Anda di halaman 1dari 16

SISTEM PELUMASAN MESIN

 
Sistem Pelumasan Mesin Bensin 

Sistem pelumasan mesin bensin

DASAR TEORI  DAN ANALISA 

Pelumas memegang peranan penting dalam desain dan operasi semua mesin otomotif.
Umur dan service yang diberikan oleh mobil tergantung pada perhatian yang kita
berikan pada pelumasannya. Pada motor bakar, pelumasan bahkan lebih sulit
dibanding pada mesin-mesin  lainnya, karena di sini terdapat panas terutama di sekitar
torak dan silinder, sebagai akibat leadakan dalam ruang pembakaran.
Tujuan utama dari pelumasan setiap peralatan mekanis adalah untuk mengurangi
gesekan, keausan dan kehilangan daya. Tujuan lain dari pelumasan pada motor bakar
adalah:
1. Menyerap dan memindahkan panas.
2. Sebagai penyekat lubang antara torak dan silinder sehingga tekanan tidak
bocor dari ruang pembakaran.
3. Sebagai bantalan untuk meredam suara berisik dari bagian-bagian yang
bergerak.
Pada sistem pelumasan terdapat beberapa macam sistem yang saling melengkapi agar terjadinya
pelumasan yang baik di dalam suatu kendaraan.

Prinsip kerja sistem pelumasan:


Oli diangkat dari bak oli ( carter), oleh suatu sedotan, dari pompa oli yang digerakkan
oleh perputaran roda gerigi yang dikoperlkan dengan perputaran poros engkol, melalui pipa
hisap.
Dari pompa oli, disalurkan melalui pipa pembagi, kemudian dialirkan ke suatu media
pendinginan yang berupa pipa penunjang melingkar satu setengah ( 1 ½ ) lingkar dnegan dinding
bersirip untuk memperluas permukaan pipa sehingga proses pendinginan lebih lancar dari udara
sekitarnya atau berupa radiator oli atau tanpa kedua sistem pendinginan tersebut, tergantung dari
kapasitas diesel.
Dalam hal yang terakhir ini oli hanya disalurkan ke dalam pipa yang cukup pendek saja ( y pass).
Dari ini kotoran oli yang mungkin terbawa, baik dari luar maupun sirkulasi di dalam mesin
sendiri. Sistem Pelumasan pada Rosker Arm dari klep, didapatkan melalui camp shaft, tappel dan
push rod langsung menembus baud pengatur jarak rosker arm ( Rocker Arm Bearing) kemudian
menetes keluar sejenak ditampung bak per klep ; melalui celah antara push rod dan pipa
pelindung push rod, oli mengalir ke bahah menuju ke bak charter. Untuk pelumasan ada metal-
metal dan juga dinding-dinding silinder, oli disalurkan melalui pipa kapiler yang terdapat dalam
dinding charter ( crank case), juga masuk ke dalam pipa yang sejenis dengan crank case)

FUNGSI PELUMASAN
Mengurangi gesekan
Mesin sepeda motor terdiri dari beberapa komponen, terdapat komponen yang diam dan ada
yang bergerak. Gerakan komponen satu dengan yang lain akan menimbulkan gesekan, dan
gesekan akan mengurangi tenaga, menimbulkan keausan, menghasilkan kotoran  dan
panas. Guna mengurangi gesekan maka antara bagian yang bergesekan dilapisi oli pelumas (oil
film).

Sebagai peredam
Piston, batang piston dan  poros engkol merupakan  bagian mesin menerima gaya yang
berfluktuasi, sehingga saat menerima gaya tekan yang besar memungkinkan
menimbulkan benturan yang keras dan menimbulkan suara berisik. Pelumas berfungsi
untuk melapisi antara bagian tersebut dan meredam benturan yang terjadi sehingga suara
mesin lebih halus.

