 C
- TB = 160 cm
- BB = 60 kg
A: masalah belum teratasi
P: lanjut intervensi
BAB IV

PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Urehtritis adalah suatu inflamasi uretra atau suatu infeksi yang menyebar naik
yang digolongkan sebagai infeksi gonoreal dan nongonoreal. Urethritis dapat
dikategorikan menjadi urethritis akut, urethritis kronis, urethritis gonococus dan urethritis
non gonococus. Secara umum penyebab penyakit urethritis adalah kuman gonorhea,
kuman non gonorhea, tindakan invasif di saluran kemih, iritasi batu ginjal, trihomonas
vaginalis dan golongan bakteri gram negative.
Tanda dan gejala dari penyakit urethritis adalah mukosa memerah dan edema ,
terdapat cairan exudat yang purulent, ada ulserasi pada uretra , adanya rasa gatal yang
menggelitik, adanya pus pada awal miksi, nyeri pada saat miksi, kesulitan untuk memulai
miksi dan nyeri pada abdomen bagian bawah. Pengobatan yang dianjurkan pada
penderita penyakit urethritis adalah antibiotik. Jenis antibiotik yang sering digunakan
misalnya cefixime 400 mg oral, ceftriaxone 250 mg IM, ciprofloraxacin 500 mg oral, dan
ofloxacin 400 mg oral.
Komplikasi yang dapat terjadi pada pria berupa prostatitis, vesikulitis,
epididimitis, dan striktur urethra. Sedangkan pada wanita komplikasi dapat berupa
Borthlinitis, praktitis, salpingitis, dan sistitits.

1.2 Saran
Semoga dengan selesainya makalah ini diharapkan agar para pembaca khususnya
mahasiswa dapat lebih mengetahui dan memahami tentang “ Penyakit Urethritis “ beserta
hal – hal yang berkaitan dengan penyakit tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018, Standar Intervensi Keperawatan Indonesia, Jakarta selatan,
Dewan Pengurus Pusat Pemersatu Perawat Nasional Indonesia.

Tim Pokja SLKI DPP PPNI, 2019, Standar Luaran Keperawatan Indonesia, Jakarta selatan, Dewan
Pengurus Pusat Pemersatu Perawat Nasional Indonesia.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017, Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia, Jakarta selatan,
Dewan Pengurus Pusat Pemersatu Perawat Nasional Indonesia.

Underwood. JCE. 1999. Patologi Umum dan Sistematik. Jakarta : EGC


Siswantoro, Agus . 2012. Sistem Perkemihan Askep Urethritis. Jakarta : Salemba Medika.
Thomson. 1997. Catatan Kuliah Patologi. Jakarta : EGC.
Budiono. 2009. Urethritis Non Gonococus. Jakarta : Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai