Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH AKIDAH ILMU KEMUHAMMADIYAHAN

“RELASI PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENDIDIKAN ISLAM”


Untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Akidah Ilmu Kemuhammadiyahan

Yang diampu oleh

DISUSUN OLEH :

1. Kholifah (201902060013)
2. Putri Naela Latifah (201902060015)
3. Dhea Chandra Monica (201902060016)
4. Fauzah Wahyu Amalia (201902060019)
5. Salsabil El Maulida (201902060020)

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN
PEKALONGAN
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah dari-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Adab Terhadap Orang Tua” ini. Sholawat
dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, Nabi
Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita semua jalan yang lurus berupa
ajaran agama islam yang sempurna dan menjadi anugrah terbesar bagi seluruh alam
semesta.

Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah yang menjadi


tugas pendidikan agama dengan judul “Adab Terhadap Orang Tua”. Disamping itu,
kami mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
kamu selama pembuatan makalan ini berlangsung sehingga dapat terealisasikanlah
makalah ini.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca. Kami mengharapkan kritik dan saran terhadap makalah ini agar
kedepannya dapat kami perbaiki. Karena kami sadar, makalah yang kami buat ini masih
banyak terdapat kekurangannya.

Pekalongan, 21 November 2020

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. LatarBelakang

Pendidikan akhlak adalah usaha-usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk


menanamkan nilai-nilai, ataupun ataupun norma-norma tentang budi pekerti, sehingga
manusia dapat memahami dan mengerti, serta mengamalkan norma-norma tentang budi
pekerti itu sendiri.Baik buruknya akhlak ataupun budi pekerti seseorang adalah satu
penilaian yang diberikan oleh masyarakat terhadap perbuatan yang dilakukan oleh
manusia. Parameter ukuran baik buruknya perbuatan manusia itu diukur berdasarkan
norma-norma agama, ataupun norma-norma adat istiadat dari masyarakat itu
sendiri.Islam menentukan, bahwa untuk mengukur baik buruknya suatu perbuatan
manusia adalah berdasarkan syariat agama yang bersumber dari wahyu Allah SWT,
yaitu al quran dan hadist Rasulullah SAW.

Orang yang tidak memiliki akhlak, maka perbuatan dan tingkah lakunya akan
jauh dari sikap terpuji. Maraknya perbuatan maksiyat yang oleh masyarakat dinilai
sebagai sebuah perbuatan yang lazim, adalah sebuah bukti telah terjadinya krisis akhlak
ditengah-tengah masyarakat. Semestinya manusia sadar dan kembali kepada fitrahnya
sebagai manusia yang diciptakan Allah dengan akhlak yang mulia. Orang yang paling
sempurna keimannannya adalah orang yang baik akhlaknya. Akhlak Islam yang mulia
ini akan membawa umat  untuk selamat hidupnya di  dunia dan akhirat. Pendidikan
Islam menjadi salah satu pondasi bagi berdirinya akhlak yang baik, mampu memberikan
pegangan hidup agar sesuai dengan agama dan kehidupan yang diharapkan masyarakat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari pendidikan akhlak dan pendidikan Islam?
2. Bagaimana dasar-dasar dan tujuan pendidikan akhlak mulia dalam
pendidikan Islam?
3. Apa saja ruang lingkup pendidikan akhlak mulia?
4. Bagaimana cara penerapan metode pendidikan akhlak mulia dalam
pendidikan islam.

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari pendidikan akhlak dan pendidikan
Islam.
2. Untuk mengetahui dasar-dasar dan tujuan pendidikan akhlak mulia
dalam pendidikan Islam.
3. Untuk mengetahui ruang lingkup pendidikan akhlak mulia.
4. Untuk mengetahui cara penerapan metode pendidikan akhlak mulia
dalam pendidikan Islam.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan Akhlak Mulia dan Pendidikan Islam

Pendidikan adalah bimbingan dari pendidik terhadap yang dididik secara


universal demi terciptanya insan yang bermanfaat. Dengan adanya pendidikan
maka diharapkan manusia bisa berguna bagi kemaslahatan alam. Akhlak  adalah
sifat dan jiwa yang melekat dalam diri seseorang menjadi pribadi yang utuh dan
menyatu dalam diri orang tersebut sehingga akhirnya tercermin melalui tingkah
laku  dalam kehidupan sehari-hari bahkan menjadi adat kebiasaan.