Sebagai anti karat


Sistem pelumas berfungsi untuk melapisi logam dengan oli, sehingga mencegah kontak
langsung antar logam dengan udara maupun maupun air dan terbentuknya karat dapat
dihindari.
Bagian bagian yang penting dari mobil yang memerlukan pelumasan adalah
1. dinding silinder dan torak
2. bantalan poros engkol dan batang penggerak
3. bantalan poros kam
4. mekanisme katup
5. pena poros
6. kipas pendingin
7. pompa
8. mekanisme pengapian 

Macam - macam sistem pelumasan


Seperti telah saya jelaskan dalam postingan sebelumnya disini tentang kegunaan dan fungsi
sistem pelumasan, maka sekarang saya akan menjelaskan macam - macam sistem pelumasan .
Sistem pelumasan pada kendaraan baik mobil atau sepeda motor dapat kita kelompokkan
menjadi 3 macam yaitu:

1. Jenis percik ( splash type)

Pada jenis ini stang seher dilengkapi dengan sendok yang berada pada ujung bagian
bawah dari stang seher . Sehingga saat  mesin berputar, maka sendok pemercik akan
memercikan oli yang di bak oli ke dinding silinder dan bearing. Jenis ini memiliki
konstruksi yang sangat sederhana , namun sulit untuk melumasi bagian - bagian yang
memiliki celah lebih sempit . Karena itu sistem pelumasan tipe ini sudah tidak lagi
digunakan.

2. Jenis tekanan ( pressure feed type )


Pada jenis ini sistem pelumasan menggunakan pompa oli yang berguna untuk
mensirkulasikan minyak pelumas.  Jenis inilah yang sekarang digunakan pada kendaraan
baik mobil ataupun sepeda motor.
Adapun pompa oli yang digunakan ada bermacam - macam yaitu :
 model roda gigi ( gear type )
 model trocoid 
Mengenai sistem pelumasan tipe ini adalah sebagai berikutnya.

3. Jenis kombinasi
Pada sistem pelumas tipe ini adalah penggabungan dari sistem pelumas tipe 1 dan tipe 2 .

 
Gambar : 1 Sebuah Sistem Pelumasan.

Karter atau panci oli terletak pada bagian bawah engine untuk menyimpan oli yang diperlukan
untuk pelumasan engine. Sebuah tutup pengisi oli ketika dibuka, menyediakan sebuah ruang
yang memungkinkan oli dapat dimasukan kedalam engine. Tongkat kedalaman merupakan
batang yang dapat dicabut dengan mudah yang digunakan untuk menjelaskan jumlah oli engine
dengan benar.
Pompa oli mensirkulasikan oli engine ke komponen-komponen engine untuk memberikan
pelumasan kepada bagian-bagian yang bergerak sehingga mecegah keausan akibat gesekan.
Katup pembebas tekanan oli memungkinkan takanan oli yang berlebihan untuk kembali ke panci
oli, termasuk ketika engine dingin (oli pekat), untuk mengurangi kemungkinan kerusakan
komponen-komponen sistem pelumasan.
Sebuah saringan oli dipasangkan untuk menghalangi partikel-partikel kotoran terbawa masuk
oleh oli engine yang dapat menimbulkan kerusakan engine. Katup By-pass dipasangkan yang
memungkinkan oli tidak tersaring dan masuk ke engine dengan jalan pintas ketika saringan
buntu/ penuh kotoran.

Saluran Serambi Utama dan pipa-pipa, sebagai dipelumas menuju engine.


Indikator tekanan oli dirancang untuk memberi sebuah peringatan jika tekanan oli pelumas turun
dibawah tekanan yang diperlukan untuk kerja engine yang efektif.
Pendinginan oli sesuatu yang dipasang untuk mendinginkan oli pelumas dengan memindahkan
kelebihan panas dengan pendingin udara yang dilewatkan pada inti pendingin.
Katup Ventilasi Ruang Engkol (Positif Crankcase Ventilation (PCV)) dirancang untuk
membuang kebocoran asap yang dihasilkan oleh pembakaran-pembakaran yang masuk keruang
engkol. Asap ini dihasilkan karena tekanan pada engine yang meningkat, dihasilkan karena
kebocoran perapat oli pada silinder.

Gambar : 2 Positive Crankcase Valve (PCV)


Fungsi dari oli pelumas adalah :

1. Mengurangi keausan engine agar minimum.

2. Mengurangi gesekan dan kehilangan tenaga yang diakibatkannya.

3. Memindahkan panas.
4. Mengurangi suara engine
5. Sebagai perapat.
6. Membersihkan kompone-komponen engine.

Lima kondisi yang mengotori oli pelumas engine :

1. Kotoran karbon dari pembakaran engine.


2. Debu dan kotoran yang terbawa masuk ke engine oleh oleh udara atau bahan bakar.
3. Bagian yang halus dari logam, merupakan hasil dari keausan engine, menjadi bercampur
dengan oli.
4. Bahan bakar liar dan pembakaran menghasilkan kebocoran melalui ring-ring piston kedalam
ruang engkoll.

