Anda di halaman 1dari 3

Mungkinkah Kita Keracunan Oksigen?

Harian ‘Kompas’ hari ini mengabarkan sepasang suami isteri mengajukan tuntutan hukum kepada
rumah sakit Koja yang karena kelalaiannya mengakibatkan bayi mereka mengalami buta permanen.
Disebutkan di situ, bayi mereka lahir prematur tujuh bulan dan dirawat dalam inkubator yang dialiri juga
dengan oksigen. Namun karena jumlah oksigen yang diberikan berlebihan, maka bayi mereka akhirnya
mengalami kebutaan. Benarkah kita bisa mengalami keracunan oksigen, suatu unsur gas yang amat vital
bagi kehidupan manusia? Jawabannya, memang benar oksigen dapat meracuni kita (dinamakan oxygen
poisoning), apabila tekanan oksigen lebih tinggi dari 1 bar (tekanan normal) atau apabila kadar oksigen
ini lebih tinggi dari 21 persen. Kasus oxygen poisoning atau oxygen toxicity ini, umumnya terjadi pada
penyelam laut dalam (scuba divers), orang yang menjalani terapi hyperbarik dan pada bayi prematur
yang diberi oksigen dalam inkubator.

Keracunan oksigen pada manusia membawa akibat buruk pada tiga organ yang amat vital. Dia bisa
menimpa pada sistem syaraf yang mengakibatkan kejang-kejang dan tidak sadar (dinamakan Paul Bert
effect), pada paru-paru yang mengakibatkan sesak nafas dan sakit dada (dinamakan Lorrain Smith
effect), dan pada mata yang mengakibatkan rabun jauh (myopia). Umumnya gangguan ini tidak bersifat
menetap pada orang dewasa dan membaik dengan berjalannya waktu. Namun pada bayi yang lahir
prematur, efek pemberian oksigen yang berlebihan ini dapat mengakibatkan kelainan mata yang lebih
serius bahkan sampai menjadi buta. Hal ini terutama disebabkan pada bayi prematur, organ paru-paru
dan organ matanya belum berkembang secara sempurna, sehingga tekanan oksigen yang berlebihan ini
mengakibatkan kerusakan sel pada bronchus dan retina mata. Kerusakan pada retina yang 'terlepas'
(detached) ini dinamakan retinopathy of prematurity (ROP).

Epidemi ROP yang banyak menyebabkan kebutaan ini pernah terjadi pada kurun waktu tahun 1941-
1953. Dalam kurun masa itu tercatat sekitar 12.000 bayi di seluruh dunia yang lahir dan kemudian
mengalami kebutaan. Pada masa itu penyebab kebutaan masih sangat misterius. Baru belakangan
diketahui adanya korelasi antara bayi yang dirawat dalam inkubator dengan pemberian oksigen dan
kebutaan ini. Salah seorang selebriti yang mengalami kebutaan karena hyperoxia (kelebihan oksigen) ini
adalah penyanyi Stevie Wonder. Dia lahir prematur dan dimasukkan ke dalam inkubator dengan tekanan
dan kadar oksigen tinggi. Dengan terungkapnya oksigen yang berlebihan sebagai penyebab kebutaan ini,
maka protokol pemberian oksigen diturunkan dan kasus kebutaan bayi, dewasa ini sudah hampir tidak
ditemui lagi. Hal yang sangat penting dalam penanganan bayi prematur ini adalah pemberian oksigen
tidak boleh berlebihan, tetapi juga tidak boleh kekurangan. Kekurangan oksigen (disebut hypoxia), dapat
mengakibatkan bayi prematur dalam inkubator mengalami kerusakan otak yang dinamakan cerebral
palsy (CP).

