Artikel - Penggunaan Bahasa Indonesia Pada Sosial Media - Mildawati Bsi A
Artikel - Penggunaan Bahasa Indonesia Pada Sosial Media - Mildawati Bsi A
Mildawati (200511500005)
Makassar Kabupaten Pangkep, Indonesia
Universitas Negeri Makassar,BSI A
mildawatii@gmail.com
ABSTRAK
Dalam perkembangannya komunikasi dapat dilakukan melalui berbagai media,
antara lain internet. Melalui internet komunikasi antar orang semakin mudah, baik
dengan orang yang sudah dikenal maupun orang yang belum dikenal dari berbagai
belahan dunia. Fasilitas yang terdapat di internet, antara lain jejaring social yang dikenal
dengan istilah facebook, instagram, whatsapp, line dan lain sebagainya. Bahasa yang
digunakan dalam menjalankan jejaring social tersebut mempunyai varian bahasa yang
berbeda, varian tersebut anatara lain adanya istilah- istilah khusus , misalnya gpp
kependekan dari ga apa-apa, tq kependekan dari terimakasih,. Selain itu terdapat pula
varian yang berupa unsur-unsur bahasa asing, seperti bahasa Inggris, bahasa Arab, dan
bahasa Nusantara, seperti bahasa Bugis Makassar, bahasa Jawa, dan lain
sebagainya.berkaitan dengan hal tersebut banyak peneliti yang tertarik dalam meneliti
para pengguna social media dalam menggunakan varian-varian bhasa pada status dan
komentar di social media.
PENDAHULUAN
Laju perkembangan informasi dan teknologi dalam bingkai globalisasi yang
semakin pesat turut berpengaruh pada meningkatnya penggunaan media sosial dalam
masyarakat. Beberapa media sosial yang berkembang saat ini, seperti facebook dan
twitter, telah melahirkan gaya hidup baru dalam kehidupan sosial bermasyarakat.
Dengan menggunakan media sosial, seseorang dapat menjalin pertemanan dan saling
berinteraksi dengan siapapun, kapanpun, dan di mana saja. Tentunya keberadaan media
sosial telah memberikan banyak manfaat kepada para penggunanya. Namun demikian,
pengaruh media sosial di Indonesia berdampak pada kurang terbinanya masyarakat
BAHASA INDONESIA PADA ERA GLOBALISASI : TEORI
pengguna media sosial terhadap pemakaian bahasa Indonesia secara baik dan benar.
Belakangan ini, perkembangan penggunaan bahasa Indonesia di media sosial justru
menunjukkan tren yang negatif jika dikaitkan dengan usaha pemerintah dalam membina
dan mengembangkan bahasa Indonesia. Sebagai contoh adalah bahasa gaul ataupun
bahasa alay.
Bahasa alay bisa dikatakan sebagai produk dari ragam bahasa sosial tertentu yang
bersifat nonbaku yang berkembang di media sosial. Secara mayoritas, variasi-variasi
bahasa seperti ini dipopulerkan oleh kalangan remaja. Dan harus diakui, eksistensi
bahasa alay tampaknya mulai merongrong kewibawaan bahasa Indonesia dari segi
kaidah tata bahasa. Sementara, diketahui bersama bahasa Indonesia telah menjadi
identitas persatuan dan kebanggan bangsa Indonesia paling tidak sejak tahun 1928 pada
momentum Sumpah Pemuda 88 tahun silam.
Pada konteks yang lain, Indonesia dikenal dengan bangsa yang ramah dan
berbudi pekerti luhur, baik dalam berperilaku maupun dalam bertutur. Namun, akhir
akhir ini, pengaruh media sosial tampaknya juga berefek pada memudarnya etika dalam
bertutur di tengah masyarakat. Sudah sering kita baca dan saksikan, banyak kalangan
yang menggunakan media sosial sebagai wadah untuk mengekspresikan kemarahan,
tulisan-tulisan yang memuat konten pornografi dan provokasi. Misalnya yang sedang
hangat, kasus dari salah satu artis Indonesia yang terkenal dengan citra yang baik
tersebar video pornografinya yang sebenarnya hanya orang yang mirip dengannya,
namun karena adanya kehadiran social media kabar tersebut dapat dengan mudah
tersebar di berbagai kalangan.
PEMBAHASAN
Beberapa status atau postingan yang saya pilih dengan (melambangkan “A, B, C,
D, E”) pada instagram di internet. Yang sengaja saya tidak mencantumkan identitas
penulis status dan komentar pada instagram kecuali yang berupa artikel. Dalam
pembahasan ini saya mengambil sebagian data sesuai dengan keperluan klasifikasi.
Data yang saya salin ini sesuai dengan bentuk aslinya. Data terklasifikasi berdasarkan
makna dan bentuk. Berdasarkan makna status dan komentar menyatakan: doa, sindiran,
BAHASA INDONESIA PADA ERA GLOBALISASI : TEORI
keluhan atau kekecewaan, promosi, protes sosial, motivasi, imbauan, pengumuman,
lelucon , renungan. Berdasarkan bentuk status dan komentar berwujud: singkatan,
akronim, bahasa alay, dan ungkapan. Berikut ini beberapa klasifikasi dan
pembahasannya.
SIMPULAN
Variasi bahasa yang terdapat pada instagram di internet adalah sebagai berikut.
Status dan komentar pada instagram menyatakan makna: doa, sindiran, keluhan atau
kekecewaan, pemberian semangat/motivasi, imbauan, pengumuman, renungan, dan
menggunakan bentuk singkatan yang berupa penyingkatan kata, penyingkatan huruf
awal kata, penyingkatan akhiran, penyingkatan salam, penyingkatan kata ulang,
akronim; bahasa alay; ungkapan. Penulis status dan komentar menggunakan ragam
nonformal dan formal. Penulis status dan komentar juga memperhatikan unda usuk.
Variasi bahasa pada instagram di internet tersebut dipengaruhi oleh faktor, antara lain:
sosial, tingkat pendidikan, usia, jenis kelamin, topik yang disampaikan, dan tujuan yang
hendak dicapai. Hal tersebut terjadi karena instagramer dan social media lainnya
berasal dari berbagai wilayah dengan status sosial, tingkat pendidikan, dan usia yang
berbeda-beda.
BAHASA INDONESIA PADA ERA GLOBALISASI : TEORI
DAFTAR PUSTAKA
Halliday, M.A.K. 1992. Bahasa, Konteks, dan Teks: Aspek-aspek Bahasa dalam
Pandangan Semiotik Sosial. Terjemahan Asruddin Barori Tou. 1985. Language,
Context, and Text:Aspects of Language in A Social Semiotic Perspective. Victoria:
Deakin University.
Agung, Billi. 2016. Membedah Sisi Linguistik Kalimat Pak Basuki, (Online),
(https://brilliagung.com/, Diakses pada 23 Oktober 2016)
Alwi, Hasan, dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Chaer, Abdul. 2012. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.