Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
kebaikanNya maka Buku Pedoman Khusus Tata Naskah Dokumen dan Regulasi
Akreditasi RSUD Muara Teweh telah selesai. Buku pedoman ini sangatlah
penting untuk membantu RS dalam menyusun dokumen akreditasi, yang juga
dalam upaya membangun sistem manajemen RS.
Dalam proses penyusunan dokumen akreditasi diperlukan acuan tata naskah
sehingga format yang dihasilkan seragam, sehingga perlu dibuat buku Pedoman
Khusus Tata Naskah Dokumen dan Regulasi Akreditasi RSUD Muara Teweh
yang akan dijadikan sebagai acuan dan panduan dalam pembuatan dokumen-
dokumen dalam kegiatan RS.
Dengan adanya panduan ini, diharapkan dapat membantu rumah sakit
menyiapkan dokumen yang merupakan bagian yang cukup penting dari proses
akreditasi rumah sakit. Pada dasarnya, dokumen akreditasi terdiri dari 2 jenis, yaitu:
1. Regulasi yang terdiri dari kebijakan, pedoman/panduan, prosedur dan program.
2. Bukti pelaksanaan kegiatan.
Semoga Buku Pedoman Khusus Tata Naskah Dokumen dan Regulasi
Akreditasi RSUD Muara Teweh ini dapat bermanfaat bagi rumah sakit dan pihak-
pihak lainnya yang terkait dengan penyelenggaraan akreditasi rumah sakit.
Kami mengucapkan terima kasih untuk semua pihak yang terlibat dalam
penyusunan buku pedoman ini. Kami menyadari bahwa buku pedoman ini masih
banyak kekurangannya, untuk itu saran dan masukan yang berharga senantiasa
kami harapkan.
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... 1
DAFTAR ISI..................................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................. 3
BAB II DOKUMEN REGULASI AKREDITASI........................................................................... 4
BAB III KEBIJAKAN DAN PEDOMAN/PANDUAN ................................................................... 5
3.1. KEBIJAKAN.................................................................................................................... 5
3.2 PEDOMAN/PANDUAN ................................................................................................... 9
3.3. KETENTUAN FORMAT/TATA NASKAH UNTUK PEDOMAN DAN PANDUAN. 11
BAB IV PROSEDUR.................................................................................................................... 12
BAB V PROGRAM ....................................................................................................................... 22
BAB VI KERANGKA ACUAN KEGIATAN (TOR) ................................................................... 26
BAB VII NASKAH PELAPORAN KEGIATAN ........................................................................ 29
BAB VIII PENUTUP..................................................................................................................... 31
LAMPIRAN KODE/KATEGORI SPO ........................................................................................ 32
2
BAB I PENDAHULUAN
Akreditasi Rumah Sakit (RS) merupakan upaya peningkatan mutu dan kinerja
pelayanan yang dilakukan melalui membangun sistem manajemen mutu, penyelenggaraan
upaya kesehatan, dan sistem pelayanan klinis untuk memenuhi standar akreditasi yang
ditetapkan dan peraturan perundangan serta pedoman yang berlaku. Untuk membangun dan
membakukan sistem manajemen mutu, sistem pelayanan, perlu disusun pengaturan-
pengaturan, regulasi/internal yang menjadi dasar dalam pelaksanaan upaya kesehatan di RS.
Regulasi internal tersebut berupa kebijakan, pedoman, standar prosedur operasional dan
dokumen lain yang disusun berdasarkan peraturan perundangan dan pedoman-pedoman
eksternal yang berlaku. Untuk memudahkan dalam mempersiapkan regulasi internal tersebut,
maka perlu disusun Pedoman Khusus Tata Naskah Dokumen dan Regulasi Akreditasi RS.
Pedoman ini disusun dengan tujuan untuk dapat digunakan sebagai pedoman penyusunan
dokumen bagi semua pihak di RS.