Pada penyelam dan pasien terapi hyperbarik, tekanan oksigen yang dihirupnya sebesar 1,6 bar dan
mengakibatkan konsentrasi oksigen meningkat menjadi delapan kali lebih tinggi. Pada penyelam, kadar
oksigen yang tinggi ini dapat mengakibatkan kekejangan dan si penyelam tenggelam tanpa diketahui.
Oleh karenanya dari kajian ilmiah sekarang sudah dibuat batasan kadar oksigen yang aman untuk
kegiatan penyelaman dan pengobatan hyperbarik.

Di zaman modern sekarang, malahan sudah banyak ditemui oxygen bar di kota-kota metropolitan. Di
tempat ini kita dapat menghirup oksigen murni yang dimasukkan lewat selang plastik di dalam hidung.
Untuk menambah kenikmatan, maka oksigen ini dicampur dengan minyak aromatik. Oxygen bar ini
mulai diminati di sekitar tahun 1996 dari kota yang terkenal berpolusi tinggi, Tokyo dan Beijing. Kini,
oxygen bar ini sudah menyebar di kota-kota besar dan bisa ditemui di nightclubs, salons, spas, health
clubs, resorts, tanning salons, restoran, coffee houses, bar, bandara, ski chalets, yoga studios,
chiropractors, dankasino. Pengelola oxygen bar ini mengklaim, bahwa oksigen ini aman dan bahkan
bermanfaat untuk meningkatkan kebugaran, memperkuat sistem kekebalan tubuh, meningkatkan
konsentrasi, mengurangi stres, mengatasi sakit kepala dan sinusitis dan membuat tubuh semakin rileks.
Meskipun sejauh ini belum ada laporan negatif mengenai pemberian oksigen untuk tujuan rekreasi ini,
FDA (balai pengawasan obat dan makanan AS) memperingatkan orang yang menderita gangguan
jantung dan paru untuk tidak memanfaatkan oxygen bar ini.

Sumber: kompasiana

1. Kejadiannya:
Harian ‘Kompas’ hari ini mengabarkan sepasang suami isteri mengajukan tuntutan hukum
kepada rumah sakit Koja yang karena kelalaiannya mengakibatkan bayi mereka mengalami buta
permanen. Disebutkan di situ, bayi mereka lahir prematur tujuh bulan dan dirawat dalam
inkubator yang dialiri juga dengan oksigen. Namun karena jumlah oksigen yang diberikan
berlebihan, maka bayi mereka akhirnya mengalami kebutaan.

2. Umumnya terjadi pada:


Penyelam laut dalam (scuba divers), orang yang menjalani terapi hyperbarik dan pada bayi
prematur yang diberi oksigen dalam inkubator.

3. Penyebabnya:
bayi yang lahir prematur, efek pemberian oksigen yang berlebihan ini dapat mengakibatkan
kelainan mata yang lebih serius bahkan sampai menjadi buta. Hal ini terutama disebabkan pada
bayi prematur, organ paru-paru dan organ matanya belum berkembang secara sempurna,
sehingga tekanan oksigen yang berlebihan ini mengakibatkan kerusakan sel pada bronchus dan
retina mata.
Pada penyelam dan pasien terapi hyperbarik, tekanan oksigen yang dihirupnya sebesar 1,6 bar
dan mengakibatkan konsentrasi oksigen meningkat menjadi delapan kali lebih tinggi. Pada
penyelam, kadar oksigen yang tinggi ini dapat mengakibatkan kekejangan dan si penyelam
tenggelam tanpa diketahui.

4. Akibatnya:
Keracunan oksigen pada manusia membawa akibat buruk pada tiga organ yang amat vital. Dia
bisa menimpa pada sistem syaraf yang mengakibatkan kejang-kejang dan tidak sadar
(dinamakan Paul Bert effect), pada paru-paru yang mengakibatkan sesak nafas dan sakit dada
(dinamakan Lorrain Smith effect), dan pada mata yang mengakibatkan rabun jauh (myopia).

5. Cara mencegahnya:
Hal yang sangat penting dalam penanganan bayi prematur ini adalah pemberian oksigen tidak
boleh berlebihan, tetapi juga tidak boleh kekurangan

Anda mungkin juga menyukai