PE T UN J U K TE K N I S
PENGEMBANGAN KELOMPOK SWADAYA
MASYARAKAT (KSM)
!
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang | 2
B. Pengertian Kelompok Swadaya Masyarakat | 2
C. Tujuan Pembangunan KSM | 2
D. Keluaran dan Indikator | 3
E. Substansi Pesan dalam Pembentukan KSM | 4
F. Prinsip-prinsip KSM | 8
G. Peran dan Fungsi KSM |9
BAB II
LANGKAH-LANGKAH PENDAMPINGAN KSM | 11
1. Pembekalan kepada Fasilitator mengenai KSM | 12
2. Sosialisasi konsep dan substansi KSM kepada masyarakat oleh fasilitator | 12
3. Teridentifikasi dan penggalangan relawan pendamping kelompok | 13
4. Coaching Kepada BKM/LKM, UP, Relawan, Lurah | 13
5. Sosialisasi Konsep KSM oleh relawan pendamping dan Pertemuan Warga untuk
FGD mengenai Dinamika Kelompok | 13
5.1. Sosialisasi Konsep KSM. | 13
5.2. Diskusi mengenai Dinamika Kelompok | 13
6. Pengembangan KSM | 14
6.a. Pengembangan KSM | 14
6.b. Pembangunan KSM | 14
7. Review Kelompok | 16
8. Menyusun rencana kegiatan KSM dan Usulan Kegiatan KSM | 17
9. Penilaian kelayakan usulan kegiatan KSM oleh UP-UP sesuai kaidah umum | 17
10. Direkomendasikan dalam penetapan prioritas | 18
11. Arah Pengembangan KSM | 18
LAMPIRAN | 21
Checklist Pengendalian Kondisi Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) | 22
Checklist Pengendalian Review Aturan Main Kelompok | 23
Checklist Pengembangan Ksm | 24
DATTAR GAMBAR
Gambar 1 - Status Perubahan Sosial | 6
Gambar 2 - Tingkat keberdayaan KSM | 7
Gambar 3 - Tahap Perkembangan KSM | 7
Gambar 4 - Alur Pendampingan KSM | 12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam Strategi intervensi PNPM Mandiri Perkotaan untuk mendorong terjadinya proses
transformasi sosial di masyarakat, dari kondisi masyarakat yang tidak berdaya menjadi
berdaya, mandiri dan pada akhirnya menuju madani, dilakukan melalui proses saling
belajar bukan hanya untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan akan tetapi
juga agar bisa berbagi nilai-nilai positif. Pengalaman membuktikan kelompok yang kuat
adalah kelompok yang bisa menumbuhkan rasa saling percaya di antara anggota
dengan didasari oleh keterbukaan, rasa saling menghargai, kesetaraan, keadilan,
kejujuran dan nilai-nilai positif lainnya. Dengan demikian kelompok ini mempunyai fungsi
sebagai media belajar untuk terjadinya perubahan sosial dalam membangun paradigma-
paradigma baru dalam penanggulangan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan
masyarakat miskin, serta mengembangkan dan mempraktekkan nilai-nilai positif yang
menjadi dasar penumbuhan modal sosial.
Berangkat dari kondisi tersebut, ada dua alternatif yang bisa dilakukan program ini, yaitu:
pertama, bekerja dengan kelompok-kelompok yang sudah ada di masyarakat atau;
kedua, membangun dan mendampingi kelompok-kelompok baru. Setiap alternatif
memiliki kekuatan dan kelemahan masing-masing. Bekerja dengan kelompok yang
sudah ada di masyarakat membuat program lebih efisien, penerimaan masyarakat
terhadap program berlangsung relatif lebih cepat dan dukungan sumber daya lokal lebih
mungkin digalang. Akan tetapi, kelompok yang sudah ada telah memiliki nilai-nilai dan
aturan main yang belum tentu sejalan dengan nilai-nilai yang diusung oleh program ini.
