Anda di halaman 1dari 14

SUPOSITORIA TEOFILIN 200 MG

Kelompok: Kamis – 2

I. Tujuan
1. Menentukan formula sediaan supositoria teofilin 200 mg.
2. Menentukan hasil evaluasi sediaan supositoria teofilin 200 mg dari setiap kelompok.

II. Teori Dasar


Teofilin adalah obat golongan xantin yang digunakan untuk mengobati asma dan
bronchospasm. Teofilin dapat diadministrasikan melalui rute oral. Namun, teofilin oral
memiliki kekurangan karena dapat mengiritasi lambung. Oleh karena itu, teofilin dibuat
dalam bentuk supositoria dan diadministrasikan melalui rektum.
Supositoria adalah sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk, yang diberikan
melalui rektal, vagina atau uretra, umumnya akan meleleh, melunak atau melarut pada suhu
tubuh. Supositoria dapat bertindak sebagai pelindung jaringan setempat, sebagai pembawa
zat aktif yang bersifat lokal atau sistemik. Sediaan supositoria mengandung dispersi zat aktif
dalam matriks inert yang terdiri atas basis padat atau setengah padat. Basis supositoria dapat
dibagi menjadi dua, yaitu basis hidrofil (contoh PEG dan campuran gelatin, gliserin, dan
air) dan basis lipofil (contoh oleum cacao). Kriteria basis yang baik adalah rentang titik
leleh dan titik pemadatan kecil, tidak toksik, tidak mengiritasi jaringan, mudah dikeluarkan
dari cetakan, tidak memiliki bentuk kristal metastabil, meleleh pada suhu tubuh, stabil
selama penyimpanan, dan kompatibel dengan zat aktif.
Keuntungan sediaan supositoria adalah efektif mengurangi secara besar eliminasi
lintas pertama, sehingga meningkatkan ketersediaan hayati. Ini terjadi karena perbedaan
fisiologis dalam aliran vena rektum, darah yang mengalir dari bagian bawah rektum berbeda
dengan aliran darah dari saluran cerna bagian atas, tidak segera lewat ke dalam sirkulasi.
Sediaan supositoria biasa digunakan pada pasien yang kesulitan menelan, anak-anak, mual
dan muntah, kesadaran pasien rendah, dan pasien yang tidak kooperatif.

III. Formula
Nama Zat Jumlah Fungsi
Kel. 1 Kel. 2 Kel. 3 Kel. 4
Teofilin 200 mg 200 mg 200 mg 200 mg Zat aktif
PEG 1000 : 10 : 90 25 : 75 - - Basis
PEG 4000 supositoria
PEG 6000 : - - 85 : 15 95 : 5 Basis
PEG 400 supositoria

IV. Preformulasi
1. Teofilin (FI IV, hal. 783-784 dan Martindale, hal. 805)
Nama Zat Teofilin
Struktur Molekul

(FI IV, hal. 783)


Rumus Molekul C7H8N4O2 (anhidrat), C7H8N4O2.H2O (monohidrat)
Bobot Molekul 180,17 g/mol (anhidrat), 198,18 g/mol (monohidrat)
Pemerian Serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa pahit, stabil di
udara
Kelarutan Sukar larut dalam air, mudah larut dalam air panas
Stabilitas Jika berbentuk anhidrat dan terpapar udara, dengan cepat
menyerap air kurang lebih 4%, melebur pada suhu 248C
atau lebih
Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan Zat aktif sebagai bronkhodilator

2. PEG 1000 (Handbook of Pharmaceutical Excipients, 6th ed., hal. 517-520)


Nama Zat PEG 1000
Struktur Molekul

Keterangan
m: 22,3
(Handbook of Pharmaceutical Excipients, 6th ed., hal. 517)
Rumus Molekul HOCH2(CH2OCH2)22,3CH2OH
Bobot Molekul 950-1050 g/mol
Pemerian Putih atau putih keabu-abuan atau kekuningan dengan
konsistensi pasta hingga serpihan seperti lilin, berbau
manis samar
Kelarutan Larut dalam air dan bercampur dalam segala proporsi
dengan polietilen glikol lain. Larut dalam etanol (95%)
Densitas 1,080 g/cm3
Stabilitas Stabil secara kimia di udara dan di dalam larutan
Penyimpanan Wadah tertutup rapat di tempat sejuk dan kering
Kegunaan Basis supositoria

