Studi Kasus Ra
Studi Kasus Ra
DISUSUN OLEH :
ELA DWI P
202006019
Proposal studi kasus dengan masalah “Rheumatoid arthritis” pada keluarga Ny.K
Hari :
Tanggal :
Mengetahui,
Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik
(____________________________) (____________________________)
LAPORAN PENDAHULUAN
KONSEP KELUARGA
1.1 Konsep Keluarga
1.1.1 Definisi Keluarga
Keluarga adalah sekumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau
adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu berinteraksi satu sama lain (Harmoko, 2012).
Menurut Departemen Kesehatan RI, 1998 keluarga adalah unit terkecil dari suatu masyarakat yang terdiri
atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah satu atap dalam
Menurut Sutanto (2012) yang dikutip dari Bailon dan Maglaya (1997) keluarga adalah kumpulan dua orang
atau lebih yang bergabung karena hubungan darah, perkawinan atau adopsi, hidup dalam satu rumah tangga, saling
berinteraksi satu sama lainnya dalam perannya dan menciptakan dan mempertahankan suatu budaya.
1. Patrilineal, adalah keluarga sedarah yang terdiri atas sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi,
2. Matrilineal, adalah keluarga sedarah yang terdiri atas sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi,
3. Matrilokal, adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah dari istri.
4. Patrilokal, adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah dari suami
5. Keluarga kawinan, adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan beberapa sanak
saudara yang menjadi bagian dari keluarga karena adanya hubungan dengan suami istri.
2. Ada keterbatasan, dimana setiap anggota keluarga memiliki kebebasan tetapi mereka juga mempunyai
masing.
Friedman, Bowden, & Jones (2003) dalam Harmoko (2012) membagi struktur keluarga menjadi empat
elemen, yaitu :
Komunikasi dalam keluarga dapat berupa komunikasi secara emosional, komunikasi verbal dan non verbal,
komunikasi sirkular. Komunikasi emosional memungkinkan setiap individu dalam keluarga dapat
mengekspresikan perasaan seperti bahagia, sedih, atau marah diantara para anggota keluarga. Pada
komunikasi verbal anggota keluarga dapat mengungkapkan apa yang diinginkan melalui kata-kata yang
diikuti dengan bahasa non verbal seperti gerakan tubuh. Komunikasi sirkular mencakup sesuatu yang
melingkar dua arah dalam keluarga, misalnya pada saat istri marah pada suami, maka suami akan
Peran masing – masing anggaota keluarga baik secara formal maupun informal, model peran keluarga,
Nilai merupakan persepsi seseorang terhadap sesuatu hal apakah baik atau bermanfaat bagi dirinya. Norma
adalah peran-peran yang dilakukan manusia, berasal dari nilai budaya terkait. Norma mengarah kepada nilai
yang dianut masyarakat, dimana norma-norma dipelajari sejak kecil. Nilai merupakan prilaku motivasi
diekspresikan melalui perasaan, tindakan dan pengetahuan. Nilai memberikan makna kehidupan dan
meningkatkan harga diri (Susanto, 2012, dikutip dari Delaune, 2002). Nilai merupakan suatu sistem, sikap
dan kepercayaan yang secara sadar atau tidak, mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai
keluarga merupakan suatu pedoman perilaku dan pedoman bagi perkembangan norma dan peraturan.
Norma adalah pola prilaku yang baik menurut masyarakat berdasarkan sistem nilai dalam keluarga.
mengendalikan atau mempengaruhi perilaku orang lain berubah kearah positif. Tipe struktur kekuatan
dalam keluarga antara lain: hak untuk mengontrol seperti orang tua terhadap anak (legitimate
power/outhority), seseorang yang ditiru (referent power), pendapat, ahli dan lain-lain (resource or expert
power), pengaruh kekuatan karena adanya harapan yang akan diterima (reward power), pengaruh yang
dipaksakan sesuai keinginannya (coercive power), pengaruh yang dilalui dengan persuasi (informational
power), pengaruh yang diberikan melalui manipulasi dengan cinta kasih misalnya hubungan seksual
(affective power).