5. Kondensasi / pengembunan air dari udara yang melalui engine.

Dalam engine dua langkah, oli pelumas dicampurkan dengan sebuah perbandingan campuran
dengan bahan bakar, dan dimasukkan dalam tangki. Campuran oli dan bahan bakar dikabutkan
melalui karburator kedalam ruang engkol disini melumasi bagian-bagian bergerak engine.
Cara lain dari pelumasan campur menggunakan pompa oli untuk menekan oli yang diinjeksikan
diatur oleh pembukaan katup gas.

Beberapa engine menggunakan sistem pelumasan penci kering. Oli pelumas dikumpulkan pada
sebuah tangki atau penampung yang terpasang dilluar rangkaian engine. Pengaliran dilakukan
dengan tekanan menuju rangkaian mesin oleh pompa oli pengalir dan disebarkan kebagian-
bagian yang bergerak oleh saluran serambi utama atau pembuluh (saluran-saluran halus) dalam
engine. Setelah melumasi komponen yang bermacam-macam, oli jatuh dipanci oli dibagian
bawah engine dimana sebuah pompa pembilas mengambil oli tersebut dan mengembalikan ke
penampung / tangki oli untuk disirkulasikan ulang.

Gambar : 3 Sistem Pelumasan Panci Kering.


Engin/mesin-mesin stationer 4 langkah kecil seperti pemotong rumput, menggunakan sistem
pelumasan tipe ciprat / percik. Ketika poros engine berputar, bantalan ujung besar batang torak
terendam didalam penampung oli, memercikan oli disekeliling bagian-bagian setengah bagian
bawah engine.

Skop kecil terkadang dipasangkan pada ujung besar batang torak untuk membantu proses
pengambilan oli. Apabila putaran engine meningkat bagian kabutan tipis oli menembus bagian-
bagian bawah yang bergerak.

Perbedaan diantara sebuah sistem penyaringan tipe aliran penuh dan penyaringan tipe by-pass
adalah bahwa sistem aliran penuh menggunakan sebuah elemen kertas atau model kaleng atau
cartridge yang terpasang antara pompa oli dan saluran utama oli, untuk menyaring semua
partikel ukuran besar sebelum menggores bantalan dan bagian-bagian penggerak lain.

Gambar : 4 Sringan Oli Aliran Penuh.


Sementara sistem penyaringan tipe by-pass menggunakan sebuah elemen saringan serupa,
terpasang pada sisi tekanan dari pompa dan oli yang disaring kembali ke panci oli. Sebuah
pembatas dipasang sehingga kira-kira 10 % dari oli yang dialirkan pompa tersaring.

Gambar : 5 Saringan oli By-pass.

Tiga tipe yang berbeda dari pompa oli pelumas engine adalah :
1. Pompa roda gigi.
2. Pompa rotor.
3. Pompa sabit.

Engine menggunakan sebuah sistem pelumasan mesin tipe tekanan juga memiliki tambahan
sebuah saringan pengambil (saringan kasar) dari pengayak baja selain telah dilengkapi saringan
oli dengan elemen kertas (saringan halus). Saringan tambahan ini dipasangkan pada panci oli
pada sisi masuk pompa oli dan terdiri dari sebuah saringan kasar atau pengayak. Fungsi
primernya adalah untuk mencegah pertikel-pertikel besar terisap naik ke pompa oli atau saluran
oli.
Dua tipe indikator tekanan oli yang digunakan pada engine untuk menunjukkan kerusakan
/gangguan tekanan oli :
1. Lampu peringatan.
2. Pengukur tekana oli.

Beberapa pabrik memasang sebuah magnet kecil pada pengetap panci oli yang menarik dan
memegang partikel-partikel logam besi untuk mencegah partikel-partikel tersebut masuk
kepompa karena dapat menyebabkan kerusakan. Magnet akan dibersihkan ketika melakukan
penggantian oli.