3. PEG 4000 (Handbook of Pharmaceutical Excipients, 6th ed., hal. 517-520)


Nama Zat PEG 4000
Struktur Molekul

Keterangan
m: 69,0-84,0
(Handbook of Pharmaceutical Excipients, 6th ed., hal. 517)
Rumus Molekul HOCH2(CH2OCH2)69,0-84,0CH2OH
Bobot Molekul 3000-4800 g/mol
Pemerian Putih atau putih keabua-abuan atau kekuningan dengan
konsistensi pasta hingga serpihan seperti lilin, berbau
manis samar
Kelarutan Larut dalam air dan bercampur dalam segala proporsi
dengan polietilen glikol lain. Larut dalam etanol (95%)
Densitas 1,080 g/cm3
Stabilitas Stabil secara kimia di udara dan di dalam larutan
Penyimpanan Wadah tertutup rapat di tempat sejuk dan kering
Kegunaan Basis supositoria

V. Rasionalisasi Formula
Alasan pembuatan supositoria adalah untuk memberikan rute pemberian obat selain
melalui rute oral kepada pasien yang tidak dapat menelan. Efek dari pemberian melalui
rektal lebih cepat daripada rute oral karena obat akan langsung masuk ke dalam sistem
sirkulasi darah. Selain itu, obat melalui rute rektal tidak mengalami first pass effect (yang
dapat mengurangi bioavailibilitas obat di dalam tubuh).
Pada pembuatan sediaan supositoria, diperlukan basis yang dapat meleleh pada suhu
tubuh sehingga obat dapat diserap ketika berada pada saluran rektal. Basis yang akan
digunakan adalah kombinasi PEG 1000 : PEG 4000 (25 : 75). Kombinasi digunakan untuk
mencapai tingkat kekerasan, titik leleh, dan kecepatan disolusi supositoria yang diinginkan
sebagai kompensasi turunnya titik leleh oleh zat aktif. PEG digunakan karena teofilin
merupakan senyawa yang hidrofilik. Basis PEG termasuk basis hidrofilik dan tidak meleleh
pada suhu tubuh, melainkan perlahan-lahan melarut dalam cairan rektal.

VI. Perhitungan
Perhitungan Teoritis
Misal
Jika bobot supositoria = a g dan bobot supositoria + 10% zat aktif = b g, maka 10% zat aktif
= 0,1b g dan 0,1b g zat aktif setara dengan (a – (b – 0,1b)) g atau (a – 0,9b) g basis sehingga 1

a−0,9 b
g zat aktif setara dengan ( ) g. Jika jumlah zat aktif yang digunakan adalah 0,2 g,
0,1 b

a−0,9 b
maka setara dengan (0,2 x ( )) g. Bobot basis yang perlu ditambahkan adalah (a - (0,2
0,1 b

a−0,9 b a−0,9 b
x( ))) g, bobot PEG 1000 adalah ((25/100) x (a - (0,2 x ( )))) g, dan bobot
0,1 b 0,1 b

a−0,9 b
PEG 4000 adalah ((75/100) x (a - (0,2 x ( )))) g.
0,1 b
Bahan Jumlah untuk 1 Supositoria Jumlah untuk 40 supositoria
Teofilin 200 mg 40 x 0,2 = 8 g
PEG 1000 a−0,9 b (40 x ((25/100) x (a - (0,2 x (
((25/100) x (a - (0,2 x ( ))))
0,1 b
a−0,9 b
g ))))) g
0,1 b
PEG 4000 a−0,9 b (40 x (75/100) x (a - (0,2 x (
((75/100) x (a - (0,2 x ( ))))
0,1 b
a−0,9 b
g ))))) g
0,1 b