3. Memberikan keperawatan kepada anggota keluarganya yang sakit, dan yang tidak dapat membantu dirinya
4. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungjan kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota
keluarga.
Perkembangan keluarga adalah proses perubahan yang terjadi pada sistem keluarga yang meliputi
perubahan pola interaksi dan hubungan antara anggotanya disepanjang waktu. Tahap perkembangan tersebut
disertai dengan fungsi dan tugas perawat pada setiap tahapan perkembangan.
Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki (suami) dan perempuan (istri) membentuk
keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarga masing-masing. Meninggalkan keluarga
bisa berarti psikologis karena kenyataannya banyak keluarga baru yang masih tinggal dengan orang tuanya.
Dua orang yang membentuk keluarga baru membutuhkan penyesuaian peran dan fungsi. Masing-masing
belajar hidup bersama serta beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan pasangannya, misalnya
c) Mendiskusikan rencana memiliki anak. Keluarga baru ini merupakan anggota dari tiga keluarga ;
Dimulai sejak hamil sampai kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak berumur 30 bulan atau
2,5tahun.
a) Persiapanmenjadi orangtua
b) Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan sexual dan kegiatan.
Tahap ini dimulai saat anak pertama berumur 2,5 tahun dan berakhir saat anak berusia 5 tahun. Tugas
a) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan tempat tinggal, privasi dan rasa aman.
c) Beradaptasi dengan anak baru lahir, sementara kebutuhan anak lain juga harus terpenuhi.
d) Mempertahankan hubungan yang sehat baik didalam keluarga maupun dengan masyarakat.
Tahap ini dimulai saat anak berumur 6 tahun (mulai sekolah ) dan berakhir pada saat anak berumur 12
tahun. Pada tahap ini biasanya keluarga mencapai jumlah maksimal sehingga keluarga sangat sibuk. Selain
aktivitas di sekolah, masing-masing anak memiliki minat sendiri. Dmikian pula orang tua mempunyai
c) Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat, termasuk kebutuhan untuk
Pada tahap ini anak perlu berpisah dengan orang tua, memberi kesempatan pada anak untuk bersosialisasi
Dimulai saat anak berumur 13 tahun dan berakhir 6 sampai 7 tahun kemudian. Tujuannya untuk
memberikan tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi orang
c) Mempertahankan komunikasi yang terbuka antara anak dan orang tua. Hindari perdebatan,kecurigaan
dan permusuhan.
Merupakan tahap paling sulit karena orang tua melepas otoritasnya dan membimbing anak untuk
6. Tahap VI keluarga dengan anak dewasa atau pelepasan (launching center family).
Dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada saat anak terakhir meninggalkan
rumah. Lamanya tahapan ini tergantung jumlah anak dan ada atau tidaknya anak yang belum berkeluarga
Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan berakhir saat pensiun atau salah
satu pasangan meninggal. Pada beberapa pasangan fase ini dianggap sulit karena masa usia lanjut,
perpisahan dengan anak dan perasaan gagal sebagai orang tua. Tugas perkembangan pada tahap ini
meliputi:
a) Mempertahankan kesehatan.
b) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan anak- anak.
Fokus mempertahankan kesehatan pada pola hidup sehat, diet seimbang, olah raga rutin, menikmati hidup,
Dimulai saat pensiun sampai dengan salah satu pasangan meninggal dan keduanya meninggal. Tugas
b) Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan pendapatan.
f) Mempertahankan penataan yang memuaskan merupakan tugas utama keluarga pada tahap ini.
