Disusun Oleh :
Assalamu’alaikum wr wb
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul “ Konsep Dasar dan Ragam Pembelajaran”. Makalah ini berisikan
tentang penjelasan mengenai pengertian pembelajaran, prinsip pembelajran,
komponen pembelajaran dan ragam pembelajran. Tujuan penyusunan makalah ini
adalah untuk memberikan pemahaman kepada kita semua tentang konsep dasar
dan ragam pembelajaran. Diharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya
harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata saya sampaikan kepada
semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.
Wassalamu’alaikum wr wb.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................................
I. PENDAHULUAN.......................................................................................................
A. Latar Belakang........................................................................................................
B. Rumusan Masalah...................................................................................................
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................................
II. PEMBAHASAN........................................................................................................
A. Pengertian Pembelajaran.........................................................................................
B. Prinsip Pembelajaran...............................................................................................
C. Komponen Pembelajaran.........................................................................................
D. Behaviorisme Vs Konstruktivisme..........................................................................
E. Konseptual Vs Konstektual.....................................................................................
F. Individual Vs Kooperatif ........................................................................................
G. Teacher’s Vs Student’s Centered............................................................................
III. PENUTUP................................................................................................................
A. Kesimpulan..............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada hakikatnya kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses
komunikasi. Proses komunikasi harus diciptakan atau diwujudkan melalui
kegiatan penyampaian dan tukar menukar pesan atau informasi antara pendidik
dengan peserta didik. Satu kesatuan dari proses komunikasi belajar mengajar yang
bertumpu pada tujuan pendidikan di sekolah adalah media pembelajaran.
Proses pembelajaran merupakan tahapan-tahapan yang dilalui dalam
mengembangkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik seseorang,
dalam hal ini adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa atau peserta
didik. Salah satu peran yang dimiliki oleh seorang guru untuk melalui tahap-tahap
ini adalah sebagai fasilitator. Untuk menjadi fasilitator yang baik guru harus
berupaya dengan optimal mempersiapkan rancangan pembelajaran yang sesuai
dengan karakteristik anak didik, demi mencapai tujuan pembelajaran.
Konsep dapat didefinisikan sebagai suatu gagasan/ide yang relatif
sempurna dan bermakna, Konsep merupakan suatu pengertian tentang suatu
objek. Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil
interaksi individu dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Maka dari itu dalam makalah ini, akan di bahas tentang pengertian
pembelajaran, prinsip pembelajran, komponen pembelajaran dan ragam
pembelajran.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pembelajaran?
2. Apa saja prinsip-prinsip pembelajaran?
3. Apa saja kompome dalam pembelajaran?
4. Bagaimana perbedaan metode pembelajaran Behaviorisme dan
Konstruktivisme?
5. Bagaimana perbedaan metode pembelajaran Konseptual dan Konstektual ?
6. Bagaiman perbedaan metode pemebelajaran Individual Vs Kooperatif ?
7. Bagaiman perbedaan metode pembelajaran Teacher’s Vs Student’s Centered ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertiam pembelajaran.
2. Untuk mengetahui prinsip pembelajaran.
3. Untuk mengetahui komponen pembelajaran.
4. Untuk mengetahui perbedaan metode pembelajaran Behaviorisme dan
Konstruktivisme.
5. Untuk mengetahui perbedaan metode pembelajaran Konseptual dan
Konstektual.
6. Untuk mengetahui perbedaan metode pemebelajaran Individual Vs Kooperatif.
7. Untuk mengetahui perbedaan metode pembelajaran Teacher’s Vs Student’s
Centered.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pembelajaran
Arti pembelajaran yang lain adalah usaha sadar dari guru untuk membuat
siswa belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang
belajar, dimana perubahan itu dengan didapatkannya kemampuan baru yang
berlaku dalam waktu tertentu dan karena adanya usaha.
B. Prinsip Pembelajaran
C. Komponen Pembelajaran
komponen pembelajaran adalah kumpulan dari beberapa item yang saling
berhubungan satu sama lain yang merupakan hal penting dalam proses belajar
mengajar. Di dalam pembelajaran, terdapat komponen-komponen yang berkaitan
dengan proses pembelajaran, yaitu :
1. Kurikulum
Secara etimologis, kurikulum ( curriculum ) berasal dari bahasa Yunani, curir
yang artinya “pelari” dan curere yang berarti “tempat berpacu”. yaitu suatu jarak
yang harus ditempuh oleh pelari dari garis start sampai garis finish. Secara
terminologis, istilah kurikulum mengandung arti sejumlah pengetahuan atau mata
pelajaran yang harus ditempuh atau diselesaikan siswa guna mencapai suatu
tingkatan atau ijazah. Pengertian kurikulum secara luas tidak hanya berupa mata
pelajaran atau bidang studi dan kegiatan-kegiatan belajar siswa saja, tetapi juga
segala sesuatu yang berpengaruh terhadap pembentukan pribadi siswa sesuai
dengan tujuan pendidikan yang diharapkan. Misalnya fasilitas kampus,
lingkungan yang aman, suasana keakraban dalam proses belajar mengajar, media
dan sumber-sumber belajar yang memadai.