Setelah dijelaskan secara terpisah mengenai pengertian pendidikan dan


pengertian akhlak, maka dapat disimpulkanbahwa pendidikan akhlak adalah
perpaduan antara pengertian Pendidikan dan Akhlak. Jadi yang dimaksud
dengan Pendidikan Akhlak adalah bimbingan, asuhan dan pertolongan dari
orang dewasa untuk membawa anak didik ke tingkat kedewasaan yang mampu
membiasakan diri dengan sifat-sifat yang terpuji dan menghindari sifat-sifat
yang tercela. Atau dengan kata lain pendidikan mengenai dasar-dasar akhlak dan
keutamaan perangai, tabiat yang harus dimiliki dan dijadikan kebiasaan oleh
anak sejak masa anak-anak sampai ia menjadi seorang mukallaf, seseorang yang
telah siap mengarungi lautan kehidupan. Ia tumbuh dan berkembang dengan
berpijak pada landasan iman kepada Allah dan terdidik untuk selalu kuat, ingat
bersandar, meminta pertolongan dan berserah diri kepada-Nya, maka ia akan
memiliki potensi dan respon dalam menerima setiap keutamaan dan kemuliaan.
Di samping itu terbiasa melakukan akhlak mulia.

Menurut Guru besar Pendidikan Islam IAIN Sunan Gunung Jati Bandung
menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan pendidikan Islam adalah
bimbingan terhadap seseorang agar berkembang secara maksimal sesuai dengan
ajaran Islam.

B. Dasar-Dasar dan Tujuan Pendidikan Akhlak Mulia dalam Pendidikan Islam

1. Dasar- Dasar Pendidikan Akhlak Mulia


Islam merupakan agama yang sempurna, sehingga setiap ajaran yang ada
dalam Islam memiliki dasar pemikiran, begitu pula dengan pendidikan akhlak.
Tidak diragukan lagi bahwa pendidikan akhlak dalam agama Islam bersumber
pada Al-Qur’an dan As-Sunnah. Al-Qur’an sendiri sebagai dasar utama dalam
Agama Islam telah memberikan petunjuk pada jalan kebenaran, mengarahkan
kepada pencapaian kebahagiaan di dunia dan akhirat. Di antara ayat yang
menyebutkan pentingnya akhlak adalah dalam surat Ali Imran ayat 104:
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru
kepada kebaikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang
mungkar; merekalah orang-orang yang beruntung”.
Dalam ayat tersebut Allah SWT menganjurkan hamba-Nya untuk dapat
menasehati, mengajar, membimbing dan mendidik sesamanya dalam hal
melakukan kebajikan dan meninggalkan keburukan. Dengan demikian Allah
telah memberikan dasar yang jelas mengenai pendidikan akhlak yang mana
merupakan suatu usaha untuk membimbing dan mengarahkan manusia agar
berbudi pekerti luhur dan berakhlaqul karimah.
Selain menyebutkan pentingnya pendidikan akhlak, Al-Qur’an pun
menunjukkan siapa figur yang harus dicontoh dan dijadikan sebagai uswatun
hasanah. Sebagaimana firman-Nya dalam QS.Al-Ahzab: 21:
Artinya: “Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang
baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.”
Ayat tersebut menunjukkan bahwa Rasulullah merupakan figur utama
sebagai manusia dan utusan Allah yang patut dijadikan panutan dalam menjalani
kehidupan di dunia ini. Allah pun dalam ayat lain memuji kepribadian
Rasulullah SAW sebagaimana firman-Nya:
Artinya: “Dan sesungguhnya engkau benar-benar, berbudi pekerti yang
luhur.” (QS. Al-Qalam: 4)
Dasar pentingnya akhlak dalam As-Sunnah dijelaskan oleh Rasulullah
dalam sabdanya: Dari Abu Hurairah r.a berkata: Bahwasanya Raasulullah SAW
bersabda: “Sesungguhnya aku diutus hanyalah untuk menyempurnakan akhlak
yang baik”. (HR. Ahmad dan Baihaqi)
Dari ayat Al-Qur’an dan As-Sunnah Rasulullah Saw. di atas
menunjukkan bahwa dasar dan pijakan pendidikan akhlak adalah Al-Qur’an dan
Sunnah Nabi. Dari dasar dan pedoman itulah dapat diketahui kriteria suatu
perbuatan itu baik ataupun buruk.

