HANDOUT
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Fisiologi Tumbuhan yang diampu oleh:
Dr. Any Fitriani, M.Si
Tri Suwandi,M.Sc.
Hj. Tina Safaria Nilawati, M.Si
Dr. Wahyu Surakusumah, M.T.
disusun oleh :
Kelompok 4
Difusi ialah penyebaran molekul suatu zat. Penyebaran ini disebabkan oleh
gaya identik dengan energi kinetik tersebut. Molekul-molekul gas, zat cair maupun
zat padat mempunyai kecenderungan untuk menyebar ke segala arah sampai
terdapat konsentrasi zat yang sama. Dari ketiga macam zat tersebut molekul gas
yang paling mudah berdifusi. (Dahlia, 2001)
Jika partikel suatu zat dapat bergerak bebas tanpa terhambat oleh gaya tarik,
maka dalam jangka waktu tertentu akan tersebar merata dan ini terjadi bila daerah
yang kandungan partikelnya lebih pekat menuju ke tempat kandungan partikelnya
lebih rendah. Makin besar perbedaan konsentrasi dua daerah yaitu makin tajam
gradasi konsentrasinya, makin besar kecepatan difusinya. (Dahlia, 2001)
2. Gerakan Difusi
Gerakan difusi disebabkan oleh energi kinetik, jadi jelas bahwa sumber gerakan
molekul itu berasal dari tempat yang konsentrasinya pekat. Dengan demikian, arah
gerakan difusi dari tempat yang kekurangan molekul atau tempat yang
berkonsentrasi rendah. Sehingga migrasi molekul dipengaruh oleh dua faktor,
yaitu:
a. Sumber, yaitu adanya tekanan yang menyababkan molekul-molekul
menyebear keseluruh jurusan. Tekanan ini disebut tekanan difusi.
b. Tujuan, bahwa di tempat tujuan ini terdapat kekurangan (defisit) dari
jumlah molekul (dari daerah surplus ke daerah minus molekul). Dengan
kata lain di daerah sumber ada tekanan difusi positif dan daerah tujuan
merupakan daerah tekanan difusi negatif, atau daerah ini disebut
kekurangan tekanan difusi atau lazimnya disebut deficit tekanan difusi
disingkat D.T.D. (Dahlia, 2001)
3. Macam-Macam Difusi
a. Difusi sederhana, merupakan difusi yang terjadi pada membrane tanpa
molekul carier. Biasanya terjadi pada penyerapan gas-gas dan air. Kemudian
contoh dari hal tersebut yaitu, (1) Transportasi pada membrane plasma, yaitu
pengangkutan asam lemak dan gliserol melalui lapisan lemak/lipida, (2)
Penyerapan gas dan ion-ion seperti kation Fe3+, Mg2+ dan anion NO2, PO4-
b. Difusi terfasilitasi, difusi yang dibantu oleh protein transport yang memiliki
berbagai enzim. Biasanta, terjadi pada penyerapan molekul-molekul besar
seperti glukosa, sukrosa. Salah satu proses difusi yang dikenal yaitu difusi
terbantu, dimana proses difusi terbantu difasilitasi oleh suatu protein
tranporter. Protein transporter tergolong protein transmembran yang memliki
tempat perlekatan terhadap ion atau molekul vang akan ditransfer ke dalam sel.
Setiap molekul atau ion memiliki protein transforter yang khusus, misalnya
untuk pelaluan suatu molekul glukosa diperlukan protein transforter yang
khusus untuk mentransfer glukosa ke dalam sel. Protein transporter untuk
grukosa banyak ditemukan pada sel-sel rangka, otot jantung, sel-sel lemak dan
sel-sel hati, karena sel – sel tersebut selalu membutuhkan glukosa untuk diubah
menjadi energi (Yuwono, I. T. 2002).
Perbedaan difusi sederhana dan terfasilitasi secara garis besar yaitu:
Difusi merupakan salah satu prinsip yang menggerakkan partikel zat seperti
CO2, O2 dan H2O masuk ke dalam jaringan. Gerak partikel zat ini dipengaruhi
oleh beberapa faktor penting, meliputi (Pratiwi, D. 2007):
a. Beda suhu
Setiap zat cenderung dalam keadaan bergerak. Tenaga gerak semakin
besar pada suhu yang semakin tinggi, sehingga gerak zat akan semakin
cepat. Dengan naiknya suhu, energy kinetic yang dimiliki oleh suatu zat
menjadi lebih tinggi sehingga pergerakan molekul zat menjadi lebih
cepat (Ferdinand, 2008). Coba perhatikan saat kita memanaskan air.
Molekul air akan bergerak semakin cepat bikla akan semakin panas.
Adanya gerakan zat ini dapat menjadi salah satu pendorong masuknya
zat ke dalam akar.
b. Besar molekul
Zat yang memiliki berat molekul kecil akan lebih cepat berdifusi
dibandingkan dengan berat molekul besar. Oleh karena itu, zat yang
paling berdifusi adalah gas. Cairan relative lebih lambat berdifusi
dibandingkan dengan gas.
c. Beda konsentrasi.
Semakin besar perbedaan konsentrasi antara dua bagian, makin besar
proses difusi yang terjadi. Dengan kata lain, perbedaan konsentrasi zat
membangkitkan tenaga gerak suatu zat.
d. Beda tekanan.
Pergerakan zat juga terjadi karenaadanya beda tekanan antara dua
daerah. Misalnya, antara daerah di sekitar akar (rizhosfir) dengan
keadaan di dalam sel / jaringan.
e. Zat-zat adsorptif (permukaannya mudah mengikat zat).
