Anda di halaman 1dari 32

REPUBIK INDONESIA

PE T UN J U K TE K N I S
PENGEMBANGAN KELOMPOK SWADAYA
MASYARAKAT (KSM)

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ( PNPM ) MANDIRI PERKOTAAN


PETUNJUK TEKNIS
PENGEMBANGAN KELOMPOK
SWADAYA MASYARAKAT (KSM)














.
.
.
.
  
 


 


 

 


    
 ! 



DAFTAR ISI

BAB I
PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang | 2
B. Pengertian Kelompok Swadaya Masyarakat | 2
C. Tujuan Pembangunan KSM | 2
D. Keluaran dan Indikator | 3
E. Substansi Pesan dalam Pembentukan KSM | 4
F. Prinsip-prinsip KSM | 8
G. Peran dan Fungsi KSM |9

BAB II
LANGKAH-LANGKAH PENDAMPINGAN KSM | 11
1. Pembekalan kepada Fasilitator mengenai KSM | 12
2. Sosialisasi konsep dan substansi KSM kepada masyarakat oleh fasilitator | 12
3. Teridentifikasi dan penggalangan relawan pendamping kelompok | 13
4. Coaching Kepada BKM/LKM, UP, Relawan, Lurah | 13
5. Sosialisasi Konsep KSM oleh relawan pendamping dan Pertemuan Warga untuk
FGD mengenai Dinamika Kelompok | 13
5.1. Sosialisasi Konsep KSM. | 13
5.2. Diskusi mengenai Dinamika Kelompok | 13
6. Pengembangan KSM | 14
6.a. Pengembangan KSM | 14
6.b. Pembangunan KSM | 14
7. Review Kelompok | 16
8. Menyusun rencana kegiatan KSM dan Usulan Kegiatan KSM | 17
9. Penilaian kelayakan usulan kegiatan KSM oleh UP-UP sesuai kaidah umum | 17
10. Direkomendasikan dalam penetapan prioritas | 18
11. Arah Pengembangan KSM | 18


 
             

LAMPIRAN | 21
Checklist Pengendalian Kondisi Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) | 22
Checklist Pengendalian Review Aturan Main Kelompok | 23
Checklist Pengembangan Ksm | 24

DATTAR GAMBAR
Gambar 1 - Status Perubahan Sosial | 6
Gambar 2 - Tingkat keberdayaan KSM | 7
Gambar 3 - Tahap Perkembangan KSM | 7
Gambar 4 - Alur Pendampingan KSM | 12

 

  

    

BAB I
PENDAHULUAN




 
  

A. Latar Belakang

Dalam Strategi intervensi PNPM Mandiri Perkotaan untuk mendorong terjadinya proses
transformasi sosial di masyarakat, dari kondisi masyarakat yang tidak berdaya menjadi
berdaya, mandiri dan pada akhirnya menuju madani, dilakukan melalui proses saling
belajar bukan hanya untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan akan tetapi
juga agar bisa berbagi nilai-nilai positif. Pengalaman membuktikan kelompok yang kuat
adalah kelompok yang bisa menumbuhkan rasa saling percaya di antara anggota
dengan didasari oleh keterbukaan, rasa saling menghargai, kesetaraan, keadilan,
kejujuran dan nilai-nilai positif lainnya. Dengan demikian kelompok ini mempunyai fungsi
sebagai media belajar untuk terjadinya perubahan sosial dalam membangun paradigma-
paradigma baru dalam penanggulangan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan
masyarakat miskin, serta mengembangkan dan mempraktekkan nilai-nilai positif yang
menjadi dasar penumbuhan modal sosial.

Berangkat dari kondisi tersebut, ada dua alternatif yang bisa dilakukan program ini, yaitu:
pertama, bekerja dengan kelompok-kelompok yang sudah ada di masyarakat atau;
kedua, membangun dan mendampingi kelompok-kelompok baru. Setiap alternatif
memiliki kekuatan dan kelemahan masing-masing. Bekerja dengan kelompok yang
sudah ada di masyarakat membuat program lebih efisien, penerimaan masyarakat
terhadap program berlangsung relatif lebih cepat dan dukungan sumber daya lokal lebih
mungkin digalang. Akan tetapi, kelompok yang sudah ada telah memiliki nilai-nilai dan
aturan main yang belum tentu sejalan dengan nilai-nilai yang diusung oleh program ini.
Apapun pilihan pendekatan yang diambil, apakah bekerja dengan kelompok yang ada
atau membentuk kelompok baru, arah pendampingan tetap ditujukan kepada penguatan
kapasitas kelompok sehingga mereka bisa membangun kultur kelompok yang lebih
terbuka, adil, bertanggungjawab dan mandiri.

Dengan demikian, pendekatan PNPM Mandiri Perkotaan untuk mendorong


terbangunnya Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) merupakan komponen yang tidak
terpisahkan dari keseluruhan proses penanggulangan kemiskinan.

B. Pengertian Kelompok Swadaya Masyarakat

    
           masyarakat yang paling baik
adalah  yang memang lahir dari kebutuhan dan kesadaran masyarakat sendiri,
dikelola dan dikembangkan dengan menggunakan terutama sumber daya yang ada di
masyarakat tersebut       
        KSM adalah
kumpulan orang yang menyatukan diri secara sukarela dalam kelompok dikarenakan
adanya ikatan pemersatu, yaitu adanya visi, kepentingan, dan kebutuhan yang sama,
sehingga kelompok tersebut memiliki kesamaan tujuan yang ingin dicapai bersama.

C. Tujuan Pembangunan KSM

Tujuan Umum Pembangunan KSM adalah mewujudkan KSM-KSM yang berdaya yang
mampu memecahkan persoalan mereka secara mandiri dan mampu mencapai tujuan
melalui tindakan bersama.

 

  

   

Tujuan tersebut dapat dicapai dengan tujuan antara sebagai berikut:

a. Tumbuhnya kesadaran dan kepedulian masyarakat, laki-laki dan perempuan, untuk


memperkuat kembali ikatan-ikatan pemersatu sebagai media membangun
solidaritas sosial melalui pembelajaran bertumpu pada kelompok.
b. Masyarakat memahami tujuan, nilai dan prinsip dasar, peran dan fungsi, kriteria
anggota, serta aturan main dan kegiatan KSM
c. KSM yang terbentuk berorientasi pada program penanggulangan kemiskinan dan
peningkatan kesejahteraan masyarakat miskin berbasis pada mata pencaharian
komunitas lokal
d. Membangun dan menerapkan nilai-nilai kemasyarakatan dan kemanusiaan dalam
kegiatan KSM sebagai dasar dalam pengembangan modal sosial.
e. Berfungsinya aturan main, tanggung renteng dan keswadayaan.

