Anda di halaman 1dari 16

PENDAHULUAN

Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan


oleh semua komponen bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
derajat esehatan yang setinggi-tingginya. Pemerintah bertanggung jawab atas
ketersediaan sumber daya di bidang kesehatan yang adil dan merata bagi seluruh
masyarakat untuk memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Salah
satu strategi prioritas pembangunan kesehatan Indonesia difokuskan pada upaya
percepatan pembangunan kesehatan di Daerah Terpencil Perbatasan dan
Kepulauan (DTPK) agar mendapatkan kesempatan yang sama dalam pelayanan
kesehatan dan berkurangnya disparitas status kesehatan antar wilayah, terutama
diarahkan pada wilayah Indonesia bagian timur.
Berbagai isu strategis dihadapi masyarakat yang tinggal di wilayah tersebut
adalah kondisi geografi yang sulit, iklim/cuaca yang sering berubah, status
kesehatan masyarakat yang masih rendah, beban ganda penyakit, terbatasnya
sarana (terutama jalan, listrik dan air) dan prasarana pelayanan kesehatan,
terbatasnya jumlah, jenis dan mutu tenaga kesehatan, pembiayaan kesehatan yang
belum focus dan sinkron dan lemahnya pengendalian program. Provinsi Maluku
merupakan salah satu daerah kepulauan yang ada di Indonesia yang terdiri atas 9
kabupaten dan 2 kota serta 1.340 pulau, dimana 3 kabupaten diantaranya
tergolong DTPK.
Kebijakan pembangunan kesehatan tahun 2015-2019 difokuskan pada
penguatan upaya kesehatan dasar (Primary Health Care) yang berkualitas
terutama melalui peningkatan jaminan kesehatan, peningkatan akses dan mutu
pelayanan kesehatan dasar dan rujukan yang didukung dengan penguatan sistem
kesehatan dan peningkatan pembiayaan kesehatan. Solusi atas adanya
keterbatasan tenaga kesehatan sebagai salah satu kendala terwujudnya pelayanan
kesehatan yang merata di Indonesia, program Nusantara Sehat merupakan upaya
terobosan pemenuhan tenaga untuk meningkatkan akses dan mutu pelayanan

1
kesehatan pada Puskesmas dengan kriteria terpencil atau sangat terpencil terutama
di DTPK.
Keberhasilan pembangunan suatu bangsa ditentukan oleh ketersediaann
sumber daya manusia (SDM)yang berkualitas, yaitu SDM yang memiliki fisik
tangguh, mental kuat, kesehatan prima dan cerdas. SDM yang dimaksud adalah
tenaga kesehatan sesuai PP 32 tahun 1996 yang dituntut mampu memberikan
pelayanan kesehatan secara professional. Kemampuan professional tercermin
melalui keterampilan intelektuapl, interpersonal dan teknikal dalam menerapkan
eori dan konsep pelayanan kesehatan yang sesuai dan tepat guna. Penguasaan
kemampuan professional memungkinkan tenaga kesehatan mampu membuat
keputusan berdasarkan pengetahuan ilmiah dan kode etik pelayanan kesehatan
yang dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan kaidah profesi masing-masing.
Keberadaan seorang dokter pada pelayanan kesehatan primer, bukan hanya
diprioritaskan dalam upaya kesehatan perorangan (UKP), namun juga diharapkan
mampu berperan dalam upaya kesehatan masyarakat (UKM), seperti melakukan
analisa masalah kesehatan di wilayahnya mulai dari pengumpulan data hingga
melakukan surveilans, juga mampu melakukan manajemen Puskesmas,
menggerakan masyarakat dan melakukan koordinasi lintas sektor. Keberhasilan
pelayanan kesehatan primer akan mendukung Jaminan Kesehatan Nasional (JKN),
dimana akan mengurangi jumlah pasien yang di rujuk dan mengurangi biaya
pelayanan kesehatan yang bersifat kuratif.

