Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH JENIS FUNGI MIKORIZA ARBUSCULAR

TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT


(Lycopersicum esculentum Mill)

Effect of Fungi Arbuscular Mycorhiza on the Growth and Yield of Tomato Plants
(Lycopersicum esculentum Mill)

Hadianur 1), Syafruddin2), Elly Kesumawati2)


1)
Mahasiswa Pasca Sarjana Program Studi Agroekoteknologi Universitas Syiah Kuala,
2)
Staf Pengajar Pasca Sarjana Program Studi Agroekoteknologi Universitas Syiah Kuala,
Email : hadianur29@yahoo.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis fungi mikoriza terhadap
pertumbuhan dan hasil tanaman tomat. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK)
non faktorial dengan 3 ulangan. Adapun faktor yang diteliti yaitu faktor jenis mikoriza, yang terdiri atas
4 taraf yaitu: Tanpa Mikoriza, Mikoriza Glomus sp, Mikoriza Gigaspora sp, Campuran Mikoriza Glomus
sp dan Gigaspora sp. Parameter yang diteliti yaitu serapan hara N dan P, bobot berangkasan (segar dan
kering) fase vegetatif dan generatif, biomassa akar (segar dan kering) fase vegetatif dan generatif,
potensi hasil per tanaman, panjang akar fase vegetatif dan generatif, dan tingkat infeksi mikoriza (%).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Jenis fungi mikoriza berpengaruh sangat nyata terhadap bobot
berangkasan segar fase vegetatif, bobot akar segar fase vegetatif, bobot berangkasan kering fase
vegetatif, bobot akar kering fase vegetatif dan panjang akar fase vegetatif serta berpengaruh nyata
terhadap serapan hara N. Jenis fungi mikoriza yang terbaik untuk pertumbuhan dan hasil tanaman
tomat adalah Gigaspora sp.
Kata Kunci : mikoriza Glomus sp, Mikoriza Gigaspora sp, biomassa

ABSTRACT

This aimed of this experiment to study the effect of mycorrhizal fungi on the growth and
yield of tomato plants. This study uses a randomized block design non factorial with three replications.
The factors studied were kind of mycorrhizal, which consists of four levels ie: Without Mycorrhiza,
Mycorrhiza Glomus sp, Mycorrhiza Gigaspora sp, Mixed Mycorrhizae Glomus sp and Gigaspora sp. The
parameters studied were uptake of N and P, fresh and dry weight of biomass on phases of vegetative
and generative, fresh and dry weight of root biomass on phases of vegetative and generative, the
potential yield per plant, the length of root on vegetative and generative phase, and infection rate
mycorrhizal. The results of this study showed that the type of mycorrhiza fungi very significant effect on
the weight of fresh biomass vegetative phase, the vegetative phase fresh root weight, dry weight
biomass vegetative phase, dry root weight and root length of the vegetative phase of the vegetative
phase and significantly affect the nutrient uptake N. type of fungi mycorrhiza is best for growth and yield
on tomatoesis to Gigaspora sp.
Keywords: Mycorrhiza Glomus sp, Mycorrhiza Gigaspora sp, biomass

PENDAHULUAN sampai tahun 2013 yang menyatakan


bahwa produksi tomat meningkat dari
Tomat mempunyai peran yang 891,616 ton ha-1 menjadi 992,780 ton ha-1
strategis di sektor pertanian dan juga (BPS, 2014).
dalam perekonomian masyarakat. Produk Tomat mengandung zat-zat yang
tomat semakin diminati oleh masyarakat berguna bagi tubuh manusia, antara lain
akhir-akhir ini, hal tersebut terbukti dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin B1,
data Badan Pusat Statistik dari tahun 2010 B2, B3, dan C, kalsium, fosfor, besi,

