Anda di halaman 1dari 22

BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PARA NIKAH


PADA NN.T USIA 24 TAHUN DAN TN. D USIA 27 TAHUN
DI PUSKESMAS PADAMARA
A. PENGKAJIAN
Tanggal : 24 Agustus 2020.
Waktu : 10.15
Tempat : R. KIA Puskesmas Padamara

B. BIODATA
Nama : Nn. T Nama pasangan : Tn. D
Umur : 24 tahun Umur : 27 tahun
Suku bangsa : Jawa Suku bangsa : Jawa
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Karyawan Pekerjaan : Karyawan
Alamat : Silado 1/2. Alamat: : Bojanegara 2/3

C. DATA SUBYEKTIF
1. Alasan Datang
Pasien datang mengatakan ingin melakukan pemeriksaan kesehatan calon
pengantin
2. Keluhan Utama
Pasien mengatakan tidak memiliki keluhan apapun.
3. Riwayat Obstetri
Menarche : 12 tahun Siklus : 28 hari, teratur
Lamanya : 7 hari Nyeri haid : tidak ada.
Leukhorea : kadang-kadang, tidak berbau, tidak gatal, dan tidak berwarna

Banyaknya 3
: Hari ke 1-3 ganti pembalut 3x sehari, penuh.
4
1
Hari ke 4-5 ganti pembalut 2x sehari, penuh
2
Hari ke 6-7 ganti pembalut 2 x sehari, bercak cokelat

4. Riwayat Kesehatan
a. Penyakit/kondisi yang pernah atau sedang diderita :
Nn.T dan Tn. D mengatakan tidak sedang dan tidak pernah menderita
penyakit menurun seperti jantung, hipertensi, anemia, DM, asma serta
penyakit menular seperti TBC, HIV, dan hepatitis.
b. Riwayat penyakit dalam Keluarga (menular maupun keturunan) :
Nn.T dan Tn. D mengatakan dari pihak keluarga tidak sedang dan tidak
pernah menderita penyakit menurun seperti jantung, hipertensi, anemia,
DM, asma dan penyakit menular seperti TBC, HIV, hepatitis serta tidak
ada riwayat kembar baik dari ibu, suami, maupun keluarga.
5. Riwayat Imunisasi :
Nn.T belum pernah mendapatkan imunisasi TT, MR, dan varicella.
Jenis Tanggal Keluhan Tempat Pemberian
Imunisasi Pelaksanaan
TT1 - - -
TT2 - - -
MR - - -
Varicella - - -

6. Rencana KB
Nn T dan Tn D mengatakan belum memiliki rencana untuk menggunakan
metode kontrasepsi apapun karena tidak ingin menunda kehamilan.
7. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-Hari
a. Pola Nutrisi
1) Makan

 Frekuensi :3x/hari
 Komposisi
 Nasi : 3x@1 piring sedang

 Lauk : 3x@1 potong sedang, jenisnya telur,


ikan, telur, ayam, tahu, tempe, bervariasi
 Sayuran : 3x@1 mangkuk sayur, jenisnya bayam,
caisim, pakcoy, bervariasi.
 Buah : 1x/hari, jenisnya jeruk, semangka, salak,
pisang, bervariasi
 Camilan : 3x/hari, jenisnya keripik.