2
PENCAPAIAN KOMPETENSI KLINIK
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

I. TARGET PENCAPAIAN
NO LEARNING AKTIVITAS YANG MEMBANTU FREKUENSI/
OUTCOMES MENCAPAI LO DURASI
(KOMPETENSI) KEGIATAN
1. a. Memetakan masalah - Mengambil data suatu masalah Tercapai
kesehatan pada kesehatan/penyakit di suatu Desa
masyarakat (rapid - Melakukan pemetaan sampel di Desa
survey) tersebut serta menentukan jumlah sampel
yang akan diteliti
- Melakukan pengumpulan data dan rapid
survey dengan cara anamnesis dan
pemeriksaan tekanan darah secara door to
door
- Membuat laporan hasil rapid survey.

b. Menganalisis masalah - Menganalisis keberhasilan suatu program Tercapai


kesehatan berdasarkan rapid survey yang telah
dilakukan

c. Merencanakan - Melakukan penyuluhan Kecacingan Tercapai


pemecahan terhadap kepada masyarakat serta pemeriksaan
masalah kesehatan yang masih dapat dilakukan sebagai
(promotif dan tindakan preventif
preventif)

d. Merencanakan - Memotivasi masyarakat untuk datang ke Tercapai


pemecahan masalah puskesmas dalam rangka meningkatkan
kesehatan bersama kesehatan masyarakat
masyarakat

e. Evaluasi keberhasilan - Menganalisa pengetahuan masyarakat Tercapai


pemecahan masalah lewat pertanyaan yang diberikan setelah
kesehatan penyuluhan
- Melihat dan mensinkronisasikan laporan
dengan laporan puskesmas

3
2. a. Penyuluhan - Melakukan penyuluhan tentang PHBS di Selama 2 hari
SD Kristen Nuruwe
- Melakukan penyuluhan tentang Diabetes Selama 1 hari
Melitus dan Hipertensi di Posyandu
Lansia
- Melakukan penyuluhan tentang Infeksi Selama 2 hari
Menular Seksual di Lokalisasi dan SMA
Negeri 2 Kairatu
- Melakukan penyuluhan tentang Kanker Selama 4 hari

Paru di Puskesmas Karang Panjang


- Melakukan penyuluhan tentang Bahaya Selama 4 hari

Merokok di Puskesmas Karang Panjang


- Melakukan penyuluhan tentang Cacingan Selama 4 hari

di Puskesmas Karang Panjang


- Melakukan penyuluhan tentang Benign Selama 4 hari

Prostatic Hyperplasia (BPH) di


Puskesmas Karang Panjang
Selama 1 hari
- Melakukan penyuluhan tentang ASI
Ekslusif di Puskesmas Hutumuri
Selama 1 hari
- Melakukan penyuluhan tentang Asma
Bronkiale di Puskesmas Hutumuri

Belum Tercapai
b. Pos pelayanan terpadu
- Mengikuti kegiatan posyandu yang
dijalankan wilayah kerja Puskesmas
Kairatu Barat (Desa Kamal, Desa
Waisarissa dan Desa Lohiatala) Selama berada

- Mengikuti kegiatan posyandu yang di posyandu

dijalankan Puskesmas Karang Panjang


- Mengikuti kegiatan posyandu yang

4
dijalankan Puskesmas Hutumuri

c. Usaha kesehatan
- Meninjau kinerja UKS di sekolah
sekolah

d. KIA/KB
- Melakukan pemeriksaan penimbangan
dan imunisasi pada bayi, pemeriksaan
ANC, pemberian tablet Fe di Posyandu
Kamal, Posyandu Waisamu dan Posyandu
Hutumuri
3. a. Aplikasi keterampilan - Melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, Setiap hari
klinis (diagnostik fisik, dan terapi pada pasien yang datang di selama di
laboratorium, terapi) Puskesmas dibawah bimbingan dokter Puskesmas
Puskesmas.
- Ikut serta membantu petugas dalam Tercapai
melakukan pemeriksaan laboratorium
pada pasien
- Melakukan vaksinasi pada peserta umrah Selama 2 hari