3
BAB II DOKUMEN REGULASI AKREDITASI
Yang dimaksud dokumen regulasi akreditasi adalah semua dokumen regulasi yang harus
disiapkan RS dalam pelaksanaan akreditasi RS. Dokumen regulasi di RS, dapat dibedakan
menjadi:
1. Regulasi pelayanan RS, yang terdiri dari:
Kebijakan Pelayanan RS
Pedoman/Panduan Pelayanan RS
Standar Prosedur Operasional (SPO)
Kerangka Acuan (TOR)
2. Regulasi di unit kerja RS yang terdiri dari:
Kebijakan Pelayanan Unit Kerja
Pedoman/Panduan Pelayanan Unit Kerja
Standar Prosedur Operasional (SPO)
Program Kerja (Rencana kerja tahunan unit kerja)
Kebijakan dan pedoman ditetapkan berdasarkan keputusan atau peraturan Direktur
sesuai dengan panduan/pedoman khusus tata naskah dokumen dan regulasi akreditasi.
Dokumen sebagai bukti pelaksanaan, terdiri dari:
1. Bukti tertulis kegiatan/rekam kegiatan
2. Dokumen pendukung lainnya : misalnya ijazah, sertifikat pelatihan, sertifikat perijinan,
kalibrasi, dll.
Kebijakan, pedoman/panduan, dan prosedur merupakan kelompok dokumen regulasi
sebagai acuan untuk melaksanakan kegiatan, dimana kebijakan merupakan regulasi yang
tertinggi di RS, kemudian diikuti dengan pedoman/panduan dan kemudian prosedur (SPO).
Karena itu untuk menyusun pedoman/panduan harus mengacu pada kebijakan-kebijakan yang
sudah dikeluarkan oleh RS, sedangkan untuk menyusun SPO harus berdasarkan kebijakan dan
pedoman/panduan.
Program kerja RS dimulai dengan rencana strategi (renstra) selama 5 tahun, yang
dijabarkan dalam rencana kerja tahunan (misalnya RKA, RBA atau lainnya). Program kerja
termasuk dalam regulasi karena memiliki sifat pengaturan dalam rencana kegiatan beserta
anggarannya. Oleh karena itu program kerja selalu dijadikan acuan pada saat dilakukan
evaluasi kinerja.
4
BAB III KEBIJAKAN DAN PEDOMAN/PANDUAN
3.1. KEBIJAKAN
Kebijakan RS adalah penetapan Direktur RS pada tataran strategis atau bersifat
garis besar yang mengikat. Oleh karena kebijakan bersifat garis besar maka untuk
penerapan kebijakan tersebut perlu disusun pedoman/panduan dan prosedur sehingga
ada kejelasan langkah-langkah untuk melaksanakan kebijakan tersebut. Kebijakan
ditetapkan dengan peraturan atau keputusan Direktur RS. Kebijakan dapat dituangkan
dalam pasal-pasal di dalam peraturan/keputusan tersebut, atau merupakan lampiran
dari peraturan/keputusan.
2. Diktum
a. Diktum Memutuskan ditulis simetris di tengah, seluruhnya dengan huruf
kapital, serta diletakkan di tengah margin, tanpa bold;
b. Diktum Menetapkan dicantumkan setelah kata Memutuskan disejajarkan
ke bawah dengan kata menimbang dan mengingat, huruf awal kata
menetapkan ditulis dengan huruf kapital, dan diakhiri dengan tanda baca
titik dua (:)
c. Dilanjutkan dengan menulis “nama peraturan/keputusan sesuai dengan
judul (kepala), seluruhnya ditulis dengan huruf kapital dan diakhiri dengan
tanda baca titik (.)
3. Batang Tubuh
a. Batang tubuh memuat semua substansi peraturan/keputusan yang
dirumuskan dalam diktum-diktum, misalnya :
KESATU :
KEDUA :
Dst
b. Tulisan KESATU disejajarkan dengan kata Menetapkan.
Dicantumkan saat berlakunya peraturan/keputusan, perubahan,
pembatalan, pencabutan ketentuan, dan peraturan lainnya, dan
6
c. Materi kebijakan dapat dibuat sebagai lampiran peraturan/keputusan, dan
pada halaman terakhir ditandatangani oleh pejabat yang menetapkan
peraturan/keputusan.