Apapun pilihan pendekatan yang diambil, apakah bekerja dengan kelompok yang ada
atau membentuk kelompok baru, arah pendampingan tetap ditujukan kepada penguatan
kapasitas kelompok sehingga mereka bisa membangun kultur kelompok yang lebih
terbuka, adil, bertanggungjawab dan mandiri.
masyarakat yang paling baik
adalah
yang memang lahir dari kebutuhan dan kesadaran masyarakat sendiri,
dikelola dan dikembangkan dengan menggunakan terutama sumber daya yang ada di
masyarakat tersebut
KSM adalah
kumpulan orang yang menyatukan diri secara sukarela dalam kelompok dikarenakan
adanya ikatan pemersatu, yaitu adanya visi, kepentingan, dan kebutuhan yang sama,
sehingga kelompok tersebut memiliki kesamaan tujuan yang ingin dicapai bersama.
Tujuan Umum Pembangunan KSM adalah mewujudkan KSM-KSM yang berdaya yang
mampu memecahkan persoalan mereka secara mandiri dan mampu mencapai tujuan
melalui tindakan bersama.
Tujuan tersebut dapat dicapai dengan tujuan antara sebagai berikut:
Tujuan antara 1 :
Tumbuhnya kesadaran dan kepedulian masyarakat, laki-laki dan perempuan, untuk
memperkuat kembali ikatan-ikatan pemersatu sebagai media membangun solidaritas sosial
melalui pembelajaran bertumpu pada kelompok.
Keluaran Indikator
• Terdapat daftar kelompok yang ada di masyarakat
• Pertemuan kelompok dilakukan secara rutin
Masyarakat memahami pentingnya
membangun kelompok • Persoalan anggota diselesaikan oleh kelompok
• Kegiatan kelompok dilaksanakan sesuai kesepakatan
kelompok
Tujuan antara 2 :
Masyarakat memahami tujuan, nilai dan prinsip dasar, peran dan fungsi, kriteria anggota, serta
aturan main dan kegiatan KSM
Keluaran Indikator
Masyarakat memahami konsep, • Masyarakat paham konsep, tujuan, peran dan fungsi
tujuan, peran dan fungsi serta KSM
kriteria anggota KSM • Masyarakat bergabung dalam KSMsecara sadar
Tujuan antara 3 :
KSM yang terbentuk berorientasi pada program penanggulangan kemiskinan dan
peningkatan kesejahteraan masyarakat miskin berbasis pada mata pencaharian
komunitas lokal.
Keluaran Indikator
Daftar kelompok masyarakat yang • Terdapat daftar KSM berikut tujuan, kepengurusan,
bersepakat terlibat dalam program dan aturan main.
penanggulangan kemiskinan. • Tujuan KSM berorientasi pada program
penanggulangan kemiskinan dan peningkatan
kesejahteraan masyarakat miskin.
• KSM mempunyai perencanaan kelompok dan
kegiatan rutin
• KSM mempunyai rencana kegiatan penanggulangan
kemiskinan
• Terdapat daftar warga miskin yang menjadi
penerima manfaat
• Terdapat prioritas kegiatan berbasis mata
pencaharian yang dapat meningkatkan pendapatan
warga miskin setempat
Tujuan antara 4 :
Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) dalam rangka PNPM Mandiri Perkotaan
difokuskan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin dengan mengatasi
berbagai permasalahan kemiskinan yang menyangkut sarana dan prasarana dasar,
pengembangan sumberdaya manusia serta pengembangan ekonomi.