- Melakukan pemeriksaan pada ABK Selama 1 hari

b. Aplikasi keterampilan - Ikut serta menyusun rencana program Belum tercapai


manajemen kegiatan puskesmas dalam lokakarya
mini bulanan yang termasuk dalam
ketrampilan manajemen puskesmas.
- Ikut serta dalam kegitan-kegiatan yang Selama di

diprogramkan puskesmas termasuk upaya puskesmas

kesehatan perorangan dan masyarakat.

c. Aplikasi prosedur Tercapai


- Melakukan prosedur rujukan pasien yang

5
rujukan dari pusat memerlukan perawatan di fasilitas yang
pelayanan primer lebih memadai seperti Rumah Sakit dan
(termasuk konsul rujukan balik untuk melajutkan
telemedicine) pengobatan di puskesmas.
4. a. Praktik dokter - Mengikuti kegiatan praktek dokter Selama 1 hari
keluarga/BPJS keluarga/BPJS di Klinik Mulia
- Ikut serta dalam pemeriksaan pasien yang Selama 1 hari
menjadi anggota dokter keluarga/BPJS di
Klinik Mulia.

b. Home visited dan - Ikut serta dalam kunjungan ke rumah oleh Belum tercapai
home care dokter keluarga ke rumah pasien yang
termasuk dalam anggota dokter
keluarga/BPJS.

5. a. Evaluasi berbasis - Menggunakan analisa SWOT dalam Selama 2 hari


SWOT mengevaluasi hasil rapid survey

b. Laporan kinerja - Melakukan evaluasi laporan hasil Belum tercapai


kegiatan program tingkat puskesmas
melalui pelaksanaan lokakarya mini
bulanan.
- Evaluasi kinerja puskesmas mengenai Belum tercapai
program KIA/KB

c. Rekomendasi hasil
- Menyusun rekomendasi hasil evaluasi Belum tercapai
evaluasi
dengan membuat perencanaan program
kegiatan yang akan dilakukan agar
mencapai target yang ditentukan.
6 a. Pelayanan kesehatan - Merujuk pasien sesuai jenjang rujukan Belum tercapai
berbasis gugus pulau berbasis gugus pulau.
b. Sailing medical service - Ikut serta dalam Sailing Medical Service Belum tercapai

6
(SMS) dengan mengidentifikasi
kabupaten yang menjadi target dan
masalah kesehatan yang dimiliki serta
kegiatan dan bentuk pelayanan kesehatan
yang diberikan.

II. PERNYATAAN PENCAPAIAN KOMPETENSI


1. Manajemen Masalah Kesehatan
a. Pemetaan masalah kesehatan pada masyarakat (rapid survey)
Rapid survey adalah salah satu bentuk survei alternatif yang banyak
digunakan karena timbul pertanyaan mendasar di lapangan yang
memerlukan jawaban segera namun tetap memiliki validitas yang tinggi.
Rapid survey dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang suatu
masalah dalam jangka waktu yang relatif pendek. Dalam melaksanakan
suatu survei cepat maka langkah-langkah yang dapat dilakukan berikut ini.
1) Penjabaran secara singkat pilihan masalah kesehatan yang spesifik,
2) Penentuan besar sampel dan metode penelitian yang akan dilakukan,
3) Mengembangkan cara pengumpulan data,
4) Pengorganisasian dan pelaksanaan survei,
5) Analisis dan interpretasi laporan.
Pada kompetensi ini, belum tercapai dikarenakan keterbatasan waktu
kepaniteraan.