LAPORAN PENDAHULUAN
“RHEUMATOID ARHTRITIS”
I. Konsep Teori
A. PENGERTIAN
Rheumatoid arthritis merupakan penyebab paling sering dari penyakit radang sendi kronis yaitu
gangguan autoimun kronik yang menyebabkan proses inflamasi pada sendi serta adanya kelainan
inflamasi terutama mengenai membran sinovial dari persendian dan umumnya ditandai dengan nyeri
persendian, kaku sendi, penurunan mobilitas dan keletihan yang terjadi pada semua jenjang umur dari
kanak-kanak sampai lanjut usia. Namun risikoakan meningkat dengan meningkatnya umur.(Sya'diyah,
2018):36 dan (Asikin, 2013) : 36
B. ETIOLOGI
Penyebab penyakit ini belum diketahui dengan jelas tapi dianggap kelainan autoimun memegang
peranan penting. Penyakit ini sering didapatkan pada usia 40-50 tahun tetapi dapat pula dijumpai pada
usia lain. Wanita 3x lebih sering disbanding pria. Penyakit ini akan menonaktifkan dan menimbulkan
rasa nyeri pada sendi saat terjadi mobilitas.
Pada saat ini arthritis rheumatoid diduga disebabkan oleh factor autoimun dan infeksi. Autoimun ini
bereaksi terhadap kolagen tipe II. Factor infeksi mungkin disebabkan oleh karena virus dan
organisme mikroplasma atau grup difterioid yang menghasilkan antigen tipe II kolagen dari tulang
rawan sendi penderita.
C. PATOFISIOLOGI
Pemahaman mengenai anatomi normal dan fisiologi persendian diartrodial atau sivovyal merupakan
kunci untuk memahami patofisiologi penyakit reumatik fungsi persendian sinovial memiliki kisaran
gerak tertentu kendati masing-masing orang tidak mempunyai kisaran gerak yang sama pada sendi-sendi
yang dapat digerakkan pada sendi sinovial yang normal kartilago artikular membungkus ujung tulang
pada sendi dan menghasilkan perkumaan yang licin serta ulet untuk digerakkan. Membran sinovial
melapisi dinding dalam kapsula fibrosa dan mengsecresi cairan kedalam ruang antar tulang. Fungsi dari
cairan sinovial ini yaitu peredam kejut (syok absorber) dan pelumas yang memungkinkan sendi untuk
beregrak secara bebas dalam arah yang tepat sebaliknya, pada penyakit rematik degeneratif dapat terjadi
proses inflamasi yang sekunder sinovitis ini biasanya lebih ringan serta menggambarkan suatu prose
reaktif, dan lebih besar kemungkinannya untuk terlihat penyakit lanjut, pelepasan ptoteoglikan tulang
rawan yang bebas dari kartilago artikuler yang mengalami degenerasi dapat berhubungan dengan
sinovitis kendati faktor-faktor imunologi dapat pula terlibat (Smelzer dan Bare, 2002)
Patway Artritis Rheumatoid
Resiko cedera
Kekuatan Sendi Ankilosis tulang
inflamasi akibat aktivitas sinovitis yang bersifat reversibel dan gejala akibat kerusakan
struktur persendian yang bersifat ireversibel. Sinovitis merupakan kelainan yan umumnya
bersifat reversibel dan dapat diatasi dengan pengobatan medikamentosa atau pengobatan
Gejala klinis yang berhubungan dengan aktivitas sinovitis adalah kaku pagi hari . Beberapa
a. Vertebrata Servikalis , merupakan segmen yang sering terlibat pada RA. Proses
imflamasi ini melibatkan persendian diatrodial yang tidak tampak oleh pemeriksaan .
Gejala ini umunya bermanifestasi sebagai kekakuan pada selutuh segmen leher
b. Gelang bahu , pergelangan gelang bahu akan mengurangi lingkup gerak sendi
gelang bahu .
c. Kaki dan pergelangan kaki, keterlibatan persendian metatarsop halangeal (MTP) ,
berat badan , demam >38,30C , kelelahan dan pada banyak kasus sering terjadi kaheksia
(malnutrisi) yang secara umum merefleksi derajat imflamasi dan biasanya mendahului
1) Nodul , merupakan level tertinggi pada penyakit ini dan terjadi 30-40% pada
penderita .
3) Vaskulitis , hanya terjadi <1% pada penderita dengan penyakit RA yang sudah
kronis .
secara luas.