Posisi KSM di PNPM Mandiri Perkotaan adalah independen dalam arti bukan sebagai
bawahan BKM/LKM atau Unit Pengelola (UP). Hubungan KSM dengan Unit Pengelola
dan BKM/LKM adalah hubungan kemitraan. Posisi KSM dalam PNPM Mandiri Perkotaan
adalah sebagai pelaku langsung dalam pelaksanaan kegiatan penanggulangan
kemiskinan. Anggota masyarakat yang tergabung dalam KSM tidak hanya untuk
meningkatkan wawasan tentang prinsip dan nilai PNPM Mandiri Perkotaan, akan tetapi
juga menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Melalui interaksi antara sesama
anggota KSM, sangat memungkinkan untuk saling mencerdaskan, sehingga tumbuh
nilai-nilai baru, cara pandang, cara menyelesaikan masalah maupun cara memahami
realitas yang dapat mempengaruhi peningkatan kualitas hidup.
Dengan demikian KSM dalam PNPM Mandiri Perkotaan bukanlah semata-mata sebagai
kelompok peminjam atau yang berorientasi pada kegiatan ekonomi, atau kegiatan
infrastruktur melainkan kelompok pemberdayaan. Dalam hal ini, bisa dikatakan KSM
merupakan wadah bagi tumbuhnya rasa percaya diri, semangat kemandirian, saling
kepercayaan sosial, rasa kebersamaan dan lain-lain.
Dari sisi lain, KSM dapat juga menjadi salah satu wadah pertukaran informasi, tukar
pengalaman, peningkatan wawasan, pembahasan masalah kemasyarakatan baik
yang berhubungan dengan kesejahteraan maupun berkaitan dengan pengambilan
keputusan/ kebijakan publik.
Jika BKM/LKM sebagai Lembaga di tingkat kelurahan (Civil Society Organization) maka
KSM adalah lembaga kecil di level masyarakat akar rumput (grass root – Community
Base Organization). Kedua lembaga tersebut memperjuangkan peningkatan
kesejahteraan warga miskin melalui serangkaian program penanggulangan kemiskinan.
Oleh sebab itu semestinya status pendampingan KSM mengikuti status pendampingan
masyarakat.
Tidak menutup kemungkinan KSM yang telah mampu memperluas jaringan usaha
muncul di tahapan Masyarakat Mandiri, atau bahkan Masyarakat Berdaya. Begitu juga
sebaiknya, di dalam Masyarakat Menuju Madani, tidak mustahil masih terdapat KSM
yang masih belajar berkelompok dan berwirausaha.
Kegiatan KSM dalam PNPM Perkotaan dapat terdiri dari kegiatan tridaya, yaitu
infrastruktur, ekonomi, dan/atau sosial.Berdasarkan tahapan pendampingannya, KSM
terdiri dari 3 tingkatan, yaitu 1) KSM Tahap Tunas, 2) KSM Tahap Tumbuh, dan 3) KSM
Tahap Kembang.
Khusus untuk KSM yang mempunyai kegiatan dana bergulir, KSM terdiri dari 3 jenis
berdasarkan sumberdaya dana yang dikelola, yaitu KSM yang dapat mengakses dana
Kegiatan Sosial untuk digunakan sebagai pinjaman bergulir dalam kelompok, KSM yang
mengakses dana bergulir dari UPK, dan KSM yang dapat mengakses dana dari Program
Peningkatan Mata Pencaharian Keluarga (PPMK) atau KUR (Kredit Usaha Rakyat).
Pendampingan ketiga jenis KSM tersebut berbeda-beda. Untuk KSM dana bergulir yang
mendapatkan dana dari UPK sudah berjalan sejak PNPM Perkotaan tahun 1999.
Sedangkan KSM PPMK berjalan di wilayah I (Sumatera, Banten, Kalbar dan Jabar).
Skala pinjaman kedua jenis KSM tersebut berbeda besarannya. KSM PPMK mempunyai
kapasitas mengelola dana dan kegiatan yang lebih besar daripada KSM dana bergulir
yang bersumber dari pinjaman UPK.
F. Prinsip-prinsip KSM
f. Partisipasi yang nyata. Melalui basis kelompok, peluang setiap anggota, laki-laki
dan perempuan, untuk memberikan kontribusi kepada kelompok atau anggota
kelompok yang lainnya, sebagai wujud komitmen kebersamaan dapat berjalan.