Perhitungan Nyata
Untuk 20 supositoria hanya basis dengan bobot 1 supositoria = 2 g:
Bobot 20 supositoria = 20 x 2 g = 40 g
Bobot PEG 1000 = 0,25 x 40 = 10 g
Bobot PEG 4000 = 0,75 x 40 = 30 g
Untuk 20 supositoria basis + 10% zat aktif dengan bobot 1 supositoria = 2 g:
Bobot 20 supositoria = 20 x 2 g = 40 g
Bobot PEG 1000 = 0,25 x 40 = 10 g
Bobot PEG 4000 = 0,75 x 40 = 30 g
Bobot zat aktif = 0,1 x 40 = 4 g
Bobot 20 supositoria total = 40 + 4 = 44 g
2,56+2,54+ 2,47
Bobot rata-rata supositoria hanya basis = = 2,523 g
3
Bobot supositoria basis + 10% zat aktif = 2,59 g
Bobot 10% zat aktif = 0,1 x 2,59 = 0,259 g
Bobot basis = 2,59 – 0,259 = 2,331 g
0,259 g zat aktif setara dengan (2,523 – 2,331) atau 0,192 g basis
0,192
1 g zat aktif setara dengan atau 0,741 g basis sehingga 0,2 g zat aktif setara dengan
0,259
(0,2 x 0,741) atau 0,1482 g basis. Jadi, basis yang perlu ditambahkan adalah (2,59 – 0,1482)
atau 2,4418 g basis.
Bahan Jumlah untuk 40 supositoria
Teofilin 40 x 0,2 = 8 g
PEG 1000 40 x 0,25 x 2,4418 = 24,418 g
PEG 4000 40 0,75 x 2,4418 = 73,254 g

VII. Prosedur
A. Penemuan Bilangan Pengganti
1. Semua bahan ditimbang
2. Dua cetakan supositoria disiapkan (cetakan harus bersih dan kering)
3. Parafin cair digunakan sebagai pelumas dan dioleskan pada cetakan. Kemudian, cetakan
ditelungkupkan agar tidak terjadi penumpukan parafin di dalam cetakan dan dioven
4. PEG 1000 dan PEG 4000 dilelehkan dalam cawan penguap di atas penangas air
5. Lelehan diaduk hingga homogen
6. Setelah itu, basis diangkat dari penangas dan dibiarkan mengental, tetapi belum memadat
dan masih dapat dituang
7. Lelehan dengan suhu kurang lebih sama dengan suhu cetakan dituang ke dalam cetakan
melalui pinggir cetakan secara berlebih
8. Lelehan dibiarkan memadat pada suhu ruang dan disimpan di dalam lemari es
9. Kelebihan massa padat dipotong. Lalu, supositoria dikeluarkan dari cetakan
10. Untuk supositoria basis + 10% zat aktif, langkah 1-9 diulangi, hanya saja lelehan basis
dicampurkan dengan zat aktif secara homogen sebelum dituang ke dalam cetakan
11. Bilangan pengganti ditentukan
B. Pembuatan Supositoria
1. Semua bahan ditimbang
2. Dua cetakan supositoria disiapkan (cetakan harus bersih dan kering)
3. Parafin cair digunakan sebagai pelumas dan dioleskan pada cetakan. Kemudian, cetakan
ditelungkupkan agar tidak terjadi penumpukan parafin di dalam cetakan dan dioven
4. PEG 1000 dan PEG 4000 dilelehkan dalam cawan penguap di atas penangas air
5. Lelehan diaduk hingga homogen
6. Setelah itu, basis diangkat dari penangas. Teofilin ditambahkan dan diaduk hingga
homogen
7. Campuran dibiarkan mengental, tetapi belum memadat dan masih dapat dituang
8. Campuran dengan suhu kurang lebih sama dengan suhu cetakan dituang ke dalam
cetakan melalui pinggir cetakan secara berlebih
9. Campuran dibiarkan memadat pada suhu ruang dan disimpan di dalam lemari es
10. Kelebihan massa padat dipotong. Lalu, supositoria dikeluarkan dari cetakan
11. Supositoria dievaluasi