2. Guru
Kata Guru berasal dari bahasa Sansekerta “guru” yang juga berarti guru, tetapi
arti harfiahnya adalah “berat” yaitu seorang pengajar suatu ilmu. Dalam bahasa
Indonesia, guru umumnya merujuk pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik.
Di dalam masyarakat, dari yang paling terbelakang sampai yang paling maju,
guru memegang peranan penting. Guru merupakan satu diantara pembentuk-
pembentuk utama calon warga masyarakat. Peranan guru tidak hanya terbatas
sebagai pengajar (penyampai ilmu pengetahuan), tetapi juga sebagai pembimbing,
pengembang, dan pengelola kegiatan pembelajaran yang dapat memfasilitasi
kegiatan belajar siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
3. Siswa
Siswa atau Murid biasanya digunakan untuk seseorang yang mengikuti suatu
program pendidikan di sekolah atau lembaga pendidikan lainnya, di bawah
bimbingan seorang atau beberapa guru. Dalam konteks keagamaan murid
digunakan sebagai sebutan bagi seseorang yang mengikuti bimbingan seorang
tokoh bijaksana. Meskipun demikian, siswa jangan selalu dianggap sebagai objek
belajar yang tidak tahu apa-apa. Ia memiliki latar belakang, minat, dan kebutuhan
serta kemampuan yang berbeda. Bagi siswa, sebagai dampak pengiring (nurturent
effect) berupa terapan pengetahuan dan atau kemampuan di bidang lain sebagai
suatu transfer belajar yang akan membantu perkembangan mereka mencapai
keutuhan dan kemandirian.
4. Metode
Metode pembelajaran adalah cara yang dapat dilakukan untuk membantu
proses belajar-mengajar agar berjalan dengan baik, metode-metode tersebut antara
lain :
5. Materi
Materi juga merupakan salah satu faktor penentu keterlibatan siswa. Adapun
karakteristik dari materi yang bagus menurut Hutchinson dan Waters adalah:
Contohnya jika awalnya seorang anak tidak bisa menulis lalu dibimbing
secara terus menerus dan membawa perubahan pada peserta didik yang
menjadikan dia bisa menulis maka dia telah dikatakan belajar dan mengalami
perubahan. Menurut teori ini yang paling penting adalah stimulus dan respon.
Stimulus adalah sesuatu yang diberikan guru kepada siswa sedangkan respon
adalah tanggapan siswa terhadap stimulus yang diberikan.
Teori konstruktivisme, berbeda dengan teori yang pertama teori ini bertolak
belakang dengan teori behaviorisme. Karena teori ini menekankan perubahan
perilaku pada pelajar, contohnya dari yang tidak diketahui akan menjadi
diketahui. Dalam teori ini menekankan pada peserta didik untuk dapat aktif
membangun konsep baru. Teknik ini membebaskan peserta didik untuk
memanfaatkan teknik belajar, asalkan tujuan belajarnya dapat tercapai.
Teori ini lebih menekankan pada proses daripada hasil. Dalam proses belajar
Hasil belajar akan mempengaruhi perkembangan pola pikir seseorang. Belajar
menurut teori ini tidak hanya dengan menghafal melainkan mengkonstruksi
pengetahuan. Pengetahuan bukanlah hasil dari pemberian orang lain melainkan
pengetahuan adalah proses yang didapatkan dalam belajar.
E. Konseptual Vs Konstektual
Kontekstual (Contextual Teaching and Learning, CTL), yaitu dengan cara guru
memulai pembelajaran yang dimulai atau dikaitkan dengan dunia nyata yaitu
diawali dengan bercerita atau tanya-jawab lisan tentang kondisi aktual dalam
kehidupan siswa (daily life), kemudian diarahkan melalui modeling agar siswa
termotivasi, questioning agar siswa berfikir, constructivism agar siswa
membangun pengertian, inquiry agar siswa bisa menemukan konsep dengan
bimbingan guru, learning community agar siswa bisa berbagi pengetahuan dan
pengalaman serta terbiasa berkolaborasi, reflection agar siswa bisa mereviu
kembali pengalaman belajarnya, serta authentic assessment agar penilaian yang
diberikan menjadi sangat objektif.