Dengan demikian, potensi untuk menumbuhkan keswadayaannya dalam wujud
partisipasi nyata terbuka luas.
g. Fasilitasi. Dalam setiap langkah kegiatan, fasilitator hanya akan berperan katalis
serta memindahkan peran dan tanggung jawab kepada masyarakat sebagai pelaku
utama. Harus ada kepercayaan pada kemampuan masyarakat miskin untuk
melaksanakan, memutuskan, dan mengawasi kegiatan.
G. Peran dan Fungsi KSM
Masyarakat dapat mengambil manfaat dari kegiatan berkelompok. Oleh karena itu,
keberadaan KSM diharapkan bisa memenuhi kebutuhan materiil maupun psikologis
warga masyarakat. Sejalan dengan hal tersebut, maka KSM diharapkan dapat berperan
dan berfungsi seperti berikut ini :
BAB II
LANGKAH-LANGKAH
PENDAMPINGAN KSM
Pembekalan
kepada Fasilitator
mengenai KSM Direkomenda
1 sikan dalam
Ya
Pembangunan Penetapan
KSM 10
Prioritas
Sosialisasi Konsep 6.b.
dan Substansi KSM
kepada Masyarakat
oleh Fasiltator
FGD Dinamika KSM Sosialisasi
(berbasis hasil RPK Konsep dan Penilaian
Kelayakan Akses BLM
dan PS) Substansi
2 oleh UP-UP : Akses APBD
KSM oleh
1. Susun/ Review Penyusunan Kelayakan Akses
Relawan
Tujuan Rencana KSM Channelling
Pendamping
2. Kesepakatan Kegiatan Kesesuaian Akses
Kelompok
Bersama /Aturan Main KSM usulan Sumberdaya
Teridentifikasi dan FGD
dengan lain
Penggalangan Relawan Dinamika 7 8
KSM PJM
Pendamping Kelompok 11
Pronangkis
5
9
3
Pertemuan Warga untuk FGD dinamika KSM (berbasis RPK dan PS)
Melalui basis forum-forum pertemuan warga atau mengumpulkan sejumlah warga
dengan melibatkan warga miskin, BKM/LKM dibantu oleh Relawan, melakukan
penjajagan mengenai perkembangan kelompok dengan cara Diskusi Kelompok
Terarah (FGD). Pada kegiatan ini didiskusikan beberapa hal mengenai: 1)
Perkembangan kondisi kelompok yang sudah ada dilihat dari komitmen,
manajemen organisasi, aturan bersama, peran dan fungsi KSM, 2) Pembangunan
KSM baru,alasan pentingnya berkelompok, manfaat berkelompok, bagaimana
membangun kelompok yang baik.
Pada kesempatan ini juga dikenalkan dan dimotivasi untuk berhimpun dalam KSM
atau mengembangkan kelompok yang sudah ada di masyarakat. Melalui kegiatan
tersebut, diharapkanmasyarakat paham maksud dan tujuan pembelajaran
pengembangan KSM dan mampu menyusun rencana kegiatan yang menjadi
kebutuhan KSM, serta dapat memahami peran strategis KSM sebagai institusi
yang bisa memperjuangkan kepentingan warga miskin.
6. Pengembangan KSM
Pembentukan KSM harus mengacu pada pendapat masyarakat ketika harus
memilih anggota-anggotanya, sehingga kriteria mengenai warga miskin dalam
keanggotaan KSM dimaksud misalnya, merupakan keputusan masyarakat sendiri
sebagaimana telah terjadi pada proses siklus FGD RK dan PS, dengan koridor
berikut ini :
Ikatan pemersatu KSM dapat bersumber dari adanya persoalan yang sama di
antara warga miskin. Berikut ini beberapa contoh ikatan pemersatu.