4. Kaki
Kaki peraturan/keputusan merupakan bagian akhir substansi
peraturan/keputusan yang memuat penanda tangan penetapan
peraturan/keputusan, pengundangan peraturan/keputusan yang terdiri atas
tempat dan tanggal penetapan, nama jabatan, tanda tangan pejabat, dan nama
lengkap pejabat yang menandatangani.
5. Penandatanganan
Peraturan/Keputusan Direktur RS ditandatangani oleh Direktur RS (cantumkan
Jabatan dan NIP)
6. Lampiran peraturan/keputusan :
a. Halaman pertama harus dicantumkan judul, nomor, perihal/tentang dan
tanggal peraturan/keputusan. Diketik dengan posisi sejajar.
b. Halaman terakhir harus ditandatangani oleh Direktur RS.
7
4. Judul kebijakan/Peraturan/Keputusan di tengah (center), tulisan
menggunakan huruf besar (uppercase), dan ditebal (bold) dengan font size
: 12
5. Isi kebijakan, tulisan menggunakan huruf kecil sesuai dengan EYD
(Sentence case)
6. Lampiran kebijakan/peraturan/keputusan :
Lampiran: Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Muara Teweh
Nomor : ……………………………………….
Tentang : ........................................ (spasi 1 )
Contoh dokumen kebijakan terlampir (Lampiran I)
8
3.2 PEDOMAN/PANDUAN
Pedoman adalah kumpulan ketentuan dasar yang memberi arah bagaimana sesuatu
harus dilakukan, dengan demikian merupakan hal pokok yang menjadi dasar untuk
menentukan atau melaksanakan kegiatan. Sedangkan panduan adalah merupakan
petunjuk dalam melakukan kegiatan. Dengan demikian, dapat diartikan bahwa
pedoman mengatur beberapa hal, sedangkan panduan hanya meliputi 1 (satu) kegiatan.
Agar pedoman/panduan dapat dimplementasikan dengan baik dan benar, diperlukan
pengaturan melalui SPO.
Mengingat sangat bervariasinya bentuk dan isi pedoman/panduan maka sulit untuk
dibuat standar sistematikanya atau format bakunya. Oleh karena itu RS dapat
menyusun/membuat sistematika buku pedoman/panduan sesuai kebutuhan. Namun,
ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk dokumen pedoman/panduan ini yaitu:
1. Setiap pedoman/panduan harus dilengkapi dengan peraturan/keputusan Direktur
RS untuk pemberlakukan pedoman/panduan tersebut. Bila Direktur RS diganti,
peraturan/keputusan Direktur RS untuk pemberlakuan pedoman/panduan tidak
perlu diganti. Peraturan/Keputusan Direktur RS diganti bila memang ada
perubahan dalam pedoman/panduan tersebut.
2. Setiap pedoman/panduan sebaiknya dilakukan evaluasi minimal setiap 2-3 tahun
sekali.
3. Bila Kementerian Kesehatan sudah menerbitkan pedoman/panduan untuk suatu
kegiatan/pelayanan tertentu maka RS dalam membuat pedoman/panduan wajib
mengacu pada pedoman/panduan yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan
tersebut.
4. Pedoman/ panduan terdiri dari :
a. Cover (Halaman Depan berisi Judul Dokumen)
b. Daftar isi
c. Bab I s/d....
d. Tanda Tangan Direktur di akhir Bab
5. Walaupun format baku sistematika pedoman/panduan tidak ditetapkan, namun ada
sistematika yang lazim digunakan sebagai berikut :
9
a. Format Pedoman Pengorganisasian Unit Kerja :
BAB I Pendahuluan
BAB II Gambaran Umum RS
BAB III Visi, Misi, Falsafah, Nilai dan Tujuan RS
BAB IV Struktur Organisasi RS
BAB V Struktur Organisasi Unit Kerja
BAB VI Uraian Jabatan
BAB VII Tata Hubungan Kerja
BAB VIII Pola Ketenagaan dan Kualifikasi Personil
BAB IX Kegiatan Orientasi
BAB X Pertemuan/rapat
BAB XI Pelaporan
1. Laporan Harian
2. Laporan Bulanan
3. Laporan Tahunan
b. Format Pedoman Pelayanan Unit Kerja
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Pedoman
C. Ruang Lingkup Pelayanan
D. Batasan Operasional
E. Landasan Hukum
BAB II STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
B. Distribusi Ketenagaan
C. Pengaturan Jaga
BAB III STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
B. Standar Fasilitas
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN
BAB V LOGISTIK
BAB VI KESELAMATAN PASIEN
BAB VII KESELAMATAN KERJA
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU
BAB IX PENUTUP
10
minimal yang harus ada di RS yang dipersyaratkan sebagai regulasi yang diminta dalam
elemen penilaian.