126 Jurnal Agrista Volume 20, No. 3, 2016


natrium, kalium, serat, dan air. Tomat berikatan dengan Al bebas pada alofan
mengandung karoten yang berfungsi menggantikan ion P yang terikat sehingga
sebagai pembentuk provitamin A dan ion P akan terlepas dan tersedia untuk
Lycoppen yang mampu mencegah kanker diserap oleh akar tanaman bebas pada
(Zulhaedar, 2012). alofan.
Kebutuhan produk tomat sangat Mikoriza merupakan salah satu
tinggi namun produksinya belum mampu cara yang dipakai untuk mengatasi masalah
mengimbangi kebutuhan tersebut. Petani pada tanah Andisol karena jamur mikoriza
di Indonesia sebagian membudidayakan berpotensi memfasilitasi penyediaan
tomat pada tanah Andisol. Tanah Andisol berbagai unsur hara bagi tanaman
adalah tanah yang subur, yang sangat baik terutama unsur P. Perbaikan pertumbuhan
ditanami secara intensif untuk tanaman dan kenaikan hasil berbagai tanaman
semusim maupun tanaman tahunan berkaitan dengan perbaikan nutrisi P
dengan produktivitas yang cukup tinggi. tanaman (Simanungkalit, 2001). Mikoriza
Tanah Andisol banyak tersebar dari berfungsi sebagai fasilitator penyerapan
dataran rendah hingga dataran tinggi hara, dan juga berpotensi sebagai
dengan berbagai jenis vegetasi. Andisol pengendali hayati (bioprotektor). Tanaman
tersebar di wilayah dataran tinggi sekitar yang mengandung mikoriza mengalami
700 m dpl atau lebih. Umumnya digunakan kerusakan lebih sedikit dibandingkan
untuk pertanian tanaman pangan seperti dengan tanaman tidak mengandung
jagung, ubi kayu, umbi-umbian, kacang- mikoriza dan serangan penyakit berkurang
kacangan, tanaman hortikultura sayuran atau perkembangan patogen terhambat.
dataran tinggi seperti kentang, wortel, Pada umumnya Mikoriza Asbuskular dapat
kubis, budidaya bunga-bungaan serta menurunkan serangan penyakit terhadap
tanaman perkebunan seperti kopi dan teh tanaman (Simanungkalit, 1999). Mikoriza
(Kimble et al., 1999; Tan, 1998) juga berperan penting dalam
Tanah Andisol memiliki beberapa meningkatkan pertumbuhan tanaman
kekurangan salah satunya adalah agrikultur, holtikultura, dan tanaman hutan
ketidakmampuan fiksasi atau daya serap (Wubet et al., 2003).
tanah terhadap unsur hara P yang tinggi, Pengaplikasian mikoriza pada
sehingga diperlukan pengelolaan tanah tanaman tomat dapat memperpanjang
tersebut secara tepat dan benar masa berbuah tomat serta inokulasi
(Hardjowigeno,1993). Unsur P atau Fosfat mikoriza berpotensi penerapan
merupakan unsur hara makro yang penting bioteknologi mikoriza dalam hortikultura
dalam proses fotosintesis dan metabolisme berkelanjutan (Reguar, 2003). Inokulasi
energi di dalam sel tanaman terutama mikoriza jenis oryzae dan jamur mikoriza
sebagai penyimpan dan transfer energi di arbuskula dapat meningkatkan
dalam proses biokimia tanaman (Sanchez, pertumbuhan dan kandungan klorofil pada
2007). cabai (Kim et al., 2009)
Unsur P di dalam tanah Andisol Mikoriza dapat diaplikasikan
tersedia dalam jumlah yang banyak, tetapi dengan beberapa cara yaitu menggunakan
unsur P tersebut terfiksasi oleh alofan tanah yang sudah mengandung mikoriza,
sehingga unsur P tidak dapat diserap oleh menggunakan akar yang sudah
akar tanaman. Salah satu cara mengatasi mengandung mikoriza. Penggunaan miselia
masalah fiksasi P oleh alofan yaitu dengan cendawan atau spora mikoriza yang sudah
pemberian bahan organik segar yang dikemas dalam bentuk kapsul, dengan cara
berfungsi untuk menyediakan unsur hara menaburkannya pada lubang tanam
yang terdefisiensi tersebut bagi sebelum penanaman, dan dengan cara
mikroorganisme. Bahan-bahan organik menaburkan tanah yang terinfeksi mikoriza