Adanya daya ikat permukaan partikel zat menyebabkan gerak zat
dihambat. Suatu zat juga akan bergerak menyebar karena adanya
perbedaan (gradien) tekanan atau suhu. Angin merupakan udara yang
bergerak. Udara bergerak dari daerah bertekanan kuat ke daerah
bertekanan lemah, dari daerah dingin ke daerah yang lebih panas. Suatu
zat juga akan bergerak menyebar dari daerah berkonsentrasi lebih besar
(lebih pekat) ke daerah yang konsentrasinya lebih rendah. Jadi, pada
dasarnya setiap zat akan bergerak bila terjadi perbedaan suhu, tekanan
atau konsentrasi (Latunra. 2007).
B. Osmosis
1. Pengertian
Osmosis merupakan suatu proses perpindahan suatu zat pelarut yang berada
di sebuah larutan, dimana zat tersebut mempunyai daya konsentrasi yang lebih
rendah. Atau dapat dikatakan melewati Gradien Konsentrasi dari suatu zat larut
secara menurun. Peristiwa Osmosis ini juga dapat dikatakan sebagai gerakan
sepontan yang melewati membran Semipermeabel dari daerah yang konsentrasi
zatnya lebih rendah menuju ke larutan yang konsentrasi zatnya lebih tinggi.
Dalam membandingkan dua larutan dari konsentrasi zat terlarut yang tidak
sama, larutan dengan konsentrasi zat terlarut lebih tinggi adalah hipertonik, dan
larutan dengan konsentrasi zat terlarut lebih rendah adalah hipotonik. Larutan dari
konsentrasi zat terlarut yang sama disebut isotonik. Larutan gula pertama adalah
hipotonik bagi larutan kedua. Larutan gula kedua adalah hipertonik terhadap yang
pertama.
Bagaimana cara agar dapat mengetahui proses Osmosis yakni dengan
melalui suatu bejana yang dipisahkan oleh selaput semipermiable yang mana
ditempatkan 2 larutan glukosa yang terdiri dari air yang berfungsi sebagai pelarut
dan juga glukosa sebagai zat yang akan terlarut tentunya dengan konsentrasi yang
berbeda satu sama lain. Air tersebut akan bergerak mulai dari larutan konsentrasi
yang rendah bergerak menuju ke glukosa yang memiliki konsentrasi yang lebih
tinggi melewati selaput permeable. Di proses ini, pergerakan air itu sendiri mulai
berjalan dari larutan yang konsentrasinya tinggi ke konsentrasinya yang rendah.
Larutan dengan konsentrasi zat larut lebih tinggi disini disebut juga dengan larutan
hipertonis sedangkan untuk larutan dengan konsentrasi yang lebih rendah disebut
juga dengan isotonis. Sedangkan untuk larutan yang berada diluar sel dan
konsentrasinya lebih rendah didalam sel disebut juga dengan larutan hipotonis.
2. Macam-Macam Osmosis
Osmosis juga dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu diantaranya sebagai berukut:
a. Endosmosis, yaitu merupakan suatu peristiwa osmosis yang terjadi akibat
adanya perpindahan dari luar sel kedalam sel.
b. Ekosmosis, merupakan suatu peristiwa osmosis yang terjadi akibat zat
pelarut keluar dari sel karena sel tersebut berada ditempat Hipertonik.
3. Faktor-Faktor yang Memengaruhi
Terdapat dua (2) faktor penting sesuai dengan hukum Fick pertama yang
menentukan laju osmosis ke dalam jaringan (melewati membran), yaitu:
a. Faktor perbedaan (gradien) potensial air antara cairan sel penyerapan dengan
larutan tanah di luarnya
b. Permeabilitas membran terhadap zat-zat
Suhu: Pergerakan molekul dipengaruhi oleh suhu. Kadar resapan akan
menjadi lebih cepat pada suhu yang tinggi dibandingkan dengan suhu yang
rendah (Suyitno, 2008).
4. Sel Sebagai Sistem Osmotik
Sel tumbuhan termasuk dalam sel prokariot yang memiliki dinding sel.
Apabila sel itu berada dalam larutan hipotonik maka dindingnya akan membantu
mempertahankan keseimbangan air tersebut. Osmosis juga dapat terjadi dari
sitoplasma ke organel-organel bermembran. Osmosis dapat dicegah dengan
menggunakan tekanan. Oleh karena itu, ahli fisiologi tanaman lebih suka
menggunakan istilah potensial osmotik yakni tekanan yang diperlukan untuk
mencegah osmosis
Masuknya air ke dalam sel akan menyebabkan tekanan terhadap dinding sel
sehingga dinding sel merengang. Hal ini akan menyebabkan timbulnya tekanan
hidrostatik untuk melawan aliran air tersebut. Tekanan hidrostatik dalam sel
disebut tekanan turgor. Tekanan turgor yang berkembang melawan dinding
sebagai hasil masuknya air ke dalam vakuola sel disebut potensial tekanan.
Tekanan turgor penting bagi sel karena dapat menyebabkan sel dan jaringan yang
disusunnya menjadi kaku. Sedangkan, ketika air keluar dari dalam sel, akan
menyebabkan terjadinya plasmolisis pada sel.
Potensial air suatu sel tumbuhan secara esensial merupakan kombinasi
potensial osmotik dengan potensial tekanan. Jika dua sel yang bersebelahan
mempunyai potensial air yang berbeda, maka air akan bergerak dari sel yang
memilki potensial air tinggi menuju sel dengan potensial air yang rendah (Tanpa
Nama, 2011).
5. Peranan Osmosis