E. Pemeriksaan Diagnostik
b. Tes faktor reuma biasanya positif pada lebih dari 75% pasien artritis
reumatoid terutama bila masih aktif . Sisanya dapat dijumpai pada pasien
d. Trombosit meningat
i.Tes aglutinasi lateks menunjukan kadar igC atau igM (faktor mayor dari
memantau perjalanan penyakit. Foto rontgen men unjukan erosi tulang yang
khas terjadi kemudian dalam perjala nan penyakit tersebut (Rosyidi, 2013).
F. Penatalaksaan
3) Untuk mencegah dan atau memperbaiki defporitas yang terjadi pada sendi.
a. Keperawatan
sumber bantuan untuk mengatasi penyakit ini dan metode efektif tentang
penatalksanaan yang diberikan oleh tim kesehatan. Proses pendidikan ini harus
2) Istirahat , Merupakan hal penting karena rematik biasanya disertai rasa lelah
yang hebat . Walaupun rasa lelah tersebut dapat saja timbul setiap hari , tetapi
ada masa dimana penderita merasa lebih baik atau lebih berat. Penderita harus
membagi waktu seharinya menjadi beberapa kali waktu beraktivitas yang
memperthankan fungsi sendi. Latihan ini mencakup gerakan aktif dan pasif
pada semua sendi yang sakit, sedikitnya dua kali sehat. Obat untuk
pada sendi yang sakit dan bengkak mungkin dapat mengurangi nyeri. Latihan
yang berlebihan dapat merusak struktur penunjang sendi yang memang sudah
b. Medis
1) Penggunaan OAINS
sendi akibat inflamasi yang sering kali dijumpai, walaupun belum terjadi
juga memberikan efek analgetik yang sangat baik . OAINS terutama bekerja
dalam hal ini , akan tetapi jelas bahwa OAINS bekerja dengan cara :
(a). Memungkinkan stabilitas membran lisosomal.
proliferasi seluler
2) Pengunaan DMARD
penderita AR. Cara pertama adalah pemberian DMARD tunggal yang dimulai
dari saat yang sangat dini, pendekatan ini didasarkan pada pemikiran bahwa
destruksi sendi pada AR terjadi pada masa dini penyakit. Cara pendekatan lain
adalah dengan menggunakan dua atau lebih DMARD secara stimultan atau
penyakit keganasan, digunakan untuk melindungi rawan sendi dan tulang dari
proses estruksi akibat artiris rheumatoid. Beberapa jenis DMARD yang lazim
coated tabelet digunakan mulai dari dosis 1x500 mg/hari, untuk kemudian
sempurna terjadi.
ditingkatkan setiap dua sampai 4 minggu sebesar 250 sampai 300 mg/hari
3) Operasi
Jika berbagai cara pengobatan telah dilakukan dan tidak berhasil serta
sebagainya.
G. Komplikasi
Kelainan sistem pencernaan yang sering dijumpai adalah gastritis dan ulkus
peptik yang merupakan komplikasi utama penggunaan obat anti imflamasi non steroid
antirheumatoid drugs) yang menjadi faktor penyebab mortalitas utama pada artritis
rheumatoid. Komplikasi saraf yang terjadi tidak memberikan gambaran yang jelas,
sehingga sukar dibedakan antara akibat lesi artikular dan lesi neuropatik. Umumnya
1. Pengkajian Keluarga
a. Data Umum :
1. Komposisi keluarga
anggota keluarga dari anggota keluarga mereka. Identifikasi tidak hanya meliputi penghuni
rumah, tetapi keluarga besar lainnya atau anggota keluarga fiktif bagian “suatu
keluarga”, tetapi tidak hidup dalam satu rumah tangga. Dengan memperoleh data tentang
komposisi keluarga terhadap keluarga secara keseluruhan dari pada hanya memperoleh
pohon keluarga. Genogram merupakan suatu alat pengkajian yang informatif digunakan
a. Tipe keluarga
satu atap.Tipe keluarga dilihat dari komponen dan genogram dalam keluarga
penting dari pengkajian dalam pemberian asuhan yang sesuai dengan kebudayaan.