2. Tujuan Pendidikan Akhlak Mulia


Tujuan utama dari pendidikan Islam ialah pembentukan akhlak dan budi
pekerti yang sanggup menghasilkan orang-orang yang bermoral bukan hanya
sekedar memenuhi otak murid-murid dengan ilmu pengetahuan tetapi tujuannya
ialah mendidik akhlak dengan memperhatikan segi-segi kesehatan, pendidikan
fisik dan mental, perasaan dan praktek serta mempersiapkan anak-anak menjadi
anggota masyarakat.
Adapun tujuan pendidikan akhlak secara umum yang dikemukakan oleh
para pakar pendidikan Islam adalah sebagai berikut:
a) Tujuan pendidikan akhlak adalah mencapai kebahagiaan kebahagiaan
hidup umat manusia dalam kehidupannya, baik di dunia maupun akhirat.
Jika seseorang dapat menjaga kualitas mu’amalah dan mu’amalah
ma’annas, insya Allah akan memperoleh rida-Nya. Orang mendapat rida
Allah niscaya akan memperoleh jaminan kehidupan baik di duniawai
maupun ukhrawi.
b) Tujuan pendidikan akhlak menurut Omar Muhammad Al Thoumy Al-
Syaibani “Tujuan tertinggi agama dan akhlak ialah menciptakan
kebahagiaan dua kampung (dunia dan akherat), kesempurnaan jiwa bagi
individu, dan menciptakan kebahagiaan, kemajuan, kekuatan dan
keteguhan bagi masyarakat”. Pada dasarnya apa yang akan dicapai dalam
pendidikan akhlak tidak berbeda dengan tujuan pendidikan Islam itu
sendiri.
c) Tujuan pendidikan akhlak menurut M. Athiyah al Abrasyi “Tujuan
pendidikan budi pekerti adalah membentuk manusia yang berakhlak
(baik laki-laki maupun wanita) agar mempunyai kehendak yang kuat,
perbuatan-perbuatan yang baik, meresapkan fadhilah (kedalam jiwanya)
dengan meresapkan cinta kepada fadhilah (kedalam jiwanya) dengan
perasaan cinta kepada fadhilah dan menjauhi kekejian (dengan keyakinan
bahwa perbuatan itu benar-benar keji).
d) Tujuan pendidikan akhlak menurut Mahmud Yunus “Tujuan pendidikan
akhlak adalah membentuk putra-putri yang berakhlak mulia, berbudi
luhur, bercita-cita tinggi, berkemauan keras, beradab, sopan santun, baik
tingkah lakunya, manis tutur bahasanya, jujur dalam segala
perbuatannya, suci murni hatinya”.
e) Tujuan di atas selaras dengan tujuan pendidikan Nasional yang
tercantum dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.
20/Th. 2003, bab II, Pasal 3 dinyatakan bahwa: “Pendidikan Nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdasakan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

C. Ruang Lingkup Pendidikan Akhlak Mulia

1. Akhlak Terhadap Allah SWT


Akhlak kepada Allah SWT dapat diartikan sebagai sikap/perbuatan yang
seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhluk kepada Tuhan yang
Khaliq. Sekurang-kurangnya ada empat alasan mengapa manusia perlu
berakhlak kepada Allah :
a. Karena Allah yang telah menciptakan manusia dan menciptakan manusia
di air yang ditumpahkan keluar dari antara tulang punggung dan tulang
rusuk. (Q.S. al-Thariq : 5-7). Dalam ayat lain, Allah menyatakan bahwa
manusia diciptakan dari tanah yang kemudian diproses menjadi benih
yang disimpan dalam tempat yang kokoh (rahim) setelah ia menjadi
segumpal darah, daging, dijadikan tulang dan dibalut dengan daging, dan
selanjutnya diberikan ruh. (Q.S. Al-Mu’minun : 12-13)
b. Karena Allah lah yang telah memberikan perlengkapan panca indera,
berupa pendengaran, penglihatan, akal, pikiran dan hati sanubari. Di
samping anggota badan yang kokoh dan sempurna pada manusia.
c. Karena Allah lah yang telah menyediakan berbagai bahan dan sarana
yang diperlukan bagi kelangsungan hidup manusia, seperti bahan
makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, air, udara, binatang dan
ternak dan lain sebagainya. (Q.S.al Jatsiah : 12-13)
d. Allah lah yang telah memuliakan manusia dengan diberikannya
kemampuan untuk menguasai daratan dan lautan.

