Penyakit Ménière adalah gangguan telinga dalam yang menyebabkan pusing yang parah (vertigo),
telinga berdenging (tinnitus), kehilangan pendengaran, dan merasa penuh atau tersumbat pada telinga.1
Terdapat trias atau sindrom Ménière yaitu vertigo, tinitus, dan tuli sensorineural terutama nada rendah. 2
Penyakit ini umumnya hanya menyerang satu telinga.1,3 Penyakit Ménière bisa berkembang pada usia
berapapun, namun paling sering terjadi pada individu usia 40-60 tahun. 1
Serangan pusing bisa datang tiba-tiba atau setelah kejadian singkat tinnitus atau meredamnya
pendengaran. Beberapa penderita penyakit Ménière memiliki vertigo yang sangat ekstrim sehingga
kehilangan keseimbangan dan jatuh, kejadian ini disebut drop attack.1 Serangan pertama sangat berat,
yaitu vertigo disertai muntah. Setiap kali berusaha untuk berdiri, penderita merasa berputar, mual, dan
muntah lagi. Hal ini berlangsung beberapa hari sampai beberapa minggu, meskipun keadaannya
berangsur baik. Pada serangan kedua kalinya dan selanjutnya dirasakan lebih ringan, tidak seperti
serangan yang pertama kali. Vertigo pada penyakit Ménière bersifat periodik, yang makin mereda pada
serangan-serangan berikutnya. Pada setiap serangan biasanya disertai dengan gangguan pendengaran
dan dalam keadaan tidak ada serangan, pendengaran dirasakan baik kembali. 2
Etiologi
Gejala penyakit Ménière disebabkan oleh penumpukan cairan (hidrops) pada kompartemen telinga
dalam, yaitu labirin. Labirin mengandung organ keseimbangan (kanalis semisirkularis dan organ
otolitik) dan organ pendengaran (koklea). Ada dua bagian labirin, labirin tulang dan labirin
membranosa. Labirin membranosa terisi oleh cairan yang disebut endolimfe, yang menstimulasi
reseptor seiring tubuh bergerak. Reseptor kemudian mengirim sinyal ke otak mengenai posisi dan
gerakan tubuh. Pada koklea, cairan ditekan sebagai respon terhadap getaran suara, yang menstimulasi
sel-sel sensori yang mengirim sinyal ke otak. Pada penyakit Ménière, penumpukan endolimfe pada
labirin mempengaruhi sinyal keseimbangan dan pendengaran normal antara telinga dalam dan otak.1
Aliran endolimfatik dijelaskan sebagai model “danau-sungai-kolam”. Endolimfe mengalir dari ruang
cairan endolimfatik (danau) melalui akuaduktus vestibular (sungai) ke sakus endolimfatikus (kolam).
Jika ada obstruksi, hidrops endolimfatikus akan terjadi.4
Gambar 2. Labirin membranosa normal (kiri). Hidrops
endolimfatik pada labirin membranosa (kanan). 5
Hal yang diduga menjadi penyebab penumpukan cairan mendadak dan hilang timbul :2
Ditemukan pelebaran dan perubahan morfologi pada membran Reissner. Terdapat penonjolan ke dalam
skala vestibuli, terutama di daerah helikotrema. Sakulus juga mengalami pelebaran yang dapat menekan
utrikulus. Pelebaran skala media dimulai dari daerah apeks koklea, kemudian dapat meluas hingga
bagian tengah dan basal koklea. Hal ini menjelaskan terjadinya tuli saraf nada rendah pada penyakit
Ménière.
- variasi genetik yang menyebabkan abnormalitas volume atau regulasi cairan endolimfe3 (sepertiga
penderita penyakit Ménière memiliki kerabat first-degree dengan penyakit Ménière5).