D. Keluaran dan Indikator

Keluaran yang diharapkan dan indikator keberhasilan pembangunan KSM didasarkan


kepada tujuan-tujuan antara yang ingin dicapai seperti dijelaskan dalam tabel di bawah
ini.

Tujuan antara 1 :
Tumbuhnya kesadaran dan kepedulian masyarakat, laki-laki dan perempuan, untuk
memperkuat kembali ikatan-ikatan pemersatu sebagai media membangun solidaritas sosial
melalui pembelajaran bertumpu pada kelompok.
Keluaran Indikator
• Terdapat daftar kelompok yang ada di masyarakat
• Pertemuan kelompok dilakukan secara rutin
Masyarakat memahami pentingnya
membangun kelompok • Persoalan anggota diselesaikan oleh kelompok
• Kegiatan kelompok dilaksanakan sesuai kesepakatan
kelompok
Tujuan antara 2 :
Masyarakat memahami tujuan, nilai dan prinsip dasar, peran dan fungsi, kriteria anggota, serta
aturan main dan kegiatan KSM
Keluaran Indikator
Masyarakat memahami konsep, • Masyarakat paham konsep, tujuan, peran dan fungsi
tujuan, peran dan fungsi serta KSM
kriteria anggota KSM • Masyarakat bergabung dalam KSMsecara sadar
Tujuan antara 3 :
KSM yang terbentuk berorientasi pada program penanggulangan kemiskinan dan
peningkatan kesejahteraan masyarakat miskin berbasis pada mata pencaharian
komunitas lokal.
Keluaran Indikator
Daftar kelompok masyarakat yang • Terdapat daftar KSM berikut tujuan, kepengurusan,
bersepakat terlibat dalam program dan aturan main.
penanggulangan kemiskinan. • Tujuan KSM berorientasi pada program
penanggulangan kemiskinan dan peningkatan
kesejahteraan masyarakat miskin.
• KSM mempunyai perencanaan kelompok dan
kegiatan rutin
• KSM mempunyai rencana kegiatan penanggulangan
kemiskinan
• Terdapat daftar warga miskin yang menjadi



  

     

penerima manfaat
• Terdapat prioritas kegiatan berbasis mata
pencaharian yang dapat meningkatkan pendapatan
warga miskin setempat
Tujuan antara 4 :

Membangun dan menerapkan nilai-nilai kemasyarakatan dan kemanusiaan dalam kegiatan


KSM sebagai dasar dalam pengembangan modal sosial
Keluaran Indikator
Pengelolaan keuangan KSM • Dilakukan pencatatan keuangan KSM
dilakukan secara transparan dan • Apabila ada pinjaman bergulir, pengembalikan
akuntabel pinjaman dilakukan tepat waktu dan tepat jumlah
• Seluruh anggota mengetahui penggunaan dana
KSM
Tujuan antara 5 :

Berfungsinya aturan main, tanggung renteng dan keswadayaan


Keluaran Indikator
Adanya modal kegiatan KSM dari • Tanggung renteng berjalan untuk menyelesaikan
anggota dan lembaga luar persoalan anggota
• Kegiatan KSM didanai dari dana anggota/swadaya
dan lembaga luar
• Dilakukan penilaian secara rutin mengenai
perkembangan kelompok dan tingkat kesejahteraan
warga miskin
• Terbukanya akses pasar yang lebih luas dalam
rangka membangun jaringan kemitraan

E. Substansi Pesan dalam Pembentukan KSM

Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat akan menghadapi berbagai persoalan, dimana


tidak setiap persoalan dapat diselesaikan secara individu, acapkali justru cukup banyak
persoalan yang perlu diselesaikan secara bersama-sama. Ketika persoalan
diselesaikan dengan banyak orang, dimungkinkan muncul banyak gagasan, sehingga
akan banyak alternatif pemecahan. Hal ini sejalan dengan pemikiran bahwa pada
dasarnya warga masyarakat mempunyai niat baik untuk membantu sesamanya,
sehingga masalah yang dihadapi oleh orang-per-orang akan dirasakan sebagai
persoalan bersama. Di samping itu, pada dasarnya setiap orang juga mempunyai
motivasi, pengalaman, serta potensi-potensi yang beragam, yang pada umumnya
belum digali dan dimanfaatkan secara maksimal. Jika hal tersebut dihimpun dalam suatu
ikatan kelompok, maka akan menjadi kekuatan besar yang bisa digunakan dalam
memecahkan masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat. Diibaratkan seikat sapu
lidi.Jika satu lidi saja, potensi dan manfaatnya sangat kecil serta gampang
dipatahkan.Tapi ketika sejumlah lidi diikat menjadi sapu lidi, maka menjadi lebih kuat
serta lebih bermanfaat.

Dengan demikian, pada hakekatnya Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) dapat


didefinisikan sebagai kumpulan orang, laki-laki dan perempuan, yang menyatukan diri
secara sukarela dalam kelompok dikarenakan adanya ikatan pemersatu, yaitu adanya
kepentingan dan kebutuhan yang samauntuk kemudian merumuskan tujuan bersama
dan melaksanakan tindakan bersama untuk mencapai tujuan.

 

  

    

Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) dalam rangka PNPM Mandiri Perkotaan
difokuskan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin dengan mengatasi
berbagai permasalahan kemiskinan yang menyangkut sarana dan prasarana dasar,
pengembangan sumberdaya manusia serta pengembangan ekonomi.

Posisi KSM di PNPM Mandiri Perkotaan adalah independen dalam arti bukan sebagai
bawahan BKM/LKM atau Unit Pengelola (UP). Hubungan KSM dengan Unit Pengelola
dan BKM/LKM adalah hubungan kemitraan. Posisi KSM dalam PNPM Mandiri Perkotaan
adalah sebagai pelaku langsung dalam pelaksanaan kegiatan penanggulangan
kemiskinan. Anggota masyarakat yang tergabung dalam KSM tidak hanya untuk
meningkatkan wawasan tentang prinsip dan nilai PNPM Mandiri Perkotaan, akan tetapi
juga menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Melalui interaksi antara sesama
anggota KSM, sangat memungkinkan untuk saling mencerdaskan, sehingga tumbuh
nilai-nilai baru, cara pandang, cara menyelesaikan masalah maupun cara memahami
realitas yang dapat mempengaruhi peningkatan kualitas hidup.

