Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh
12.2017.1.00325
2021
HALAMAN PENGESAHAN i
HALAMAN PENGESAHAN
Mengetahui,
Jurusan Teknik Geologi
Ketua
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur saya haturkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan hasil pemetaan geologi
mandiri di Desa Dempo Barat dan sekitarnya dengan baik dan sesuai dengan waktu
yang ditentukan. Diharapkan nantinya laporan ini dapat diambil manfaatnya terutama
para pembaca mahasiswa jurusan Teknik Geologi, Institut Teknologi Adhi Tama
Surabaya.
PENULIS
ABSTRAK
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
ABSTRAK...................................................................................................................iii
DAFTAR ISI................................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................vii
DAFTAR TABEL...........................................................................................................viii
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
BAB II...........................................................................................................................6
GEOMORFOLOGI.......................................................................................................6
BAB III........................................................................................................................18
STRUKTUR GEOLOGI.............................................................................................18
BAB IV........................................................................................................................24
STRATIGRAFI...........................................................................................................24
BAB V.........................................................................................................................33
BAB VI........................................................................................................................35
VI.1.1 Lahan 35
VI.1.2 Air 35
BAB VII......................................................................................................................36
KESIMPULAN...........................................................................................................36
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................37
LAMPIRAN................................................................................................................38
DAFTAR GAMBAR vii
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Hubungan Kelas Lereng dengan Sifat – Sifat Proses dan Kondisi Lahan
Disertai Simbol Warna yang Disarankan (Van Zuidam, 1985)...................................................7
Tabel 2. 2 Klasifikasi Bentukan Lahan (Van Zuidam, 1983)........................................8
Tabel 2. 3 Klasifikasi Unit Geomorfologi Bentuklahan Asal Karst (Van Zuidam,1983) 9
Tabel 2. 4 Klasifikasi unit geomorfologi bentuklahan asal Denudasional (Van
Zuidam,1983)................................................................................................................11
BAB I 1
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Pemetaan geologi merupakan suatu kegiatan pendataan informasi-
informasi geologi permukaan dan menghasilkan suatu bentuk laporan berupa
peta geologi yang dapat memberikan gambaran mengenai penyebaran dan
susunan batuan (lapisan batuan), serta memuat informasi gejala-gejala struktur
geologi yang mungkin mempengaruhi pola penyebaran batuan pada daerah
tersebut.
Antiklin Kartagena, Antiklin Gibang, Siklin Eden, dan Siklin Pakong. Selain
itu, di Pulau Madura terdapat beberapa sesar aktif yang berupa sesar naik,
sesar geser jurus, dan sesar normal (Sukardi, 1992; Situmorang et al, 1992).
Pemukiman penduduk di Pulau Madura terkosentrasi pada wilayah Pesisir
yang secara geologi memiliki formasi berupa endapan aluvium.
Tujuan dari pemetaan ini sendiri untuk menerapkan ilmu yang telah
didapat atau diperoleh selama kuliah dengan pemetaan langsung di lapangan
untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan. Dari data yang diperoleh
kemudian dibuatlah peta-peta yang menjelaskan tatanan geologi daerah
penelitian.
TAHAP
TAHAP ANALISIS TAHAP PEMBUATAN
PENYUSUNAN
DATA LAPANGAN PETA
LAPORAN
Peralatan Bahan
Palu Geologi HCL
Kompas Plastik Sample
Geologi
Alat Tulis Peta Daerah
Penelitian
Lup
Meteran
Tongkat Jacob
Smartphone
BAB II
GEOMORFOLOGI
Tabel 2. 1 Hubungan Kelas Lereng dengan Sifat – Sifat Proses dan Kondisi Lahan
Disertai Simbol Warna yang Disarankan (Van Zuidam, 1985).
Simbol
Kel
Proses, Karakteristik dan Kondisi Lahan Warna yang
as
Disarankan
Lere
ng
0° - 2° Datar atau hampi datar, tidak ada erosi yang besar,
Hijau tua
(0 – dapat diolah dengan mudah dalamkondisi kering.
2%)
Lahan memiliki kemiringan lereng landai, bila
2° – 4° terjadi longsor bergerak dengan kecepatan rendah,
Hijau muda
(2 – pengikisan dan erosi akan meninggalkan bekas
7%)
yang
sangat dalam.
4° – 8° Lahan memiliki kemiringan lereng landai sampai
(7 – curam, bila terjadi longsor bergerak dengan Kuning
muda
15%) kecepatan rendah, sangat rawan terhadap erosi.
8° – Lahan memiliki kemiringan lereng yang curam,
16°
rawan terhadap bahaya longsor, erosi permukaan Kuning tua
(15 –
dan erosi alur.