VIII. Evaluasi Sediaan


No Jenis Evaluasi Prinsip Evaluasi Syarat
1 Penampilan Untuk mengamati distribusi zat Bagian internal dan
aktif dalam basis supositoria. eksternal harus
Supositoria dibelah secara menunjukkan visualisasi
longitudinal dan diamati yang seragam
2 Keseragaman Untuk menentukan kadar zat aktif Jumlah zat aktif dalam
kandungan dalam masing-masing supositoria. masing-masing dari 10
(FI IV, hal. 999- Dipilih tidak kurang dari 30 satuan sediaan terletak di
1000) satuan sediaan. Kadar 10 satuan antara 85,0%-115,0% dari
sediaan ditentukan satu per satu yang tertera pada etiket
seperti tertera pada Penetapan dan simpangan baku relatif
kadar dalam masing-masing kurang dari atau sama
monografi, kecuali dinyatakan dengan 6,0%. Jika satu
lain dalam uji Keseragaman sediaan terletak di luar
kandungan rentang 85,0%-115,0%
dari yang tertera pada
etiket dan tidak ada satuan
terletak di antara rentang
75,0%-125,0% dari yang
tertera pada etiket, atau
jika simpangan baku relatif
lebih besar dari 6,0% atau
jika kedua kondisi tidak
terpenuhi, 20 satuan
tambahan diuji.
Persyaratan terpenuhi jika
tidak lebih dari satu satuan
dari 30 terletak di luar
rentang 85,0%-115,0%
dari yang tertera pada
etiket dan tidak ada satuan
yang terletak di luar
rentang 75,0%-125,0%
dari yang tertera pada
etiket dan simpangan baku
relatif dari 30 satuan
sediaan tidak lebih dari
7,8%
3 Keseragaman Masing-masing dari 20 Tidak boleh lebih dari dua
bobot supositoria ditimbang. Bobot rata- supositoria yang bobotnya
rata ditentukan. menyimpang dari bobot
rata-rata  5% Sd
4 Uji waktu hancur Untuk menetapkan kesesuaian Waktu yang diperlukan
(FI IV, hal. 1086, batas waktu hancur yang tertera untuk menghancurkan
1088) dalam masing-masing monografi. supositoria tidak lebih dari
Satu supositoria diletakkan pada 30 menit untuk supositoria
cakram berlubang bawah dari alat dengan dasar lemak dan
logam dan alat logam dimasukkan tidak lebih dari 60 menit
ke dalam tabung transparan dan untuk supositoria dengan
dikaitkan pada tabung. Pekerjaan dasar yang larut air,
diulang untuk dua supositoria lain. kecuali dinyatakan lain
Tiap alat ditempatkan pada wadah
paling sedikit berisi 4 L air,
kecuali dinyatakan lain. Ketiga
alat dapat ditempatkan bersama-
sama dalam wadah berisi paling
sedikit 12 L air, bersuhu 36-37C,
dilengkapi pengaduk lambat dan
alat penopang agar bagian atas
alat berjarak 90 mm di bawah
permukaan air. Setiap 10 menit,
alat dibalikkan tanpa
mengeluarkan dari cairan.
Supositoria dinyatakan hancur
sempurna jika:
(a) terlarut sempurna atau
(b) terdispersi menjadi
komponen, bagian lemak cair
berkumpul pada permukaan,
bagian serbuk yang tidak
larut berada di dasar atau
terlarut atau
(c) menjadi lunak, mengalami
perubahan dalam bentuknya
tanpa harus terpisah menjadi
komponennya dan massa
tidak mempunyai inti padat
yang memberikan rintang
bila diaduk dengan pengaduk
kaca
5 Kekerasan/ketega Supositoria diberi bobot 600 g,
ran lalu, ditambah 200 g setiap menit
hingga supositoria pecah. Berat
beban yang ditambahkan hingga
supositoria pecah adalah nilai
kekerasan supositoria
6 Zona atau rentang Supositoria diletakkan dalam
leleh pecadang gelas dan pecadang
gelas dimasukkan ke dalam
tabung gelas berdiameter 1,3 cm
dan sepanjang 10 cm. Tabung
tersebut dihubungkan dengan
tangas air. Termometer
dimasukkan ke dalam tangas air
dan termometer yang lain
diletakkan di atas massa yang
akan dilelehkan. Pemanasan
diatur secara bertahap sehingga
suhu naik secara perlahan
(kenaikan sebesar 1C setiap 2
menit). Suhu pada kedua
termometer dibaca pada saat
massa menetes dari tabung gelas
dan pada saat meleleh sempurna
7 Pengukuran Supositoria diletakkan ke dalam
waktu deformasi air distilasi dalam tabung plastik
yang dicelupkan dalam air
36,50,5C dan kawat batang
penguji dimasukkan menyentuh
bagian rata dari supositoria.
Waktu yang diperlukan hingga
batang kawat menembus atau
melewati supositoria adalah waktu
deformasi

