Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH TENTANG PERILAKU ORGANISAS

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiratan Allah SWT yang telah menganugerahkan rahmat, karunia,
dan ridha-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah ini yang
berjudul“Perilaku Organisasi”. Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai salah
satu tugas Individu pada mata kuliah “Pengantar Administrasi”.
Dalam kesempatan ini Penulis tidak lupa mengucapkan Terima Kasih kepada Dosen
pembimbing  serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan makalah
ini, sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran perbaikan dari semua pihak yang terkait.
Sehingga kekurangan yang ada dapat diperbaiki dan disempurnakan.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis berharap semoga makalah ini dapat berguna dan
bermanfaat sebagaimana mestinya, khususnya bagi mahasiswa. 
                                                                            Makassar, 1 juni 2014

    
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………….....................................................................   i
KATA PENGANTAR  ………………….................................................................  ii
DAFTAR ISI………………………………………….............................................  iii
A.     BAB  1 PENDAHULUAN
a.       LATAR BELAKANG.......................................................................................... 1
b.      RUMUSAN MASALAH...................................................................................... 2
c.       TUJUAN DAN MANFAAT................................................................................. 2
B.     BAB II PEMBAHASAN
a.       PENGERTIAN PERILAKU ORGANISASI........................................................ 3
b.      FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU ORGANISASI....5
1. Peningkatan produktivitas....................................................................................5
2.Pengurangan kemangkiran....................................................................................5
3. Penurunan turn over............................................................................................5
                  4. Peningkatan kepuasan kerja................................................................................5
 c.    FAKTOR-FAKTOR YANG MENGHAMBAT PERILAKU ORGANISASI..... 9
     C.   BAB III PENUTUP
           a.     KESIMPULAN................................................................................................. 12
           b.     SARAN............................................................................................................. 12

          DAFTAR PUSTAKA

         
                                   BAB 1 PENDAHULUAN                                        
A.Latar belakang
Perilaku Organisasi adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang perilaku
tingkat individu dan tingkat kelompok dalam suatuorganisasi serta dampaknya terhadap
kinerja (baik kinerja individual, kelompok, maupun organisasi). Perilaku organisasi juga
dikenal sebagai studi tentang organisasi. Studi ini adalah sebuah bidang telaah akademik
khusus yang mempelajari organisasi,dengan memanfaatkan metode-metode
dari ekonomi, sosiologi, ilmu politik, antropologi dan psikologi.
Disiplin-disiplin lain yang terkait dengan studi ini adalah studi tentang sumber daya
manusia dan psikologi industri.Organisasi dalam pandangan beberapa pakar seolah-olah
menjadi suatu “binatang” yang berwujud banyak, namun tetap memiliki kesamaan
konseptual. Atau dengan kata lain, rumusan mengenai organisasi sangat tergantung kepada
konteks dan perspektif tertentu dari seseorang yang merumuskan tersebut.
Setiap manusia mempunyai tujuan yang berbeda dalam hidupnya, karena pengaruh
pengetahuan dan pengalamannya yang berbeda. Namun setiap manusia akan sama dalam satu
hal yaitu ingin mempertahankan hidup dan memenuhi kebutuhan hidupnya.
Bagi masyarakat pada era industrialisasi sekarang ini, pekerjaan merupakan suatu aspek
kehidupan yang sangat penting. Bagi masyarakat modern bekerja merupakan suatu tuntutan
yang mendasar, baik dalam rangka memperoleh imbalan berupa uang atau jasa, ataupun
dalam rangka mengembangkan dirinya.
Komunikasi mengacu pada tindakan, oleh satu orang atau lebih, yang mengirim dan
menerima pesan, terjadi dalam suatu konteks tertentu, mempunyai pengaruh tertentu, dan ada
kesempatan untuk melakukan umpan balik. hal Ini mengandung elemen-elemen yang ada
dalam setiap tindak komunikasi, terlepas dari apakah itu bersifat intrapribadi, antarpribadi,
kelompok kecil, pidato terbuka, atau komunikasi masa. Dalam komunikasi ini kita juga akan
menyinggung sedikit tentang Perhatian, Pemahaman dan Mengingat Informasi.