 Pantangan : tidak ada

2) Minum
Jumlah total ±10 gelas perhari; jenis air putih, teh
b. Pola Eliminasi
1) Buang Air Kecil
 Frekuensi perhari : ±5 x/hari warna kuning jernih.
 Keluhan/masalah : tidak ada.
2) Buang Air Besar
 Frekuensi perhari : 1x ; warna kuning kecoklatan, konsistensi
lembek.
 Keluhan/masalah : tidak ada.
c. Pola Persnoal Hygiene
 Mandi : 1 x sehari
 Keramas : 3 x seminggu
 Gosok gigi : 2 x sehari
 Ganti pakaian : 2 x sehari; celana dalam 2 x sehari
d. Pola Istirahat/ Tidur
 Tidur malam : ±5-6 jam
 Tidur siang : 0 jam
 Keluhan/masalah : tidak ada.
e. Aktivitas Fisik dan Olahraga
 Aktivitas fisik (beban pekerjaan) :
Nn.T bekerja sebagai karyawan swasta bagian produksidengan
aktifitas paling banyak adalah duduk dan tidak memiliki beban
aktifitas yang berat.
 Olah raga :
Jenisnya senam aerobik, frekuensi 1x/minggu.
f. Kebiasaan yang Merugikan Kesehatan
 Merokok : tidak ada.
 Minuman beralkohol : tidak ada.
 Obat-obatan : tidak ada.
 Jamu : tidak ada.
 Sex bebas : tidak ada.
8. Riwayat Psikososial Spiritual
a. Persiapan Acara Pernikahan
 Syarat pendaftaran pernikahan.
Nn.T dan Tn.D telah melengkapi semua persyaratan yang dibutuhkan
berkaitan dengan pelaksanaan pernikahan.
 Penyesuaian cuti kerja.
Nn.T dan Tn. D telah mendapatkan cuti kerja sesuai aturan yang
berlaku di instansi masing-masing.
 Tanggal – tanggal penting terkait pernikahan.
Nn. T dan Tn. D telah menentukkan bersama tanggal-tanggal penting
berkaitan dengan pernikahan yang akan dilakukan.
b. Persiapan Membina Rumah Tangga
 Persiapan fisik/kesehatan( medical chek up, vaksin).
Nn.T dan Tn. D akan melakukan medical check up dan pemberian
vaksin anti tetanus neonatrum (imunisasi TT) bagi Nn.T di
Puskesmas.
 Persiapan Psikososial :
Nn.T dan Tn.D mengatakan tidak memiliki perbedaan latar belakang
budaya, karena sama-sama berasal dari suku Jawa dengan area
lingkungan rumah yang cukup berdekatan.
Nn.T dan Tn. D juga tidak memiliki perbedaan latar belakang
pendidikan.
c. Persiapan Psikologis
 Nn.T dan Tn. D mengatakan sudah saling mengetahui dan mencoba
memahami sifat satu sama lain
 Nn.T dan Tn. D berkomunikasi secara terbuka satu sama lain.
 Nn.T dan Tn. D memiliki mekanisme pemecahan masalah dengan cara
musyawarah mufakat.
d. Persiapan Spiritual
 Nn.T dan Tn.D mengatakan selalu melaksanakan ibadah wajib shalat
5 waktu dan berpuasa saat bulan Ramadhan.
e. Identifikasi Karakter
 Nn.T dan Tn.D berharap bahwa pernikahan ini akan menjadi
pernikahan sekali seumur hidup.
 Nn.T dan Tn.D akan berusaha dalam menyelesaikan setiap
perselisihan secara terbuka satu sama lain dan dengan cara
musyawarah.
f. Pernikahan ini diharapkan oleh Nn.T dan Tn.D serta keluarga.
g. Respon & dukungan keluarga terhadap pernikahan ini
Keluarga baik dari keluarga Nn.T dan Tn. D merespon baik dan
mendukung pernikahan yang akan dilaksanakan oleh Nn.T dan Tn.D.
h. Rencana tinggal setelah menikah.
Nn. T dan Tn. D berencana setelah menikah untuk tinggal serumah
berdua saja
i. Pengambil keputusan utama pernikahan dalam keluarga.
Pengambil keputusan utama tentang pernikahan ini dalam keluarga
adalah Nn. T adalah diri sendiri, sedang dalam keluarga Tn.D yang
menjadi pengambil keputusan utama tentang pernikahan adalah Tn.D.
j. Orang terdekat pasien .
Orang terdekat Nn. T adalah ibu dari Nn.T.
k. Tingkat Pengetahuan
1) Hal – Hal yang Sudah Diketahui
Pemeriksaan pra nikah harus dilakukan sebelum melangsungkan
pernikahan.
2) Hal – Hal yang Belum Diketahui
Persiapan kehamilan, Kebutuhan gizi untuk menyiapkan kehamilan.
3) Hal – Hal yang Ingin Diketahui
Persiapan kehamilan, Kebutuhan gizi untuk menyiapkan kehamilan.
D. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan Umum:
1) Keadaan umum : baik
2) Kesadaran : composmentis
3) Tekanan Darah : 111/75 mmHg
4) Suhu /T : 36,5 ⁰C
5) Nadi : 82 kali/menit
6) RR : 20 kali/menit
7) BB : 57 Kg
8) PB : 154 cm
9) LILA : 24,5 cm
b. Status Present
Kepala : simetris, tidak ada luka, rambut tidak mudah rontok, tidak
ada benjolan
Muka : tidak pucat, tidak ada bengkak di wajah.
Mata : simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih.
Hidung : simetris, normal, tidak ada polip, bersih.
Mulut : bibir lembab, bersih, tidak ada gusi berdarah, dan tidak ada
karies gigi.
Telinga : simetris, tidak ada serumen, fungsi normal.
Leher : tidak ada bendungan vena di leher, tidak ada pembesaran
kelenjar gondok, ataupun pembesaran kelenjar limfe.
Ketiak : tidak ada pembengkakan kelenjar limfe.
Dada : simetris, tidak ada retraksi dinding dada, bunyi napas
vaskuler.
Abdomen : tidak ada luka bekas operasi.
Genetalia : tidak ada pengeluaran abnormal, tidak ada tanda-tanda
infeksi
Punggung : tidak ada kelainan lordosis, kifosis, maupun skoliosis.
Anus : tidak ada haemoroid.
Ekstremitas
 Atas : bentuk simetris kanan dan kiri, tidak ada oedema, reflek
baik, kapiler refill normal.
 Bawah : bentuk simetris kanan dan kiri, tidak ada oedema, tidak ada
varises, reflek baik, kapiler refill normal, reflek patella baik.
c. Status Obstetri
Muka : tidak ada chloasma gravidarum.
Mammae : tidak ada masa abnormal, ukuran payudara kanan dan kiri
simetris, puting payudara menonjol, tidak ada kemerahan,
tidak ada pengeluaran.
Abdomen : perut tidak membesar, tidak ada striae gravidarum,
maupun linea nigra atau linea alba.
Genetalia : tidak ada infeksi, tidak ada varises, tidak ada pengeluaran
cairan abnormal
2. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan Darah Rutin
1) HB :12,5 gr%
2) HbsAg : Non reaktif
3) Sifilis : Non reaktif
4) HIV/ AIDS : Non reaktif
5) Golongan darah :O
6) Rhesus : Positif
b. Pemeriksaan Urin
Tes Kehamilan : negatif

E. ANALISA
1. Diagnosa Kebidanan.:
Nn. T umur 24 tahun calon pengantin sehat.
2. Masalah.
Tidak ada.
3. Diagnosa Potensial.
Tidak Ada.
4. Kebutuhan.
Imunisasi TT calon pengantin.
 PENATALAKSANAAN
Tanggal : 24 Agustus 2020 Jam : 10.20 WIB.