2. Pelayanan Kesehatan Promotif Dan Preventif


a. Penyuluhan
Penyuluhan kesehatan merupakan kegiatan penambahan
pengetahuan yang diperuntukan bagi masyarakat melalui penyebaran
pesan untuk mencapai tujuan hidup sehat dengan cara mempengaruhi
perilaku masyarakat baik secara individu maupun kelompok. Pada
kompetensi ini, kami melakukan penyuluhan tentang ASI ekslusif pada
Posyandu Kamal dan Lohiatala dan Posyandu Waisamu, PHBS di Paud

7
Desa Waisarissa, PMS, Campak, Rubella, dan Difteri pada pemuda Al
Ikhlaas. Melakukan penyuluhan tentang Bahaya Merokok, Kecacingan,
Kanker Paru-Paru, Kanker Payudara, Kanker Nasofaring, BPH dan
Stroke pada Posyandu dan Puskesmas Karang Panjang yang bertujuan
agar masyarakat dapat memahami setiap masalah kesehatan tersebut dan
mengetahui pencegahannya. Selanjutnya kami melakukan evaluasi
dengan melakukan tanya jawab.
b. Pos pelayanan terpadu
Pos pelayanan terpadu (POSYANDU) merupakan salah satu bentuk
upaya kesehatan berbasis masyarakat (UKBM) yang dikelola dan
diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat. Kegiatan
utama posyandu meliputi; 1) Kesehatan ibu dan anak (KIA) diantaranya
pemberian tablet Fe, imunisasi TT dan pemeriksaan kehamilan, 2) Gizi
diantaranya pemantauan pertumbuhan melalui penimbangan bulanan,
pemberian vitamin A dan makanan tambahan, 3) Imunisasi dasar yang
wajib didapat, 4) Pemberian KB, dan 5) Penanggulangan diare dengan
pemberian oralit dan pengobatan. Sasaran posyandu adalah seluruh
masyarakat terutama bayi baru lahir, bayi, balita, ibu hamil, menyusui
dan nifas, pasangan usia subur, remaja dan lanjut usia. Pada kompetensi
ini kami ikut serta dalam penimbangan bayi maupun imunisasi dasar
wajib untuk bayi.

c. Usaha kesehatan sekolah (UKS/UKGS)


Usaha kesehatan sekolah (UKS) adalah usaha kesehatan masyarakat
yang dijalankan di sekolah dengan anak didik dan lingkungan hidupnya
sebagai sasaran. UKS biasanya dilakukan di ruang kesehatan suatu
sekolah, dengan pedoman yang disebut Trias UKS, yaitu Pendidikan
Kesehatan, Pelayanan Kesehatan, Pembinaan Sekolah Lingkungan Sehat.
Tujuan program UKS diselenggarakan yaitu untuk meningkatkan
kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik serta
menciptakan lingkungan sehat sehingga memungkinkan pertumbuhan

8
dan perkembangan anak yang harmonis dan optimal. Kompetensi ini
belum tercapai karena keterbatasan waktu kepaniteraan.

d. KIA/KB
Upaya kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya di bidang kesehatan
yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, bersalin,
menyusui, bayi dan anak balita serta anak prasekolah. Keluarga
Berencana (KB) merupakan salah satu usaha untuk merencanakan jumlah
anak serta jarak kehamilan menggunakan alat kontrasepsi. Pada
kompetensi ini, kami juga turut serta dalam pelaksanaan program
KIA/KB yaitu kami melakukan pemberian imunisasi dan penimbangan
pada bayi dan BALITA, serta turut serta dalam pemeriksaan ANC dan
pemberian tablet Fe bagi ibu hamil.

3. Pelayanan Kesehatan Primer


a. Aplikasi keterampilan klinis (diagnostik fisik, laboratorium, terapi)
Pada kompetensi ini kami diberi kepercayaan dalam melakukan
anamnesis, pemeriksaan fisik dan pengobatan kepada setiap pasien yang
datang di puskesmas di bawah bimbingan dokter yang bertugas di
Puskesmas Kamal, Puskesmas Perawatan Hutumuri dan Puskesmas
Karang Panjang.

b. Aplikasi keterampilan manajemen


Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang dilaksanakan
secara sistematik untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan
efisien. Sistem manajemen puskesmas yakni perencanaan (P1) yang
diselenggarakan melalui mekanisme perencanaan mikro (micro planning)
yang kemudian menjadi perencanaan tingkat Puskesmas, penggerakkan
pelaksanaan (P2) yang diselenggarakan melalui mekanisme lokakarya
mini (mini workshop), serta pengawasan, pengendalian dan penilaian