pemahaman tentang perbedaan dan keterbukaan, kepekaan, dan sikap ingin tahu.
lengkap merupakan hal yang tidak mungkin dilakukan, namun pengkajian latar
belakang etnik keluarga dan tingkat yang mereka identifikasi dengan kebudayaan
komplek, perbedaan ednis atau pasangan dapat berbeda, dan jika berbeda maka
penting untuk mengkaji bagaimana perbedaan ini diatasi dan bagaimana perbedaan
keyakinan agama keluarga dan berhubungan erat dengan tenisitas sampai perlu pula
d. Bahasa
anggota keluarga berbahasa, dan bahasa apa yang digunakan di luar rumah.
Status sosial ekonomi keluarga adalah suatu komponen kelas sosial yang
anggota keluarga yang bekerja atau dari sumber penghasilan sendiri seperti uang
pensiun dan tunjangan, sebagian penghasilan lain yang diperoleh dari dinas sosial
atau asuransi bagi orang yang tidak bekerja umumnya kecil, tidak stabil atau
suatu tempat rekreasi tetapi dengan berkumpul dirumah sembari menonton televisi dan
Tahap perkembangan keluarga dilihat dari anak tertua dari keluarga ini.
perkembangan tersebut.
Riwayat keluarga inti di tahap ini perlu yang dikaji adalah kekerabatan
keluarga inti, dan apa saja latar belakang sebelum menjalani sebuah keluarga.
4. Data Lingkungan.
a. Karakteristik rumah :
rumah tidak boleh licin, memakai sendal berbahan karet, perabotan rumah tangga
berfungsi sebagai keluarga yang sehat mempersepsikan diri mereka sendiri sebagai
bagian dari komunitas yang lebih besar. Bagian dari koping yang berhasil adalah
komunitas keluarga mampu mencari, menerima dan atau menerima sumber yang
bantuan mulai dari kelompook keluarga dan sara sosial maupun bantuan dari
5. Struktur keluarga
keluarga yang bisa beresiko terhadap rematik terutama pada anggota yang
relatif homogen dibatasi secara normatif dan diharapkan dari seorang yang
menepati posisi sosial yang diberikan. Peran berdasarkan pada penghargaan atau
penetepan karakter yang memisahkan hal apa saja yang perlu dijalankan bagi
Nilai keluarga didefenisikan sebagai suatu sistem ide, perilaku, dan keyakinan
tentang nilai suatu hal atau konsep yang secara sadar maupun tidak sadar mengikat
keluarga adalah pola perilaku yang dianggap benar oleh masyarakat, sebagai sesuatu
yang berdasarkan pada sistem nilai keluarga. Norma menentukan perilaku peran bagi
setiap posisi
di dalam keluarga dan masyarakat serta menetapkan bagaimana mempertahankan atau
menjaga hubungan timba balik, dan bagaimana perilaku peran dapat berubah dengan
perubahan usia.
Dukungan pada anggota keluarga reumatik diperlukan bagi anggota keluarga seperti
mengingatkan atau menghindari faktor resiko, dan mengingatkan untuk melakukan kontrol.
6. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Afektif :
Fungsi afektif adalah dasar yang paling utama dalam pembentukan maupun
keberlangsungan unit keluarga itu sendiri, sehingga fungsi afektif merupakan salah
satu fungsi keluarga yang sangat berguna.Memelihara saling asuh antara suami dan
b. Fungsi Sosialisasi :
untuk medidik anak-anak tentang cara menjalankan fungsi dan memikul peran
orang dewasa.
Fungsi fisik keluarga tercukupi jika dua orang tua mampu memberikan
ditemukan pola makan yang tidak sehat seperti makan jeroan, santan dan makanan
siap saji.
anggota keluarga.
kesehatan.
keluarga
dan manfaatnya.
keluarga.
6. Fungsi Reproduksi :
7. Fungsi Ekonomi :
ruang, dan materi serta alokasi yang sesuai melalui proses pengambilan
adekuat.