1. Memberitahukan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan kepada pasien,


yaitu pemeriksaan tanda vital ibu dengan hasil : Tekanan darah 111/75
mmHg, nadi 82 x/menit, RR 20 x/menit, suhu 36,5 0C. Hasil pemeriksaan
fisik semua dalam batas normal.
Hasil: Pasien terlihat bahagia setelah mengetahui hasil pemeriksaan.
2. Menjelaskan kepada pasien bahwa untuk calon pengantin wajib dilakukan
pemeriksaan laboratorium meliputi pemeriksaan Hb, HbSAg, Sifilis,
HIV/AIDS, PP Test dan golongan darah. Tujuannya untuk deteksi dini
adanya anemia, penyakit menular, penyakit kelamin, kerusakan fungsi hati
dan adanya kehamilan di luar nikah serta menganjurkan pasien ke
laboratorium untuk pemeriksaan.
Hasil : pasien mengerti dan paham serta bersedia untuk diperiksa
laboratorium dan telah menandatangani lembar persetujuan pemeriksaan.
3. Memberikan penjelasan mengenai hasil lab kepada pasien bahwa Hb 12,5
gr/dL yang berarti pasien tidak mengalami anemia, golongan darah pasien
O dengan rhesus positif, pemeriksaan HIV, sifilis, HbSAg negatif yang
berarti pasien tidak mengalami penyakit menular dan kelamin serta plano
test negatif yang berarti pasien dalam keadaan tidak hamil.
Hasil : pasien mengetahui hasil pemeriksaan
4. Menjelaskan kepada pasien mengenai kebutuhan nutrisi pranikah untuk
mencapai keluarga yang sehat dan keturunan yang berkualitas. Manfaat zat
gizi untuk memelihara kesuburan, meningkatkan kualitas sperma,
memantau dan mengusahakan berat badan ideal, kebutuhan (zink dan zat
besi, protein, asam folat, vitamin E, vitamin B12) tercukupi, menciptakan
kualitas generasi penerus yang lebih baik. Menganjurkan pasien makan-
makanan yang bergizi (nasi, lauk, sayur, buah), mencukupi kebutuhan
cairan dengan minimal 1,5 liter perhari , menganjurkan pasien unruk
memperbanyak makan sayuran berwarna hijau tua, kacang-kacangan,
daging merah, hati ayam dan tidak pantang makanan, menganjurkan pasien
untuk mengkonsumsi tablet Fe 1 kali perhari untuk meningkatkan Hb dan
mengatasi anemia yang dikonsumsi bersamaan air putih atau air jeruk yang
mengandung vitamin C.
Hasil: Pasien terlihat mendengar dan memahami konseling yang diberikan.
Pasien dapat menyebutkan 2 jenis zat gizi yang dibutuhkan.
5. Memberikan konseling tentang kebutuhan dan cara konsumsi Fe, meliputi
pengertian Fe, kegunaan Fe, dosis per hari Fe, cara minum Fe, cara
penyimpanan Fe, efek samping Fe, bahan makanan yang mengandung Fe,
bahan makanan yang membantu penyerapan Fe.
Hasil: Pasien terlihat mendengar dan memahami konseling yang diberikan.
Pasien mampu menyebutkan cara minum Fe secara benar.
6. Memberikan penjelasan kepada pasien mengenai tujuan imunisasi TT
yaitu untuk mencegah penyakit tetanus toksoid dan memberikan imunisasi
vaksin tetanus neonatrum pada Nn.T sebanyak 0,5 ml di lengan kanan atas
secara IM.

Hasil: Nn.T telah diberikan vaksin tetanus neonatrum.

7. Memberikan suplemen berupa tablet tambah darah 10 tablet dan asam folat
10 tablet, masing-masing dikonsumsi satu tablet per hari. Menganjurkan
konsumsi tablet tambah darah menggunakan air jeruk.
Hasil: Nn.T bersedia mengonsumsi suplemen yang telah diberikan.
8. Melakukan pendokumentasi tindakan.
Hasil: pendokumentasian telah dilakukan di buku register dan rekam
medis.

Puskesmas Padamara NO.RM: 16.211


Nama Pasien: Nn.T
Nama Bidan : Bidan a
CATATAN PERKEMBANGAN

Tanggal dan Jam CATATAN Nama


PERKEMBANGAN (SOAP) dan
Paraf
29 Agustus 2020 S= Pasien mengatakan tidak ada keluhan
09.20

O= TD: 120/80 mmHg.


S : 36,5°C
N : 80x/menit.
RR: 20x/menit
A= Nn. T usia 24 tahun calon pengantin sehat
P=
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan
bahwa keadaan Nn.T baik.
Hasil: Nn. T terlihat bahagia setelah
mengetahui hasil pemeriksaan.
2. Memberikan konseling tentang infeksi
menular seksual, meliputi pengertian
infeksi menular seksual, infeksi saluran
reproduksi, HIV dan AIDS; gejala IMS,
tindakan yang harus dilakukan bila
mengalami IMS; penjelasan jika IMS
menjadi gerbang bagi HIV AIDS;
pengertian AIDS; penularan HIV; gejala
HIV; pencegahan HIV.
Hasil: pasien mendengar dan terlihat
memahami konseling yang diberikan.
Pasien dapat menyebutkan gejala IMS.
3. Memberikan konseling mengenai
persiapan kehamilan-persalinan-nifas,
meliputi kehamilan ideal, cara menunda
kehamilan menggunakan kontrasepsi
yang tepat, tanda kehamilan, waktu
pemeriksaan kehamilan, frekuensi
pemeriksaan kehamilan, cara menjaga
kehamilan, tanda bahaya kehamilan,
tanda persalinan, penolong persalinan,
perawatan pasca partum, pemberian
vitamin A setelah persalinan, manfaat
pemberian ASI
Hasil: pasien mendengar dan terlihat
memahami konseling yang diberikan.
Pasien dapat menyebutkan pengertian
kehamilan ideal.

4. Mendokumentasikan tindakan.
Hasil: tindakan telah tercatat.
.

BAB IV
PEMBAHASAN

Pembahasan dalam laporan ini dimaksudkan untuk membandingkan antara


teori yang ada dengan praktek dalam asuhan kebidanan. Dalam pembahasan ini,
penulis akan menganalisa antara asuhan kebidanan yang diberikan pada Nn. T umur
24 tahun dengan kebutuhan imunisasi TT calon pengantin pada asuhan pranikah
dengan teori yang ada. Pada bab ini penulis akan membahas mengenai pengkajian
data subjektif, analisa dan penatalaksanaan.
1. Pengkajian
Pengkajian data subjektif dilakukan dengan 2 metode, yang pertama
alloanamnesa dimana menanyakan kepada orang lain bukan pasien terkait,
sedangkan auto anamnesa, yaitu anamnesa yang dilakukan langsung pada pasien
yang bersangkutan (Varney & Jan M.K, 2010). Anamnesa pada kasus Nn. T
calon pengantin dilakukan dengan metode auto anamnesa karena secara fisik
maupun psikologis mampu melakukan komunikasi dengan baik. Saat melakukan
asuhan kebidanan pranikah pada Nn. T dicantumkan tanggal, jam dan tempat
sebagai bukti atau consent bahwa penulis sudah melakukan asuhan pada tanggal,
jam dan tempat seperti yang dituliskan dalam lembar tinjauan kasus.
a. Data Subjektif
1) Identitas
Identitas pasien berisi nama, umur, agama, pendidikan, pekerjaan, dan
alamat. (Puspitasari, 2014) menyebutkan nama pasien perlu dikaji untuk
menciptakan kepercayaan antara pemberi asuhan dengan pasien dan
membedakan jika ada kesamaan nama dengan pasien yang lain; umur
dikaji untuk mengetahui adanya resiko yang berhubungan dengan umur,
karena jika umur pasien kurang dari 16 tahun termasuk dalam pernikahan
usia dini, dalam hal ini Nn. T berusia 24 tahun hal ini jelas usia tersebut
adalah tidak termasuk kategori usia dini dalam pernikahan. Berdasar UU
16 tahun 2019 yang menyatakan bahwa usia minimal pria dan wanita
untuk melaksanakan pernikahan yaitu 19 tahun, maka Nn. T dikatakan
telah memenuhi administrasi persyaratan usia untuk melangsungkan
pernikahan. Sesuai teori Walyani (2015) dapat dikatakan usia Nn.T
termasuk dalam kategori usia reproduksi sehat sehingga meminimalisir
terjadinya komplikasi apabila mengalami kehamilan.