9
(P3) yang diselenggarakan melalui mekanisme stratifikasi Puskesmas
yang kemudian menjadi penilaian kinerja Puskesmas.
Pada kompetensi ini, kami hanya diberikan materi dan bimbingan
mengenai penyusunan manajemen puskesmas, mempelajari alur sistem
manajemen puskesmas mulai dari perencanaan program kegiatan,
pelaksanaan lokakarya mini, serta penilaian hasil kegiatan yang
dilaksanakan setiap bulan di puskesmas. Kami turut serta dalam kegiatan
yang diprogramkan puskesmas yang terdiri dari upaya kesehatan
perorangan dan upaya kesehatan masyarakat.

c. Aplikasi prosedur rujukan dari pusat pelayanan primer (termasuk konsul


telemedicine)
Kompetensi ini adalah melakukan prosedur rujukan pasien yang
memerlukan perawatan di fasilitas yang lebih memadai seperti Rumah
Sakit dan rujukan balik untuk melanjutkan pengobatan di puskesmas;
sedangkan telemedicine adalah pemakaian telekomunikasi untuk
memberikan informasi dan pelayanan medis jarak jauh termasuk
perawatan, diagnosis, konsultasi, pengobatan dan pertukaran data medis.
Pada kompetensi ini, belum tercapai dikarenakan kami belum
berkesempatan mendapatkan kasus untuk dirujuk dari pusat layanan
primer.

4. Usaha Kesehatan Perorangan


a. Praktik dokter keluarga/BPJS
Praktik dokter keluarga adalah dokter praktek umum yang
menyelenggarakan pelayanan primer yang komperhensif, kontinu,
integratif, holistik dan koordinatif dengan mengutamakan pencegahan,
menimbang peran keluarga dan lingkungan serta pekerjaannya.
Pelayanan diberikan kepada semua pasien tanpa memandang jenis
kelamin, usia ataupun jenis penyakitnya. Pelayanan dokter keluarga

10
melibatkan dokter keluarga sebagai penyaring tingkat primer, dokter
spesialis sebagai penyaring tingkat sekunder dan Rumah Sakit sebagai
rujukan. BPJS Kesehatan (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Kesehatan) merupakan Badan Usaha Milik Negara yang ditugaskan
khusus oleh pemerintah untuk menyelenggarakan jaminan pemeliharaan
kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia. Setiap peserta BPJS akan ditarik
iuran yang besarnya ditentukan sesuai tingkatan manfaat yang
diinginkan. Pasien yang terdaftar sebagai anggota BPJS dapat memilih
puskesmas atau dokter keluarga yang diinginkan sebagai pusat pelayanan
kesehatan primer, dan mendapat pelayanan kesehatan tanpa dipungut
biaya. Pasien yang tidak terdaftar sebagai anggota dokter keluarga yang
datang untuk mendapatkan pelayanan kesehatan akan dikenakan biaya
sesuai tarif yang ditentukan.
Pada kompetensi ini, kami turut serta mengamati proses pelaksanaan
praktik dokter keluarga di Klinik Mulia Ambon. Selain itu, kami juga
turut serta dalam pemeriksaan diagnostik fisik pada pasien yang menjadi
anggota dokter keluarga yang datang ke Klinik Mulia.

b. Home visit dan homecare


Home visit (kunjungan rumah) adalah kedatangan petugas kesehatan
ke rumah pasien untuk lebih mengenal kehidupan pasien dan/atau
memberikan pertolongan kedokteran sesuai dengan kebutuhan dan
tuntutan pasien; sedangkan homecare (perawatan rumah) adalah apabila
pertolongan kedokteran yang dilakukan di rumah tersebut, tidak termasuk
lagi dalam kelompok perawatan rawat jalan (ambulatory services)
melainkan dalam kelompok rawat inap (hospitalization). Praktik dokter
keluarga juga menjalankan program home visit dan homecare bagi
pasien-pasien yang termasuk anggotanya. Program ini biasanya
dilakukan saat pasien memerlukan pelayanan kesehatan namun tidak
dapat datang langsung ke tempat praktik dokter keluarga sehingga

11
meminta kesediaan dokter untuk memberikan pelayanan kesehatan yang
diperlukan di rumah pasien.
Pada kompetensi ini, kami belum mencapai target karena selama
mengikuti praktik dokter keluarga di Klinik Mulia kami belum
menemukan kegiatan home visit dan homecare.