Bagi rumah sakit yang telah menggunakan e-file tetap harus mempunyai hard copy
pedoman/panduan yang dikelola oleh Tim Dokumen dan Regulasi Akreditasi Rumah
Sakit atau Bagian Tata Usaha RS, sedangkan di unit kerja bisa dengan melihat di
intranet rumah sakit.
11
BAB IV PROSEDUR
4.1. PENGERTIAN
Yang dimaksud dengan Standar Prosedur Operasional (SPO) adalah :
Suatu perangkat instruksi/ langkah-langkah yang dibakukan untuk menyelesaikan
proses kerja rutin tertentu.
12
PENGUMPULAN DATA MUTU
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
Penjelasan :
Penulisan SPO yang harus tetap di dalam tabel/ kotak adalah : nama RS dan logo, judul SPO,
frasa Standa Prosedur Opersional, nomor dokumen, nomor revisi, tanggal terbit dan tanda
tangan Direktur RSUD Muara Teweh, sedangkan untuk pengertian, tujuan, kebijakan,
prosedur dan unit terkait boleh tidak diberi kotak/tabel.
13
2) Kotak RS diberi nama RSUD Muara Teweh dan logo RS (bila RS sudah
mempunyai logo).
Bila RS tidak memiliki logo maka logo yang dicantum adalah logo
Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Murung Raya.
3) Judul SPO : diberi judul/nama SPO sesuai proses kerjanya.
Judul SPO dibuat dengan huruf besar (uppercase) dengan font size 14.
4) Nomor Dokumen : diisi sesuai dengan ketentuan penomoran yang berlaku
di RS yang bersangkutan, yang dibuat sistematis agar ada keseragaman.
5) Nomor Revisi : diisi dengan status revisi, menggunakan angka. Misalnya
untuk dokumen baru, diberi nomor 0, sedangkan dokumen revisi pertama
diberi nomor 1, dan seterusnya.
Contoh : dokumen baru diberi nomor 0, dokumen revisi pertama diberi
nomor 1 dan seterusnya.
6) Halaman: diisi nomor halaman dengan mencantumkan juga total halaman
untuk SPO tersebut. Misalnya : halaman pertama: 1/5, halaman kedua:
2/5, halaman terakhir : 5/5.
7) SPO diberi penamaan sesuai ketentuan (istilah) yang digunakan RS,
misalnya : SPO, prosedur, prosedur tetap, petunjuk pelaksanaan, prosedur
kerja dan sebagainya.
8) Tanggal terbit : diberi tanggal sesuai tanggal terbitnya atau tanggal
diberlakukannya SPO tersebut.
9) Ditetapkan Direktur RSU Muara Teweh : diberi tanda tangan Direktur
RSUD Muara Teweh dan nama jelasnya.
10) Contoh SPO terlampir
11) Page Layout
a) Menggunakan Kertas A4 – 70 gram : width 21 cm dan height 29.7 cm
b) Batas tepi: Atas = 2, Bawah = 2,5 cm, Kiri = 2 cm, Kanan = 2 cm
c) Jenis Huruf : Times New Roman
d) Ukuran Huruf : 12
e) Spasi 1 spasi
f) Isi dokumen SPO menggunakan huruf kecil sesuai dengan EYD
(Sentence case)
14
4.6. Isi SPO :
a. Pengertian : berisi penjelasan dan atau definisi tentang istilah yang mungkin
sulit dipahami atau menyebabkan salah pengertian.
b. Tujuan : berisi tujuan pelaksanaan SPO secara spesifik. Kata kunci : ” Sebagai
acuan penerapan langkah-langkah untuk .................................. ”
c. Kebijakan : berisi kebijakan Direktur RS yang menjadi dasar dibuatnya SPO
tersebut. Dicantumkan kebijakan yang mendasari SPO tersebut, kemudian
diikuti dengan peraturan/keputusan dari kebijakan terkait. Kebijakan
dicantumkan dalam bentuk kalimat.
d. Prosedur : bagian ini merupakan bagian utama yang menguraikan langkah-
langkah kegiatan untuk menyelesaikan proses kerja tertentu.
e. Unit terkait : berisi unit-unit yang terkait dan atau prosedur terkait dalam proses
kerja tersebut.
16
b) Berkolaborasi dengan Bagian Tata Usaha RSUD Muara Teweh agar
tidak terjadi duplikasi SPO/tumpang tindih SPO antar unit.
c) Melakukan pemeriksaan ulang terhadap SPO-SPO yang akan diserahkan
kepada Kepala Bagian Tata Usaha RSUD Muara Teweh untuk disposisi
penandatanganan oleh Direktur RSUD Muara Teweh
d) Melakukan evaluasi pelaksanaan SPO
Mengingat SPO merupakan flow charting dari proses kegiatan maka untuk
memperoleh pengertian yang jelas bagi subyek, penulisan SPO adalah
dimulai dengan membuat flow chart dari kegiatan yang dilaksanakan.
Caranya adalah membuat diagram kotak sederhana yang menggambarkan
langkah penting dari seluruh proses.
17
Contoh : diagram kotak untuk pembelian bahan yang digunakan di RS.
Setelah dibuatkan diagram kotak maka diuraikan kegiatan di masing-masing kotak dan
dibuat alurnya.
a. Semua SPO harus ditandatangani oleh Direktur RSUD Muara Teweh.
b. Untuk SPO pelayanan dan SPO administrasi, sebagian memerlukan uji coba
c. Agar SPO dapat dikenali oleh pelaksana maka perlu dilakukan sosialisasi SPO-SPO
tersebut dan bila SPO tersebut rumit maka untuk melaksanakan SPO tersebut perlu
dilakukan pelatihan.
d. Yang mempengaruhi keberhasilan penyusunan SPO
1) Ada komitmen dari pimpinan RS yang terlihat dengan adanya dukungan
fasilitas dan sumber daya lainnya
2) Ada fasilitator/petugas yang mempunyai kemampuan dan kemauan untuk
menyusun SPO, jadi ada aspek pekerjaan dan aspek psikologis.
3) Ada target waktu yaitu ada target dan jadwal yang disusun dan disepakati
4) Adanya pemantauan dan pelaporan kemajuan penyusunan SPO
18
4.9. TATA CARA PENOMORAN SPO
1. Semua SPO harus diberi nomor
2. RSUD Muara Teweh membuat kebijakan tentang pemberian nomor untuk SPO.
3. Pemberian nomor bisa mengikuti tata persuratan RS atau ketentuan penomoran
yang khusus untuk SPO (bisa menggunakan garis miring atau dengan sistem
digit). Pemberian nomor sebaiknya secara sentral.
4. Kode-kode yang dipergunakan untuk pemberian nomor :
a. Kode SPO unit kerja : masing-masing unit kerja di RSUD Muara Teweh
mempunyai kode SPO tersendiri. Kode dibuat dalam bentuk huruf. (terdapat
dalam lampiran)
b. Nomor urut SPO adalah urutan nomor SPO di dalam unit kerja yang
bersangkutan.
c. Contoh penomoran SPO di Instalasi Gawat Darurat : SPO-B-015 (artinya
SPO dari Instalasi Gawat Darurat dengan nomor urut SPO = 15)
20
2. Evaluasi SPO dilakukan oleh masing-masing unit kerja yang dipimpin oleh
kepala unit kerja.
3. Hasil evaluasi : SPO masih tetap bisa dipergunakan atau SPO perlu
diperbaiki/direvisi. Perbaikan/revisi bisa isi SPO sebagian atau seluruhnya.
