Disusun Oleh:
Shinta Sanita Anzani (P27226020374)
JURUSAN FISIOTERAPI
Solo Baru” ini telah dikoreksi dan disahkan oleh pembimbing lahan praktek klinik
sebagai syarat untuk memenuhi tugas praktek klinik Program Studi Profesi
Pembimbing
NIP:
i
Kata Pengantar
nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga
fisioterapis.
makalah ini. Oleh sebab itu penulis mengharapkan saran-saran dan kritik yang
membangun untuk menjadikan makalah ini lebih baik lagi. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi semua pembaca pada umumnya dan rekan-rekan fisioterapi
pada khususnya.
Penulis
ii
Daftar Isi
Halaman
Halaman Pengesahan........................................................................................................i
Kata Pengantar.................................................................................................................ii
Daftar Isi..........................................................................................................................iii
BAB I................................................................................................................................1
Pendahuluan.....................................................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................3
C. Tujuan........................................................................................................................3
D. Manfaat......................................................................................................................3
BAB II...............................................................................................................................5
Tinjauan Pustaka.............................................................................................................5
A. Lansia.........................................................................................................................5
C. Problematika Fisioterapi.........................................................................................13
D. Teknologi Intervensi Fisioterapi.............................................................................14
Blanko Studi Kasus........................................................................................................17
I. Identitas Penderita..................................................................................................17
II. Segi Fisioterapi.........................................................................................................17
1. Deskripsi Pasien dan Keluhan Utama....................................................................17
2. Data Medis Pasien...................................................................................................17
III. Pemeriksaan Fisioterapi..........................................................................................18
1. Pemeriksaan Tanda Vital........................................................................................18
2. Inspeksi / Observasi.................................................................................................18
5. Muscle Test..............................................................................................................19
6. Kemampuan Fungsional.........................................................................................20
A. ALGORITMA..........................................................................................................22
B. Kode Dan Keterangan Pemeriksaan ICF..............................................................23
C. Diagnosis Fisioterapi...............................................................................................23
iii
D. Program Fisioterapi.................................................................................................24
E. Rencana Evaluasi.....................................................................................................24
F. Prognosis..................................................................................................................24
G. Pelaksanaan Terapi.................................................................................................24
H. Evaluasi dan Tindak Lanjut...................................................................................26
I. Hasil Terapi Akhir...................................................................................................27
BAB IV............................................................................................................................28
Penutup...........................................................................................................................28
A. Kesimpulan..............................................................................................................28
B. Saran.........................................................................................................................28
Daftar Pustaka...............................................................................................................29
iv
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
dari dia bayi, anak-anak, remaja, dewasa, hingga menjadi orang tua atau lanjut
usia. Lanjut usia sendiri merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang
ditandai dengan penurunan kemampuan dan fungsi tubuh baik secara fisik
60 tahun atau lebih (World Health Organization). Tahap lansia adalah tahap di
mana terjadi penuaan dan penurunan, yang penururnanya lebih jelas dan lebih
psikologis dan sosial. Perubahan yang tampak pada penampilan wajah, tangan dan
kulit, pada bagian dalam tubuh seperti otak, limpa dan hati. Serta terjadi
dan terjadi perubahan motorik yaitu penurunan kekuatan, kecepatan dan belajar
keterampilan baru (Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI, 2013).
Pada seorang lanjut usia akan membawa perubahan yang meyeluruh pada fisiknya
1
2
yang keseluruhan kerjanya diatur oleh otak terhadap respon atau pengaruh internal
dan eksternal tubuh. Bagian otak yang mengatur meliputi, basal ganglia,
yang dihadapi dan harus dicegah untuk mengurangi berbagai macam diagnosis
dan komplikasi yang dapat meningkatkan usia harapan hidup pada lansia.
gravitiy (COG) dalam keadaan tidak berubah (Abrahamova & Hlavacka, 2008).
Salah satu latihan fisik yang baik dan benar adalah latihan kesimbangan.