No Jenis Uji Syarat Hasil Pengamatan


Kelomp Kelomp Kelomp Kelomp
ok 1 ok 2 ok 3 ok 4
1 Penampilan Bagian internal Warna Warna Warna Warna
dan eksternal putih, putih, putih, putih,
harus homogen homogen homogen homogen
menunjukkan (Memen , sedikit , terdapat (Memen
visualisasi yang uhi berluban celah uh
seragam dan syarat) g kecil di syarat)
tidak terdapat bagian
lubang celah, tengah
(Tidak
pengembangan (Tidak
memenu
lemak, dan memenu
hi syarat)
migrasi zat aktif hi syarat)
2 Keseragaman Tidak boleh 2,580  2,5955  2,497  2,429 
bobot lebih dari dua 0,011 0,054 0,017 0,038
supositoria (Tidak (Tidak (Tidak (Tidak
yang bobotnya memenu memenu memenu memenu
menyimpang hi syarat) hi syarat) hi syarat) hi syarat)
dari bobot rata-
rata  5% Sd
3 Uji waktu hancur Waktu yang T = 50 T1 = T1 = 66 T1 = 58
diperlukan untuk menit 50,717 menit menit
menghancurkan (Memen menit T2 = 66 T2 = 59
supositoria tidak uhi T2 = menit menit
lebih dari 30 syarat) 50,717 T3 = 70 T3 = 55
menit untuk menit menit menit
supositoria T3 = Rata-rata Rata-rata
dengan dasar 49,267 = 63,500 = 57,333
lemak dan tidak menit  3,530  2,082
lebih dari 60 Rata-rata menit menit
menit untuk = 50,233 (Tidak (Memen
supositoria  0,837 memenu uhi
dengan dasar menit hi syarat) syarat)
yang larut air, (Memen
kecuali uhi
dinyatakan lain syarat)
4 Kekerasan/ketega Hancur setelah Tidak Nilai Tidak Tidak
ran diberi beban 1,8- hancur kekerasa hancur hancur
2 kg (Tidak n = 5400 sampai sampai
memenu g = 5,4 pemberia pemberia
hi syarat) kg n beban n beban
(Tidak 5,4 kg 4,8 kg
memenu (Tidak (Tidak
hi syarat) memenu memenu
hi syarat) hi syarat)
5 Zona atau rentang 53-59 59-63C 51-57C 55-61C
leleh
6 Pengukuran 30 menit T1 = 59 T1 = T1 = 66 T1 =
waktu deformasi menit 45,400 menit 53,267
T2 = 60 menit T2 = 61 menit
menit T2 = menit T2 =
T3 = 60 60,150 T3 = 80 77,467
menit menit menit menit
Rata rata T3 = Rata rata T3 =
= 59,670 57,250 = 63,500 62,500
 0,580 menit  3,530 menit
menit Rata-rata menit Rata rata
(Tidak = 54,267 (Tidak = 64,411
memenu  7,815 memenu  12,213
hi syarat) menit hi syarat) menit
(Tidak (Tidak
memenu memenu
hi syarat) hi syarat)