Komponen-komponen Sistem Pelumasan :


Oil Pressure Switch
Suatu komponen yang berfungsi sebagai switch yang mengaktifkan lampu peringatan bila
tekanan oli tidak tercukupi pada saat mesin mobil dinyalakan.
Oil Pump
Suatu komponen yang berfungsi untuk menarik oli yang berada di Oil Pump dan memompa oli
tersebut ke seluruh bagian mesin mobil.
Relief Valve
Komponen ini bekerja untuk membebaskan tekanan pada saat Oil Pump mempunyai tekanan
yang berlebihan.
Oil Strainer
Komponen yang berupa saringan oli dan terpasang di saluran masuk oli untuk memisahkan
partikel yang besar dari oli.
Oil Filter
Komponen ini berfungsi sebagai penyaring kotoran yang tidak diinginkan dari oli mesin yang
secara bertahap akan terkontaminasi dengan kotoran besi dan lainnya.
Apabila mesin mulai distart, gesekan antara bagian-bagian mesin akan mengurangi tenaga mesin.
Oli pelumas yang memberikan pelumasan secara tetap pada bagian-bagian mesin untuk
mencegah dan membatasi keausan. Pelumasan ini dilakukan oleh sistem pelumasan mesin.

CARA PEMERIKSAAN MINYAK PELUMAS

1. Tempatkan kendaraan ditempat yang rata


2. Apabila kendaraan habis perjalanan/ panas, tunggu 30 menit
3. Apabila kendaraan dalam kondisi dingin hidupkan 1-3 menit kemudian matikan
4. Tarik batang pengukur minyak dan bersihkan dengan kain lap, kemudian masukkan kembali
dengan tepat.
5. Tarik kembali batang pengukur kemudian perhatikan :
6. Periksa volume minyak ,harus pada level F dan L pada batang pengukur
7. Periksa Viskositas (kekentalan minyak) dengan jari tangan
8. Periksa perubahan warna minyak mesin

PERUBAHAN WARNA MINYAK MESIN

Warna merah berarti minyak tercampur bensin


Warna kelabu berarti bercampur serbuk bantalan

Warna susu berarti bercampur dengan air

Warna coklat berarti bercampur dengan karbon

Minyak pelumas mesin bensin disarankan menggunakan minyak dengan tingkat kekentalan
(viskositas) SAE 30 atau 20W/50 dengan API service SE keatas

 REFEREENSI LAIN

Prinsip Pelumasan
Tidak bisa dipungkiri – pelumas – atau yang lebih popular disebut oli – merupakan bagian tak
terpisahkan dari kendaraan bermotor. Tanpa pelumas, mobil secanggih apapun dipastikan tidak
akan bisa bekerja. Pada manusia, pelumas adalah darah. Pelumas sangat menentukan
kemampuan kerja sebuah mesin, baik otomotif maupun industri. Salah memilih pelumas bisa
berakibat fatal. Bila mutu pelumas jelek dan tercemar, mesin bisa rontok dalam waktu dekat.
Pemilihan dan penggunaan pelumas yang tepat akan sangat membantu kelancaran kerja dan
keawetan sebuah mesin.

Mengapa mesin sangat membutuhkan pelumasan? Jawaban yang paling sederhana adalah


untuk mengatasi gesekan. Dua permukaan logam yang bergerak satu sama lain
mempunyai gesekan. Fungsi pelumas adalah “memisahkan” dua permukaan logam yang
saling bergesekan itu agar keausan dapat dikurangi. Jika tidak ada lapisan pelumas, bisa
dibayangkan apa jadinya. Mesin bisa rontok !
Pelumas juga berfungsi untuk mendinginkan mesin yaitu dengan cara menyalurkan panas akibat
gesekan dan pembakaran. Selain itu juga berfungsi untuk membersihkan mesin dengan cara
mengangkut kotoran dan elemen logam yang nantinya akan “dititipkan” di filter oli setiap
sirkulasi. Fungsi lain dari pelumas yang tidak kalah penting adalah untuk memaksimumkan
kompresi dan mempertahankan tekanan. Jika tekanan yang hilang terlalu besar pembentukan seal
(lapisan pelumas) yang tidak baik, mesin akan kehilangan tenaga sehingga konsumsi bahan
bakar meningkat – yang berarti pemborosan biaya. Begitu vitalnya pelumas bagi kendaraan
bermotor atau mesin-mesin industri sehingga memacu para ahli untuk tak hentinya berusaha
menciptakan formula yang dapat menghasilkan suatu pelumas berkualitas tinggi.
Dulu, selama berabad-abad, orang menggunakan lemak binatang untuk mengurangi gesekan
pada bantalan roda gerobak atau kereta pengangkut. Namun seratus tahun belakangan ini – sejak
ditemukannya minyak bumi, perkembangan pelumas memasuki era baru. Hal ini sejalan dengan
perkembangan teknologi mesin otomotif dan industri saat ini yang menuntut kecepatan mesin
yang lebih tinggi. Mesin-mesin modern saat ini menghasilkan tenaga lebih besar, kapasitas
tampung minyak pelumas di dalam mesin lebih kecil, temperatur operasi lebih tinggi dan juga
menuntut interval pergantian pelumas yang lebih lama.
Fungsi Pelumas :

