Anda di halaman 1dari 3

Violla Melati Ratuning Ayu

1A
P17324120063

Soal Latihan Pertemuan Ketiga


Ragam Bahasa Ilmiah (Paragraf)

1. Pisahkan teks tersebut menjadi beberapa paragraf berdasarkan pokok-pokok pikirannya!


2. Uraikan pikiran utama, pikiran penjelas, dan jenis paragraf dari masing-masing paragraf
tersebut!
Jawab :
Paragraph 1 :
 Pikiran utama
Pada Kamis pekan lalu (17/9/2020) beredar draf bertanda Kemendikbud
tertanggal 25 Agustus 2020 dengan judul “Sosalisasi Penyerderhanaan
Kurikukulum dan Asesmen Nasional”.
 Pikiran penjelas
”. Pada salah satu bagian, draf itu menjelaskan tentang ketidakwajiban pelajar di
tingkat SMA/sederajat untuk mengambil mata pelajaran Sejarah.
 Jenis paragraph :
Deduktif
Paragraph 2 :
 Pikiran utama
Banyak orang yang tidak setuju dengan dihapusnya mata pelajaran tersebut.
 Pikiran penjelas
Namun, di sisi lain, ini juga menggambarkan betapa banyak orang Indonesia yang
menaruh harapan dan perhatian kepada sejarah.
 Jenis paragraph :
Deduktif
Paragraph 3 :
 Pikiran utama :
Mendikbud Nadiem Makarim mengeluarkan tanggapan sekaligus klarifikasi atas
isu tersebut di akun Instagram-nya.
 Pikiran penjelas :
Ia membantah informasi yang beredar bahwa mata pelajaran Sejarah akan
dihapus.
 Jenis paragraph :
Deduktif
Teks untuk soal nomor 1 dan 2
Pada Kamis pekan lalu (17/9/2020) beredar draf bertanda Kemendikbud
tertanggal 25 Agustus 2020 dengan judul “Sosalisasi Penyerderhanaan Kurikukulum
dan Asesmen Nasional”. Pada salah satu bagian, draf itu menjelaskan tentang
ketidakwajiban pelajar di tingkat SMA/sederajat untuk mengambil mata pelajaran
Sejarah. Untuk siswa pada jenjang kelas 10 SMA/sederajat pelajaran Sejarah dilebur
bersama pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Artinya Sejarah tidak lagi menjadi
mata pelajaran yang diwajibkan untuk semua siswa. Beredarnya draf ini, yang disertai
pemberitaan yang ramai oleh beberapa media massa, memantik percakapan di dunia
maya dan protes dari Asosiasi Guru Sejarah Indonesia.
Banyak orang yang tidak setuju dengan dihapusnya mata pelajaran tersebut. Keberatan orang-
orang ini sebenarnya agak mengejutkan di tengah besarnya ketidakpedulian para elite dan sebagian
masyarakat terhadap sejarah bangsa mereka sendiri. Namun, di sisi lain, ini juga menggambarkan
betapa banyak orang Indonesia yang menaruh harapan dan perhatian kepada sejarah. Kemudian pada
Sabtu (19/9/2020) Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI), organisasi profesi sejarawan, merilis
pernyataan sikap yang intinya meminta agar pemerintah tetap mempertahankan Sejarah sebagai mata
pelajaran wajib di sekolah menengah. Bagi MSI, [Pelajaran Sejarah] merupakan instrumen strategis
untuk membentuk identitas dan karakter Siswa.
Keesokan harinya, Minggu (20/9/2020), Mendikbud Nadiem Makarim mengeluarkan tanggapan
sekaligus klarifikasi atas isu tersebut di akun Instagram-nya. Ia membantah informasi yang beredar
bahwa mata pelajaran Sejarah akan dihapus. Tidak ada sama sekali kebijakan regulasi atau
perencanaan penghapusan mata pelajaran sejarah dari kurikulum nasional, ujar pendiri Go-Jek itu.
Saya berharap pernyataan Mendikbud itu benar-benar akan diterapkan secara nyata. Saya memang
bukan orang Indonesia, tapi sebagai sejarawan yang selama setengah abad menggeluti salah satu
episode penting dari masa lalu bangsa ini, saya bertanya sekaligus mengajukan sebuah refleksi melalui
pengandaian: jika Sejarah benar-benar tidak lagi menjadi mata pelajaran yang diwajibkan untuk semua
siswa, apalagi dihapus dari kurikulum nasional, bagaimana akibatnya? Yang pertama dan terutama,
apabila orang Indonesia tidak tahu-menahu sejarah sendiri, mereka akan menjadi bangsa “tweede
hand”—sebuah bangsa & tangan kedua yang hidup di bawah naungan bangsa lain dan lebih mengenal
sejarah negara-negara Barat dibandingkan sejarah bangsa sendiri. Jika demikian yang terjadi, bangsa
Indonesia tidak akan bisa benar-benar berdaulat dan—seperti kutipan Gil Scott-Heron di atas—tidak
akan tahu dari mana diri mereka berasal serta hendak ke mana mereka bertujuan.

3. Analisis paragraf di bawah ini apakah paragraf berikut sudah memenuhi syarat paragraf
yang baikatau belum! Berikan penjelasan, bukti dan perbaikannya!
Jawab :
Paragraph di bawah ini belum memenuhi syarat paragraph yang baik karena tidak adanya kalimat utama
dan setiap unsur kalimatnya tidak padu satu sama lain. Buktinya adalah diawali dengan kalimat
mengenai masyarakat yang tidak memiliki Bahasa kesatuan kemudian kalimatnya berubah mengenai
rakyat yang jauh dari kota sehingga kebutuhan mereka tidak dapat diperhatikan.
4. Identifikasi penanda hubungan antar kalimat (penunjukan, penggantian, pelesapan,
perangkaian, dan penanda hubungan leksikal) yang digunakan dalam paragraf
tersebut! Jawab :
hal yang lebih sedih lagi dari itu adalah rakyat yang jauh dari kota :
Penunjukan
Tetapi sedihnya, apabila masyarakat dari suatu negara belum memiliki bahasa
kesatuannya, maka sudah pasti hal yang demikian : Penggantian
Mereka seperti terisolasi : Penggantian
maka sudah pasti hal yang demikian tidak terdapat pada masyarakat
Tersebut. : Perangkaian

5. identifikasi pula pertalian makna antarkalimat yang digunakan dalam paragraf tersebut
Jawab :
apabila masyarakat : syarat
Lalu, hal yang lebih sedih lagi : perturutan
Untuk itu, yang menjadi pionir : kegunaan

Teks untuk soal nomor 3, 4, dan 5


Tetapi sedihnya, apabila masyarakat dari suatu negara belum memiliki bahasa
kesatuannya, maka sudah pasti hal yang demikian tidak terdapat pada masyarakat
tersebut. Lalu, hal yang lebih sedih lagi dari itu adalah rakyat yang jauh dari kota, di
mana kebutuhan mereka tidak dapat diperhatikan dengan seksama. Mereka seperti
terisolasi karena tidak leluasa mengenalkan keadaan tempat dan aspek-aspek
kehidupan mereka. Untuk itu, yang menjadi pionir terhadap daerah itu sudah pasti dari
kaum pandai dan cerdik karena mereka ingin mengetahui serta mempelajari di samping
membantu mereka.

Anda mungkin juga menyukai