Keseragaman Bobot
No Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4
1 2,58 g 2,56 g 2,45 g 2,48 g
2 2,57 g 2,55 g 2,49 g 2,38 g
3 2,55 g 2,60 g 2,50 g 2,45 g
4 2,57 g 2,55 g 2,49 g 2,42 g
5 2,59 g 2,60 g 2,53 g 2,47 g
6 2,57 g 2,69 g 2,49 g 2,48 g
7 2,58 g 2,66 g 2,50 g 2,4 g
8 2,57 g 2,69 g 2,49 g 2,47 g
9 2,59 g 2,63 g 2,51 g 2,44 g
10 2,56 g 2,55 g 2,49 g 2,4 g
11 2,59 g 2,56 g 2,49 g 2,45 g
12 2,56 g 2,65 g 2,49 g 2,41 g
13 2,58 g 2,61 g 2,50 g 2,34 g
14 2,58 g 2,59 g 2,51 g 2,39 g
15 2,58 g 2,60 g 2,50 g 2,45 g
16 2,58 g 2,55 g 2,50 g 2,45 g
17 2,57 g 2,52 g 2,53 g 2,47 g
18 2,58 g 2,57 g 2,51 g 2,39 g
19 2,59 g 2,52 g 2,48 g 2,43 g
20 2,57 g 2,67 g 2,49 g 2,41 g
Rata-rata 2,58 g 2,596 g 2,497 g 2,429 g
Standar Deviasi 0,011 0,054 0,017 0,038
Bobot rata-rata (2,57945- (2,5933- (2,49615- (2,4271-2,4309)
± 5% SD 2,58055) g 2,5987) g 2,49785) g g