Dengan demikian KSM dalam PNPM Mandiri Perkotaan bukanlah semata-mata sebagai
kelompok peminjam atau yang berorientasi pada kegiatan ekonomi, atau kegiatan
infrastruktur melainkan kelompok pemberdayaan. Dalam hal ini, bisa dikatakan KSM
merupakan wadah bagi tumbuhnya rasa percaya diri, semangat kemandirian, saling
kepercayaan sosial, rasa kebersamaan dan lain-lain.

Dari sisi lain, KSM dapat juga menjadi salah satu wadah pertukaran informasi, tukar
pengalaman, peningkatan wawasan, pembahasan masalah kemasyarakatan baik
yang berhubungan dengan kesejahteraan maupun berkaitan dengan pengambilan
keputusan/ kebijakan publik.

Seperti diketahui di PNPM Perkotaan terdapat tahapan pembelajaran pembangunan


masyarakat.Tahapan tersebut terdiri dari masyarat tidak berdaya, berdaya, mandiri dan
menuju madani.Masyarakat pada tahap awal adalah adalah masyarakat yang belum
didampingi. Masyarakat berstatus Masyarakat Berdaya mempunyai empat aspek
pembelajaran, yaitu 1) belajar mengubah cara pandang, 2) membangun lembaga yang
dipercaya untuk penanggulangan kemiskinan, 3) menyusun program penanggulangan
kemiskinan, 4) melaksanakan kegiatan Tridaya. Pada tahapan Masyarakat Mandiri,
BKM/LKM dan masyarakat mampu bermitra dengan Pemda dan/atau dunia usaha serta
mampu mengakses berbagai sumberdaya di sekitarnya. Untuk tahapan Masyarakat
Menuju Madani masyarakat dan seluruh pihak mampu melaksanakaan pembangunan
yang berprinsip pada tata kelola pemerintahan yang baik (good governance).



  

     


     

Jika BKM/LKM sebagai Lembaga di tingkat kelurahan (Civil Society Organization) maka
KSM adalah lembaga kecil di level masyarakat akar rumput (grass root – Community
Base Organization). Kedua lembaga tersebut memperjuangkan peningkatan
kesejahteraan warga miskin melalui serangkaian program penanggulangan kemiskinan.
Oleh sebab itu semestinya status pendampingan KSM mengikuti status pendampingan
masyarakat.

Di dalam tahapan Masyarakat Berdaya,KSM digunakan masyarakat untuk belajar


berkelompok dan berwirausaha. Di tahap selanjutnya, dalam tahapan Masyarakat
Mandiri, KSM digunakan masyarakat sebagai sarana untuk belajar mengembangkan
usaha kelompok.Selanjutnya dalam tahapan Masyarakat Menuju Madani, KSM harus
mampu berjejaring dan memperluas jaringan usaha. Namun demikian dalam proses
pemberdayaan masyarakat, tahapan perubahan social masyarakat dan KSM tersebut
tidak selalu berjalan seiring.

Tidak menutup kemungkinan KSM yang telah mampu memperluas jaringan usaha
muncul di tahapan Masyarakat Mandiri, atau bahkan Masyarakat Berdaya. Begitu juga
sebaiknya, di dalam Masyarakat Menuju Madani, tidak mustahil masih terdapat KSM
yang masih belajar berkelompok dan berwirausaha.

 

 

 
   


   



 




  
    


  
   

 
    

      


Kegiatan KSM dalam PNPM Perkotaan dapat terdiri dari kegiatan tridaya, yaitu
infrastruktur, ekonomi, dan/atau sosial.Berdasarkan tahapan pendampingannya, KSM
terdiri dari 3 tingkatan, yaitu 1) KSM Tahap Tunas, 2) KSM Tahap Tumbuh, dan 3) KSM
Tahap Kembang.

Khusus untuk KSM yang mempunyai kegiatan dana bergulir, KSM terdiri dari 3 jenis
berdasarkan sumberdaya dana yang dikelola, yaitu KSM yang dapat mengakses dana
Kegiatan Sosial untuk digunakan sebagai pinjaman bergulir dalam kelompok, KSM yang
mengakses dana bergulir dari UPK, dan KSM yang dapat mengakses dana dari Program
Peningkatan Mata Pencaharian Keluarga (PPMK) atau KUR (Kredit Usaha Rakyat).

Pendampingan ketiga jenis KSM tersebut berbeda-beda. Untuk KSM dana bergulir yang
mendapatkan dana dari UPK sudah berjalan sejak PNPM Perkotaan tahun 1999.
Sedangkan KSM PPMK berjalan di wilayah I (Sumatera, Banten, Kalbar dan Jabar).
Skala pinjaman kedua jenis KSM tersebut berbeda besarannya. KSM PPMK mempunyai
kapasitas mengelola dana dan kegiatan yang lebih besar daripada KSM dana bergulir
yang bersumber dari pinjaman UPK.

   


 
    

F. Prinsip-prinsip KSM

Agar KSM dalam PNPM Mandiri Perkotaanbenar-benar menjadi wadah bagi


pemberdayaan anggota-anggotanya, maka perlu disepakati prinsip-prinsip dalam KSM,
antara lain :

a. Inklusif. Mengajak masuk dan mengikutsertakan masyarakat miskin, laki-laki dan


perempuan, secara terbuka dalam kegiatan KSM. Kepemimpinan di setiap tingkat
akan terdiri dari perwakilan berbagai kelompok masyarakat miskin. Kepemimpinan
terbuka secara adil dan setara bagi perempuan dan laki-laki.

b. Karakter saling mempercayai dan saling mendukung. Melalui pengembangan


karakter tersebut, bisa mendorong para anggota untuk mengekspresikan gagasan,
perasaan dan kekhawatirannya dengan nyaman. Dengan demikian, setiap anggota
KSM memiliki keleluasaan mengungkapkan pemikiran dan pendapat, serta mampu
mengajukan usul dan saran yang perlu dijadikan pembahasan dalam rapat kelompok
tanpa adanya rasa segan atau adanya hambatan psikologis lainnya.

c. Mandiri dalam membuat keputusan. Melalui kebersamaan kelompok, maka secara


mandiri dimungkinkan adanya proses pengambilan keputusan melalui kesepakatan
yang diambil oleh kelompok itu sendiri. Keputusan kelompok lazimnya merupakan
hasil dari permusyawaratan bersama dan tidak diperkenankan adanya dominasi dari
perorangan atau beberapa orang yang bersifat pemaksaan kehendak atau intervensi
dari pihak manapun. Kelompok juga berwenang untuk mengatur rumah tangganya
sendiri sesuai dengan keputusan bersama.