2. Akhlak terhadap Makhluk


 Akhlak kepada Manusia
a. Akhlak kepada Rasulullah
1) Mencintai dan memuliakan Rasul
Setiap orang yang mengaku beriman kepada Allah SWT tentulah
harus beriman bahwa nabi Muhammad SAW adalah Nabi dan Rasulullah
yang terakhir, penutup sekalian nabi dan rasul; tidak ada lagi nabi,
apalagi rasul sesudah beliau. Beliau diutus oleh Allah SWT untuk
seluruh umat manusia sampai hari Kiamat nanti. Kedatangan beliau
sebagai utusan Allah merupakan rahmat bagi alam semesta.
2) Mengikuti dan mentaati Rasul
Mengikuti dan mematuhi Rasullulah SAW, berarti mengikuti
jalan lurus dengan mematuhi segala rambu-rambunya. Rambu-rambu
jalan tersebut adalah segala aturan kehidupan yang dibawa oleh
Rasulullah yang terlembaga dalam Al-Quran dan Sunnah. Itulah dua
warisan yang ditinggalkan Rasul untuk umat manusia.
3) Mengucapkan shalawat dan salam
Perintah untuk bershalawat dan salam kepada Nabi Muhammad
SAW diawali  oleh Allah SWT dengan pernyataan bahwa Allah dan para
malaikat –Nya bershalawat kepada beliau. Hal itu disamping
menunjukan betapa mulia dan terhormatnya kedudukan beliau di sisi
Allah, juga menunjukan betapa pentingnya perintah bershalawat dan
salam itu kita lakukan. Bahkan, untuk memastikan bahwa setiap orang
yang beriman akan mengucapkan, shalawat dan salam itu dijadikan
sebagai salah satu bacaan dalam shalat.
b. Akhlak terhadap orang tua
Meliputi mencintai mereka melebihi cinta kepada kerabat
lainnya, merendahkan diri kepada keduanya diiringi rasa kasih
sayang, berkomunikasi dengan orang tua dengan khidmat,
pergunakan kata-kata lemah lembut, berbuat baik kepada keduanya
sebaik-baiknya dan mendoakan keselamatan dan keampunan bagi
mereka kendatipun seorang atau kedua-duanya telah meninggal
dunia.
c. Akhlak terhadap diri sendiri
Meliputi Memelihara kesucian diri, baik jasmaniah maupun
rohaniah, Memelihara kerapihan diri, Berlaku tenang, Menambah
ilmu pengetahuan, Membina disiplin pribadi. Pemaaf dan memohon
maaf, Sikap sederhana dan jujur dan Menghindari perbuatan tercela.
d. Akhlak terhadap keluarga dan karib kerabat,
Antara lain : saling membina rasa cinta dan kasih sayang dalam
kehidupan keluarga, saling menunaikan kewajiban untuk
memperoleh hak, berbakti kepada ibu bapak, mendidik anak-anak
dengan kasih sayang dan memelihara hubungan silaturrahim.
e. Akhlak terhadap tetangga
Antara lain : saling mengunjungi, saling bantu diwaktu senang lebih-
lebih tatkala susah, saling beri member, saling hormat menghormati,
saling menghindari pertengkaran dan permusuhan.
f. Akhlak terhadap masyarakat
Meliputi memuliakan tamu, menghormati nilai dan norma yang
berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan, saling menolong
dalam melakukan kebajikan dan taqwa, menganjurkan anggota
masyarakat termasuik dirin sendiri berbuat baik dan mencegah diri
sendiri dan mencegah orang lain melakukan perbuiatan jahat dan
munkar dan bermusyawarah dalam segala urusan mengenai
kepentingan bersama.

 Akhlak kepada bukan manusia atau lingkungan hidup


Sadar dan memelihara kelestarian lingkungan hidup, menjaga dan
memanfaatkan alam terutama hewani dan nabati, fauna dan flora yang
sengaja diciptakan tuhan untuk kepentingan manusia dan makhluk lainnya,
sayang pada sesama makhluk.
D. Cara Penerapan Metode Pendidikan Akhlak Mulia dalam Pendidikan Islam

1. Metode Keteladanan ( Uswatun Khasanah )


Bahwasanya anak-anak memiliki kecenderungan atau sifat peniru yang
sangat besar, maka metode uswatun khasanah “contoh teladan” dari orang-
orang yang terdekat adalah sangat tepat. Dalam hal ini orang yang paling
dekat kepada anak adalah orang tuanya, karena itu contoh teladan orang
tuanya sangat berpengaruh pada pembentukan mental dan akhlak anak-anak.