IX. Pembahasan
Supositoria adalah sediaan pada yang diberikan lewat rektal, vagina atau uretra yang
akan meleleh, melunak atau melarut di dalam tubuh. Supositoria mempunyai kelebihan
berupa obat tidak mengalami first pass effect; dosis obat bisa lebih besar; dan dapat
digunakan untuk pasien anak-anak, mual muntah, tidak sadar, sulit menelan, dan terganggu
jiwanya. Kekurangan supositoria adalah tidak nyaman untuk digunakan, penggunaan
memerlukan edukasi terlebih dahulu, volume rektum kecil sehingga absorpsi juga terbatas,
cairan tubuh terbatas sehingga absorpsi juga terbatas, dan penyimpanannya harus di dalam
lemari pendingin. Zat aktif yang digunakan dalam supositoria dapat bersifat sistemik (misal
antipiretik, analgesik, dan bronkhodilator) ataupun lokal (misal untuk penyakit hemorhoid
dan antibakteri untuk rute vaginal). Basis yang digunakan dalam supositoria dapat dibagi
menjadi dua, yaitu basis hidrofil (contoh PEG dan campuran gelatin, gliserin, dan air) dan
basis lipofil (contoh oleum cacao). Oleum cacao sebagai basis tidak dapat dipanaskan
langsung atau tidak dapat dipanaskan di atas suhu 40C karena dapat membentuk kristal
metastabil di mana kristal metastabil mempunyai bentuk kristal yang berubah dan pada oleum
cacao menyebabkan oleum cacao tidak lagi dapat membeku. Saat ini, oleum cacao tidak lagi
digunakan dikarenakan adanya kristal metastabil dan organoleptiknya kurang menarik
(berwarna kuning dan bisa saja berbau tengik karena terjadi oksidasi pada lemak bahan
alam). Kombinasi atau pencampuran basis dapat dilakukan untuk mencapai rentang titik leleh
dan kekerasan yang diinginkan. Syarat supositoria yang baik adalah meleleh pada suhu tubuh,
tidak mengiritasi jaringan tubuh, zat aktif homogen dalam basis, stabil dalam penyimpanan,
dan mudah lepas dari cetakan.
Kelompok 1, 2, 3, dan 4 berbeda dalam hal basis di mana kelompok 1 dan 2
menggunakan PEG 1000 dan PEG 4000 (kelompok 1 dengan 2 berbeda dalam hal
perbandingan angka PEG), sedangkan kelompok 3 dan 4 menggunakan PEG 400 dan PEG
6000 (kelompok 3 dengan 4 berbeda dalam hal perbandingan angka PEG). Perbedaan
tersebut mungkin menyebabkan adanya perbedaan titik leleh dan kekerasan dari masing-
masing supositoria. Berdasarkan hasil percobaan, kelompok 1 dan 4 memenuhi syarat uji
penampilan, sedangkan kelompok 2 dan 3 tidak memenuhi syarat karena terdapat lubang
celah di dalam supositoria yang mungkin disebabkan oleh adanya gelembung udara yang
terjerat akibat penuangan adonan supositoria tidak dari pinggir cetakan ataupun karena suhu
adonan dengan cetakan jauh berbeda di mana adonan masih terlalu panas dan ketika dingin
terjadi kontraksi volume yang drastis. Pada uji keseragaman bobot, hasil semua kelompok
tidak memenuhi syarat yang mungkin dapat disebabkan oleh gelembung udara dalam
supositoria (volume yang tidak terisi oleh adonan menyebabkan bobot supositoria kurang dari
seharusnya) dan mungkin saja saat pemotongan ada bagian supositoria yang terpotong tidak
rata sehingga bobotnya menjadi bervariasi. Hanya supositoria kelompok 3 yang tidak
memenuhi syarat uji waktu hancur. Semua supositoria juga tidak memenuhi syarat
kekerasan/ketegaran karena lebih keras daripada yang dipersyaratkan. Zona atau rentang
leleh supositoria kelompok 1 adalah 53-59C, kelompok 2 adalah 59-63C, kelompok 3
adalah 51-57C, dan kelompok 4 adalah 55-61C. Keempat supositoria tidak memenuhi
syarat pengukuran waktu deformasi. Dari keempat formula, dapat disimpulkan bahwa
formula 2 lebih baik karena memenuhi syarat uji waktu hancur (bahkan yang paling singkat)
dan walapun tidak memenuhi syarat kekerasan, tetapi bila dibandingkan dengan supositoria
yang lain formula 2 tetap hancur walapun pada angka yang besar. Formula 2 juga tidak
memenuhi syarat pada uji penampilan yang mungkin disebabkan oleh hal teknis (cara
penuangan adonan supositoria) dan bukan dikarenakan oleh formulanya. Jadi, formula basis
yang menggunakan kombinasi PEG 1000 dan PEG 4000 lebih baik daripada kombinasi PEG
400 dan PEG 6000 dengan perbandingan PEG 1000 : PEG 4000 (25 : 75) lebih baik daripada
PEG 1000 : PEG 4000 (10 : 90).

X. Kesimpulan
1. Dapat menentukan formula sediaan supositoria teofilin 200 mg, yaitu formula 2 dengan
basis PEG 1000 : PEG 4000 (25 : 75)
2. Dapat menentukan hasil evaluasi sediaan supositoria teofilin 200 mg
XI. Daftar Pustaka
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta:
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Hal. 783-784, 999-1000, 1086, 1088.
Rowe, R.C., Sheskey, P.J., dan Quinn, M.E. (ed.). 2009. Handbook of Pharmaceutical
Excipients Sixth Edition. Grayslake: the Pharmaceutical Press. Hal. 517-520.
Wikarsa, S., Rachmawati, H., Mudhakir, D., dan Soewandhi, S.N. 2014. Penuntun Praktikum
Teknologi Farmasi Sediaan Solida FA 4131. Bandung: Sekolah Farmasi Institut
Teknologi Bandung. Hal. 30-44.

Anda mungkin juga menyukai