Persoalan lingkungan: selokan di depan rumah warga miskin tersumbat
sehingga air selokan tidak mengalir dan ketika musim hujan air selokan
meluap ke halaman rumah. Warga-warga miskin (dan juga warga kaya) di
daerah dimana selokan tersumbat dapat menjadi anggota satu KSM .
Persoalan pendidikan: beberapa warga miskin memiliki anak usia sekolah
dasar yang putus sekolah karena keterbatasan biaya dan harus bekerja untuk
membantu pendapatan orang tua. Warga-warga miskintersebut dapat
membentuk satu KSM.
Persoalan kesehatan: beberapa warga miskin memiliki anak balita yang
kekurangan gizi. Warga-warga miskin tersebut dapat membentuk satu KSM.
Ikatan pemersatu KSM juga dapat bersumber dari adanya potensi pengembangan
kehidupan warga miskin.
Potensi pasar/penjualan produk bersama: beberapa warga miskin yang
memproduksi tikar pandan dapat membentuk satu KSM dengan tujuan
membangun pasar/penjualan bersama.
Potensi kepedulian: beberapa kader posyandu dapat membentuk satu KSM
berangkat dari kepedulian mereka terhadap kondisi gizi balita warga miskin.
KSM ini menyusun kegiatan rutin pemberian makanan tambahan untuk balita
warga miskin. Dalam pengembangan KSM seperti ini, harus dinyatakan
secara jelas siapa saja warga miskin yang menjadi penerima manfaat
program.
Potensi peningkatan pengetahuan warga miskin: sekelompok ibu-ibu (di
dalamnya ada warga miskin dan warga kaya) dapat menjadi KSM dengan
kegiatan rutin mengkaji pengetahuan hidup bersih dan sehat di permukiman
warga miskin.
Karena sebagaimana terlihat dalam hasil Pemetaan Swadaya, warga miskin
memiliki banyak persoalan. Jadi di awal pembentukan KSM, temukan saja dulu
satu persoalan atau potensi bersama beberapa warga miskin yang dapat menjadi
ikatan pemersatu awal. Meskipun kalau ada dua atau tiga ikatan yang sama juga
baik.
7. Review Kelompok
Dalam kegiatan review kelompok tersebut dilakukan beberapa hal mengenai :
a. Review kondisi kelompok dan organisasi
Secara keseluruhan dilakukan review mengenai kelompok, antara lain asal usul
pembentukan kelompok, tujuan kelompok dibangun, bagaimana kondisi
kelompok dan anggota kelompok saat ini, apakah warga miskin selalu terlibat
dalam kegiatan kelompok dan menjadi anggota KSM, dan apakah kegiatan
kelompok berorientasi kepada warga miskin. (lampiran 1)
b. Review aturan main kelompok
Hal penting dalam review aturan main kelompok antara lain apakah terdapat
akses warga miskin dan perempuan terhadap kelompok tersebut, serta
bagaimana manfaatnya keberadaan kelompok tersebut bagi warga miskin dan
perempuan.(lampiran 2)
Beberapa hal yang perlu diatur dalam aturan main kelompok antara lain:
a. Memiliki rencana kegiatan
b. Memiliki kepengurusan
c. Melaksanakan agenda pertemuan rutin
d. Membangun kesadaran anggota untuk berswadaya berupa dana, waktu,
tenaga maupun pemikiran.
e. Memiliki mekanisme pengambilan keputusan bersama
f. Melaksanakan tabungan rutin
g. Memiliki pencatatan pembukuan
h. Ketentuanmengenai keanggotaan baru
i. Lain-lain sesuai kebutuhan kelompok
Adapun sumber pembiayaan kegiatan KSM, dapat bersumber dari dana BLM PNPM
Mandiri Perkotaan, swadaya masyarakat serta dari lembaga lain yang bermitra
dengan BKM/LKM.
10. Direkomendasikan dalam penetapan prioritas
Apabila kegiatan yang diajukan oleh KSM sudah dinyatakan layak untuk didanai,
maka BKM/LKMakan menetapkan dalam prioritas kegiatan.