5. Evaluasi Kinerja Pelayanan Primer


a. Evaluasi berbasis SWOT
Analisa SWOT adalah sebuah bentuk analisa situasi dan kondisi
yang bersifat deskriptif dengan mengevaluasi kekuatan (strength),
kelemahan (weakness) internal dari puskesmas, serta kesempatan
(opportunity) dan ancaman (threat) dari lingkungan eksternal. Manfaat
dari analisis SWOT yang dilakukan dalam mengevaluasi kinerja
puskesmas adalah untuk melakukan perencanaan masa depan,
menganalisis kesempatan dan kekuatan yang dimiliki, serta mengatasi
ancaman yang akan datang. Kompetensi ini belum tercapai.
b. Laporan kinerja
Evaluasi laporan kinerja pelayanan primer dilaksanakan setiap bulan
oleh puskesmas saat pelaksanaan lokakarya mini bulanan guna
membahas hasil kegiatan program bulanan. Pada pertemuan tersebut
akan dilakukan evaluasi apakah hasil kegiatan telah mencapai target yang
ditentukan oleh standar pelayanan minimal. Jika belum mencapai target
maka akan dibahas permasalahannya kemudian dibuat perencanaan untuk
bulan depan agar dapat mencapai target yang ditentukan. Sedangkan
evaluasi kinerja puskesmas secara menyeluruh akan dilakukan saat
pertemuan tahunan bersama Dinas Kesehatan Kota. Pada kompetensi ini,
kami belum tercapai.
c. Rekomendasi hasil evaluasi
Rekomendasi hasil evaluasi dimaksudkan untuk perbaikan kinerja
puskesmas di masa mendatang dengan membuat perencanaan kegiatan

12
program yang akan dilakukan agar mencapai target yang ditentukan
standar pelayanan minimal. Kompetensi ini belum tercapai.

6. Kebijakan Kesehatan Provinsi Maluku


a. Pelayanan kesehatan berbasis gugus pulau
Provinsi Maluku merupakan daerah maritim dimana sebagian besar
wilayahnya terdiri dari laut. Oleh karena itu, pelayanan kesehatan di
Provinsi Maluku perlu kebijakan khusus, tidak sama dengan daerah-
daerah lain di Indonesia yang merupakan daerah continental. Pelayanan
kesehatan di Maluku adalah berbasis gugus pulau dengan sasarannya
adalah untuk mengatasi keterpencilan dengan prinsip kemandirian.
Tujuan diadakannya pelayanan kesehatan dengan sistem gugus pulau
adalah untuk mendekatkan jarak geografis, jarak ekonomi, serta jarak
sosial budaya yang ditujukan untuk daerah tertinggal, perbatasan, dan
kepulauan (DTPK) dan daerah bermasalah kesehatan (DBK). Secara
keseluruhan Propinsi Maluku terdiri dari 39 gugus pulau, dengan kondisi
pusat rujukan masih jauh dari persyaratan yang harus dipenuhi oleh
sebuah Puskesmas rujukan. Mekanisme kerja dari sistem gugus pulau
yaitu melaksanakan sistem rujukan berjenjang yang dimulai dari
Puskesmas jejaring kepada Puskesmas pusat gugus kemudian merujuk ke
RS Kabupaten dan terakhir merujuk ke RS Pusat Rujukan Propinsi
Maluku di Kota Ambon. Namun, pelayanan kesehatan berbasis gugus
pulau ini belum dilaksanakan secara menyeluruh di Provinsi Maluku.
Pada kompetensi ini, kami belum mencapai target karena belum
pernah melihat secara langsung sistem rujukan gugus pulau di
Puskesmas.
b. Sailing medical service
Sailing medical service (SMS) adalah pelayanan kesehatan secara
gratis kepada masyarakat di daerah terpencil yang tidak dijangkau oleh
pelayanan kesehatan atau yang tidak mampu menjangkau fasilitas
kesehatan karena masalah biaya dan akses pelayanan. Pelayanan