b. Data Objektif
Pemeriksaan Status Present dan Obstetrikus
Pemeriksaan status present juga dilakukan dengan lengkap mulai
dari head to toe. Tanda-tanda infeksi juga tidak ditemukan pada pasien dapat
dilihat dari hasil pemeriksaan bahwa suhu tubuh pasien dalam keadaan
normal 36,5 oC, tekanan darah pasien 111/75 mmHg tidak ditemukan
adanya kelainan atau abnormalitas yang mengarah pada masalah kesehatan.
Sedangkan pemeriksaan obstretrikus dilakukan untuk menemukan kelainan
berkaitan dengan sistem reproduksi pasien.
Mamae dilakukan pemeriksaan obstetrikus untuk mengetahui adanya
massa atau benjolan yang abnormal pada payudara dengan memijat daerah
payudara. Hasil pemeriksaan payudara pada Nn. T tidak ada kemerahan,
benjolan, tidak ada bagian payudara yang mengeras.
2. Analisa
Analisa data dilakukan setelah melakukan anamnesis data subjektif dan
anamnesis data objektif. Analisis didalamnya mencangkup diagnosis aktual dan
seperlunya mengidentifikasi kebutuhan tindakan segera untuk antisipasi masalah
(Varney & Jan M.K, 2010). Diagnosis pada Nn. T adalah Nn. T usia 24 tahun
calon pengantin sehat dengan kebutuhan imunisasi TT calon pengantin. Pasien
melakukan imunisasi TT sebagai syarat untuk kelengkapan surat nikah dan
pasien melakukan pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui status kesehatan,
deteksi dini adanya penyakit menular maupun keturunan dan juga sebagai syarat
kelengkapan dokumen.
3. Penatalaksanaan
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 24 Agustus
2020 pukul 10.20 WIB di Puskesmas Padamara, penatalaksanaan yang diberikan
kepada Nn. T yaitu:
a. Memberitahu pasien tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
yaitu pemeriksaan tanda vital ibu dengan hasil : Tekanan darah 110/70
mmHg, nadi 82 x/menit, RR 26 x/menit, suhu 36,8 0C. Hasil pemeriksaan
fisik semua dalam batas normal.
Hasil: Pasien terlihat bahagia setelah mengetahui hasil pemeriksaan.
Memberitahu hasil pemeriksaan pada pasien merupakan salah satu proses
agar ibu mengetahui fungsi tubuhnya normal/tidak(Widatiningsih, 2017).
Selain itu pemberian informasi ini merupakan kewajiban bidan terhadap
pasien (Marmi, 2014).
b. Menjelaskan kepada pasien bahwa untuk calon pengantin wajib
dilakukan pemeriksaan laboratorium meliputi pemeriksaan Hb, HbSAg,
Sifilis, HIV/AIDS, PP Test dan golongan darah. Tujuannya untuk deteksi
dini adanya anemia, penyakit menular, penyakit kelamin, kerusakan fungsi
hati dan adanya kehamilan di luar nikah serta menganjurkan pasien ke
laboratorium untuk pemeriksaan.
Hasil : pasien mengerti dan paham serta bersedia untuk diperiksa
laboratorium.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Setiawati,dkk (2020)
didapatkan hasil bahwa tingkat pengetahuan dari pasangan calon pengantin
sudah cukup baik, namun masih ada pasangan calon pengantin yang
memiliki pengetahuan yang rendah tentang pemeriksaan kesehatan pranikah.
Sehingga dalam memberikan asuhan diperlukan penjelasan lebih mengenai
pemeriksaan kesehatan yang harus dilakukan oleh calon pengantin.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Saepullah, dkk (2019) dapat
dijelaskan bahwa salah satu persyaratan administrasi dalam perkawinan di
kantor KUA adalah tes HIV/AIDS. Apabila dari hasil tes tersebut reaktif
atau positif HIV maka pihak puskesmas akan menghubungi langsung orang
yang bersangkutan dan akan dilakukan konseling lanjutan secara intensife.
Ada beberapa manfaat dilakukannya tes HIV/AIDS terhadap calon
pengantin di KUA Kecamatan Lemahwungkuk Kota Cirebon yaitu
menghindari dan pencegahan penularan HIV/AIDS dan IMS (Infeksi
Menular Seksual), menjaga dan mendapatkan ketentraman rumah tangga
c. Memberikan penjelasan mengenai hasil lab kepada pasien bahwa Hb
12,5 gr/dL yang berarti ibu mengalami anemia dimana normalnya untuk
wanita tidak hamil 12-16 gr/dL sehingga masih kurang dalam batas normal,
golongan darah pasien A, pemeriksaan HIV, sifilis, HbSAg negative yang
berarti pasien tidak mengalami penyakit menular dan kelamin serta plano
test negatif yang berarti pasien dalam keadaan tidak hamil.
Hasil : pasien mengetahui hasil pemeriksaan.
Menurut Widatiningsih&Dewi (2017) kadar hemoglobin normal bagi
wanita yaitu 12g/dl, sedang pada wanita hamil 11g/dl.