Pengajaran konsep (concept teaching), adalah cara di mana guru dapat
membantu siswa untuk memperoleh dan mengembangkan konsep-konsep dasar
yang dibutuhkan untuk pembelajaran lebih lanjut dan pemikiran tingkat tinggi.
Model pengajaran konsep tidak dirancang untuk mengajarkan sejumlah besar
informasi kepada siswa. Tetapi dengan mempelajari dan menerapakan konsep-
konsep kunci dalam subjek tertentu, siswa akan mampu mentransfer berbagai
pembelajaran spesifik ke bidang-bidang yang lebih umum.
F. Individual Vs Kooperatif
Model Pembelajaran Individual menawarkan solusi terhadap masalah peserta
didik yang beraneka ragam tersebut. Pembelajaran individual memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk menentukan sendiri tempat, waktu, kapan
dirinya merasa siap untuk menempuh ulangan atau ujian. Salah satu model
pembelajaran individual yang sangat populer di kita beberapa waktu yang lalu
adalah pembelajaran dengan modul. Modul adalah suatu paket pembelajaran yang
memuat suatu unit konsep pembelajaran yang dapat dipelajari oleh peserta didik
sendiri.
Model pembelajaran kooperatif mengutamakan kerja sama dalam
menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan
dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Nur (2000), semua model
pembelajaran ditandai dengan adanya struktur tugas, struktur tujuan dan struktur
penghargaan. Struktur tugas, struktur tujuan dan struktur penghargaan pada model
pembelajaran kooperatif berbeda dengan struktur tugas, struktur tujuan serta
struktur penghargaan model pembelajaran yang lain. Tujuan model pembelajaran
kooperatif adalah hasil belajar akademik siswa meningkat dan siswa dapat
menerima berbagai keragaman dari temannya, serta pengembangan keterampilan
sosial.
G. Teacher’s Vs Student’s Centered
Teacher Centered Learning (TCL)Menurut Smith dalam Sanjayayang
dikutip ulang oleh Parwati bahwa Teacher Centered Teaching (TCL) adalah suatu
pendekatanbelajaryang berdasar pada pandangan bahwa mengajar adalah
menanamkan pengetahuan dan keterampilan. Selanjutnya Parwati menegaskan
Cara pandang ini memiliki beberapa ciri sebagai berikut:a.Memakai pendekatan
berpusat pada guru, yakni gurulah yang harus menjadi pusat dalam
pembelajaran.b.Siswa ditempatkan sebagai objek belajar. Siswa dianggap sebagai
organisme yang pasif, sebagai penerima informasi yang diberikan guru.
c.Kegiatan pembelajaran terjadi pada tempat dan waktu tertentu. Siswa hanya
belajar manakala ada kelasyang telah didesain sedemikian rupa sebagai tempat
belajar.Tujuan utama pengajaran adalah penguasaan materi pelajaran.
Keberhasilan suatu proses pengajaran diukur dari sejauh mana siswa dapat
menguasai materi pelajaran yang disampaikan guru.
Student Centered Learning merupakan pendekatan dalam pembelajaran
yang memfasilitasi pembelajar untuk terlibat dalam proses Experiential
Learning(pengalaman belajar). Model pembelajaran SCLpada saat ini diusulkan
menjadi model pembelajaran yang sebaiknya digunakan karena memiliki
beberapa keunggulan:a)Peserta didik dapat merasakan bahwa pembela-jaran
menjadi miliknya sendiri, karena diberi kesempatan yang luas untuk
berpartisipasi.b)Peserta didik memiliki motivasi yang kuat untuk mengikuti
kegiatan pem-belajaran.c)Tumbuhnya suasana demokratis dalam pembe-lajaran,
sehingga terjadi dialog dan diskusi untuk saling belajar-membelajarkan di antara
siswa.
DAFTAR PUSTAKA
http://srimulya25.blogspot.com/2015/11/konsep-dasar-pembelajaran.html
http://nhuynhuy1994.blogspot.com/2014/11/prinsip-prinsip-pembelajaran_11.html
https://www.kompasiana.com/nindaratri/58fe1e577697737a4cd439cd/behaviorism
e-vs-konstruktivisme?page=4
http://riosaputraa.blogspot.com/2013/01/perbedaan-antara-kontekstual-
dan_9206.html
http://eprints.ums.ac.id/30865/10/NASKAH_PUBLIKASI.pdf