GEOMORFOLOGI 8
30%)
Lahan memiliki kemiringan lereng yang curam
16° –
35° sampai terjal, sering terjadi erosi dan gerakan
Merah muda
(30 – tanah dengan kecepatan yang perlahan -lahan.
70%) Daerah
rawan erosi dan longsor.
35° –
55° Lahan memiliki kemiringan lereng yang terjal,
Merah tua
(70 – sering ditemukan singkapan batuan, rawan
140%) terhadap erosi.
Lahan memiliki kemiringan lereng yang
> 55°
(> terjal, singkapan batuan muncul di Ungu tua
Gene Simbol
sa Warna
Bentuklahan asal Struktural (S) Ungu
BAB III
STRUKTUR GEOLOGI
BAB IV
STRATIGRAFI
IV.1 Stratigrafi Regional
A. Madura Barat
B. Madura Tengah
Menurut AZIS dkk (1992), secara geologi regional daerah
Madura Tengah terdiri dari formasi-formasi berurutan dari tua ke
muda adalah Formasi Tawun (umur Miosen Awal), Formasi Ngrayong
(umur Miosen Tengah), Formasi Bulu (umur Miosen Tengah),
Formasi Pasean (umur Miosen Akhir), Formasi Madura (umur Mio-
Pliosen), Formasi Pamekasan (umur Plistosen) dan aluvium.
C. Madura Timur
Menurut SITUMORANG dkk (1992), secara geologi regional daerah
Madura Timur terdiri dari formasi-formasi berurutan dari tua ke muda
adalah Formasi Tawun (umur Miosen Awal), Formasi Ngrayong (umur
Miosen Tengah), Formasi Bulu (umur Miosen Tengah), Formasi Pasean
(umur Miosen Akhir), Formasi Madura (umur Mio-Pliosen), Formasi
Pamekasan (umur Plistosen) dan aluvium.
Formasi Tawun tersusun oleh batulempung, napal, batugamping
lempungan dengan sisipan batugamping orbitoid. Formasi Ngrayong
tersusun oleh perselingan batupasir kuarsa dengan batugamping orbitoid
dan batulempung. Formasi Bulu tersusun oleh batugamping pelat dengan
sisipan napal pasiran, sedangkan Formasi Pasean merupakan perselingan
antara napal pasiran dengan batugamping lempungan, batugamping
pasiran dan batugamping oolitan. Formasi Madura tersusun oleh
batugamping terumbu dan batugamping dolomitan. Formasi Pamekasan
tersusun oleh konglomerat, batupasir, batulempung dan batugamping.
Endapan aluvium terdiri dari pasir kuarsa, lempung, lumpur, kerikil dan
kerakal.
1. Warna :
- Segar : Abu - abu
- Lapuk : Putih kecoklat-coklatan
2. Struktur : Masif
3. Tekstur : Klastik
4. Komposisi Mineral : Micrite, Allochem, Sparite
5. Jenis Batuan : Batuan Sedimen Karbonat
6. Nama Batuan : Batugamping Terumbu
7. Genesa : Jenis batuan sedimen non-klastik yang
terbentuk akibat adanya pengaruh organisme, dimana pada batuan ini
terlihat sisa – sisa organisme yang terendapkan sampai terbentuk suatu
batuan. Juga dapat terbentuk secara kimiawi dari pengendapan kalsium
karbonat dari danau atau air laut.
1. Warna :
- Segar : Kuning
- Lapuk : Coklat
2. Struktur : Masif
3. Tekstur : Klastik
4. Komposisi Mineral :
5. Jenis Batuan : Batuan Sedimen Karbonat
6. Nama Batuan : Batugamping Pasiran
7. Genesa : Pada arus air yang memiliki densitas rendah
cenderung terbentuk pemilahan yang baik, kebundarannya membundar
baik dikarenakan transportasinya jauh. Kemas tertutup menandakan pada
proses pengendapan dipengaruhi oleh kecepatan arus yang relative rendah.
1. Warna :
- Segar : Abu - Abu
- Lapuk : Coklat
2. Struktur : Masif
3. Tekstur : Non - Klastik
4. Komposisi Mineral :
5. Jenis Batuan : Batuan Sedimen Karbonat
6. Nama Batuan : Batugamping Pelat
7. Genesa : Dianggap sebagai batuan berlapis tipis. Oleh
karena itu, batugamping platy adalah batugamping dengan lapisan tipis
yang dicirikan dengan ketebalan lapisan 1 – 10cm. Lapisan tebal dan batu
kapur massif dalam platform karbonat air dangkal.