13
kesehatan yang diberikan berupa operasi bedah umum, pelayanan
kesehatan mata termasuk operasi katarak, pelayanan kesehatan umum
dan gigi. Provinsi Maluku merupakan salah satu daerah yang menjalani
Sailing Medical Service dikarenakan letak geografisnya yang berupa
daerah kepulauan sehingga perlu penjangkauan pelayanan kesehatan
hingga di pulau-pulau terpencil dan pedalaman. Pada kompetensi ini,
kami belum mencapai target karena tidak turut langsung dalam
pelaksanaan sailing medical service karena tidak bertepatan dengan
jadwal pelaksanaanya.

III. KOMPETENSI YANG BELUM TERCAPAI


NO LEARNING AKTIVITAS LEVEL DURASI/ TARGET
OUTCOMES YANG KOMPETENSI YANG FREKUENSI KAPAN
(KOMPETENSI) MEMBANTU DICAPAI KEGIATAN LEVEL
MENCAPAI LO KOMPETENSI
AKAN
DICAPAI
1 Pelayanan Usaha kesehatan Mempelajari fungsi dan Seminggu, 2019, Pada Saat

14
Kesehatan sekolah kegiatan UKS di sekolah 1 x 2 jam Internship Di
Promotif dan Puskesmas
Preventif
2 Pelayanan Aplikasi prosedur Mempelajari prosedur Seminggu, 2019, Pada Saat
Kesehatan Primer rujukan dari pusat rujukan pasien yang 1 x 3 jam Internship Di
pelayanan primer memerlukan perawatan Puskesmas
(termasuk konsul di fasilitas yang lebih
telemedicine) memadai seperti Rumah
Sakit dan rujukan balik
untuk melajutkan
pengobatan di
Puskesmas.
3 Usaha Kesehatan Home visit dan Mendapat penjelasan Seminggu, Bila mendapat
Perorangan homecare singkat selama 1 x 2 jam kesempatan
mengikuti praktik dokter untuk mengikuti
kelurga di Klinik Mulia praktik dokter
keluarga
kembali
4 Evaluasi kinerja a. Laporan Melakukan evaluasi Sebulan sekali 2019, Pada Saat
pelayanan primer kinerja laporan hasil kegiatan Internship Di
program tingkat Puskesmas
puskesmas melalui
pelaksanaan lokakarya
mini bulanan.
Evaluasi kinerja
puskesmas mengenai
program KIA/KB
b. Rekomendasi Menyusun rekomendasi Sebulan sekali 2019, Pada Saat
hasil evaluasi hasil evaluasi dengan Internship Di
membuat perencanaan Puskesmas
program kegiatan yang
akan dilakukan agar

15
mencapai target yang
ditentukan.
5 Kebijakan a. Pelayanan Mempelajari sistem Selama 3 hari, 2019, Pada Saat
Kesehatan di kesehatan rujukan berbasis gugus 1 x 3 jam Internship Di
Provinsi Maluku berbasis pulau di Dinas Puskesmas
gugus pulau Kesehatan Provinsi.
b. Sailing - Mempelajari proses Selama 3 hari, 2019, Pada Saat
medical Sailing Medical 1 x 3 jam Internship Di
service Service (SMS) Puskesmas
mengidentifikasi
kabupaten yang
menjadi target dan
masalah kesehatan
yang dimiliki.
- Mempelajari apa saja
kegiatan dan bentuk
pelayanan kesehatan
dalam pelaksanaan
sailing medical
service.

16

Anda mungkin juga menyukai