akan terdekomposisi menjadi asam-asam disekitar akar tanaman (Hardiatmi, 2008).
organik seperti asam humat, yang akan
Jurnal Agrista Volume 20, No. 3, 2016 127
Husin (1997) menyatakan bahwa 5 cm x 10 cm, polibag ukuran 20 cm x 40
pemberian inokulum mikoriza sebanyak 10 cm, KOH, tinta parker, aquades. Alat yang
g per tanaman dapat meningkatkan dipakai pada penelitian ini diantaranya:
serapan hara P pada tanaman jagung yang timbangan analitik, oven, mikroskop,
bercekaman kekeringan. Simamata dan meteran, peralatan gelas, hot plate, ayakan
Herdiani (2004) juga menyatakan bahwa 2 mesh, cangkul, gembor.
aplikasi cendawan mikoriza asbuscular
dapat meningkatkan produksi tanaman Rancangan Penelitian
kedelai dan tomat. Penelitian ini menggunakan
Kemampuan akar untuk menyerap Rancangan Acak Kelompok (RAK) non
unsur P akan semakin tinggi, jika semakin faktorial 4x1 dengan tiga ulangan. Adapun
tinggi derajat kolonisasi dan infeksi akar faktor yang diteliti yaitu faktor jenis
yang bertujuan meningkatkan mikoriza (M), yang terdiri atas empat taraf
pertumbuhan dan produksi tanaman. Hal yaitu:
ini sesuai dengan pernyataan Roslaini dan M0 = Tanpa Mikoriza
Sumarni (2009) bahwa semakin tinggi M1 = Mikoriza Glomus sp (10 g)
dosis NPK yang diberikan maka derajat M2 = Mikoriza Gigaspora sp (10 g)
infeksi akar semakin tinggi karena pupuk M3 = Campuran Mikoriza Glomus sp dan
NPK menyebabkan pertumbuhan dan Gigaspora sp (10 g)
perkembangan akar tanaman semakin
tinggi sehingga semakin banyak akar Pelaksanaan Penelitian
tanaman yang terinfeksi. Mosse (1981) Media persemaian dan media
menyatakan perkembangan dan tanam menggunakan tanah Andisol yang
pertumbuhan mikoriza akan lebih cepat diperoleh dari daerah Saree Aceh Besar.
bila memperhatikan cara bercocok tanam, Media semai terdiri dari komposisi
jumlah spora yang diberikan dan faktor- tanah dan pupuk kandang (2:1). Media
faktor lingkungan yang mempengaruhinya. persemaian dimasukkan dalam polibag
Berdasarkan uraian diatas maka pembibitan (5x12 cm) dan disusun dalam
perlu dilakukan penelitian tentang talam (tray) untuk pembibitan tomat.
pengaruh jenis fungi mikoriza terhadap Media tanam untuk penelitian, campuran
pertumbuhan dan hasil tanaman tomat. tanah dan pupuk kandang dimasukkan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dalam polibag isi 10 kg (ukuran 20 cm x 40
pengaruh jenis fungi mikoriza terhadap cm) sampai penuh. Tanah dan pupuk
pertumbuhan dan hasil tanaman tomat. kandang yang digunakan diayak dengan
ayakan 2 mesh.
METODE PENELITIAN Benih tomat diaerator dengan
aquades selama 60 menit untuk
Bahan dan Alat Penelitian mempercepat perkecambahan. Benih
Penelitian ini dilakukan di Kebun ditanam dengan sedalaman 1 cm dan
Percobaan Fakultas Pertanian dan ditutup dengan tanah. Mikoriza 5 g per
Laboratorium Hortikultura Universitas polybag diberikan pada saat pembibitan.
Syiah Kuala serta Laboratorium Pelayanan Pemindahan tanam dari polibag
dan Pengkajian Balai Pengkajian Teknologi pembibitan ke polibag penelitian dilakukan
Pertanian (BPTP) Aceh, dari bulan Mei pada saat bibit berumur tiga minggu atau
2015 sampai dengan Pebruari 2016. Bahan bibit telah mempunyai lima sampai tujuh
yang dipakai pada penelitian ini helai daun. Setiap polibag penelitian di
diantaranya adalah: benih tomat varietas tanam satu bibit tanaman. Mikoriza
Tymoti F1, starter mikoriza jenis Glomus diberikan 10 g tanaman per tanaman,
dan Gigaspora, tanah Andisol, pupuk Urea, disekeliling lubang tanam dan harus
SP36, KCl, pupuk kandang, polibag ukuran mengenai bibit tanaman.

128 Jurnal Agrista Volume 20, No. 3, 2016


Pupuk dasar yang digunakan 2. Akar dibilas dengan air bersih agar KOH-
adalah pupuk anorganik diberikan 1/2 nya hilang. Kemudian direndam dalam
dosis anjuran yaitu Urea 200 kg ha-1 (2 g larutan H2O2 5% selama dua hari.
per polibag), SP 36 dan KCl 150 kg ha-1 (1.5 3. Akar dibilas kembali dengan air bersih
g per polybag). Pupuk Urea diberikan agar H2O2-nya hilang.
dalam dua tahap, tahap pertama diberikan 4. Selanjutnya Akar direndam dengan
½ dosis (1 g per polibag) pada saat pindah larutan trypan blue 0,05%, sampai akar
tanam, dan sisanya saat tanaman berumur berwarna biru.
empat minggu. Pupuk KCl dan SP36 5. Pengamatan akar dilakukan dengan
diberikan pada saat tanam. Pemberian memotong akar sepanjang 1 cm yang
pupuk anorganik dilakukan dengan cara telah direndam dengan larutan trypan
sebar di sekitar perakaran tanaman. blue, kemudian sebanyak 10 potong
Pemeliharaan tanaman meliputi: akar ditata di atas preparat dan ditutup
penyiraman pagi dan sore hari sampai dengan cover glass. Jumlah preparat
kapasitas lapang, Penyulaman pada pada tiap sampel sebanyak lima
tanaman yang pertumbuhannya tidak preparat. Infeksi akar dapat diketahui
normal, mati atau terserang penyakit, dan dengan adanya hifa, miselia, vesikula,
menggantikannya dengan tanaman lain arbuskula, maupun spora.
yang pertumbuhannya seragam. Persentase akar terinfeksi ditentukan
Penyulaman dilakukan paling lambat dua berdasarkan kriteria Rajapakse dan Miller
minggu setelah tanam. Pengajiran (1992) yang dimodifikasi sebagai berikut:
dilakukan saat tanaman berumur tiga - <5% = sangat rendah (Kelas 1)
minggu dengan menggunakan ajir dari - 6 – 25% = rendah (Kelas 2)
bambu berukuran 100 cm dan lebar 4 cm - 26 – 50% = sedang (Kelas 3)
yang ditancapkan pada setiap polibag, - 51 – 75% (Kelas 4)
tanaman diikatkan pada ajir dengan - >75% = sangat tinggi (Kelas 5).
menggunakan tali rafia. Pewiwilan
dilakukan pada tunas yang tumbuh pada Persentase akar yang terinfeksi dihitung
ketiak daun yang berada di bawah cabang dengan rumus:
utama dan bunga pertama yang muncul Persentase infeksi akar
pada cabang utama, dilakukan setelah
tanaman berumur dua minggu.
Pemanenan dilakukan pada saat
tanaman sudah mencapai masak fisiologis,
Serapan Hara N (g per tanaman) dan P
yang ditandai dengan warna merah sudah
(mg per tanaman)
mencapai 85-90 % . Interval waktu
Serapan hara N dan P dianalisis
pemanenan dua sampai tiga hari sekali
pada seluruh bagian tanaman (serapan
dan dilakukan lima tahap.
total) umur 45 HST. Tanaman dicuci
dengan air mengalir untuk menghilangkan
Pengamatan
debu dan tanah yang menempel. Tanaman
Tingkat Infeksi Mikoriza (%)
dikeringkan dalam oven pada suhu 60 °C
Infeksi akar dapat dilihat melalui proses
selama 48 jam. Tanaman yang sudah kering
pewarnaan akar (Brundrett el al., 1996)
dihaluskan dengan grider dan siap untuk
yaitu:
dianalisis menggunakan metode destruksi
1. Akar dari setiap tanaman dicuci dengan
basah dengan menggunakan H2SO4 + H2O2.
air sampai bersih, kemudian direndam
Serapan hara dihitung dengan rumus :
dalam larutan KOH 10% selama 24 jam,
Serapan Hara = Kadar hara dalam jaringan
sampai akar berwarna putih atau kuning
(%) x berat kering
bening.
berangkasan total.

Jurnal Agrista Volume 20, No. 3, 2016 129


Analisis serapan hara N dan P dilakukan di vegetatif dan satu sampel pada saat panen.
Laboratorium Pelayanan dan Pengkajian Akar yang diambil diukur mengunakan
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian meteran, mulai dari pangkal akar sampai
(BPTP) Aceh. ujung akar.

Bobot Berangkasan Segar dan Kering Fase Potensi Hasil per Tanaman (g)
Vegetatif dan Generatif (g) Potensi hasil pertanaman
Pengamatan bobot berangkasan dilakukan dengan cara menimbang
segar dan kering dilakukan pada umur 45 produksi tomat dalam lima kali waktu
HST (masa vegetatif) dan umur 79 HST panen dan ditotalkan untuk setiap
pada saat panen (masa generatif). Caranya perlakuan.
dengan mengambil satu sampel masing-
masing perlakuan akhir masa vegetatif dan HASIL DAN PEMBAHASAN
satu sampel pada saat panen. Tanaman
sampel yang baru dipanen ditimbang mulai Hasil analisis ragam menunjukkan
dari pangkal akar sampai ujung tunas untuk bahwa jenis fungi mikoriza berpengaruh
bobot berangkasan segar. Tanaman sampel nyata terhadap serapan hara N dan
yang sudah ditimbang bobot berangkasan berpengaruh sangat nyata terhadap bobot
segar, kemudian dikeringkan dalam oven berangkasan segar dan kering fase
dengan suhu 60 °C selama 48 jam atau vegetatif, bobot akar segar dan kering fase
sampai tercapai berat yang konstan untuk vegetatif, serta panjang akar fase vegetatif.
berat kering. Rata-rata serapan hara N, dan P, Bobot
Berangkasan Segar Fase Vegetatif dan
Bobot Akar Segar dan Kering Fase Generatif, Bobot Akar Segar Fase Vegetatif
Vegetatif dan Generatif (g) dan Generatif, Bobot Berangkasan Kering
Pengamatan bobot akar segar dan Fase Vegetatif dan Generatif, Bobot Akar
kering, dilakukan dua kali yaitu pada umur Kering Fase Vegetatif dan Generatif,
45 HST (masa vegetatif) dan umur 79 HST Panjang Akar Fase Vegetatif dan Generatif,
pada saat panen (masa generatif). Tehnik Potensi Hasil/tanaman pada beberapa jenis
yang digunakan dengan mengambil satu fungi mikorizai dilihat pada Tabel 1.
sampel akhir masa vegetatif dan satu Tabel 1 menunjukkan bahwa
sampel pada saat panen. Akar tanaman serapan hara N yang terbaik pada jenis
yang diambil mulai dari pangkal akar fungi mikoriza dijumpai pada mikoriza
sampai ujung akar. Akar tanaman Glomus mosae + Gigaspora sp. yang
dikeluarkan dari polibag dengan hari-hati, berbeda nyata dengan Glomus moseae dan
dicuci pada air mengalir untuk Gigaspora sp. Bobot berangkasan segar
menghilangkan tanah-tanah yang fase vegetatif yang terbaik dijumpai pada
menempel. Pengamatan bobot akar segar tanpa mikoriza yang berbeda nyata dengan
dilakukan dengan cara menimbang berat pemberian fungi mikoriza. Bobot akar
akar segar per polibag. Akar segar segar fase vegetatif, bobot berangkasan
selanjutnya dioven pada suhu 60 °C selama kering fase vegetatif, bobot akar kering
48 jam untuk memperoleh bobot akar fase vegetatif dan panjang akar fase
kering. vegetatif yang terbaik dijumpai pada jenis
fungi mikoriza gigaspora sp. yang berbeda
Panjang Akar Fase Vegetatif dan nyata dengan jenis fungi mikoriza Glomus
Generatif (cm) moseae, campuran mikoriza Glomus
Panjang akar, dilakukan dua kali moseae + Gigaspora sp. dan tanpa
yaitu pada umur 45 HST (masa vegetatif) mikoriza.
dan umur 79 HST pada saat panen (masa Serapan hara P yang cenderung
generatif). Panjang akar dilakukan dengan lebih baik dijumpai pada jenis fungi
mengambil satu sampel akhir masa

130 Jurnal Agrista Volume 20, No. 3, 2016


mikoriza gigaspora sp. Bobot berangkasan moseae. Bobot akar segar fase generatif
segar dan kering serta panjang fase dan potensi hasil yang cenderung lebih
generatif, yang cenderung lebih baik baik dijumpai pada jenis fungi mikoriza
dijumpai pada tanpa fungi mikoriza. Bobot Gigaspora sp, walaupun semua peubah
akar kering fase generatif dan infeksi tersebut berbeda tidak nyata secara
mikoriza yang cenderung lebih baik statistik dengan jenis fungi mikoriza
dijumpai pada jenis fungi mikoriza Glomus lainnya.

Tabel 1. Rata-rata serapan hara N dan P, Bobot Berangkasan Segar Fase Vegetatif dan Generatif, Bobot
Akar Segar Fase Vegetatif dan Generatif, Bobot Berangkasan Kering Fase Vegetatif dan
Generatif, Bobot Akar Kering Fase Vegetatif dan Generatif, Panjang Akar Fase Vegetatif dan
Generatif, Potensi Hasil/tanaman pada beberapa jenis fungi mikoriza
Parameter yang diamati Jenis Mikoriza BNT 0,01
M0 M1 M2 M3
Serapan hara N 2.10 bc 1.31 a 1.73 ab 2.47 c 0.1
Serapan hara P 0.11 0.10 0.70 0.45 -
Bobot berangkasan segar fase 192.36 d 184.07 c 102.89 b 2.56 a 1.9
vegetatif
Bobot berangkasan segar fase 177.61 156.67 135.02 163.78 -
generatif
Bobot akar segar fase 15.81 b 18.30 c 27.78 d 14.55 a 1.12
vegetatif
Bobot akar segar fase 13.28 12.48 13.74 11.96 -
generatif
Bobot berangkasan kering 25.92 b 32.84 c 42.74 d 22.43 a 2.35
fase vegetatif
Bobot berangkasan kering 60.81 52.02 48.40 54.27 -
fase generatif
Bobot akar kering fase 15.81 b 18.30 c 27.78 d 14.55 a 1.12
vegetatif
Bobot akar kering fase 3.54 3.57 3.52 3.43 -
generatif
Panjang akar fase vegetatif 33.03 b 26 a 44 c 24.5 a 1.71
Panjang akar fase generatif 37.8 36.3 31.27 33.96 -
Potensi Hasil/tanaman 138.51 120.88 144.80 128.22 -
Infeksi mikoriza 1.28 37.26 18.39 18.39 -
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris yang sama berbeda tidak nyata pada taraf
1% (uji BNT 0,01).
M0: Tanpa Mikoriza, M1: Glomus mosae sp., M2: Gigaspora sp.M3: mikoriza Glomus mosae +
Gigaspora sp.

Pemberian berbagai jenis fungi yang selanjutnya akan membantu


mikoriza memberikan pengaruh yang nyata penyerapan hara. Akar yang terinfeksi
terhadap serapan hara N. Pemberian fungi jamur mikoriza arbuscular akan semakin
mikoriza jenis Glomus+Gigaspora mampu luas daya jelajahnya karena adanya hifa
meningkatkan serapan hara N, sedangkan eksternal yang berkembang di luar akar,
mikoriza jenis Gigaspora sp. mampu sehingga serapan hara tanaman
meningkatkan serapan hara P. Hal ini meningkat. Halis et al., (2008) menyatakan
sesuai dengan penelitian dari Syamsiyah et bahwa pemberian mikoriza jenis Gigaspora
al., (2012), yang menyatakan bahwa sp. dapat meningkatkan serapan P. Hal ini
serapan hara N dan P yang tinggi terdapat didukung juga oleh penelitian Fakuara
pada tanaman yang diberi mikoriza, (1988) yang menyatakan bahwa infeksi
disebabkan mikoriza akan mendorong mikoriza dapat meningkatkan penyerapan
berkembangnya hifa pada akar tanaman P oleh tanaman dari tanah melalui hifa-
Jurnal Agrista Volume 20, No. 3, 2016 131
hifa mikoriza dan enzim fosfatase yang sesuai dengan penelitian Chalimah et al.
dihasilkan cendawan mampu (2007) yang menyatakan bahwa pemberian
mengkatalis hidrolisis kompleks fosfor yang mikoriza jenis Gigaspora sp. mampu
tidak tersedia menjadi fosfor yang larut meningkatkan biomassa tanaman, jumlah
dan tersedia. spora dan infeksi akar.
Tanaman tomat mampu Mikoriza jenis Gigaspora sp. lebih
meningkatkan serapan hara N dan P dominan ditemukan pada tanah berfraksi
dikarenakan tanaman tersebut termasuk pasir karena tanah-tanah yang berpori lebih
tanaman inang yang baik untuk besar diduga sesuai dengan perkembangan
perkembangan mikoriza, Biancotto et al., spora Gigaspora sp. yang berukuran lebih
(1989) menyatakan bahwa kompatibilitas besar daripada spora Glomus sp. (Baon,
mikoriza dengan tanaman inang sangat 1998). Penelitian dari Fitter dan Hay (1991);
bervariasi bergantung pada spesies Lakitan (2000) menyatakan bahwa fungi
mikoriza, spesies tanaman inang dan Gigaspora sp. bekerja dengan hifa yang
kondisi lingkungannya. menembus ke dalam sel-sel korteks
Hasil penelitian menunjukkan tanaman inang dari satu sel ke sel lain saling
bahwa jenis mikoriza memberikan berikatan dan membelit sehingga terbentuk
pengaruh yang tidak nyata terhadap kuat dan melakukan fungsinya untuk
kolonisasi akar yang terinfeksi mikoriza. transfer hara dari tanah ke tanaman serta
Fitriyah (2012) menyatakan pemberian membebaskan unsur karbon (C) dan
inokulan Fungi Mikoriza Arbuscula Phosphor (P) agar dapat dimanfaatkan oleh
sebanyak 100 g mendukung tanaman yang berakibat pada peningkatana
perkecambahan spora yang lebih cepat dan biomassa tanaman, jumlah sporan dan juga
infeksi akar lebih aktif dalam melakukan derajat infeksi akar. Bakhtiar (2002)
kolonisasi akar. Infeksi mikoriza yang menyatakan bahwa kolonisasi mikoriza
terdapat pada akar tanaman dapat dipengaruhi jenis spora. Kemampuan
menyebabkan perubahan morfologi pada infektivitas dan efektivitas spora, serta
tanaman, yaitu mikoriza akan kompatibilitas terhadap inang dan faktor
menggantikan peran akar dengan hifa lingkungan berpengaruh terhadap induksi
eksternalnya dalam menyerap air dan akar.
unsur hara dalam tanah (Prasasti et al.,
2013). KESIMPULAN DAN SARAN
Pada penelitian ini pemberian
mikoriza jenis Glomus mosae, Gigaspora Jenis fungi mikoriza berpengaruh
sp. maupun campuran keduanya mampu sangat nyata terhadap bobot berangkasan
memberikan pengaruh yang baik terhadap segar dan kering fase vegetatif, bobot akar
kolonisasi akar, Hal ini sesuai dengan hasil segar dan kering fase vegetatif, dan
penelitian Junita (2015) yang menyatakan panjang akar fase vegetatif serta
bahwa pemberian mikoriza mampu berpengaruh nyata terhadap serapan hara
meningkatkan persentase infeksi akar. N. Jenis fungi mikoriza yang terbaik untuk
Fungi mikoriza jenis Gigaspora sp. pada pertumbuhan dan hasil tanaman tomat
penelitian ini mampu mempengaruhi adalah Gigaspora sp.
bobot akar segar fase vegetatif, bobot
berangkasan kering fase vegetatif, bobot
DAFTAR PUSTAKA
akar kering fase vegetatif dan panjang akar
fase vegetatif.
Badan Pusat Statistik. 2014. Produksi
Penelitian ini menunjukkan bahwa
Sayuran di Indonesia. Jakarta.
pemberian mikoriza jenis Gigaspora sp.
www.bps.go.id. [13 November
adalah yang terbaik, serta mampu
2014)
memberikan pengaruh yang baik bagi
pertumbuhan tanaman tomat. Hal ini