d. Bertumpu pada kelompok. Kegiatan peningkatan kualitas hidup anggota
kelompok dilakukan secara terorganisir melalui kelompok yang dibangun dan
dikembangkan untuk memperjuangkan kebutuhan dan kepentingan bersama.
d. Melalui kelompok, dimungkinkan terjadi proses belajar bersama yang lebih efisien
dan efektif. Diharapkan kapasitas para anggota meningkat sehingga mampu
meningkatkan pendapatan berbasis mata pencaharian.

e. Transparansi dan Akuntabilitas. Semua kegiatan pengambilan keputusan harus


melibatkan semua pihak yang berkepentingan, terutama masyarakat miskin, melalui
cara yang terbuka, jelas, dan bisa diakses semua orang serta setiap pelaku
bertanggung jawab terhadap kegiatan yang dilakukan disemua tingkatan.

f. Partisipasi yang nyata. Melalui basis kelompok, peluang setiap anggota, laki-laki
dan perempuan, untuk memberikan kontribusi kepada kelompok atau anggota
kelompok yang lainnya, sebagai wujud komitmen kebersamaan dapat berjalan.
Dengan demikian, potensi untuk menumbuhkan keswadayaannya dalam wujud
partisipasi nyata terbuka luas.

g. Fasilitasi. Dalam setiap langkah kegiatan, fasilitator hanya akan berperan katalis
serta memindahkan peran dan tanggung jawab kepada masyarakat sebagai pelaku
utama. Harus ada kepercayaan pada kemampuan masyarakat miskin untuk
melaksanakan, memutuskan, dan mengawasi kegiatan.

 

  

    

G. Peran dan Fungsi KSM

Masyarakat dapat mengambil manfaat dari kegiatan berkelompok. Oleh karena itu,
keberadaan KSM diharapkan bisa memenuhi kebutuhan materiil maupun psikologis
warga masyarakat. Sejalan dengan hal tersebut, maka KSM diharapkan dapat berperan
dan berfungsi seperti berikut ini :

a. Sebagai sarana pendorong dalam proses perubahan sosial. Proses


pembelajaran yang terjadi dalam KSM adalah menjadi pendorong terjadinya
perubahan paradigma, pembiasaan praktek nilai-nilai baru, cara pandang dan cara
kerja baru serta melembagakannya dalam praktek kehidupan sehari-hari.

b. Sebagai wadah pembahasan dan penyelesaian masalah. Setiap kegiatan yang


dilaksanakan KSM lazimnya berkaitan dengan upaya memecahkan permasalahan
yang dihadapi oleh kelompok, dan penyelesaiannya merupakan rumusan bersama
yang disepakati secara bersama-sama pula.

c. Sebagai wadah untuk menyalurkan aspirasi. Jika ada permasalahan,


kepentingan, ataupun harapan yang berkembang di masyarakat, maka KSM dapat
menampungnya, membahas dan menyalurkannya kepada pihak-pihak yang relevan,
dengan tetap berpijak pada hak-hak warga masyarakat yang lainnya.

d. Sebagai wadah untuk menggalang tumbuhnya saling kepercayaan


(menggalang socialtrust). Melalui KSM, para anggota bisa saling terlibat dalam
pelaksanaan kegiatan dan membagi tanggung jawab semata-mata atas dasar saling
percaya. Saling percaya secara sosial ini dapat dibangun melalui cara penjaminan di
antara para anggota kelompok yang telah bersepakat, serta melalui rekomendasi
kelompok. Ketika kelompok membangun hubungan dengan pihak lainpun,
kepercayaan tersebut sebagai modalnya yang utama.

e. Sebagai wahana untuk mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat. Jika


masyarakat membutuhkan dana atau modal, maka KSM bisa berfungsi sebagai
salah satu sumber keuangan. Keuangan di KSM bisa saja bersumber dari pihak luar
ataupun dari internal anggota sendiri, misalnya dengan cara iuran bersama. Iuran
anggota tersebut bisa menjadi modal usaha dan sekaligus menjadi salah satu
bentuk ikatan pemersatu dan membangun kekuatan secara mandiri. 



  

     


BAB II
LANGKAH-LANGKAH
PENDAMPINGAN KSM



  

     


   


Pembekalan
kepada Fasilitator
mengenai KSM Direkomenda
1 sikan dalam
Ya
Pembangunan Penetapan
KSM 10
Prioritas
  Sosialisasi Konsep 6.b.
dan Substansi KSM
kepada Masyarakat
oleh Fasiltator
  FGD Dinamika KSM   Sosialisasi
(berbasis hasil RPK Konsep dan Penilaian
Kelayakan   Akses BLM
dan PS) Substansi
2 oleh UP-UP :   Akses APBD
KSM oleh
1. Susun/ Review Penyusunan   Kelayakan   Akses
Relawan
Tujuan Rencana KSM Channelling
Pendamping
2. Kesepakatan Kegiatan   Kesesuaian   Akses
Kelompok
Bersama /Aturan Main KSM usulan Sumberdaya
Teridentifikasi dan   FGD
dengan lain
Penggalangan Relawan Dinamika 7 8

KSM PJM
Pendamping Kelompok 11
Pronangkis
5
9
3

Pelatihan kepada BKM,


Pengembangan
UP-UP dan Relawan Tidak
KSM
Pendamping Kelompok
6a
4

Proses Pembangunan KSM Proses Verifikasi Usulan KSM

1. Pembekalan kepada Fasilitator mengenai KSM


Agar proses pengembangan KSM dapat difasilitasi dengan baik, maka KMW dan
Tim Koordinator Kota berkewajiban untuk melakukan pembekalan melalui
coaching, Kelompok Belajar Internal Konsultan (KBIK), maupun pelatihan kepada
seluruh Fasilitator mengenai Konsep Pengembangan KSM.

2. Sosialisasi konsep dan substansi KSM kepada masyarakat oleh fasilitator


Setelah fasilitator mendapatkan pembekalan, fasilitator melakukan sosialisasi
mengenai konsep KSM tingkat kelurahan melalui lembaga-lembaga yang ada atau
pertemuan-pertemuan warga yang ada dimasyarakat, sehingga masyarakat
desa/kelurahan memahami dan termotivasi untuk mengembangkan KSM.

Pertemuan Warga untuk FGD dinamika KSM (berbasis RPK dan PS)
Melalui basis forum-forum pertemuan warga atau mengumpulkan sejumlah warga
dengan melibatkan warga miskin, BKM/LKM dibantu oleh Relawan, melakukan
penjajagan mengenai perkembangan kelompok dengan cara Diskusi Kelompok
Terarah (FGD). Pada kegiatan ini didiskusikan beberapa hal mengenai: 1)
Perkembangan kondisi kelompok yang sudah ada dilihat dari komitmen,
manajemen organisasi, aturan bersama, peran dan fungsi KSM, 2) Pembangunan

    


 
   

KSM baru,alasan pentingnya berkelompok, manfaat berkelompok, bagaimana
membangun kelompok yang baik.