Stresor jangka panjang yaitu stresor yang dirasakan oleh keluarga yang
keluarga dengan reumatik dapat ditemui adanyan stress dan juga penyakit ini
sendiri dapat menimbulkan stress ada anggota keluarga. Karena penyakit ini
Strategi koping yang seperti apa dipakai keluarga jika mengalami permasalah.
permasalahan.
8. Pemeriksaan fisik
yang digunakan pada pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik
klinik.Pada anggota keluarga dengan rematik dapat ditemui nyeri sendi, kekakuan
petugas kesehatan.
Diagnosa Keperawatan
Contoh diagnosa yang sering muncul pada penyakit rematik :
1. Nyeri Akut
2. Ansietas
1. Ketidakefektifan keluarga
2. Ketegangan peran
PRIORITAS MASALAH
KRITERIA BOBOT
1. Sifat masalah 1
Potensial = 1
Risiko = 2
Aktual = 3
Mudah = 2
Sebagian = 1
Tidak dapat = 0
3. Potensial dicegah 1
Tinggi = 3
Cukup = 2
Rendah = 1
4. Menonjolnya masalah 1
Segera ditangani = 2
NO DIGNOSA INTERVENSI
KEPERAWATAN
(TUJUAN DAN
KRITERIA
HASIL)
1. Nyeri akut kronis Manajemen nyeri
berhubungan
Observasi
dengan kondisi
Indentifikasi lokasi
kronis ( rheumatoid
karakteristik,durasi
arthritis )
frekuensi kualitas
intensitas nyeri
Identifikasi skala
nyeri
Identifikasi respon
Monitor keberhasilan
terapi komplementer
samping penggunaan
analgesic
Terapeutik
farmakologis untuk
mengurangi rasa
nyeri
Control lingkungan
yang memperberat
rasa nyeri
Fasilitasi istirahat
dan tidur
Pertimbangkan jenis
dalam pemilihan
strategi meredakan
nyeri
Edukasi
Jelaskan penyebab
nyeri
Jelaskan strategi
meredakan nyeri
Anjurkan memonitor
Anjurkan
menggunakan
farmakologis untuk
mengurangi rasa
nyeri
Kolaborasi
pemberian
analgesic,jika perlu
berhubungan
Observasi
dengan kurang
Identifikasi saat
terpapar informasi
tingkat ansietas
berubah
Identifikasi
kemampuan
mengambil
keputusan
Monitor tanda tanda
ansietas
Terapeutik
Ciptakan suasana
terapeutik untuk
menumbuhkan
kepercayaan
mengurangi
kecemasan,jika
memungkinkan
membuat ansietas
Gunakan pendekatan
meyakinkan
Motivasi
mengidentifikasi
kecemasan
Diskusikan
perencanaan realistis
tentang peristiwa
yang akan dating
Edukasi
Jelaskan prosedur
termasuk sensasi
yang mungkin
dialami
Anjurkan keluarga
Anjurkan melakukan
kompetitif sesuai
kebutuhan
Anjurkan
mengungkapkan
Kolaborasi
ansietas,jika perlu.
Implementasi Keperawatan
Evaluasi Keperawatan
ditentukan oleh hasil pada sistem keluarga dan anggota keluarga dari
paham apa itu rematik, faktor timbulnya rematik, tanda dan gejala,
mengatur lingkungan.
BAB III
TINJAUAN KASUS
PENGKAJIAN KELUARGA
A. IDENTITAS
Kepala Keluarga
Nama Kepala Keluarga : Tn.S
Usia : 55 Tahun
Pendidikan : SMP
Agama : Islam
Ank.
D
KET :
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien/pasien
: Tinggal Serumah
: Meninggal
B. TIPE KELUARGA
1. Tipe keluarga
a. Jenis tipe keluarga :
Tipe keluarga Ny.K termasuk Nuclear Family (keluarga inti) yang terdiri dari ayah,
ibu, dan anak.
Keluarga Ny.K. berasal dari suku Jawa dan tinggal dilingkungan orang-orang
bersuku jawa. Ny.K berkomunikasi dengan bahasa jawa baik antara anggota
keluarga maupun lingkungan sekitar.