B. Rumusan masalah
          Masalah-masalah yang akan di pecahkan dalam makalah ini yaitu sebagai berikut:
1. Apakah pengertian dari perilaku organisasi?
2. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku organisasi?
3. Apa faktor-faktor yang menghambat perilaku organisasi?
C. Tujuan dan manfaat
Tujuan
 a. Untuk mengetahui pengertian Perilaku Organisasi
 b. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku organisasi
 c. Untuk mengetahui faktor-faktor penghambat perilaku organisasi
Manfaat
1.       Bagi penulis manfaatnya yakni menambah wawasan serta dapat memahami tentang
Perilaku organisasi.
2.        Bagi mahasiswa, manfaat dibuatnya makalah ini diharapkan dapat digunakan untuk
menambah wawasan ilmu pengetahuan tentang Perilaku Organisasi

BAB II
PEMBAHASAN
A.  Pengertian perilaku organisasi
Pengertian perilaku organisasi adalah suatu bidang studi yang mengamati tentang
pengaruh perilaku individu, kelompok dan perilaku dalam struktur organisasi dengan maksud
untuk mendapatkan pengetahuan guna memperbaiki keefektifan organisasi.
Dari pengertian tersebut diatas berdasarkan thesis bahwa pengertian manajemen ialah
pencapaian tujuan dengan bantuan orang lain, maka manajemen harus memusatkan pada
hubungan antar orang. Hal ini kadang-kadang juga disebut penelahaan “human relation”,
“leadership” atau “behavioral sciences approach”. Pada perilaku keorganisasian
dikembangkan teori-teori baru, metode dan teknik ilmu pengetahuan sosial dalam peristiwa-
peristiwa antara perorangan dan dalam hubungan perorangan sampai pada hubungan
kebudayaan. Dengan kata lain hubungan ini menekankan pada aspek kemanusiaan didalam
manajemen, dengan prinsip apabila orang-orang bekerjasama untuk mencapai tujuan tujuan
tertentu, maka sudah seharusnya apabila orang sudah mengerti orang lain yang menjadi
teman/kelompok kerjanya.
Perilaku organisasi konsern dengan situasi hubungan manusia, sebab hal ini eratkaitannya
dengan: pekerjaan, absensi, pergantian karyawan, produktivitas, prestasi seseorang dan
manajemen. Perilaku keorganisasian juga meliputi: motivasi, perilaku dan kekuatan/tenaga
kepemimpinan, komunikasi antar personal, struktur kelompok dan proses, konflik, desain
pekerjaan, dan stres.
Dari keterangan tersebut diatas dapat diilustrasikan statemen yang berkaitan dengan manfaat
perilaku keorganisasian sebagai berikut :Tingkat kegembiraan/keserasian karyawan
menjadikan karyawan tersebut menjadi produktif.Semua individu karyawan produktif, bila
pimpinan bersahabat, menaruh kepercayaan dan mengadakan pendekatan.
1.      Efektifitas interview dalam seleksi.
2.      Setiap orang berkeinginan/bertantang dalam pekerjaan.
3.      Pelaksanaan pekerjaan dengan baik.
4.      Setiap termotivasi oleh uang.
5.      Sebagian besar orang sangat lebih konsern terhadap ukuran besarnya gaji kemudian yang
lainnya.
6.      Sebagaian besar efektivitas kelompok dengan ketiadaan konflik.

Kebenaran dan keadaan statemen/pernyataan tersebut sepenuhnya adalah adalah teruji


oleh kepentingan waktu sehingga sistematik pendekatan dalam studi perilaku keorganisasian
dapat memberikan improvisasi yang bersifat menjelaskan dan prediksi
kecakapan/ketrampilan, bakat/kemampuan. Kemampuan berhubungan dengan sifat yang
dibawa sejak lahir atau dipelajari yang memungkinkan seseorang menyesaikan pekerjaan,
sedangkan kecakapan/ketrampilan berhubungan dengan menyelesaikan pekerjaan tugas yang
dimiliki dan dipergunakan oleh seseorang pada waktu yang tepat.
   B.  Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi perilaku organisasi
1.Peningkatan produktifitas
Organisasi dikatakan produktif jika tujuan dapat dicapai dan proses pencapaian tersebut
dilakukan dengan merubah masukan menjadi keluaran dengan biaya yang paling rendah.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa produktifitas berhubungan dengan keefektifan dan
keefisienan.
2.Pengurangan kemangkiran
Kemangkiran adalah tindakan tidak masuk kerja tanpa alasan. Tingkat kemangkiran  yang
tinggi dapat berdampak langsung pada keefektifan dan efisiensi organisasi.
3.Penurunan Turn Over
Turn over adalah pengunduran diri secara permanen dari organisasi.
4.Peningkatan kepuasan kerja
Kepuasan kerja adalah perbedaan antara banyaknya ganjaran yang diterima karyawan dan
banyaknya yang mereka yakini harus mereka terima. Karyawan dikatakan merasakan puas
bila perbedaan bernilai positif secara perhitungan matematis.
Perilaku organisasi merupakan suatu bidang studi yang menyelidiki dampak perorangan,
kelompok, dan struktur pada perilaku dalam organisasi dengan maksud menerapkan
pengetahuan semacam itu untuk memperbaiki keefektifan organisasi. Apa yang dipelajari,
yaitu bagaimana perilaku: perorangan (individu) kelompok struktur.
Perilaku organisasi mempunyai tiga dimensi konsep, yaitu :
1)Dimensi Konsep
Dimensi konsep mencakup ilmu pngetahuan, sosiologi, antropologi budaya, dan seluaruh
elemen sosial yang mempengaruhi berdirinya ilmu pengetahuan yang saling berkaitan.
2)Dimensi Sistem
Dimensi sistem mencakup bagaimana proses manajemen yang dilakukan untuk melakukan
suatu kegiatan secara efektif dan efisien yang di kemas dengan pendekatan-pendekatan
matematis atau logika.

3)Dimensi Manusia
Dimensi manusia adalah faktor penentu dalam organisasi yang tercermin dari ilmu
psikologi.karena,adanya organisai adalah adanya manusia.
(Miftah Toha dan Reni Rosari, UGM)
Ketiga dimensi diatas mencakup filosofi dasar lahirnya ilmu perilaku organisai yang
terdiri dari muliti disiplin ilmu (antroplogi kultural, sosiologi, psikologi dan manjemen)
sehingga dengan penedekatan ilmu-ilmu tersebut perilaku organisai dapat dibahas. Dalam
tataran konsep ilmu ini membahas seluruh kegiatan organisai yang di dalamnya terdapat
perilaku manusia, budaya, sosial dan sistem yang mendukung adanya organisasi tersebut.
sehingga antara manusia dan organisasi dapat saling mempengaruhi
PENDEKATAN STUDI PERILAKU ORGANISASI
Perdekatan yang menandai perkembangan awal dari studi perilaku yang merupakan
pendekatan perspektif teoritis-makro, yakni :
 a)Pendekatan tradisional
Tokoh-tokoh dalam pendekatan tradisional seperti W. Taylor dan Max Weber. Pendekatan
tradisional memberikan kontribusi dalam studi manajemen antara lain :Telah mengenalkan
teori-teori rasional yang sebelumnya belum ada,Memusatkan perhatian pada peningkatan
produktifitas dan kualitas Menyediakan mekanisme administratif yang sesuai bagi organisasi,
b)Penerapan pembagian kerja,
Meletakkan landasan mengenai efisiensi metode kerja dan organisasi,mengembangkan
prinsip-prinsip yang umum dalam manajemen.Pendekatan ini kemudian banyak ditinggalkan
karena hanya menekankan aturan-aturan formal, spesialisasi, pembagian tanggung jawab
yang jelas dengan member perhatian relatif kecil terhadap arti penting personal dan
kebutuhan sosial dari individu-individu yang berada dalam organisasi.
c) Pendekatan hub.kerja kemanusiaan (human relation approach)
Tokoh-tokoh dalam pendekatan ini seperti Elton Mayo. Pendekatan hubungan kerja
kemanusiaan memberikan beberapa sumbangan pemikiran dan hipotesisi baru, antara
lainSecara eksplisit pertama kali mengenalkan peranan dan pentingnya hubungan
interpersonal dalam perilaku kelompok,
Secara kritis menguji kembali hubungan antara gaji dan motifasi,Mempertanyakan anggapan
bahwa masyarakat merupakan kelompok individu yang berusaha untuk memaksimalkan
pemenuhan kepentingan personalnya,Menunjukkan bagaimana sistem teknis dan sistem
sosial saling berhubungan,Menunjukkan hubungan antara kepuasan kerja dan produktifitas.
Kelemahan pendekatan ini adalah :
         Mengesampingkan pengaruh struktur organisasi terhadap perilaku individu,
         Memandang organisasi sebagai sistem tertutup dan mengabaikan kekuatan lingkungan
politik, ekonomi, dan lingkungan yang lain,
         Tidak menjelaskan pengaruh kesatuan kerja terhadap sikap dan perilaku individu,
         Meremehkan motifasi keinginan untuk berpartisipasi dalam pembuatan keputusan dan
kesadaran sendiri berkaitan dengan segala  sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaan,
         Memusatkan perhatian pada pengaruh kelompok kecil namun mengabaikan pengaruh
struktur sosial yang lebih luas.
d) Pendekatan perilaku organisasi (organizational behavior approach)
Tokoh-tokoh dalam pendekatan ini adalah Thoha dan Gibson. Thoha menyatakan
bahwa perilaku organisasi adalah secara langsung berhubungan dengan pengertian, ramalan,
dan pengendalian terhadap tingkah laku orang-orang dalam organisasi dan bagaimana
sperilaku orang-orang tersebut mempengaruhi usaha pencapaian tujuan organisasi.
Sedangkan menurut Gibson pendekatan perilaku organisasi adalah :
  Way of thinking
  Tingkat analisis pada level individu, kelompok, dan organisasi.
  Interdisciplinary field
  Memanfaatkan berbagai disiplin, model, teori, dan metode dari disiplin yang ada.
  Humanistic orientation
  Manusia dan segala sikap, perilaku, persepsi, kapasitas, perasaan, dan tujuan merupakan nilai
utama.
  Performance oriented
  Selalu mengarah pada performance.
  External environment
  Lingkungan eksternal mempunyai pengaruh terhadap perilaku organisasi.
  Metode ilmiah (scientific method)
  Application orientation
  Memusatkan perhatian pada untuk menjadwal berbagai permasalahan yang muncul dalam
konteks manajemen organisasi.Perenan
LINGKUP PERILAKU ORGANISASI
-          Mempelajari perilaku manusia dalam organisasi melalui tiga tingkatan analisis.
-          Tingkatan Individu : karakteristik bawaan individu dalam organisasi.
-          Tingkatan Kelompok : dinamika perilaku kelompok dan faktor-faktor determinannya
-          Tingkatan Organisasi : faktor-faktor organizational yang mempengaruhi perilaku.
  B.  Faktor-Faktor Yang Menghambat Perilaku Organisasi

        Herbert Kaufman dalam bukunya Limits Of Organization Change


(1985 :8)
Mengemukakan bahwa kegagalan untuk mengadakan perubahan didalam organisasi dapat
Disebabkan oleh beberapa faktor :

Faktor – factor tersebut dikelompokkan menjadi tiga kategori , yaitu :


A.    Hasrat untuk mempertahankan kestabilan hidup bersama (acknowledged collective benefits
of stability)
B.     Pertimbangan atas lawan-lawan yang mungkin dihadapi untuk mengadakan perubahan
(calculated opposition to change).
C.     Ketidakmampuan untuk mengadakan perubahan (inability to change)
a.       Hasrat untuk mempertahankan manfaat kestabilan hidup bersama  (acknowledged collective
benefites or stability) dengan aturan yang sudah melembaga pada suatu organisasi telah
terbentuk pola prilaku yang sudah disepakati dan tampil sebagai iklim kerja yang mewarnai
kehidupan organisasi yang menciptakan kehidupan stabil dengan rasa aman dan silahturahmi
yang baik antara individu yang terkait. Oleh karena itu adanya perubahan dikhawatirkan akan
menimbulkan gangguan dan keresahan sehingga mengundang ketidak stabilan organisasi.
b.      Pertimbangan atas lawan-lawan yang mungkin akan dihadapi dalam mengadakan perubahan
(calculated opposition to change)

D.    Kelompok oposisi atas perubahan akan datang dari dalam maupun dari luar organisasi, baik
secara perseorangan maupun berkelompok. Munculnya kaum oposisi ini dapat berdasarkan
pada berbagai alasan antara lain :
E.     Untuk melindungi keadaan yang dipandang sudah baik dan sedang dinikmati (prevailing
advantage).
F.      Untuk melindungi kualitas yang sudah ada (protection of quality), dalam hal ini
dikhawatirkan perubahan didalam organisasi akan menimbulkan gangguan terhadap kualitas
produk yang sudah dicapai.

G.     Kekhawatiran akan biaya perubahan (psyhic of change). Dalam hal ini perubahan organisasi
terhambat oleh pertimbangan manfaat perubahan dibandingkan dengan biaya yang harus
digunakan.
H.    Ketidakmampuan untuk berubah menurut pendapat Herbert Kaufmant (1985:15) adalah
karena beberapa alasan antara lain :
1). Pembuatan mental (mental Blinders)
        a). Pembuatan Mental (Mental Blinders)
              Pembuatan mental didalam organisasi antara lain melalui prilaku secara terprogram
melalui metode yang sama dengan pengarahan, instruksi atau indoktrinasi sehingga tertanam
pada semua anggota organisasi. Pengisian posisi didalam organisasi didasarkan pada
pemilihan tidak hanya atas keahlian.

2). Hambatan Sistem (systemic Obstacles)


        a). Hambatan Sistem
              Hambatan system merupakan hambatan internal dalam diri orang-orang dalam
organisasi yang membentuk Karena pengendalian dari luar diri orang-orang tersebut, yaitu
dari system organisasi.
Hambatan-hambatan tersebut meliputi :
1). Keterbatasan sumber daya (resource limition)
      Hal ini terjadi karena terbatasnya sumber daya yang dimiliki, baik sumber daya alam
maupun sumber daya manusia, sehingga tidak mampu membiayai perubahan yang
diharapkan.
2). Terperangkap oleh biaya (Sunk Cost)
      Perubahan yang diharapkan dilaksanakan dalam organisasi dapat terhambat karena
organisasi terperangkap oleh biaya yang harus dikeluarkan untuk kekayaan yang tidak dapat
dengan cepat diuangkan sebagai akibat investasi pada kekayaan tetap yang memberikan hasil
(ROI) tidak sesuai dengan yang diharapkan.

3). Akumulasi hambatan-hambatan perilaku yang bersifat resmi (accumulations of official


constrain’s on Behaviour).
      Hambatan-hambatan ini dapat berupa status, ketentuan-ketentuan hokum, hubungan
personal didalam struktur organisasi ,dan lain-lain, yang semakin berpengalaman suatu
organisasi, semakin berkembang ketentuan-ketentuan resmi yang melembaga dan membatasi
perilaku individu-individu didalamnya.

4). Hambatan-hambatan  perilaku yang tidak resmi dan tidak direncakan.


     Hambatan ini datang melalui kelompok informal didalam organisasi formal, berupa antara
lain sabotase bawahan terhadap program perubahan.

5). Kesepakatan antar organisasi


      Perubahan organisasi juga dapat terhambat oleh kesepakatan organisasi dengan organisasi
lain. Kesepakatan ini dapat berupa kontak kerja, kesepakatan dengan pelanggan (perjanjian
jual beli), kesepakatan dengan pesaing (melalui OPS), kesepakatan untuk mematuhi
ketentuan pemerintah, dan lain-lain.
Untuk melaksanakan perubahan didalam organisasi, maka hambatan-hambatan tersebut harus
dapat diantisipasi dan diatasi, mengingat bahwa perubahan didalam organisasi merupakan
tuntutan yang perlu dilaksanakan seiring dengan laju dinamika masyarakat tempat organisasi
berbeda. Perubahan ini dapat dilaksanakn sebagai keharusan atau secara sukarela
(involuntary change or voluntary change).

BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Iklim organisasi adalah persepsi individu terhadap praktek dan prosedur yang berasal
dari pengalamannya berinteraksi di lingkungan organisasinya, dalam hubungannya dengan
kesejahteraan mereka dan dapat mempengaruhi perilakunya di organisasi.
Kualitas pelayanan merupakan bentuk performansi yang identik dengan perilaku
karyawan di perusahaan. Perilaku karyawan tersebut di perusahaan dapat dipengaruhi oleh
iklim organisasi. Iklim organisasi yang positif terwujud ketika karyawan mempersepsi positif
suasana, dimensi-dimensi, praktek, dan prosedur di tempat kerjanya. Hasilnya yaitu sikap dan
perilaku karyawan yang timbul pun positif dan mendukung ke arah pemberian pelayanan
yang berkualitas.
Berdasarkan analisis di atas, maka dapat disimpulkan bahwa iklim organisasi
memiliki sumbangan efektif terhadap kualitas pelayanan sebesar sedangkan sisanya
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diungkap dalam analisis ini.  
     
       B.SARAN
                  1.       Bagi Karyawan
Dilihat dari hasil kualitas, sebaiknya karyawan harus lebih konsisten dan disiplin lagi
dalam menjalankan standar kualitas pelayanan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Untuk
perbaikan iklim organisasi, sebaiknya untuk Direktur sebisa mungkin mewujudkan iklim
oragnisasi yang positif atau menyenangkan karyawannya.

2.Bagi Perusahaan
Tim manajemen sebagai tim pelaksana perusahaan sebaiknya menciptakan praktek-
praktek kerja dan situasi kerja yang kondusif dan menyenangkan karyawannya. Usaha-usaha
yang dapat dilakukan untuk mewujudkan iklim organisasi tersebut yaitu memberikan
kesempatan kepada karyawan untuk lebih maju, naik jabatan, dan berpartisipasi dalam
pengambilan keputusan di perusahaan. Perusahaan sebaiknya meninjau dan meningkatkan
kesejahteraan karyawan.  Pelaksanaan usaha-usaha tersebut akan membuat karyawan merasa
bahwa perusahaan memperlakukan mereka dengan baik dan memenuhi kebutuhan mereka
sehingga tercipta iklim organisasi yang positif. Untuk peningkatan kualitas pelayanan, tim
manajemen dapat menyelenggarakan kompetisi pelayanan, yaitu karyawan yang memberikan
pelayanan terbaik dan konsisten menjalankan Six Steps Service akan diberikan reward.
Kompetisi tersebut dapat membuat karyawan termotivasi untuk terus-menerus memberikan
pelayanan yang berkualitas tinggi kepada pelanggan dan pada akhirnya akan terbiasa untuk
konsisten menjalankan standar kualitas pelayanan yang telah ditetapkan perusahaan.

                           
JURNAL INTERNASIONAL
THE EFFECT OF ORGANISATIONAL JUSTICE AND ORGANISATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOURS
AMONG PRIVATE UNIVERSITIES IN ENUGU STATE, NIGERIA

Orajaka Ugochukwu Department of Business Administration, Faculty of Management, Anambra


State University, Igbariam Campus, anambra State, Nigeria
Dalam sistem pendidikan saat ini, organisasi dan lembaga mencari kinerja tinggi, inovasi
dan fleksibilitas untuk meningkatkan perekonomian dari seluruh dunia. Ini hanya mungkin
dapat dilakukan ketika organisasi
dan lembaga menyediakan karyawan mereka dengan tempat kerja puas, perlakuan yang adil,
remunerasi dan
penilaian untuk kerja yang efektif mereka. Faktor-faktor ini membantu dalam
mengembangkan organisasi, lembaga dan
semacam lain dari tempat kerja (Hafiz et al, 2012). Dengan demikian, sebuah organisasi
harus mampu
pergeseran sikap anggota dan perilaku yang bertindak untuk pengembangan organisasi dari
egoistik
perilaku. Oleh karena itu, untuk meningkatkan efektivitas keseluruhan dari organisasi dan
lembaga,
perilaku kewargaan organisasi adalah salah satu faktor.

   DAFTAR PUSTAKA

  Muchlas, M. 2005. Prilaku Organisasi. Yogyakarta : Gajah Mada University Press


  Khaerul Umam, 2010. Perilaku Organisasi. Bandung: CV. Pustaka Setia.
  Hendyat Soetopo, 2010. Perilaku Organisasi Teori Praktik di Bidang Pendidikan. Bandung:
PT. Remaja Rosda Karya.
  Dr. Erliana Hasan, M.Si., 2010. Komunikasi Pemerintahan. Bandung: Refika Aditama.

Anda mungkin juga menyukai