d. Menjelaskan kepada pasien mengenai kebutuhan nutrisi pranikah


untuk mencapai keluarga yang sehat dan keturunan yang berkualitas.
Manfaat zat gizi untuk memelihara kesuburan, meningkatkan kualitas
sperma, memantau dan mengusahakan berat badan ideal, kebutuhan (zink
dan zat besi, protein, asam folat, vitamin E, vitamin B12) tercukupi,
menciptakan kualitas generasi penerus yang lebih baik. Menganjurkan
pasien makan – makanan yang bergizi (nasi, lauk, sayur, buah), mencukupi
kebutuhan cairan dengan minimal 1,5 liter perhari , menganjurkan pasien
unruk memperbanyak makan sayuran berwarna hijau tua, kacang-kacangan,
daging merah, hati ayam dan tidak pantang makanan, menganjurkan pasien
untuk mengkonsumsi tablet Fe 1 kali perhari untuk meningkatkan Hb dan
mengatasi anemia yang dikonsumsi bersamaan air putih atau air jeruk yang
mengandung vitamin C.
Hasil : Pasien terlihat mendengar dan memahami konseling yang diberikan.
Pasien dapat menyebutkan 2 jenis zat gizi yang dibutuhkan

Pengantin wanita merupakan calon ibu yang nantinya hamil perlu


dideteksi dini dengan tindakan pencegahan dan penanggulangan terhadap
KEK melalui pemantauan kesehatan dan status gizinya. KEK berkaitan
dengan asupan makanan terutama energi dan protein dan berkaitan dengan
kekurangan zat gizi makro maupun mikro. Berdasarkan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Puspitaningrum (2018) menyatakan bahwa
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa responden yang mengalami
KEK sebagian besar memiliki bayi yang BBLR. Ada hubungan antara status
gizi ibu hamil dengan kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di RSIA
Annisa Kota Jambi Tahun 2018 dengan p- value = 0.016.
Pemberian informasi mengenai kebutuhan gizi bagi calon pengantin
menjadi salah satu tindakan dalam pemberian asuhan. Menurut
Doloksaribu&Simatupang (2019) dalam penelitiannya menyatakan bahwa
pemberian konseling mengenai gizi memberikan pengaruh yang signifikan
(p=0,001) terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap wanita pranikah
tentang gizi prakonsepsi di Kecamatan Batang Kuis.
e. Memberikan konseling tentang kebutuhan dan cara konsumsi Fe,
meliputi pengertian Fe, kegunaan Fe, dosis per hari Fe, cara minum Fe, cara
penyimpanan Fe, efek samping Fe, bahan makanan yang mengandung Fe,
bahan makanan yang membantu penyerapan Fe.
Hasil: Pasien terlihat mendengar dna memahami konseling yang diberikan.
Pasien mampu menyebutkan cara minum Fe secara benar.
Konsumsi Fe bagi wanita bermanfaat untuk meningkatkan hemoglobin.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Andarauni&Nurbaety (2018)
menyatakan bahwa konsumsi tablet tambah darah/Fe bersamaan dengan air
putih berhasil meningkat kadar hemoglobin sebanyak 0,83gr/dl sedangkan
konsumsi tablet tambah darah/Fe bersama vitamin C akan meningkatkan
kadar hemoglobin sebanyak 1,23gr/dl setelah masing-masing dikonsumsi
rutin selama 8 minggu dengan frekuensi 1x/hari.
f. Memberikan penjelasan kepada pasien mengenai tujuan imunisasi TT
yaitu untuk mencegah penyakit tetanus toksoid dan memberikan injeksi
imunisasi TT dengan dosis 0,5 ml yang disuntikkan di lengan kiri atas serta
memberikan penjelasan mengenai efek samping yang timbul yaitu terasa
nyeri dan bengkak pada bekas suntikan, cara mengatasinya dapat dilakukan
dengan dikompres air hangat.
Hasil : pasien telah mendapatkan imunisasi TT pada lengan kiri
Cara pemberian vaksin ini merupakan faktor utama keberhasilan
imunisasi. Kandungan vaksin akan didisteribusikan keseluruh tubuh dari
tempat vaksin dimasukkan kedalam tubuh. Imunisasi TT diberikan secara
IM (intra muscular) yaitu vaksin diberikan melalui suntikan kedalam massa
otot. Vaksin yang mengandung adjuvan harus diberikan secara intramuskuler
untuk mengurangi reaksi lokal.
Pemberian informasi mengenai tujuan dan jadwal pemberian
imunisasi TT kepada Nn.T untuk meningkatkan cakupan pemberian
imunisasi TT. Menurut hasil penelitian Raidin&Wahdianti (2019)
menyatakan bahwa ada hubungan aksesibilitas, dukungan tenaga kesehatan
dan persepsi dengan pelaksanaan imunisasi TT pra nikah.
g. Memberikan suplemen berupa tablet tambah darah 10 tablet dan asam
folat 10 tablet, masing-masing dikonsumsi satu tablet per hari.
Menganjurkan konsumsi tablet tambah darah menggunakan air jeruk.
Hasil: Nn.T bersedia mengonsumsi suplemen yang telah diberikan
Menurut hasil penelitian yang dilakukan Darwanty&Arini (2012) menyatakan
bahwa ada hubungan yang bermakna antara kadar asam folat dengan ukuran
lingkar kepala janin (P=0,022), dan antara kadar haemoglobin dengan ukuran
lingkar kepala janin (P=0,025), besarnya pengaruh asam folat terhadap
ukuran lingkar kepala sebesar 26,7 persen dan Hb sebesar 25,8 persen.
Sedangkan secara bersama-sama folat dan Hb berpengaruh sebesar 34,4
persen.
h. Melakukan pendokumentasi tindakan.
Hasil: pendokumentasian telah dilakukan di buku register dan rekam medis.
Dokumentasi dapat digunakan sebagai bahan untuk
mempertanggungjawabkan tindakan yang dilakukan. Bila ada gugatan,
dokumentasi kebidanan dapat membantu (Marmi, 2014)
4. KUNJUNGAN ULANG
Kunjungan ulang dilaksanakan pada 29 Agustus 2020 pukul 09.20 WIB.
Nn. T mengatakan tidak ada keluhan. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
tidak ada masalah. Data obyektif menunjukan bahwa keadaan umum ibu baik,
kesadaran composmentis, tanda-tanda vital normal, status present normal, dan
status obstetricus normal.
Diagnosa diambil dari data yang dikumpulkan pada langkah pengkajian.
Diagnosa pada kasus ini adalah Nn. T usia 24 tahun calon pengantin sehat Pada
langkah antisipasi masalah potensial, dalam kasus ini tidak ditemukan adanya
masalah potensial karena dari hasil pemeriksaan dan diagnosa ibu dalam
keadaan baik. Dalam identifikasi kebutuhan segera dalam kasus ini tidak
memerlukan tindakan yang khusus, cepat dan segera untuk menangani ibu agar
tidak terjadi kematian dan pada kasus ini tidak ada tanda tanda yang mengancam
jiwa ibu.