3. Teridentifikasi dan penggalangan relawan pendamping kelompok


Pada waktu sosialisasi yang dilaksanakan oleh fasilitator di tingkat kelurahan selain
menjelaskan tentang KSM, juga menggalang relawan (diantaranya relawan
pendamping kelompok). Sehingga dari relawan yang terdaftar akan teridentifikasi
relawan yang khusus mendampingi Pengembangan KSM.

4. Coaching Kepada BKM/LKM, UP, Relawan, Lurah


Sebelum pelaksanaan pengembangan KSM, Tim Fasilitator melakukan
pelatihan/coaching kepada BKM/LKM, UP, Relawan, Lurah dan relawan
pendamping KSM mengenai pengembangan KSM serta langkah langkah teknisnya,
sehingga mereka mampu mendampingi KSM di wilayahnya.

5. Sosialisasi Konsep KSM oleh relawan pendamping dan Pertemuan Warga


untuk FGD mengenai Dinamika Kelompok

5.1. Sosialisasi Konsep KSM.

Dalam melakukan pengembangan KSM harus secara menerus dilakukan


sosialisasi mengenai konsep KSM oleh BKM/LKM, sehingga masyarakat
desa/kelurahan mengetahuinya. Hal-hal yang perlu disosialisasikan adalah tujuan
dan strategi PNPM Mandiri Perkotaan dalam peningkatan
kesejahteraanmasyarakat miskin. Untuk itu diperlukan KSM bagi masyarakat
sebagai wadah bagi kegiatan peningkatan kesejahteraan masyarakat miskin
beserta kaidah pembentukannya. Sosialisasi ini dimaksudkan untuk mendorong
warga masyarakat agar termotivasi mengembangkan KSM. Kegiatan sosialisasi
dapat dilakukan melalui lembaga-lembaga yang ada, pertemuan-pertemuan warga
yang ada dimasyarakat, serta media lainnya.

5.2. Diskusi mengenai Dinamika Kelompok

Melalui basis forum-forum pertemuan warga atau mengumpulkan sejumlah warga


dengan melibatkan warga miskin, BKM/LKM dibantu oleh Relawan, melakukan
penjajagan mengenai dinamika kelompok dengan cara Diskusi Kelompok Terarah
(FGD). Pada kegiatan ini didiskusikan beberapa hal mengenai : alasan pentingnya
berkelompok, manfaat berkelompok, dan bagaimana membangun kelompok yang
baik.

Pada kesempatan ini juga dikenalkan dan dimotivasi untuk berhimpun dalam KSM
atau mengembangkan kelompok yang sudah ada di masyarakat. Melalui kegiatan
tersebut, diharapkanmasyarakat paham maksud dan tujuan pembelajaran
pengembangan KSM dan mampu menyusun rencana kegiatan yang menjadi
kebutuhan KSM, serta dapat memahami peran strategis KSM sebagai institusi
yang bisa memperjuangkan kepentingan warga miskin.


 
             

6. Pengembangan KSM

6.a. Pengembangan KSM


KSM tidak harus selalu dibentuk baru, namun dapat mengembangkan kelompok-
kelompok yang sudah ada dan mengakar di masyarakat seperti kelompok tani,
kelompok perempuan, kelompok pembangunan, dan lain sebagainya. Dimana
kelompok-kelompok tersebut tujuan dan kegiatanya berorientasi kepada
penanggulangan kemiskinan. Harus dipastikan warga miskin terdaftar dan terlibat
dalam kegiatan kelompok dan merupakan penerima manfaat dan kelompok sasaran
utama. Manfaat yang dirasakan dapat berupa peningkatan pengetahuan dan
kemampuan serta peningkatan kualitas hidup seperti kualitas pendidikan,
kesehatan, peningkatan ekonomi, permukiman dan lainnya. Dalam
mengembangkan kelompok yang sudah ada dan berkembang di masyarakat,
tentunya memerlukan langkah-langkah agar kelompok tersebut benar-benar
bermanfaat bagi warga miskin.

6.b. Pembangunan KSM


Apabila di suatu wilayah tidak terdapat kelompok-kelompok masyarakat yang sudah
ada dan berkembang, maka KSM dapat dibentuk baru. Warga masyarakat atau
calon-calon anggota KSM mengadakan serangkaian pertemuan untuk membentuk
KSM. Pertemuan tersebut difasilitasi oleh BKM/LKM atau relawan. Pembentukan
KSM hendaknya dilakukan dengan proses yang sesuai dengan konsep PNPM
Mandiri Perkotaan. Substansi mendasar dalam pembentukan KSM adalah adanya
kesamaan kepentingan, kebutuhan dari anggota KSM yang akan berkelompok,
kesamaan tujuan. Kriteria anggota KSM, aturan-aturan dasar KSM, serta jenis
kegiatan KSM secara mandiri dapat dirumuskan melalui permusyawaratan anggota-
anggota KSM sehingga menjadi bagian tidak terpisah dari kesepakatan membentuk
KSM. Selanjutnya, KSM yang telah terbentuk didokumentasikan pada formulir
pembentukan KSM.

Setelah terbentuk KSM kemudian dilakukan verifikasi yang dilakukan oleh


BKM/LKM dibantu oleh UP-UP untuk melihat apakah KSM tersebut layak atau
tidak. Jika benar-benar layak, maka BKM/LKM memberikan justifikasi kelayakan
proses pembentukan KSM tersebut dan memasukkannya dalam buku register KSM
terbentuk.

KSM sebagai pelaku langsung PNPM Mandiri Perkotaan terkait dengan


pelaksanaan kegiatan penanggulangan kemiskinan, dalam pembentukannya perlu
berpijak pada pertimbangan kepentingan jangka panjang terkait keberdayaan
anggota-angotanya, bukan semata-mata terbentuk berorientasi pada dana BLM
PNPM Mandiri Perkotaan. Oleh karena itu, dalam proses terbentuknya sebuah KSM
beberapa prinsip yang perlu menjadi perhatian adalah :

a. Pembentukan KSM diutamakan sebagai wadah pembelajaran, untuk


menghindari minat masyarakat semata-mata ke arah dana BLM.
b. Inisiatif pembentukan KSM haruslah dari masyarakat sendiri dan berdasarkan
pada kesediaan dan kesiapan masyarakat untuk menanggulangi kemiskinan.
c. Pembentukan KSM diselaraskan dengan tingkat kemampuan warga
pemrakarsanya.

 

  

    

Pembentukan KSM harus mengacu pada pendapat masyarakat ketika harus
memilih anggota-anggotanya, sehingga kriteria mengenai warga miskin dalam
keanggotaan KSM dimaksud misalnya, merupakan keputusan masyarakat sendiri
sebagaimana telah terjadi pada proses siklus FGD RK dan PS, dengan koridor
berikut ini :

KSM yang dibangun berdasarkan ikatan-ikatan pemersatu di antara orang-orang


yang berkelompok dalam satu satuan wilayah tertentu (RT/RW), dibentuk atas
prakarsa warga secara sukarela, sebagai sarana pembelajaran nilai-nilai dan
prinsip-prinsip P2KP, utamanya dalam hal membangun kebersamaan, kerjasama,
berdemokrasi, serta berakuntabilitas, sehingga secara definitif memenuhi kaidah
umum bahwa prakarsa pembentukan pada dasarnya oleh warga miskin, namun
apabila dibutuhkan dapat saja melibatkan warga yang secara ekonomi tergolong
mampu sepanjang dibutuhkan keterlibatannya oleh warga miskin, dimana
keterlibatan warga dimaksud lebih diperankan sebagai relawan dalam penguatan
KSM bersangkutan dan tetap dapat dijamin bahwa warga miskin (data PS-2)
sebagai penerima manfaatnya

Ikatan pemersatu KSM dapat bersumber dari adanya persoalan yang sama di
antara warga miskin. Berikut ini beberapa contoh ikatan pemersatu.
 Persoalan lingkungan: selokan di depan rumah warga miskin tersumbat
sehingga air selokan tidak mengalir dan ketika musim hujan air selokan
meluap ke halaman rumah. Warga-warga miskin (dan juga warga kaya) di
daerah dimana selokan tersumbat dapat menjadi anggota satu KSM .
 Persoalan pendidikan: beberapa warga miskin memiliki anak usia sekolah
dasar yang putus sekolah karena keterbatasan biaya dan harus bekerja untuk
membantu pendapatan orang tua. Warga-warga miskintersebut dapat
membentuk satu KSM.
 Persoalan kesehatan: beberapa warga miskin memiliki anak balita yang
kekurangan gizi. Warga-warga miskin tersebut dapat membentuk satu KSM.

Ikatan pemersatu KSM juga dapat bersumber dari adanya potensi pengembangan
kehidupan warga miskin.
 Potensi pasar/penjualan produk bersama: beberapa warga miskin yang
memproduksi tikar pandan dapat membentuk satu KSM dengan tujuan
membangun pasar/penjualan bersama.
 Potensi kepedulian: beberapa kader posyandu dapat membentuk satu KSM
berangkat dari kepedulian mereka terhadap kondisi gizi balita warga miskin.
KSM ini menyusun kegiatan rutin pemberian makanan tambahan untuk balita
warga miskin. Dalam pengembangan KSM seperti ini, harus dinyatakan
secara jelas siapa saja warga miskin yang menjadi penerima manfaat
program.
 Potensi peningkatan pengetahuan warga miskin: sekelompok ibu-ibu (di
dalamnya ada warga miskin dan warga kaya) dapat menjadi KSM dengan
kegiatan rutin mengkaji pengetahuan hidup bersih dan sehat di permukiman
warga miskin.

Ikatan pemersatu pada dasarnya merupakan alasan (keberadaan) warga miskin


untuk membentuk kelompok (KSM). Satu saja ikatan pemersatu dapat menjadi titik
masuk pembelajaran kelompok untuk dapat memecahkan persoalan lainnya.


 
             

Karena sebagaimana terlihat dalam hasil Pemetaan Swadaya, warga miskin
memiliki banyak persoalan. Jadi di awal pembentukan KSM, temukan saja dulu
satu persoalan atau potensi bersama beberapa warga miskin yang dapat menjadi
ikatan pemersatu awal. Meskipun kalau ada dua atau tiga ikatan yang sama juga
baik.

7. Review Kelompok
Dalam kegiatan review kelompok tersebut dilakukan beberapa hal mengenai :
a. Review kondisi kelompok dan organisasi
Secara keseluruhan dilakukan review mengenai kelompok, antara lain asal usul
pembentukan kelompok, tujuan kelompok dibangun, bagaimana kondisi
kelompok dan anggota kelompok saat ini, apakah warga miskin selalu terlibat
dalam kegiatan kelompok dan menjadi anggota KSM, dan apakah kegiatan
kelompok berorientasi kepada warga miskin. (lampiran 1)
b. Review aturan main kelompok
Hal penting dalam review aturan main kelompok antara lain apakah terdapat
akses warga miskin dan perempuan terhadap kelompok tersebut, serta
bagaimana manfaatnya keberadaan kelompok tersebut bagi warga miskin dan
perempuan.(lampiran 2)

Kelompok yang dapat mengakses kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan mempunyai


syarat sebagai berikut :
• Kegiatan yang diajukan oleh KSM terdapat dalam PJM Pronangkis dan Renta
Desa/Kelurahan yang bersangkutan.
• Mempunyai orientasi untuk penanggulangan kemiskinan dan peningkatan
kesejahteran masyarakat miskin.
• Penerima manfaat dari kegiatan tersebut adalah warga miskin yang tercatat
dalam data warga miskin hasil pemetaan swadaya (Data PS-2),
• Terdiri dari minimal 5 orang,serta tidak ada indikasi “eksploitasi” terhadap
warga miskin atau memanfaatkan “warga miskin” untuk kepentingannya,
bilamana di antara anggota kelompok tersebut terdapat warga yang tergolong
mampu.
• Memiliki susunan kepengurusan kelompokyang disepakati bersama para
anggota kelompok.
• Memiliki kesepakatan aturan main bersama yang menjadi acuan kelompok.
• Memiliki kegiatan utama atau komitmen yang definitif untuk melestarikan
ikatan kebersamaan di antara para anggota-anggotanya, misalnya : arisan,
iuran anggota, kegiatan diskusi atau kajian yang rutin, silaturahmi yang rutin,
usaha bersama, dan sebagainya

Merumuskan Aturan Main KSM


Agar KSM dapat berjalan dengan baik, maka setelah pembentukan KSM, kegiatan
dilanjutkan dengan merumuskan aturan main KSM. Aturan main ini harus
dirumuskan dan disepakati bersama oleh seluruh anggota KSM karena akan
menjadi acuan bersama dalam pelaksanaan kegiatan.