132 Jurnal Agrista Volume 20, No. 3, 2016


Bakhtiar, Y. 2002. Selection of vascular Hardjowigeno, S. 1993. Klasifikasi tanah
mycorrhiza (VAM), host plants and dan pedogenesis. Edisi pertama.
spore numbers for producing Akademika Pressindo. Jakarta. 274
innoculum. Journal Biosains and hlm
Bioteknologi Indonesia. Vol. 2 (1): Husin, E.F. 1997. Respon beberapa jenis
36-40. tanaman terhadap mikoriza
Baon, J.B., 1998. Nutrient Uptake and vesikula asbuskular dan pupuk
Growth of Mycorrhyzal Robusta fosfat pada ultisol. hlm 4-8 dalam
Coffee. Proceedings of the 6th prosiding: Pemanfaatan cendawan
National Congress on Earthquake Mikoriza untuk Meningkatkan
Enginering. May – June 4, 1988. Produksi Tanaman pada Lahan
Seatlle WA., 741-749 Marginal. Asosiasi Mikoriza
Bianciotto V. Palazzo D, Bonfante- Fasolo P. Indonesia-Universitas Jambi
1989. Germination process and Junita, E. 2015. Pengaruh Media Tanam
hyphal growth of vesicular- dan Fungi Mikoriza Arbuskular
arbuscular mycorrhizal terhadap pertumbuhan dan hasil
fungus.Alionia. Tanaman Cabai Merah (Capsicum
Brundett, M., Bougher N, Dell B, Grove T, annum L.). Skripsi. Fakultas
Malajckzuk N. 1996. Working with Pertanian. Universitas Syiah Kuala.
Mycorrhizas in Forestry and Banda Aceh.
Agriculture. ACIAR Monograph 32. Kim, K., W. Yim., P. Trivedi., M.
374+xp Madhaiyan., H.P.D. Boruah., M.R.
Chalimah, S., Muhadiono, Aznam L, Haran Islam., G. Lee., T. Sa. 2009.
S, Mathius, N. T. 2007. Synergistic effects of inoculating
Perbanyakan Gigaspora sp. dan arbuscular mycorrhizal fungi and
Acaulospora dengan kultur pot di Methylobacterium oryzae strains
Rumah Kaca. Jurnal Biodiversitas. on growth and nutrient uptake of
Vol. 7 (4): 12-19. red pepper (Capsicum annuum L.).
Fakuara, M.Y. 1988. Mikoriza, Teori dan Plant and Soil. 327. (1-2):429-440
Kegunaan dalam Praktek. Pusat Kimble, J.M., R.J. Ahrens., R.B. Bryant.
Antar Universitas Institut Pertanian 1999. Classification, Correlation anf
Bogor. :19-46. management of Anthropogenic
Fitriyah, E. 2012. Pengaruh mikoriza dan Soil. Proceedings-Nevada and
umur benih terhadap derajat California. USDA NRCS. Nat. Soil
infeksi, serapan P, pertumbuhan Surv Center. Lincoln. NE 227 pp
dan hasil padi (Oryza sativa L.) Lakitan, B. 2000. Plant Growth Physiology
dengan Metode SRI (System of Rice and Development. King Grafindo
Intensification). Majalah Ilmiah Persada. Jakarta
Solusi Unsika 10 (22) : 1-11 Ed. Mosse, B. 1981. Vesicular-arbuscular
Mar-Mei 2012. mycorrhizal research for tropical
Fitter, A.H. and R.K.M. Hay, 1991. Agriculture. Res. Bull.82p
Environmental of Plant Physiology. Prasasti, O. H., K. I Purwani, & S. Nurhatika.
Gajah Mada University Press. 2013. Pengaruh mikoriza Glomus
Yogyakarta. fasciculatum terhadap
Halis, Murni, P., dan Fitria, A. B., 2008. pertumbuhan vegetatif tanaman
Pengaruh Jenis dan Dosis Kacang Tanah yang terinfeksi
Cendawan Mikoriza Arbuskular patogen Sclerotium rolfsii. J. Sains
Terhadap Pertumbuhan Cabai dan Seni Pomits 2 (2) : 74 – 78
(Capsicum annuum L.) Pada Tanah Rajapakse, S., J.C. Miller. 1992. 15 Methods
Ultisol. Jurnal Biospecies. Vol.1 for studying vesicular-arbuscular
(2):59-62 mycorrhizal root colonization and
Jurnal Agrista Volume 20, No. 3, 2016 133
related root physical properties. Status Of Indigenous Trees In Dry
Methode in Microbiology (24): Afromontane Forest Of Ethiopia.
301-316 Ethiopian Agricultural Research.
Reguar, M., K.V. Mikus., T. Severkar. 2003. Forest Ecology And Management
Effect of AMF inoculums from field 179: 387 – 399
isolates on the yield of green Zulhaedar, F. 2012. Pentingnya Komoditi
pepper, parsley, carrot, and Hortikultura sebagai Bahan
tomato. Folia Geobotanica. 38 (2): Pangan. Badan Litbang Pertanian.
223-234 Kementrian Pertanian Republik
Roslaini, R dan N. Sumarni. 2009. Indonesia. BPTP Nusa Tenggara
Pemanfaatan Mikoriza dan Aplikasi Barat
Pupuk Anorganik pada Tumpang
Sari Cabai dan Kubis di Dataran
Tinggi. J. Hort. 19(3):313-323
Sanchez, C.A. 2007. Phosphorus. In
Handbook of Plant Nutrition. Eds.
Barker A.V. and D.J. Parker. Taylor
& Francis Group. Boca Raton,
London, New York. pp. 51-90
Simamata, T. dan E. Herdiani. 2004. Efek
pemberian inokulum CMA dan
pupuk kandang terhadap P
tersedia, retensi P dalam tanah dan
hasil tanaman bawang merah
(Allium ascalonicum L)., hlm 14 -20
dalam prosiding : Pemanfaatan
cendawan Mikoriza untuk
Meningkatkan Produksi Tanaman
pada Lahan Marginal. Asosiasi
Mikoriza Indonesia-Universitas
Jambi
Simanungkalit, R.D.M. 1999. Production of
arbuscular mycorrhizae
inoculation: forward and
challenges. Balai Penelitian
Bioteknologi Tanaman Pangan,
Bogor. Indonesia
Simanungkalit, R. D. M., 2001. Aplikasi
Pupuk Hayati dan Pupuk Kimia
Suatu Pendekatan Terpadu, Balai
Penelitian Bioteknologi Tanaman
Pangan, Bogor. Buletin Agrobio. 4
(2)
Syamsiyah, J., Bambang, H. S., Eko, H dan
Jaka, W. 2012. pengaruh inokulasi
jamur mikoriza arbuskula terhadap
glomalin, pertumbuhan dan hasil
padi. Jurnal. Fakultas Pertanian.
Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
Wubet,T., I. Kottke, D. Teketay, F.
Oberwinkler. 2003. Mycorrhizal

134 Jurnal Agrista Volume 20, No. 3, 2016

Anda mungkin juga menyukai