Berdasarkan diagnosa masalah maka penulis merumuskan rencana menyeluruh


kasus Nn. T. Berdasarkan diagnosa maka penulis merencanakan untuk
memberikan asuhan :
a. Memberitahukan hasil pemeriksaan bahwa keadaan Nn.T baik dengan
tekanan darah 120/80 mmHg, suhu 36,5°C, nadi 80x/menit, pernafasan
20x/menit.
Hasil: Nn. T terlihat bahagia setelah mengetahui hasil pemeriksaan.
Memberitahu hasil pemeriksaan pada pasien merupakan salah satu proses
agar ibu mengetahui fungsi tubuhnya normal/tidak(Widatiningsih, 2017).
Selain itu pemberian informasi ini merupakan kewajiban bidan terhadap
pasien (Marmi, 2014).

b. Memberikan konseling tentang infeksi menular seksual, meliputi pengertian


infeksi menular seksual, infeksi saluran reproduksi, HIV dan AIDS; gejala
IMS, tindakan yang harus dilakukan bila mengalami IMS; penjelasan jika
IMS menjadi gerbang bagi HIV AIDS; pengertian AIDS; penularan HIV;
gejala HIV; pencegahan HIV.
Hasil: pasien mendengar dan terlihat memahami konseling yang diberikan.
Pasien dapat menyebutkan gejala IMS.
Pemberian konseling mengenai infeksi menular seksual menjadi rencana
asuhan yang selalu diberikan kepada calon pengantin. Menurut hasil
penelitian yang dilakukan oleh Suryagustina (2017) menyatakan bahwa
dengan adanya konseling mengenai infeksi menular seksual memengaruhi
tingkat pengetahuan pasien tentang pencegahan infeksi menular seksual.
c. Memberikan konseling mengenai persiapan kehamilan-persalinan-nifas,
meliputi kehamilan ideal, cara menunda kehamilan menggunakan
kontrasepsi yang tepat, tanda kehamilan, waktu pemeriksaan kehamilan,
frekuensi pemeriksaan kehamilan, cara menjaga kehamilan, tanda bahaya
kehamilan, tanda persalinan, penolong persalinan, perawatan pasca partum,
pemberian vitamin A setelah persalinan, manfaat pemberian ASI.
Hasil: pasien mendengar dan terlihat memahami konseling yang diberikan.
Pasien dapat menyebutkan pengertian kehamilan ideal.
Pemberian asuhan konseling mengenai persiapan kehamilan-persalinan-nifas
bertujuan agar calon pengantin bisa mempersiapkan kehamilan yang ideal,
selain itu untuk mencegah terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan.
Menurut Hidayah (2015) dalam penelitiannya menyatakan bahwa ada
hubungan kesiapan kehamilan dengan kejadian post partum blues.
Herizasyam (2016) dalam penelitiannya juga menyatakan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara pengetahuan Ibu dan tingkat keterpaparan
informasi dengan kesiapan Ibu menghadapi kehamilan (P value < 0,05).
d. Mendokumentasikan tindakan.
Hasil: tindakan telah tercatat.
Dokumentasi dapat digunakan sebagai bahan untuk
mempertanggungjawabkan tindakan yang dilakukan. Bila ada gugatan,
dokumentasi kebidanan dapat membantu (Marmi, 2014)

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam pembahasan ini, penulis menganalisa antara asuhan kebidanan yang
diberikan pada Nn. T umur 24 tahun dengan kebutuhan imunisasi TT calon
pengantin dan cek lab. Selain diberikan imunisasi TT1 pasien telah dilakukan
pemeriksaan laboratorium meliputi pemeriksaan Hb, HbSAg, Sifilis, HIV/AIDS,
PP Test dan golongan darah. Tujuannya untuk deteksi dini adanya anemia,
penyakit menular, penyakit kelamin, kerusakan fungsi hati dan adanya kehamilan
di luar nikah serta menganjurkan pasien ke laboratorium untuk pemeriksaan.
B.Saran
1. Bagi Pasien
Sebaiknya NN.T tetap menjaga atau meningkatkan kesehatan Nn. T sendiri
dengan tetap mengonsumsi makanan yang mengandung gizi seimbang guna
menunjang status gizi yang baik dan jauh dari ancaman KEK dan tetap
melakukan perilaku hidup sehat.
2. Bagi Lahan Praktik
Sebaiknya tenaga kesehatan, fasilitas kesehatan lebih meningkatkan
kerjasama dengan semua pihak dari berbagai sektor yang ada dimasyarakat
agar tujuan dari tiap program-program kesehatan bisa terlaksana dengan lebih
baik. Selain itu, tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan perlu lebih agresif
dalam mendeteksi hal-hal yang nantinya dapat mempengaruhi status
kesehatan masyarakat sehingga kemungkinan terburuk dapat dicegah sebelum
terjadi.
3. Bagi Institusi Kesehatan
Sebaiknya semua institusi fasilitas kesehatan dalam menerapkan tindakan dan
pelayanan kepada pasien selain berpedoman pada SOP yang berlaku juga
berpedoman kepada evidence based practice sehingga dalam memberikan
asuhan dapat mengurangi beberapa angka kesakitan yang akan timbul,
institusi kesehatan dapat mengambil kebijakan program KIA-KB.

DAFTAR PUSTAKA
Agustina, W. 2015. Respon Imun pada Penderita Asma Selama Kehamilan. Jurnal
Ilmu Kesehatan. 4 (1). 58 – 66.