Jika ada anggota keluarga yang sakit akan dibawa berobat ke puskesmas pembantu
atau puskesmas induk.
Keluarga Tn.S beragama Islam dan menjalankan ibadah sesuai keyakinan di rumah
maupun di mesjid. Dalam menjalankan perintah agama keluarga cukup taat dan rajin
mengikuti kegiatan keagamaan seperti shalat berjamaah di mesjid, sholat Jumat di
Mesjid, acara tahlilan/yasiinan (bapak-bapak dan ibu-ibu), pengajian dan kegiatan
keagamaan lainnya.
Ny.K mengatakan telah memiliki penyakit rematik 2th yang lalu dan sudah
pernah rawat inap di RS sebanyak 1 kali pada tahun lalu. Ny.K mengatakan rutin
berobat ke puskesmas pembantu pada setiap bulannya atau jika obat yang
diberikan telah habis.
Klinik / Puskesmas
h. Sumber air minum : sumber air yang digunakan berasal dari sumur kualitas
air tidak berwarna, tidak bebrabu dan tidak berasa.
i. Kamar Mandi/ WC : : 1
Rumah Tn.S merupakan rumah milik sendiri dengan ukuran 12x8 m 2, jenis rumah
permanen, lantai rumah tanah, atap rumah menggunakan genteng. Rumah cukup
bersih. Ny.K dan Nn. J biasa membersihkan rumah setiap hari
b. Aturan/kesepakatan : Jika tidak ada yang bisa mengikuti kerja bakti, sesuai
kesepatakan memberikan makanan/minuman untuk
yang sedang kerja bakti.
Ny.K memiliki keluarga yang berada di sekitar rumahnya sehingga apabila ada
keluarga yang sakit dapat dimintai bantuannya. Jika ada yang sakit biasanya akan di
bawa ke klinik atau puskesmas yang jaraknya ±100 m dari rumah.
E. STRUKTUR KELUARGA
1. Pola Komunikasi Keluarga :
Keluarga Ny,K berkomunikasi menggunakan bahasa jawa. Komunikasi yang terjalin
lancar dan terbuka sehingga tidak ada konflik dalam keluarga. Dalam keluarga
mempunyai kebiasaan berkomunikasi setiap malam ketika menonton TV ataupun
ketika ada waktu luang, keluarga biasanya bertukar pendapat dan menceritakan hal-hal
yang terjadi.
F. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi efektif
Tn.S dan anaknya telah mengetahui keadaan penyakit Ny.K sehingga keluarga
selalu mendukung dan memberikan semangat untuk tetap kuat dan sabar dalam
menghadapi penyakitnya serta selalu mengingatkan agar rutin berobat dan menghindari
aktivitas yang berlebih.
2. Fungsi sosialisasi
Ny.K mengatakan interaksi antar anggota keluarga dapat berjalan dengan baik.
Keluarga Ny.K menganut kebudayaan jawa. Keluarga Ny,K berusaha untuk tetap
memenuhi aturan yang ada pada keluarga, misalnya saling menghormati dan
menghargai. Keluarga juga mengatakan mengikuti norma yang ada di masyarakat
sekitar, sehingga dapat menyesuiakan dan berhubungan baik dengan para tetangga atau
masyarakat sekitar.
b. Apa yang dilakukan keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan yang sedang
dialami :
Jika ada keluarga yang sakit, hal pertama yang dilakukan adalah membeli obat
ke warung, dipijat, dan disarankan bersistirahat. Namun, jika sakitnya tidak
kunjung sembuh akan segera dibawa ke klinik atau ke Puskesmas terdekat.
4. Fungsi reproduksi
a. Perencanaan jumlah anak : Mereka mempunyai 2 orang anak
b. Akseptor : Tidak menggunakan alat kontrasepsi
c. Keterangan : Menopouse
5. Fungsi Ekonomi
Tn. S bekerja sebagai kuli, penghasilan per 1 bulan ± Rp.2.000.000. Penghasilan
tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan sisanya ditabung.