Diagnosis
Kriteria diagnosis penyakit Ménière : vertigo hilang timbul, fluktuasi gangguan pendengaran berupa tuli
saraf, menyingkirkan kemungkinan penyebab dari sentral (misalnya tumor nervus VIII).2
- pada tumor nervus VIII : vertigo periodik, mula-mula lemah dan makin lama makin kuat
- pada sklerosis multipel : vertigo periodik, tetapi intensitas serangan sama pada tiap serangan
- pada neuritis vestibuler : vertigo tidak periodik, makin lama makin menghilang. Penyakit ini diduga
disebabkan virus. Biasanya penyakit ini timbul setelah menderita influenza. Vertigo hanya didapatkan
pada permulaan penyakit. Penyakit ini akan sembuh total bila tidak disertai dengan komplikasi.
- pada VPPJ (vertigo posisi paroksismal jinak) : keluhan vertigo datang tiba-tiba terutama pada
perubahan posisi kepala dan keluhan vertigonya terasa sangat berat, kadang disertai rasa mual sampai
muntah, tidak berlangsung lama
Bila dalam anamnesis terdapat riwayat fluktuasi pendengaran, dan pada pemeriksaan terdapat tuli
sensorineural, maka sudah dapat didiagnosis sebagai penyakit Ménière, sebab tidak ada penyakit lain
yang bisa menyebabkan perbaikan dalam tuli sensorineural. Pemeriksaan fisik diperlukan hanya untuk
menguatkan diagnosis. Hidrops bisa dibuktikan dengan tes gliserin. Tes gliserin juga menentukan
prognosis tindakan operatif pada pembuatan shunt. Bila terdapat hidrops, maka operasi diduga akan
berhasil dengan baik.2 Tidak ada tes laboratorium yang spesifik untuk penyakit Ménière. Pemeriksaan
radiologi umumnya tidak dibutuhkan.4
Tatalaksana
Penyakit ini bisa sembuh sama sekali tanpa obat dan gejala penyakit bisa hilang sama sekali.2 Beberapa
hal yang disarankan1 :
- Obat. Gejala yang paling melumpuhkan pada serangan penyakit Ménière adalah pusing. Obat seperti
diazepam, glikopirolat, meklizin, dan lorazepam bisa meringankan pusing dan mempersingkat serangan.
- Pembatasan garam dan pemakaian diuretik. Membantu mengatur pusing dengan mengurangi jumlah
cairan tubuh, yang bisa mengurangi volume cairan dan tekanan pada telinga dalam.
- Perubahan kebiasaan. Beberapa orang menyatakan bahwa rokok, kafein, cokelat, dan alkohol
memperburuk gejala.
- Terapi kognitif. Merupakan jenis terapi bicara, membantu orang untuk fokus terhadap bagaimana
mereka memamahami dan bereaksi pada pengalaman hidup, mengurangi kecemasan akan serangan
yang mungkin terjadi.
- Injeksi. Injeksi antibiotik gentamisin ke telinga tengah membantu mengontrol vertigo, tetapi secara
signifikan meningkatkan risiko kehilangan pendengaran. Beberapa dokter memilih menginjeksi
kortikosteroid, yang mengurangi pusing dan tidak berisiko menghilangkan pendengaran.
Gejala yang dialami Pak Amat (telinga kiri tiba-tiba tidak mendengar, telinga kiri terus berbunyi,
berjalan agak goyang/gangguan keseimbangan) bisa merupakan gejala penyakit Ménière. Hasil tes
Weber (lateralisasi ke kanan) dan tes Rinne (+/+) juga bisa didapatkan pada penyakit Ménière, yang
menunjukkan Pak Amat mengalami tuli sensorineural. Hasil otoskopi tidak spesifik pada penyakit
Meniere. Diperlukan anamnesis mengenai keluhan berjalan agak goyang pada Pak Amat.
Daftar Pustaka
1. National Institute on Deafness and Other Communication Disorders. Ménière's Disease. Available at
http://www.nidcd.nih.gov/health/balance/Ménière.html. Accessed on March 5 2011.
2. Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorok Kepala & Leher. 6th ed. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 2007.