pada lansia karena latihan ini sangat membantu mempertahankan tubuhnya agar
stabil sehingga mencegah terjatuh yang sering terjadi pada lansia. Latihan
karena ketidakmampuannya.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu mampu memahami dan
D. Manfaat
Manfaat yang di harapkan dari makalah ini adalah (1) untuk penulis yang
bisa di dapat dari makalah ini bisa menambah informasi dan wawasan tentang
Keseimbangan di Rumah Sakit Indriati Solo Baru, (2) manfaat bagi masyarakat
4
Gangguan Keseimbangan di Rumah Sakit Indriati Solo Baru, (3) manfaat bagi
Tinjauan Pustaka
A. Lansia
1. Pengertian Lansia
Lansia (Lanjut usia) merupakan bagian dari proses kehidupan yang tidak
dapat dihindari dan akan dialami oleh setiap manusia. Pada tahap ini manusia
mengalami banyak perubahan baik secara fisik maupun mental, dimana terjadi
seseorang dikatakan memasuki kategori lanjut usia atau lansia ketika telah
mencapai usia 60 tahun atau lebih. Dalam peraturan menteri sosial Republik
lanjut usia pada BAB I pasal I ayat 1, lansia didefinisikan sebagai seseorang yang
Batasan umur pada lansia dibagi menjadi 4 kelompok usia yaitu usia
pertengahan atau middle age (45-59 tahun), lanjut usia atau elderly (60-74 tahun),
lanjut usia tua (75-90 tahun) dan lansia sangat tua atau very old (lebih dari 90
organ tubuh, yang ditandai dengan semakin rentannya tubuh terhadap berbagai
5
6
dan pembuluh darah, pernafasan, pencernaan endokrin dan lain sebagainya. Hal
struktur dan fungsi sel, jaringan, serta sistem organ. Perubahan tersebut pada
umumnya mengaruh pada kemunduran kesehatan fisik dan psikis yang ada
akhirnya akan berpengaruh pada ekonomi dan sosial lansia. Sehingga secara
2. Proses Penuaan
3. Ciri-ciri lansia
menahun, gejala penyakitnya tidak khas, fungsi organ yang menurun, tingkat
kesehatan yang sering terjadi pada lansia berbeda dari orang dewasa, yang sering
kesehatan yang sering dikeluhkan oleh para lanjut usia dan keluarganya antara
lain :
a. Immobility
Immobility adalah keadaan kurang bergerak atau tirah baring selama 3 hari
atau lebih. Penyebab utama immobilisasi adalah adanya rasa nyeri, lemah,
konstipasi dan lain-lain. Sedangkan pada tirah baring lama adanya luka dikubitus
b. Instability
intrinsik/ risiko yang ada pada pasien sendiri misalnya kekakuan sendi, kelemahan
misalnya hipertensi, DM, jantung dan lain- lain. Juga faktor ekstrinsik/ resiko
yang terdapat di lingkungan misalnya alas kaki tidak cocok, lantai licin, jalan
tidak rata, penerangan kurang, bendabenda dilantai yang membuat terpeleset dan
gangguan fungsi intelektual dan memori didapat yang disebabkan oleh penyakit
mempengaruhi aktifitas kerja dan sosial secara bermakna. Demensia tidak hanya
mengenal, berpikir, menyimpan atau mengingat pengalaman yang lalu dan juga
kehilangan pola sentuh, menjadi perasa, dan terganggunya aktivitas. Faktor risiko
dengan gangguan kesadaran dan atensi serta perubahan kognitif atau gangguan
persepsi yang timbul dalam jangka pendek dan berfluktuasi. Gejalanya: gangguan
penglihatan. Gangguan pendengaran sangat umum ditemui pada lanjut usia dan
e. Isolation
Isolation sama dengan depresi. penyebab utama depresi pada lanjut usia
sehingga dirinya terisolasi dan menjadi depresi. Selain itu Keluarga yang mulai
9
sendiri dan menjadi lebih depresi. Beberapa orang dapat melakukan usaha bunuh
f. Iatrogenic
Lansia sering menderita penyakit lebih dari satu jenis sehingga membutuhkan
obat yang lebih banyak, apalagi sebagian lansia sering menggunakan obat dalam
jangka waktu yang lama tanpa pengawasan dokter sehingga dapat menimbulkan
penyakit. Akibat yang ditimbulkan antara lain efek samping dan efek dari
g. Insomnia
dalam hidup yang menyebabkan seorang lansia menjadi depresi. Selain itu
beberapa penyakit juga dapat menyebabkan insomnia seperti diabetes melitus dan
Jam tidur yang sudah berubah juga dapat menjadi penyebabnya. Berbagai keluhan
gangguan tidur yang sering dilaporkan oleh lansia yaitu sulit untuk masuk
kedalam proses tidur, tidurnya tidak dalam dan mudah terbangun, jika terbangun
sulit untuk tidur kembali, terbangun dini hari, lesu setelah bangun di pagi hari.
h. Inanition
sekitar 25% orang pada usia 40-70 tahun. Anoreksia dipengaruhi oleh faktor
fisiologis (perubahan rasa kecap, pembauan, sulit mengunyah, gangguan usus dan
10
lain-lain), psikologis (depresi dan demensia) dan sosial (hidup dan makan sendiri)
i. Immuno-defficiency
tahan tubuh menurun bisa disebabkan oleh proses menua disertai penurunan
fungsi organ tubuh, juga disebabkan penyakit yang diderita, penggunaan obat-
B. Keseimbangan
1. Pengertian Keseimbangan
yang setimbang pada pusat gravitasi atas bidang tumpu, biasanya ketika dalam
posisi tegak dan pada berbagai posisi. Menurut Delitto (2003), keseimbangan
yang kompleks untuk mempertahankan posisi tubuh terhadap aktivitas tubuh yang
disadari dan merespon terhadap perubahan dari luar. Dengan kata lain
dan mempertahankan pusat massa tubuh (center of body mass) atau pusat gravitasi
gerakan atau aktivitas seperti berjalan dan berlari. Keseimbangan berfungsi untuk
2001).
faktor, yaitu (1) ketinggian dari titik pusat gravitasi dengan bidang tumpu, (2)
ukuran luas bidang tumpu, (3) posisi garis gravitasi dengan bidang tumpu dan (4)
lunak) yang keseluruhan kerjanya diatur oleh otak terhadap respon atau pengaruh
segmen tubuh dengan didukung oleh sistem muskuloskeletal dan bidang tumpu.
Pusat gravitasi merupakan titik gravitasi yang terdapat pada semua benda
baik benda hidup maupun mati, titik pusat gravitasi terdapat pada titik tengah
benda tersebut, fungsi dari center of gravity adalah untuk mendistribusikan massa
benda secara merata, pada manusia beban tubuh selalu ditopang oleh titik ini,
maka tubuh dalam keadaan seimbang. Tetapi jika terjadi perubahan postur tubuh
maka titik pusat gravitasi pun berubah, maka akan menyebabkan gangguan
sesuai dengan arah atau perubahan berat, jika center of gravity terletak di dalam
dan tepat ditengah maka tubuh akan seimbang, jika berada diluar tubuh maka akan
terjadi keadaan unstable. Pada manusia pusat gravitasi saat berdiri tegak terdapat
pusat gravitasi dengan pusat bumi. Hubungan antara garis gravitasi, pusat
permukaan tumpuan. Ketika garis gravitasi tepat berada dibidang tumpu, tubuh
dalam keadaan seimbang. Stabilitas yang baik terbentuk dari luasnya area bidang
tumpu. Semakin besar bidang tumpu, semakin tinggi stabilitas. Misalnya berdiri
13
dengan kedua kaki akan lebih stabil dibanding berdiri dengan satu kaki. Semakin
dekat bidang tumpu dengan pusat gravitasi, maka stabilitas tubuh semakin tinggi.
C. Problematika Fisioterapi
restriction
1. Impairment
atau organ itu sendiri adalah adanya berupa gangguan keseimbangan dinamis dan
statis
2. Functional limitation
adanya impairment. Pada kasus ini ditemukan gangguan dalam kegiatan sehari-
hari contohnya kesulitan berjalan dengan lurus dan seimbang, kesulitan berdiri
tegak.
3. Participation restriction
Melihat resiko kejadian jatuh pada lansia, maka perlu dilakukan berbagai
tubuhnya agar stabil sehingga mencegah jatuh pada lansia (Jowir, 2009).
latihan keseimbangan yaitu dengan latihan berdiri tegak dengan kedua kaki di
rapatkan. Latihan ini dapat mengevaluasi tingkat keseimbangan statis lansia pada
posisi berdiri normal dengan kedua kaki rapat, untuk melihat apakah lansia
membutuhkan base of support yang besar atau tidak saat berdiri biasa.
Gerakan pertama dengan posisi awal berdiri di belakang kursi atau parallel
bar sebagai keperluan safety, kemudian angkat satu kaki kebelakang sambil
memegang kursi. Mulai rasakan pusat gravitasi di pergelangan kaki anda. Cobalah
15
dengan satu tangan, kemudian satu jari dan akhirnya mencoba untuk melepaskan
sepenuhnya.
Gerakan selanjutnya anda melangkah dimana satu tumit kaki yang depan
dikenakan pada ujung jari-jari kaki yang belakang. Melangkah ini melalui lintasan
4. Tandem Walking
berjalan dengan salah satu tumit kaki berada di depan jari kaki yang lain dalam
satu haris lurus secara bergantian. Jalan tandem dilakukan sejauh 10 meter dan
lantai seperti berdiri bias. Kemudian pasien diminta untuk mendudukkan dirinya
ke kursi dan berusaha duduk tanpa berpegangan apapun dan tanpa bersandar pada
kursi. Setelah itu sebaliknya, pasien diminta untuk berdiri tegak dari posisi duduk
BAB III
I. Identitas Penderita
Umur : 62 tahun
Agama : Islam
No. CM : 068717
a. Deskripsi Pasien
Pasien mengeluh saat jalan sering terasa ingin jatuh ke sebelah kiri dan
jalan tidak bisa lurus. Keluhan dirasakan sejak 4 bulan yang lalu. Saat itu pasien
mengalami tekanan darah tinggi sampai harus dirawat inap selama 4 hari. Pasien
b. Keluhan Utama
Pasien mengeluh saat jalan sering terasa ingin jatuh ke sebelah kiri dan
b. Medika Mentosa :
- Flunarizine
- Megabal
- Clopidogrel
c. MRI Head
III.Pemeriksaan Fisioterapi
- Temperatur : 36,1oC
2. Inspeksi / Observasi
a. Statis
besar.
b. Dinamis
3. Palpasi
4. Joint Test
a. Aktif :
b. Pasif :
c. Isometrik :
5. Muscle Test
Abduksi 5 5
Adduksi 5 5
Inter. Rotasi 5 5
Eks. Rotasi 5 5
Knee
Flexy 5 5
Ekstensi 5 5
6. Kemampuan Fungsional
1. Duduk ke berdiri :4
4. Berdiri ke duduk :4
5. Transfer :4
Total : 46
Interpretasi
20
A. ALGORITMA
(CLINICAL REASONING)
Degeneratif Disease
Riwayat Hipertensi
Gangguan Keseimbangan
Keseimbangan Dinamis
Keseimbangan statis
Gangguan berjalan
Kesulitan berdiri tegak
Meningkatkan keseimbangan
statis
1. Body Function
d450 : Walking
3. Environmental Factors
4. Body Structure
C. Diagnosis Fisioterapi
1. Impairment
- Gangguan keseimbangan
2. Functional Limitation
3. Disability/Participation Restriction
D. Program Fisioterapi
- Balance Exercise
E. Rencana Evaluasi
F. Prognosis
G. Pelaksanaan Terapi
1. Balance Exercise
Pasien diinstruksikan untuk berdiri tegak lurus di antara parallel bar dengan kedua
Pasien diinstruksikan untuk berdiri di antara parallel bar dengan mengangkat salah
detik sampai 1 menit. Diulang untuk salah satu kaki yang lain.
c. Tandem stance
salah satu kaki berada di depan kaki yang lain dengan sejajar. Kemudian diminta
untuk menahan posisi tersebut selama 30 detik sampai 1 menit. Dilakukan juga
d. Tandem walking
Pasien diminta untuk memposisikan kaki seperti tandem stance tapi juga diminta
dengan kedua tangan bebas tanpa berpegangan apapun atau dapat juga tangan
disilangkan ke depan dada lalu pasien diinstruksikan untuk duduk dan diam pada
posisi duduk tegak tanpa sandaran dan pegangan selama kurang lebih 10 detik lalu
diminta untuk berdiri dan diam pada posisi selama 10 detik. Latihan ini dilakukan
8-10 kali.
Pasien diberikan edukasi untuk tetap melakukan latihan mandiri di rumah dengan
Duduk ke berdiri =4
Berdiri ke duduk =4
Transfer =4
Menoleh ke belakang =4
Berputar 360° =2
Total score = 48
Interpretasi:
Hasil terapi akhir atas pasien atas nama Tn. DW dengan diagnosis
feet (kaki rapat), single leg stance, tandem stance, tandem walking, duduk ke
Penutup
A. Kesimpulan
Keseimbangan di Rumah Sakit Indriati Solo Baru atas nama pasien Tn. D.W
Balance Exercise berupa latihan standing feet (kaki rapat), single leg stance,
B. Saran
diharapkan pasien untuk secara rutin melakukan latihan mandiri dirumah seperti
yang telah dicontohkan oleh fisioterapis, dan tetap melakukan fisioterapi secara
Delitto,A., 2003; The Link Between Balance Confidence and Falling. Physical
thrapy Research That Benefits you; USA : American Physical Therapy
Association
Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI, 2013; Gambaran Kesehatan Lanjut Usia
di Indonesia; Diakses tanggal 8/7/2019, dari
www.depkes.go.id/download.php?
file=download/pusdatin/buletin/buletinlansia.pdf.
http://www.searo.who.int/entity/health_situation_trends/data/chi/elderly-
population/en/