Beberapa hal yang perlu diatur dalam aturan main kelompok antara lain:
a. Memiliki rencana kegiatan
b. Memiliki kepengurusan

 

  

    

c. Melaksanakan agenda pertemuan rutin
d. Membangun kesadaran anggota untuk berswadaya berupa dana, waktu,
tenaga maupun pemikiran.
e. Memiliki mekanisme pengambilan keputusan bersama
f. Melaksanakan tabungan rutin
g. Memiliki pencatatan pembukuan
h. Ketentuanmengenai keanggotaan baru
i. Lain-lain sesuai kebutuhan kelompok

8. Menyusun rencana kegiatan KSM dan Usulan Kegiatan KSM


Kegiatan KSM merupakan salah satu cerminan apakah KSM berorientasi
penanggulangan kemiskinan. Setiap KSM, baik KSM yang dibentuk barumaupun
KSM dengan mengembangkan kelompok yang sudah ada, harus menyusun
rencana kegiatan. Kegiatan KSM semestinya tidak dibatasi oleh satu aspek saja,
namun dapat menyusun rencana beberapa aspek baik dari sisi kegiatan sosial,
ekonomi maupun lingkungan, dimana seluruh aspek tersebut mempunyai tujuan
utama untuk menanggulangi kemiskinan.

Menyusun Usulan Kegiatan KSM.


Bila KSM tersebut dinilai layak, dilanjutkan dengan proses penyusunan usulan
kegiatan KSM sesuai dengan ketentuan yang telah di tetapkan oleh BKM/LKM.
BKM/LKM melalui UP-UP dapat memfasilitasi tata cara penyusunan usulan kegiatan
KSM, selanjutnya melakukan verifikasi atas kelayakan usulan kegiatan KSM.

Adapun sumber pembiayaan kegiatan KSM, dapat bersumber dari dana BLM PNPM
Mandiri Perkotaan, swadaya masyarakat serta dari lembaga lain yang bermitra
dengan BKM/LKM.

Mekanisme penyusunan proposal penilaian kelayakan usulan KSM secara detail,


diatur dalam petunjuk teknis pinjaman dana bergulir, petunjuk teknis
perencanaaninfrastruktur dan pedoman operasional baku (POB)kegiatan sosial.

9. Penilaian kelayakan usulan kegiatan KSM oleh UP-UP sesuai kaidahumum.


Seluruh proposal kegiatan yang masuk ke BKM/LKMkemudian diverifikasi oleh UP-
UP untuk dinilai kelayakan usulan kegiatannya. Kaidah umum penilaian kelayakan
usulan kegiatan KSM harus memenuhi syarat: i) penerima manfaat adalah warga
miskin yang tercantum dalam format PS-2, ii) layak administrati; dan iii) layak teknik.
UP dan BKM/LKM mengadakan rapat untuk memutuskan hasil verifikasi kelayakan
usulan kegiatan KSM, kemudian mengumumkan usulan kegiatan KSM yang
dinilailayak kepada warga masyarakat (khususnya KSM) melalui media warga yang
efektif, serta menyampaikan datanya ke masyarakat. Bagi usulan kegiatan KSM
yang dinyatakan tidak layak dikembalikan ke KSM bersangkutan untuk dilakukan
penyempurnaan kembali.


 
             

10. Direkomendasikan dalam penetapan prioritas
Apabila kegiatan yang diajukan oleh KSM sudah dinyatakan layak untuk didanai,
maka BKM/LKMakan menetapkan dalam prioritas kegiatan.

Dalam PNPM Mandiri Perkotaan, syarat KSM dapat mengakses dana untuk
kegiatan adalah sebagai berikut:

a. Kegiatan yang diusulkan terdapat dalam Renta dan PJM Pronangkis


Desa/Kelurahan lokasi KSM berada.
b. Penerima manfaat adalah KK miskin (PS-2):
• Penerima manfaat kegiatan lingkungan, dipastikanminimal 80 %KK miskin
• Penerima manfaat kegiatan sosial dipastikan 100% KK miskin.
• Penerima manfaat kegiatan pinjaman dana bergulir dipastikan 100% KK
miskin.

B. Arah Pengembangan KSM

KSM dalam perjalanannya memerlukan penguatan dalam rangka memantapkan


eksistensi dan keberlanjutannya, sehingga mampu melaksanakan fungsi dan peran
KSM seperti yang diharapkan. Oleh karena itu, perlu ada pengembangan dalam KSM
tersebut, baik berupapendampingandari pihak luar maupun melalui pembelajaran yang
dilakukan sendiri dalam kelompok maupun antar kelompok yang ada. Pada prinsipnya
arah pengembangan KSM ditujukan untuk :

1. Membangun rasa saling percaya, membutuhkan, toleransi, dan menghargai antara


satu anggota dengan yang lainnya.
2. Melaksanakan tata-tertib dan aturan main yang telah disepakati bersama secara
konsisten.
3. Mendorong dilaksanakannya pertemuan rutin atau kegiatan-kegiatan bersama
untuk memelihara kebersamaan dalam berkelompok dan saling belajar di antara
anggota.
4. Memotivasi KSM agar bermanfaat bagi anggotanya sehingga KSM bisa berperan
sebagai wadah untuk pemecahan masalah ekonomi, penyampaian informasi,
menambah pengetahuan, forum silaturahmi, dan lain sebagainya.
5. Mengembangkan sifat kepemimpinan yang mendorong terciptanya modal sosial.
6. Peningkatan aset KSM guna pemenuhan kebutuhan dan hak-hak dasar sehingga
masyarakat miskin akan mampu masuk ke pasar tenaga kerja atau memanfaatkan
berbagai peluang usaha.
7. Peningkatan produktifitas KSM baik tenaga kerja maupun usaha, sehingga
kesejahteraan anggota KSM terus meningkat.
8. Peningkatan partisipasi anggota KSM dalam pelaksanaan pembangunan
partisipatif baik pada saat pembuatan kebijakan dan pelaksanaan kebijakan
maupun pada saat perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pemanfaatan dan
pemeliharaan.
9. Penyiapan KSM sebagai modal sosial yang tanggap terhadap resiko bencana
alam, bencana sosial (konflik sosial) dan bencana ekonomi (krisis ekonomi).

 

  

    

Langkah pengembangan KSM yang telah terbentuk dapat diberikan melalui pelatihan
dan pendampingan. Pelatihan dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan
dilakukan oleh pihak-pihak yang memiliki kompetensi.