Metode keteladanan ini merupakan metode yang diajarkan Allah swt


kepada hamba-hambanya, yaitu dengan diutusnya seorang Rasul untuk
menyanpaikan risalah samawi kepada setiap umat. Rasul yang diutus
tersebut adalah seseorang yang mempunyai sifat-sifat luhur, baik spiritual,
moral, maupun intelektual. Sehingga umat manusia meneladaninya, belajar
darinya, memenuhi panggilannya, menggunakan metodenya, dalam hal
kemuliaan, keutamaan dan akhlak yang terpuji.

2.  Metode Nasehat/ Ceramah ( Mauidhah Khasanah )


Diantara metode dan cara-cara mendidik yang efektif didalam upaya
membentuk keimanan anak, mempersiapkannya secara moral, pisikis dan
secara social adalah mendidiknya dengan memberi nasehat. Metode ceramah
disebut juga sebagai metode mauidzah khasanah merupakan metode yang
menekankan pada pemberian dan penyampaian informasi. Dalam
pelaksanaannya pendidik dapat menyampaikan materi agama dengan cara
persuasif, memberikan motivasi, baik berupa kisah teladan atau memberikan
metafora (amtsal) sehingga peserta didik dapat mencerna dengan mudah apa
yang disampaikan.

Allah berfirman:
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran
yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik”.(Q.S. An-Hahl:125)
“Hai anak-anak Adam, jika datang kepadamu Rasul-rasul daripada kamu
yang menceritakan kepadamu ayat-ayat-Ku, Maka Barangsiapa yang
bertakwa dan Mengadakan perbaikan, tidaklah ada kekhawatiran terhadap
mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati” (Q.S. Al-Araf 35).
3.  Metode Pembiasaan
Sejak kecil anak harus dibiasakan untuk melakukan kegiata-kegiatan
yang baik, dilatih untuk bertingkah laku yang baik, diajari sopan santun dan
sebagainya.Pembiasaan adalah suatu peran penting dalam membentuk
pribadi anak, banyak contoh pola kehidupan yang terjadi dalam keluarga
menjadi dasar-dasar pembentukan pola kehidupan anak, dan tujuan dari
pembiasaan itu sendiri adalah peranan kecakapan-kecakapan berbuat dan
menyampaikan sesuatu, agar cara-cara tepat dapat dikuasai.
Maka untuk itu orang tua atau si pendidik (guru), haruslah mengajarkan
pembiasaan dengan prinsip-prinsip kebaikan, harapannya nanti menjadi
pelajaran bagi anak, karena apabila anak membiasakan sesuatu yang baik,
maka anak akan terbiasa.
BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

            Pendidikan Akhlak adalah bimbingan, asuhan dan pertolongan dari orang


dewasa untuk membawa anak didik ke tingkat kedewasaan yang mampu membiasakan
diri dengan sifat-sifat yang terpuji dan menghindari sifat-sifat yang tercela. Dasar
pendidikan akhlak dalam agama Islam bersumber pada Al-Qur’an dan As-Sunnah. Al-
Qur’an sendiri sebagai dasar utama dalam Agama Islam telah memberikan petunjuk
pada jalan kebenaran, mengarahkan kepada pencapaian kebahagiaan di dunia dan
akhirat.

            Dalam pendidikan akhlak mulia terdapat ruang lingkup akhlak kepada Allah,
manusia dan lingkungan. Penerapan metode pendidikan akhlak mulia dalam pendidikan
Islam adalah dengan keteladanan, nasihat, dan pembiasaan.
DAFTAR PUSTAKA

Hefny Rozak,2014, Kepemimpinan Pendidikan dalam Al-Quran,Yogyakarta: Teras.

            Alwan Khoiri dkk, 2005, Akhlak/ Tasawuf, Yogyakarta: Pokja Akademik UIN


Sunan Kalijaga.

            Ngain Naim, 2001, Pendidikan Multikultultural Konsep dan Aplikasi,


Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Oemar Muhammad al-Taomy al-Syaibany,1992, Falsafah Pendidikan Islam,Terj. Hasan


Langgulung, Jakarta: Bulan Bintang.

Yunahar Ilyas, 2014, Kuliah Akhlaq, Yogyakarta : Lembaga Pengkajian dan


Pengamalan Islam.

http://mendidikanakbaik.blogspot.co.id/2015/12/metode-pendidikan-akhlak-dalam.html,
diakses hari Minggu 4 Desember 2016.

Abdjan Jahja,2014, paradigma pendidikan islam, Yogyakarta:Penerbit Ombak.

Anda mungkin juga menyukai