 Mengendalikan gesekan
 Mencegah keausan
 Mendinginkan mesin
 Mencegah korosi
 Memelihara mesin tetap bersih
 Memaksimumkan kompresi, mempertahankan tekanan
Gesekan dan Keausan :

 Gesekan : Hambatan yang menahan gerakan pada dua permukaan yang saling berkontak
dan bergerak relative.
 Akibat dari gesekan : timbul keausan, kehilangan energi, timbul getara (bunyi)
 Keausan : proses hilangnya sebagian material dari salah satu atau kedua permukaan yang
saling berkontak dan bergerak relative.
 Akibat dari keausan : mengurangi umur pakai mesin, mengurangi kinerja mesin
Bahan dasar dan Aditif

Bahan dasar pelumas adalah base oil, yang didapat dari crude oil (minyak mentah). Tapi tidak
semua crude oil bisa diolah menjadi base oil. Hanya minyak mentah dari jenis parafinik saja
yang menghasilkan base oil untuk bahan dasar pelumas. Sayangnya, minyak mentah jenis ini
sangat terbatas kandungannya di perut bumi.

Untuk mendapatkan pelumas yang sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan mesin, ke dalam
base oil ditambahkan aditif. Aditif merupakan senyawa-senyawa kimia (chemical compound)
dalam formulasi tertentu yang ditambahkan ke dalam base oil untuk mendapatkan pelumas
sesuai spesifikasi yang ditentukan. Komposisi base oil dalam pelumas berkisar 80% dan
komposisi aditif sekitar 30%.

Fungsi aditif bermacam-macam, antara lain untuk membersihkan mesin, mengurangi gesekan,
meminimalkan keausan, mencegah karat, meningkatkan indeks kekentalan pelumas sehingga
pelumas tetap mudah mengalir pada suhu rendah dan tidak encer pada suhu tinggi. Pelumas yang
baik sudah mengandung aditif, karenanya pelumas yang baik tidak memerlukan tambahan aditif.

Memilih Pelumas

Perhatikan tingkat mutu dan kekentalannya

Saat ini banyak sekali jenis dan merek pelumas yang beredar di pasar, masing-masing
menawarkan kelebihan. Karenanya tak jarang banyak pengguna pelumas yang bingung memilih
pelumas yang sesuai untuk kebutuhan mesinnya. Sayangnya, tak semua pemakai pelumas
memahami dasar penggunaan pelumas. Biasanya pemilik kendaraan pasrah saja dan
mempercayakan urusan yang satu ini kepada para mekanik di bengkel. Apapun kata mekanik
mereka terima begitu saja. Karena tak heran jika satu mobil sering berganti-ganti merek dan jenis
pelumas, sesuai saran dan “kepentingan” mekanik. Lalu bagaimana sebenarnya cara memilih
pelumas yang baik untuk mesin kendaraan?
Minyak pelumas terdiri dari berbagai jenis. Dalam penggunaannya harus disesuaikan dengan
persyaratan mesin yang telah ditentukan oleh pembuat mesin. Karena itu kenalilah mesin anda
dan ketahuilah pelumas dengan spesifikasi apa yang direkomendasikan untuk digunakan. Mesin-
mesin diesel berbahan bakar solar seperti truk atau angkutan umum berbeda kebutuhan
pelumasnya dengan mobil yang berbahan bakar bensin. Karena itu ada pelumas yang dirancang
khusus untuk mesin bensin, ada pula yang dirancang khusus untuk mesin diesel. Tapi ada juga
pelumas yang dapat digunakan untuk keduanya, untuk mesin bensin bensin sekaligus mesin
diesel. Pelumas yang pada spesifikasinya tercantum kode ganda misalnya SG/CD, berarti
pelumas tersebut dapat digunakan untuk mesin bensin (dengan spesifikasi SG) dan mesin diesel
(dengan spesifikasi CD). Penyebutan kode SG terlebih dahulu menyatakan bahwa pelumas
tersebut lebih diutamakan untuk mesin bensin.

Pelumas sangat menentukan kemampuan kerja sebuah mesin, baik otomotif maupun industri.
Pemilihan dan penggunaan pelumas yang tepat akan sangat membantu kelancaran kerja dan
keawetan sebuah mesin. Salah memilih pelumas bisa berakibat fatal. Dalam memilih pelumas
ada dua hal yang harus diperhatikan dengan seksama yaitu : klasifikasi mutu pelumas (API
Service) dan tingkat kekentalan pelumas (SAE).