Adapun untuk pendampingan dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu :


• Konsultasi: membantu KSM dalam rangka memenuhi kebutuhan terhadap
informasi dan wawasan baru khususnya berkaitan dengan penanggulangan
kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat miskin, melalui dialog,
diskusi, penyebaran informasi, dan sejenisnya.
• Asistensi: membantu KSM dalam meningkatkan keterampilan, misalnyaberkenaan
dengan penyusunan usulan kegiatan.
• Fasilitasi: membantu KSM untuk meningkatkan proses pembelajaran dalam
kelompok, berhubungan dengan pihak lain, membuat jaringan dan lain-lain.

Upaya-upaya pendampingan yang diarahkan kepada pengembangan KSM sekurang-


kurangnya terfokus kepada 2 hal penting, diantara :

1. Penguatan ke dalam Kelompok

Pertama, Penguatan organisasi kelompok. Hal ini ditandai oleh pertemuan yang
teratur, rutin dan berkelanjutan. Sistem administrasi keuangan tertib dan
transparan. Pemilihan pengurus dipilih dari dan oleh anggota, secara teratur, dan
melakukan program peningkatan kapasitas anggota. Perencanaan program
kelompok, pelaksanaan, dan evaluasinya dilakukan secara partisipatif.

Kedua, berorientasi kepada peningkatan kualitas hidup anggota dan kelompok.


Dalam rangka ini perlu diupayakan terus-menerus pemahaman dan peningkatan
kapasitas pengelolaan anggaran kelompok dan anggaran rumah tangga bagi
anggota. Kapasitas ini terutama dalam hal pembentukan aset, cadangan atau
tabungan yang efektif, pemupukan modal swadaya dan pengembangan usaha-
usaha produksi dan pemasaran.

Ketiga, penguatan nilai-nilai dalam kelompok. Terutama menanamkan sikap


keterbukaan di kalangan anggota terhadap hal-hal seperti peluang kerjasama dan
teknologi-teknologi baru untuk mencapai skala usaha yang lebih besar. Selain itu
juga menanamkan prinsip demokrasi dan partisipasi dalam kelompok, serta
kesetaraan jender (laki-laki dan perempuan).

Secara berkala Fasilitator, BKM / LKM dan relawan dapat melakukan evaluasi
terhadap perkembangan KSM sesuai lampiran 3.

2. Penguatan ke tingkat Komunitas

Pertama, penguatan kepemimpinan. Selama proses pendampingan kelompok


diharapkan muncul anggota, laki-laki dan perempuan, yang mampu menjadi
pemimpin yang dapat memberdayakan seluruh anggota kelompok. Kepemimpinan
ini diharapkan bisa muncul karena kualitas,kemampuannya, serta kepeduliannya
kepada persoalan dan masa depan masyarakat.


 
             

Kedua, pengembangan kader-kader dan agen perubahan masyarakat. Kelompok,
kepemimpinan kelompok, dan kader-kadernya yang kuat diharapkan menjadi agen
perubahan di komunitasnya. Mereka menjadi kelompok dan personil-personil yang
aktif, kritis, dan berpengaruh di komunitasnya sehingga berkembang dinamika
baru. Kelompok-kelompok ini – termasuk individu-individu yang menjadi
anggotanya – menjadi simpul komunikasi di dalam dan keluar komunitasnya.
Pengaruh yang diharapkan dari kelompok dan anggota-anggota kelompok adalah
suatu penguatan kerjasama, jaringan komunikasi dan pembelajaran yang lebih
terbuka dan partisipatif.

Ketiga, mendorong transformasi sosial dengan adanya penguatan organisasi,


kepemimpinan yang memberdayakan dan berkembangnya dinamika di
masyarakat, diharapkan terjadi karena kepempinan yang demokratris, terbuka,
partisipatif, menjadi model baru ketimpang model kepempimpinan lainnya.
Disamping itu komunikasi diantara anggota KSM lebih multi arah, dialogis, dan lain
sebagainya.

 

  

    



LAMPIRAN


 


 
             

      





   $ &&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&%
( $ &&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&%
 (   $ &&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&%
    $ &&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&%
   $ &&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&%

  $ &&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&%
   $ &&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&%


 
      
 

,           
-              
.     "       
/             
(#  ( 
0          
 (#( 
  #((#
'

1              
   "     
2      !  "       
 
3        (    
4            
,+         )  *    
   
,,        .+5    

 

    



    

  


  
 
 


   $ &&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&%
) $ &&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&%
 )   $ &&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&%
    $ &&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&%
   $ &&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&%

  $ &&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&%
   $ &&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&%

 
      
 

*          
  "  
+    "         
,      #   
        
-     !    "    
 
.     '     
  
/          
 
0        (   
1           (   
2       !      
    

 


 
             

 
 

 


   !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! 
 "   !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! 
"  !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! 
  !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! 
  !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! 
  !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! 
  !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! 


  
 
 
     
# KSM memiliki tujuan dan program kerja yang jelas   
$ Semua pengurus KSM mampu melaksanakan tugas dan   
tanggungjawabnya dengan baik
% KSM memiliki AD/ART atau aturan main   
& Semua anggota melaksanakan kewajiban dan haknya   
dengan baik
' Solidaritas antar anggota semakin kuat   
( KSM mampu mengambil keputusan secara mandiri dan   
demokratis
 ADMINISTRASI   
# KSM memiliki perangkat administrasi dan pembukuan   
yang lengkap
$ Pengurus KSM memiliki kemampuan dan trampil   
mengelola administrasi dan pembukuan
% KSM memiliki laporan keuangan yang lengkap dan   
dilaporkan secara rutin ke anggota
 PERMODALAN   
# Tabungan/iuran KSM terus meningkat   
$ KSM mampu mengelola dana dari luar   
  KEGIATAN   
# Kegiatan produktif anggota terus berkembang dan   
menguntungkan
$ Sarana kerja dan pelayanan semakin lengkap   
% KSM mampu membiayai operasional secara layak   
 KEBERADAAN DI MASYARAKAT   
# Keanggotaan KSM terus meningkat baik jumlah maupun   
kualitasnya
$ Pengetahuan dan keterampilan anggota semakin   
berkembang
% Keberadaan KSM semakin dikenal dan diterima   
masyarakat

44
4    

    
 
 
  

    

www.pnpm-perkotaan.org

KANTOR PUSAT
JL. Pattimura No.20 Kabayoran Baru
Jakarta Selatan, Indonesia - 12110

KANTOR PROYEK
Jl. Penjernihan 1 No. 19 F Pejompongan
Jakarta Pusat Indonesia - 10210

PENGADUAN
P.O. BOX 2222 JKPMT
SMS 0817 148048
e-mail : ppm@pnpm-perkotaan.org

Anda mungkin juga menyukai