4. Strategi koping :
Bila ada permasalahan dalam keluarga biasanya akan dibicarakan dan diselesaikan
secara musyawarah.
2. Upaya lain :
Selain itu, keluarga Ny.K juga mengkonsumsi susu jika ingin minum susu.
I. HARAPAN KELUARGA
1. Terhadap masalah kesehatan :
Keluarga berharap agar masalah kesehatan yang terjadi di dalam keluarga dapat teratasi
atas bantuan dari petugas kesehatan serta keluarga bisa mendapatkan informasi
kesehatan mengenai penyakit yang diderita oleh Ny.K
L. SPIRITUAL
1. Menjalankan ibadah :
Keluarga Tn. S menjalankan ibadah sholat 5 waktu di masjid dan dirumah dan rutin
mengikuti kegiatan keagamaan yang ada dimasyarakat, seperti pengajian.
M. PSIKOSOSIAL
Kondisi Tn. S Ny. K Nn. J
Marah Tidak - -
Sedih Tidak Ya -
Ketakutan Tidak Ya -
Stress Tidak - -
N. PEMERIKSAAN FISIK
Nama Anggota Keluarga
No Pemeriksaan Fisik
Ny.K Tn.S Nn. J
Baik, kesadaran
1. Keadaan Umum - -
composmetis
TD 120/90 mmHg - -
Nadi 80x/menit - -
RR 20x/menit - -
BB/TB 50 kg /158 cm - -
Suhu 360C - -
3. System kardiovaskular
Aritmia Tidak - -
4. System pencernaan
Mual/muntah Tidak - -
Flatus Tidak - -
Colostomy Tidak - -
Konstipasi Tidak - -
Bising usus 9 x/ menit - -
Diare Tidak - -
5. System muskoluskletal
Pergerakan bebas Ya - -
Paralisis Tidak - -
Hemiparese Tidak - -
Belpalsi Tidak - -
6. System persyarafan
Pusing Tidak - -
Tremor Tidak - -
Isokor Isokor - -
Paralisis Tidak - -
7. System perkemisahan
Disuria Tidak - -
Hematuria Tidak - -
Frekuensi Tidak - -
Retensi Tidak - -
Inkontenensia Tidak - -
8. Status mental
Bingung Tidak - -
Cemas Ya - -
Disorientasi Tidak - -
Depresi Tidak - -
9. Pemeriksaan penunjang
10
Riwayat pengobatan
.
Obat yg dikonsumsi - - -
ANALISA DATA
terlalu lama.
yg sakit
TTV
TD : 120/90 mmHg
N : 88x/menit
S : 36 OC
RR : 20x/menit
2. DS : - Ny.K mengatakan takut akan Kurang terpapar ansietas
NYERI KRONIS
Aktual : 3 dilutut.
Potensial : 1
Risiko : 2
Aktual : 3
2. Kemungkinan 2 1/2x2=1 Keluarga mengatakan selalu
Tidak
dapat : 0
3. Potensial 1 3/3x1=1 Penyakit dapat dicegah apabila
Segera ditangani :
2
Ada masalah tetapi
tidak perlu
segeran
ditangani : 1
Masalah
tidak
dirasakan : 0
Total Skor 5
PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Nyeri kronis
2) Ansietas
INTERVENSI KEPERAWATAN
rasa nyeri
edukasi
nyeri
rasa nyeri
jika perlu
2. Ansietas Terapi relaksasi otot progresif hal
menurun Terapeutik
nyaman
Edukasi
yang rileks
perlahan
Hari/ Diagnosa
Shif Jam Implementasi Keperawatan Jam Evaluasi (SOAP) Paraf
Tgl Keperawatan
Selasa Nyeri kronis 09.30 mengidentifikasi lokasi karakteristik 10.00 S : ibu K mengatakan nyeri yang dirasakan
semakin bertambah jika dibuat aktivitas
durasi frekuensi,intensitas nyeri
berat
09.40 memonitor keberhasilan terapi
O :- ibu K mengulangi apa yang telah
komplementer yang sudah diberikan didiskusikan
perlahan
- menganjurkan berlatih diantara sesi
Press