Amarudin. 2012. Pengaruh Merokok Terhadap Kualitas Sperma Pada Pria dengan
Masalah Infertilitas Studi Kasus Kontrol di Jakarta tahun 2011. Tesis.
Jakarta: Univeritas Indonesia.

Ambarita, E. M., dkk. 2014. Hubungan Asupan Serat Makanan dan Air dengan Pola
Defekasi Anak Sekolah Dasar di Kota Bogor. Jurnal Gizi dan Pangan. 9 (1):
7 – 14.

American Society for Reproductive Medicine. 2012. Age and Fertility. Alabama:
American Society for Reproductive Medicine.
Andarauni, Nurul Qomariah Rista&Nurbaeti,BQ. 2018. Efektivitas Pemberian
Tablet Zat Besi (Fe), Vitamin C, dan Jus Buah Jambu Biji Terhadap Peningkatan
Kadar Hemoglobin (Hb) Remaja Putri Di Universitas Muhammadiyah Mataram.
Midwifery Journal. 3(2):104-107

BKKBN. 2009. Pedoman Pelayanan KB dalam Jaminan Kesehatan Masyarakat.


Jakarta: BKKBN.

BKKBN. 2014. Modul pengajaran mempersiapkan kehamilan yang sehat. BKKBN


dan UMM. Diakses dari http://dp2m.umm.ac.id/files/ file/informasi
%20progra%20insentif%20 ristek/modul%20pengajaran%20menjaga%20
kehamila%20sehat.pdf. tanggal 1 April 2018.

BKKBN. 2017. BKKBN: Usia Pernikahan Ideal 21 – 25 Tahun. Diunduh di


https://www.bkkbn.go.id/detailpost/bkkbn-usia-pernikahan-ideal-21-25-
tahun. Diakses pada 1 April 2018.

Budiman. 2011. Hubungan Usia, Kebiasaan Merokok, Kebiasaan Minum Alkohol,


Dan Konsumsi Obat-obatan dengan Kualitas Sperma Di Fertility Centre
RSIA Melinda Bandung. Skripsi.

CDC. 2006. Recommendation to improve preconception health and health care-


United state : a report of the CDC/ATSDR preconception care work grup
and the select panel on preconception care.

Depag RI, 2010. Pedoman Konselor Keluarga Sakinah. Surabaya : Kememterian


Agama RI

Depkes. 2008. Kegemukan Akibat Kurang Serat. http://www.depkes.go.id [Agustus


2013].

Depkes. 2011. Petunjuk Teknis Pemantauan Status Gizi Orang Dewasa dengan
Indeks Massa Tubuh (IMT). Jakarta: Depkes RI.

Dinkes Prov. Jawa Tengah. 2017. Penurunan AKI di Jawa Tengah.


https://jatengprov.go.id/publik/penurunan-aki-di-jateng-lampaui-target-sdgs
Dewi, S. 2018. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Pranikah Terhadap Pengetahuan
dan Sikap Calon Pengantin di Lubuk Begalung Padang. Jurnal Sehat
Mandiri, Volume 13 : 2 .
Effendy, N. 2010. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta:
Rineka Cipta.

Fatimah, S. 2011. Pola Konsumsi Ibu Hamil dan Hubungannya dengan Kejadian
Anemia Defisiensi Besi. Jurnal Sains dan Teknologi. 7 (3) : 137 – 152.
Felicia, dkk. 2015. Hubungan Status Gizi dengan Siklus Menstruasi pada Remaja
Putri di PSIK FK Unsrat Manado. Ejournal Keperawatan (e-Kp). 3 (1): 1 –
7.

Fitriyah, Imroatul. 2014. Gambaran Perilaku Higiene Menstruasi pada Remaja Putri
di Sekolah Dasar Negeri di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan. Skripsi :
FK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Fuchs,dkk. 2018. Effect Of Maternal Age On The Risk Of Preterm Birth: A Large
Cohort Study. Plos One Journal. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0191002
Handayani, R., dkk. 2010. Hubungan Lamanya Pemakaian Kontrasepsi Suntik
DMPA dengan Kembalinya Kesuburan pada Post Akseptor KB Suntik
DMPA. Bidan Prada: Jurnal Ilmiah Kebidanan. 1 (1): 16 – 27.

Hawkins, A. J., dkk. 2015. Is Couple and Relationship Education Effective for Love
Income Participants? A Meta-Analytic Study. Journal of Family
Psychology. 29 (1): 59 – 68.

Idrissi, K. E., dkk. 2015. Effecr of Physical Activity on Sex Hormones in Women: A
Systematic Review and Meta-Analysis of randomize Controlled Trials.
Breast Cancer Research. 17 (139): 4 – 11.

Imanda, R. Desvita. 2016. Menjalani Pernikahan antar Ras. Vol.5, No.2. Jurnal
Empati. Pp.378-384

Indriani, Nanien. 2012. Analisis Faktor-faktor yang Berhubungan dengan


Preeklampsia/Eklampsia pada Ibu Bersalin di Rumah Sakit Umum Daerah
Kardinah kota Tegal Tahun 2011. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat
Program Studi Kebidanan Komunitas. Depok.

Judy, B, dkk, 2018. Patofisiologi Dalam Kebidanan. Jakarta : EGC

Katherine, C., dkk. 2013. Preconception Care: Among Maryland Women Giving
Birth 2009 – 2011. Article. Maryland Departement of Health and Mental
Hygine Center for Maternal and Child Health.

Kemenkes RI. 2014. Pedoman Gizi Seimbang. Pusat Data dan Informasi
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Kemenkes. 2012. Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan Eliminasi Tetanus
Maternal dan Neonatal. Jakarta: Kemenkes RI.
Kemenkes. 2014. Infodatin Diabetes Melitus. Jakarta: Pusat Data dan Informasi
Kemenkes RI.

Kemenkes. 2014. Infodatin Hipertensi. Jakarta: Pusat Data dan Informasi Kemenkes
RI.
Kemenkes. 2014. Pedoman Gizi Seimbangi. Jakarta: Kemenkes RI.

Kemenkes. 2015. Kesehatan dalam Kerangka Sustainable Development Goals


(SDGs). Jakarta: Kemenkes RI.