Klasifikasi Mutu Pelumas (API Service)

Untuk mengukur standar mutu pelumas dipakai standar American Petroleum Institute (API)
Service. American Petroleum Institute adalah sebuah lembaga resmi di Amerika Serikat yang
diakui di seluruh dunia, yang membuat kategori pelumas sesuai dengan kerja mesin.
Klasifikasi pelumas mesin berbahan bakar bensin ditandai dengan huruf S sedangkan untuk
mesin diesel (berbahan bakar solar) ditandai dengan huruf C. Klasifikasi sesuai dengan tingkat
kemampuan pelumas dimulai dari yang terendah adalah SA, SB, SC, SD, SE, SF, SG, SH, SJ
dan SL (untuk mesin bensin) dan CA, CB, CC, CD, CE, CF-4, CH-4 dan CI-4 (untuk mesin
diesel). Pelumas yang memenuhi standar mutu ditandai dengan pencantuman kata “API
Service”, diikuti dengan klasifikasinya. Contoh : Pennzoil GT Performance Plus, API Service SJ.
Pelumas dengan API Service SL lebih baik kemampuan kerjanya dari SJ. Pelumas dengan API
Service SJ lebih baik dari API Service SH, demikian seterusnya, yang berlaku juga untuk mesin
diesel. Pelumas dengan API Service CH-4 lebih baik kemampuan kerjanya dari pelumas API
Service CF-4. Oleh pembuat mesin, setiap kendaraan sudah ditentukan spesifikasi apa yang
harus digunakan, yang tercantum dalam buku manual. Menggunakan pelumas yang
spesifikasinya lebih tinggi dari yang ditentukan oleh pembuat mesin, tidak jadi masalah. Tetapi
sangat tidak disarankan menggunakan pelumas dengan klasifikasi lebih rendah dari yang
ditentukan karena akan berakibat kurang baik pada mesin.

Tingkat Kekentalan

Untuk mengurangi gesekan dan keausan, dibutuhkan “lapisan” di antara dua permukaan yang
bergerak untuk mencegah kontak langsung logam dengan logam. Lapisan pelumas ini diperlukan
dengan ketebalan yang minimum. Ketebalan lapisan pelumas tergantung pada kekentalan.
Kekentalan adalah karakteristik yang sangat penting dari pelumas. Kalau kekentalan pelumas
tinggi, maka lapisan pelumas yang terbentuk akan tebal. Kalau kekentalan rendah, maka lapisan
pelumas yang terbentuk akan tipis.

Kalau standar API dipakai untuk mengukur standar mutu pelumas, maka untuk mengukur tingkat
kekentalan pelumas dipakai standar SAE – Society of American Engineers.
Dalam pelumas dikenal dua tingkat kekentalan yaitu :

1. Pelumas dengan kekentalan tunggal (mono grade)


Monograde ditandai dengan satu angka SAE misalnya SAE 10, SAE 30, SAE 40, SAE 90, dll
1. Pelumas dengan kekentalan ganda (multi grade)
1. Multi grade ditandai dengan dua angka SAE misalnya SAE 10W-40, SAE 20W-50, dll
Pelumas mono grade hanya memiliki satu tingkat kekentalan. Pelumas kategori ini memiliki
rentang yang relative sempit atau kecil terhadap perubahan temperatur. Kini yang banyak
digunakan adalah pelumas multi grade. Pelumas multi grade memiliki rentang kekentalan yang
relatif luas atau lebar, sehingga lebih fleksibel beradaptasi terhadap perubahan temperatur.
Contohnya pelumas SAE 20W-50. Huruf W pada SAE 20W-50 menunjukkan bahwa bila
pelumas dipakai pada suhu rendah (W=winter/dingin), pelumas akan bersifat seperti pelumas
SAE 20. Sementara angka 50 menunjukkan bahwa pada suhu tinggi (panas) pelumas bersifat
seperti SAE 50.
Dibanding dengan pelumas mono grade, maka pelumas multi grade bisa disebut “dingin tidak
beku, panas tidak cair”. Karena sifatnya yang fleksibel mempertahankan kinerja pada berbagai
tingkatan suhu, maka pelumas ini relatif cocok dipakai untuk semua mesin.
beberapa jenis pelumas yang beredar di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai