Anda di halaman 1dari 6

BAB II PEMBUATAN LARUTAN

2.1 Kompetensi
Setelah melakukan percobaan ini diharapkan mahasiswa dapat:

 memilih dan menyediakan alat-alat yang diperlukan untuk membuat larutan.


 menentukan jumlah zat terlarut secara benar untuk membuat larutan dengan
konsentrasi dan jumlah tertentu
 membuat larutan dengan konsentrasi yang sudah ditentukan secara benar.

2.2. Dasar Teori

Pengetahuan mengenai cara pembuatan larutan sangat penting karena sebagian


besar reaksi kimia terjadi melalui bentuk cairan atau larutan, terutama dalam bentuk
larutan dengan pelarut air. Larutan sendiri merupakan suatu sistem homogen yang
terdiri dari molekul atom ataupun ion dari dua zat atau lebih. Disebut homogen jika
zat-zat yang ada dalam sisitem tersebut fasenya sama dan susunannya seragam
sehingga tak dapat diamati adanya bagian-bagian atau fasenya terpisah.

Semua gas pada umumnya dapat bercampur dengan sesamanya (misibel). Karena
itu semua campuran gas adalah larutan. Meskipun demikian campuran fase gas
jarak pisah antara molekul relatif jauh, sehingga tidak dapat saling tarik-menarik
secara efektif.

Sebagian besar larutan berfase cair, salah satu komponen penyusun larutan
semacam itu adalah suatu cairan sebelum campuran itu dibuat. Cairan ini disebut
medium pelarut atau solvent dan komponen lain yang dapat berbentuk padat, cair,
ataupun gas, dianggap sebagai zat yang masuk kedalam komponen pertama atau zat
terlarut yang juga disebut solute.

Faktor utama yang berpengaruh dalam kemampuan terjadi larutan adalah gaya
tarik-menarik antara partikel terlarut dan pelarut yang menghasilkan bentuk partikel
terlarut. Interaksi molekul-molekul pelarut dengan partikel zat terlarut dalam
bentuk gugusan disebut solvasi.
Banyak cara menentukan konsentrasi larutan yang semuanya menyatakan kuantitas
zat terlarut dalam kuantitas pelarut atau larutan. Dengan demikian, setiap sistem
konsentrasi harus menyatakan hal-hal sebagai berikut:

a. Satuan yang digunakan untuk zat terlarut.


b. Kuantitas kedua dapat berupa volume pelarut atau larutan keseluruhan.
c. Satuan yang digunakan untuk kuantitas konsentrasi.

Untuk menyatakan kuantitas-kuantitas tersebut biasanya untuk sebuah larutan


cukup dinyatakan dengan besaran konsentrasi dari larutan itu. Konsentrasi secara
umum menyatakan:

a. Perbandingan banyaknya zat terlarut terhadap banyaknya pelarut.


b. Perbandingan banyaknya zat terlarut terhadap banyaknya larutan.

Dalam kegiatan ini mahasiswa diajak untuk belajar membuat larutan dengan
konsentrasi molar atau molaritas dan konsentrasi normal atau normalitas
menggunakan pelarut air.

Molaritas (M)

Molaritas adalah konsentrasi larutan yang menyatakan banyaknya jumlah mol zat
terlarut per liter larutan.
Jika zat terlarut berupa padatan dan hanya dapat diambil dalam jumlah dengan
satuan massa (gram), maka untuk mengambil sejumlah mol tertentu harus diketahui
bobot molekul/ massa molekul relatif (Mr) zat itu, serta derajat kemurniannya.
Jika zat terlarut berupa larutan pekat, harus diketahui data yang secara langsung
maupun tidak langsung dapat menunjukkan kadar zat terlarut dalam larutan pekat
itu.

Contoh:

1. Membuat 500 mL larutan NaOH 0,5 M.


Konsentrasi 0,5 M artinya bahwa setiap 1 L larutan mengandung 0,5 mol zat
terlarut. Karena yang dibuat 500 mL atau 0,5 L maka jumlah zat terlarut adalah
0,5 L × 0,5 mol/L = 0,25 mol. Massa rumus atau massa molekul NaOH adalah
40 gram/mol, maka 0,25 mol NaOH setara dengan 0,25 mol × 40 gram/mol =
10 gram.
Angka 10 gram dapat diperoleh dengan cara:
Massa zat terlarut = molaritas × volume larutan × Mr

= 0,5 mol/L × 500 mL × 40 gram/mol


= 10.000 miligram = 10 gram

2. Membuat 250 mL larutan HCl 1,0 M


1. Biasanya yang tersedia adalah larutan HCl pekat 36% (W/W) dengan
massa jenis 1,2 gram/ml. MR HCl adala 36,5 gram/mol
36% (W/W) artinya dalam 100 gram larutan pekat mengandung 36 gram
36 𝑔𝑟𝑎𝑚
HCl murni atau 36,5𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑜𝑙 = 0.9863 mol

Dari massa jenis 1,2 gram/ml dapat dihitung volume 100 gram larutan itu
100 𝑔𝑟𝑎𝑚
adalah: 𝑔𝑟𝑎𝑚 = 83,33 mL
1,2
𝑚𝐿

0,9863 𝑚𝑜𝑙
Jadi konsentrasi larutan pekat itu adalah = = 11,836/L
83,33𝑚𝐿

Atau konsentrasi larutan pekat itu, M0, dapat dihitung dengan rumus
%
𝑀𝑅 %×𝜌
𝑀0 = 100 × 1000 = 10 × mol/L
𝑀𝑅
𝜌

36×1,2
=10 × = 11,836 mol/L
36,5

Selanjutnya untuk membuat 500 mL larutan HCl 1,0 M, kita dapat


mengambil sejumlah larutan HCl pekat yang dihitung menggunakan rumus
pengenceran:

M0 × 𝑉0 = M1 × 𝑉1
𝑀1 × 𝑉1
𝑉0 = mL
𝑀0

1 × 500
𝑉0 =
11,836
𝑉0 = 42.245 mL

Atau dengan menimbang sebanyak larutan HCl pekat sebanyak


42.245 mL × 1,2 gr/mL = 50.69444 gram
Jadi HCl pekat yang akan dijadikan larutan dapat disediakan dengan cara
menimbang atau dengan cara menggunakan alat ukur volume.
2. Jika pembuatan suatu larutan dengan menggunakan larutan induk yang
sudah diketahui konsentrasinya dapat dilakukan dengan metode
penganceran dengan rumus 𝑀0 × 𝑉0 = 𝑀1 × 𝑉1
Latihan:
Kerjakan soal berikut ini dengan metode pengenceran
i. Berapa mL larutan induk HCl yang diketahui konsentrasinya 5M
harus disediakan untuk membuat 500 mL larutan 0,1 M?
ii. Untuk membuat 500 mL NaOH 0,1 M, berapa mL larutan induk
NaOH yang diketahui konsentrasinya 40% W/V harus disediakan?

2.3 Peralatan dan Bahan Percobaan

Alat Bahan
Neraca analitik
Spatula
Kaca arloji
Gelas kimia
Batang pengaduk Sesuai Lampiran 1
Labu ukur
Botol semprot/ akuades
Pipet ukur
Ball pipet

2.4 Tugas Pendahuluan

Kerjakan tugas pendahuluan di buku laporan dan dikumpulkan sebelum praktikum


dimulai (tuliskan sumber literatur yang anda gunakan disetiap jawaban).
1. Buatlah pada Buku Kerja perhitungan yang diperlukan untuk membuat larutan
(Lampiran 1)
2. Buat skema kerja pembuatan masing-masing larutan!

2.5 Form Penilaian Uji Kompetensi

Nama: Kelas: Hari/Tanggal:


Tandatangan:
No Poin Penilaian Kompeten Belum
(50-100) Kompeten (0-50)
1 Tahap Persiapan
Menghitung kebutuhan bahan untuk
pembuatan larutan
Menggunakan APD (alat pelindung diri) yang
sesuai dengan tahap percobaan yang akan
dilakukan.
Memastikan timbangan, alat gelas dalam
kondisi baik
Mengkondisikan bahan yang akan digunakan
(ketersediaan, untuk asam/basa pekat
diletakkan di lemari asaam)
2 Tahap Percobaan
Menimbang dengan baik (tidak tumpah, kaca
timbangan tertutup dengan baik, mencatat
hasil timbangan saat angka sudah stabil,
menimbang sesuai dengan jumlah yang
diminta di prosedur)
Memipet dengan tepat (tepat di garis penunjuk
volume tertentu)
Melarutkan dengan baik (alat yang digunakan
sesuai, teknik sesuai).
Memasukkan larutan ke labu ukur dengan
tepat (teknik benar dan tepat di skala tanda
batas)
3 Tahap perhitungan
Menghitung konsentrasi dengan tepat sesuai
dengan bahan yang ditimbang.

2.6 Perhitungan dan Pembahasan


Hitung konsentrasi larutan yang telah anda buat (berdasarkan data penimbangan
bahan/volume larutan pekat yang dipipet dan volume larutan yang anda buat).
Hitung persentase perbedaan konsentrasi yang anda rencanakan (lampiran 1) dan
konsentrasi larutan yang anda buat. Jelaskan alasan terjadinya perbedaan
konsentrasi perencanaan dengan hasil praktikum!

Anda mungkin juga menyukai