Kemenkes. 2015. Kesehatan Reproduksi dan Seksual Bagi Calon Pengantin. Jakarta:
Kemenkes RI.

Kemenkes. 2016. Buku Panduan Germas (Gerakan Masyarakan Hidup Sehat).


Jakarta: Kemenkes RI.

Kemenkes. 2017. Buku Saku Bagi Penyuluh Pernikahan Kesehatan Reproduksi


Calon Pengantin: Menuju Keluarga Sehat. Jakarta: Kementrian Kesehatan
RI..

Kemenkes. 2018. Pedoman Pencegahan dan Penanggulangan Anemia pada Remaja


Putri dan Wanita Usia Subur . Jakarta: Kementrian Kesehatan dan
Kementerian Agama

Kemenkes. 2018. Pedoman Proses Asuhan Gizi Puskesmas. Jakarta: Kementrian


Kesehatan RI.

Kertamuda, E. F. 2009. Konseling Pernikahan untuk Keluarga di Indonesia. Jakarta:


Salemba Humanika.

Khaidir M. 2006. Penilaian Tingkat Fertilitas Dan Penatalaksanaannya Pada Pria.


Jurnal Kesehatan Masyarakat, September 2006, I (1). Page 30-34.

Komalig, dkk. 2008. Faktor Lingkungan yang dapat Meningkatkan Resiko Penyakit
Lupus Eritematosus Sistemik. Vol. 7, No.2. Jurnal Ekologi Kesehatan. Pp.
747-757

Kurniawan, L. B. 2016. Patofisiologi, Skrining, dan Diagnosis Laboratorium


Diabetes Melitus Gestasional. CDK-246. 43 (11): 811 – 813.

Kusharto CM. 2006. Serat Makanan dan Peranannya bagi Kesehatan. Jurnal Gizi dan
Pangan, 1(2), 45—54.

Kusmiran, Eny. 2012. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta :


Salemba Medika

Laming, C. Y., dkk. 2013. Hubungan Tinggi Badan dengan Ukuran Lebar Panggul
pada Mahasiswi Angkatan 2010 Fakultas Kedokteran Universitas Sam
Ratulangi. Jurnal e-Biomedik. 1 (1): 178 – 183
.
Latifah M, dkk. 2002a. Gaya Hidup Sehat (Buku Ajar Berwawasan Pola Hidup
Sehat untuk Siswa Sekolah Dasar Kelas 3). Kerjasama Pusat Kurikulus
Balitbang Departemen Pendidikan Nasional dengan Lembaga Penelitian IPB.
Bogor.

Lisa, dkk. 2015. Preconception Care and Reproductive Planning in Primary


Care.Medical The Clinics.

Manuaba, I.B.G., dkk. 2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta :
EGC

Mariana, W., dkk. 2013. Hubungan Status Gizi dengan Kejadian Anemia pada
Remaja Putri di SMK Swadaya Wilayah Kerja Puskesmas Karangdoro
Kota Semarang Tahun 2013. Jurnal Kebidanan. 2 (4): 35 – 42.

Marmi, 2012. Asuhan Kebidanan Pada Persalinan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Maryam, S. 2016. Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta: Salemba Medika.

McGrath, J.J., dkk. 2014. A Comprehensive Assessment of Parental Age and


Psychiatric Disorders. JAMA Psychiatry. 7 (3): 301 – 309.

Mirza, M. 2008. Panduan Lengkap Kehamilan. Jogjakarta: Kata Hati.


Newman. 2006. Developmental Through Life, A Psychosocial Approach (9th
Edition). USA: Timson Higher Education.

Nurul, C. 2013. Panduan Super Lengkap Kehamilan Kelahiran dan Tumbuh


Kembang Anak. Surakarta: Ahad Books.

Oehadian, A. 2012. Pendekatan Klinis dan Diagnosis Anemia. CDK-194. 3 (6): 408
– 412.

Paramita, D. A., dkk. 2016. Penyakit Jantung Bawaan pada Kehamilan. CDK-244.
43 (9): 665 – 668.

Pemerintah Kota Depok. 2011. Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) dan


Persiapan Pranikah..Pelatihan Peer Konselor Kota Depok.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 97 Tahun 2014 tentang


Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, Dan
Masa Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi, Serta
Pelayanan Kesehatan Seksual. Kementrian Kesehatan RI, 2014.

PMK No. 41 tahun 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
41 Tahun 2014 tentang Pedoman Gizi Seimbang.

PMK No. 97 tahun 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
97 Tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa
Hamil, Persalinan, dan Masa Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan
Pelayanan Kontrasepsi, serta Pelayanan Kesehatan Seksual.
Prawirohardjo, S. 2010. Ilmu Kandungan. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.

Proverawati, A. dan Misaroh. 2009. Menarche Menstruasi Pertama Penuh Makna.


Yogyakarta: Nuha Medika
Purnawati, D., dkk. 2012. Konsumsi Jamu Ibu Hamil sebagai Faktor Risiko Asfiksia
Bayi Baru Lahir. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. 6 (6): 267 – 272.

Purwandari. 2011. Permulaan Kehidupan Manusia (Perkembangan Pranatal). Bahan


Materi Kuliah. FIP. Yogyakarta: UNY.

Ramaiah, S. 2006. Mengatasi Gangguan Menstruasi. Yogyakarta: Medika.

Reeder, M., dkk. 2011. Keperawatan Maternitas: Kesehatan Wanita, Bayi, dan
Keluarga. Volume 2. Edisi 18. Jakarta: EGC.

Reeder, Sharon J., Martin LL., and Griffin K. 2011. Keperawatan Maternita

Sarwono, 2009. Obstetri Fisiologi. Jakarta : EGC


Sutrisno&Umami, Riza. 2019. Upaya Peningkatan Kesehatan Reproduksi Calon
Pengantin Melalui Bimbingan Pranikah Di KUA Kaliwates Kabupaten Jember.
Jurnal Idaman. 3(2):77-81

UU no 16 tahun 2019. https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/122740/uu-no-16-


tahun-2019

Zian, P. 2012, Panduan Lengkap Manajemen Kebidanan. Yogyakarta :D-Meedika

Anda mungkin juga menyukai