1. Warna :
- Segar : Putih kekuningan
- Lapuk : Coklat
2. Struktur : Masif
3. Tekstur : Non - Klastik
4. Komposisi Mineral :
5. Jenis Batuan : Batuan Sedimen Karbonat
6. Nama Batuan : Batugamping Arbitoid
7. Genesa :.
BAB V
Pada daerah penelitian didapatkan 4 satuan geologi, dari (tua kemuda) satuan
batugamping arbitoid, satuan batugamping pelat, satuan batugamping pasiran, dan
satuan batugamping terumbu. Dari hasil pemetaan yang dilakukan didaerah
penelitian, diinterpretasikan termasuk kedalam zona laut dalam hingga dangkal. Pada
daerah penelitian ditemukan batuan gamping, ini mengindikasikan bahwa daerah ini
SEJARAH GEOLOGI DAERAH PENELITIAN 34
BAB VI
VI.1.1 Lahan
Pemanfaatan lahan pada daerah pemetaan di pengaruhi keadaan
topografi dan morfologi daerah sekitar pada bentukan asal proses
denudasional yang merupakan kesatuan dari proses pelapukan, erosi dan
pengendapan menghasilkan bentuk lahan yang tidak teratur. Penggunaan
lahan sebagian besar adalah pemukiman, sawah dan peternakan hewan. Selain
itu juga ada beberapa tempat penambangan batugamping secara tradisional,
batugamping ini baisanya untuk bahan bangunan.
VI.1.2 Air
Pemanfaatan kebutuhan air di sekitar daerah penelitian adalah dengan
memanfaatkan air tanah dan juga air sungai .Air yang diambil gunakan untuk
kebutuhan sehari-hari sebagai pengairan ladang, sawah, dan kehidupan
masyarakat sehari-hari seperti mandi, cuci pakaian, dll.
BAB VII
KESIMPULAN
Daerah penelitian berlokasi di Desa Dempo Barat, Kecamatan Pasean,
Kabupaten Pamekasan Provinsi Jawa Timur. Pada daerah penelitian terbagi menjadi 3
satuan geomorfologi yaitu dataran yang terangkat / dataran tinggi (D6) pada peta
geomorfologi berwarna coklat muda, dataran (D5) pada peta geomorfologi berwarna
coklat tua, dan lereng karst denudasional (K2) pada peta geomorfologi berwarna
jingga / oranye. Memiliki kelerengan berkisar antara 2⁰ - 70⁰, Memiliki stadia erosi
muda hingga dewasa dan memiliki pola aliran dendritik.
Dalam pembagian satuan batuan pada daerah penelitian didasarkan atas peta
lintasan yang didalamnya sudah meliputi lokasi-lokasi penelitian yang terdapat
singkapan dengan bermacam-macam deskripsinya. Daerah penelitian terbagi menjadi
4 satuan geologi, dari tua ke muda yaitu batugamping arbitoid berumur miosen awal
dan pada peta geologi berwarna biru tua, batugamping pelat berumur miosen tengah
dan pada peta geologi berwarna biru ke abu – abuan, batugamping pasiran berumur
miosen akhir dan pada peta geologi berwarna biru langit, dan batugamping terumbu
berumur pliosen dan pada peta geologi berwarna biru laut. Pada daerah penelitian
memiliki arah persebaran batuan barat – timur dan kemiringan perlapisan berkisar
antara 20⁰ hingga 23⁰.
Potensi geologi yang terdapat pada daerah penelitian adalah menjadi daerah
penambangan batugamping secara tradisional, biasanya digunakan untuk bahan
bangunan. Selain menjadi daerah penambangan, pada daerah penelitian ini juga
rawan dengan adanya bencana longsor yang terjadi pada tanah yang memiliki tingkat
resistensi rendah dan kuat geser tanah yang lemah
DAFTAR PUSTAKA 37
DAFTAR PUSTAKA
Howard, A.D 1967. Drainage Analidid in Geologic Interpretation : A Summation.
Bull, American Association Petroleum Geologist Bulletin, V.51(11), P. 2246 -
2259.
Smyth, H., Hall, R. Hamilton, J., and Kinny P. 2005. East Java : Cenozoic Basins
Volcanoes and Ancient Basement. Indonesia Petroleum Association:
Proceedings 30th Annual Convention and Exhibition, Jakarta. P. 251 - 266.
Van Zuidam, R.A. 1985. Aerial Photo - Interpretation in Terrain Analysis and
Geomorphologic Mapping. Smith Publisher: The Hague,ITC.
LAMPIRAN 38
LAMPIRAN