Dalam PNPM Mandiri Perkotaan, syarat KSM dapat mengakses dana untuk
kegiatan adalah sebagai berikut:
Langkah pengembangan KSM yang telah terbentuk dapat diberikan melalui pelatihan
dan pendampingan. Pelatihan dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan
dilakukan oleh pihak-pihak yang memiliki kompetensi.
Pertama, Penguatan organisasi kelompok. Hal ini ditandai oleh pertemuan yang
teratur, rutin dan berkelanjutan. Sistem administrasi keuangan tertib dan
transparan. Pemilihan pengurus dipilih dari dan oleh anggota, secara teratur, dan
melakukan program peningkatan kapasitas anggota. Perencanaan program
kelompok, pelaksanaan, dan evaluasinya dilakukan secara partisipatif.
Secara berkala Fasilitator, BKM / LKM dan relawan dapat melakukan evaluasi
terhadap perkembangan KSM sesuai lampiran 3.
Kedua, pengembangan kader-kader dan agen perubahan masyarakat. Kelompok,
kepemimpinan kelompok, dan kader-kadernya yang kuat diharapkan menjadi agen
perubahan di komunitasnya. Mereka menjadi kelompok dan personil-personil yang
aktif, kritis, dan berpengaruh di komunitasnya sehingga berkembang dinamika
baru. Kelompok-kelompok ini – termasuk individu-individu yang menjadi
anggotanya – menjadi simpul komunikasi di dalam dan keluar komunitasnya.
Pengaruh yang diharapkan dari kelompok dan anggota-anggota kelompok adalah
suatu penguatan kerjasama, jaringan komunikasi dan pembelajaran yang lebih
terbuka dan partisipatif.
LAMPIRAN
$ &&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&%
( $ &&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&%
(
$ &&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&%
$ &&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&%
$ &&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&%
$ &&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&%
$ &&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&%
,
-
.
"
/
(#
(
0
(#(
#((#
'
1
"
2
!
"
3
(
4
,+
)
*
,,
.+5
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
" !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
" !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
# KSM memiliki tujuan dan program kerja yang jelas
$ Semua pengurus KSM mampu melaksanakan tugas dan
tanggungjawabnya dengan baik
% KSM memiliki AD/ART atau aturan main
& Semua anggota melaksanakan kewajiban dan haknya
dengan baik
' Solidaritas antar anggota semakin kuat
( KSM mampu mengambil keputusan secara mandiri dan
demokratis
ADMINISTRASI
# KSM memiliki perangkat administrasi dan pembukuan
yang lengkap
$ Pengurus KSM memiliki kemampuan dan trampil
mengelola administrasi dan pembukuan
% KSM memiliki laporan keuangan yang lengkap dan
dilaporkan secara rutin ke anggota
PERMODALAN
# Tabungan/iuran KSM terus meningkat
$ KSM mampu mengelola dana dari luar
KEGIATAN
# Kegiatan produktif anggota terus berkembang dan
menguntungkan
$ Sarana kerja dan pelayanan semakin lengkap
% KSM mampu membiayai operasional secara layak
KEBERADAAN DI MASYARAKAT
# Keanggotaan KSM terus meningkat baik jumlah maupun
kualitasnya
$ Pengetahuan dan keterampilan anggota semakin
berkembang
% Keberadaan KSM semakin dikenal dan diterima
masyarakat
44
4
www.pnpm-perkotaan.org
KANTOR PUSAT
JL. Pattimura No.20 Kabayoran Baru
Jakarta Selatan, Indonesia - 12110
KANTOR PROYEK
Jl. Penjernihan 1 No. 19 F Pejompongan
Jakarta Pusat Indonesia - 10210
PENGADUAN
P.O. BOX 2222 JKPMT
SMS 0817 148048
e-mail : ppm@pnpm-perkotaan.org