4. Perbaikan/revisi perlu dilakukan bila :
a. Alur di SPO sudah tidak sesuai dengan keadaan yang ada
b. Adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
c. Adanya perubahan organisasi atau kebijakan baru
d. Adanya perubahan fasilitas
5. Dalam hal terjadi pergantian Direktur RSUD Muara Teweh, bila SPO memang
masih sesuai/dipergunakan maka tidak perlu direvisi.
6. Dokumen hard copy SPO yang sudah tidak berlaku ditarik dari peredaran dan
distempel dengan stempel “TIDAK BERLAKU”.
21
BAB V PROGRAM
22
Khusus :
1. Adanya kejelasan langkah-langkah dalam melaksanakan kegiatan.
2. Adanya kejelasan siapa yang melaksanakan kegiatan dan bagaimana
melaksanakan kegiatan tersebut sehingga tujuan dapat tercapai.
3. Adanya kejelasan sasaran, tujuan dan waktu pelaksanaan kegiatan.
B. SISTEMATIKA/FORMAT PROGRAM
Sistematika atau format program sebagai berikut :
1. Pendahuluan
2. Latar belakang
3. Tujuan umum dan tujuan khusus
4. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan
5. Cara melaksanakan legiatan
6. Sasaran
7. Skedul (Jadwal) pelaksanaan kegiatan
8. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan
9. Pencatatan, pelaporan dan evaluasi kegiatan
C. PETUNJUK PENULISAN
Pendahuluan
Yang ditulis dalam pendahuluan adalah hal-hal yang bersifat umum yang
masih terkait dengan program.
Latar belakang
Latar belakang adalah merupakan justifikasi atau alasan mengapa program
tersebut disusun. Sebaiknya dilengkapi dengan data-data sehingga alasan
diperlukan program tersebut dapat lebih kuat.
23
Tujuan umum dan tujuan khusus
Tujuan disini adalah merupakan tujuan program. Tujuan umum adalah tujuan
secara garis besarnya, sedangkan tujuan khusus adalah tujuan secara rinci.
Sasaran
Sasaran program adalah target per tahun yang spesifik dan terukur untuk mencapai
tujuan-tujuan program. Sasaran program menunjukkan hasil antara yang
diperlukan untuk merealisir tujuan tertentu. Penyusunan sasaran program perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
No KEGIATAN BULAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Pembentukan Tim x
2. Rapat Tim X x X X X X X X X X X X
3. Dst
26
Kerangka Acuan Kegiatan atau Term Of Reference (TOR) adalah suatu
dokumen yang menginformasikan gambaran umum dan penjelasan mengenai keluaran
kegiatan yang akan dicapai sesuai dengan tugas dan fungsi yang memuat latar
belakang, penerima manfaat, strategi pencapaian, siapa yang bertanggungjawab dalam
pelaksanaan pencapaian, dimana kegiatan akan dilaksanakan, bagaimana pencapaian
akan dilakukan, waktu pencapaian dan biaya yang diperlukan.
27
f. Bentuk Kegiatan
g. Pembicara/Pemateri/Narasumber
h. Jadwal Kegiatan
i. Penutup
28
BAB VII NASKAH PELAPORAN KEGIATAN
29
b. Materi
Materi dari setiap kegiatan menyesuaikan dari isi penyampaian materi dari narasumber
c. Presensi (daftar hadir)
Ketentuan Daftar Hadir :
1) Menggunakan Kertas A4 – 70 gram ( width 21 cm dan height 29.7 cm )
2) Batas Tepi : Atas = 2 cm, Bawah = 2.5 cm, Kiri = 2 cm, Kanan = 2 cm
3) Jenis Huruf: Times New Roman
4) Ukuran huruf : 12
5) Spasi 1
6) Selanjutnya contoh isi presensi (daftar hadir) terdapat dalam lampiran
d. Notula
Ketentuan Notula :
1) Menggunakan Kertas A4 – 70 gram ( width 21 cm dan height 29.7 cm )
2) Batas Tepi : Atas = 2 cm, Bawah = 2.5 cm, Kiri = 2 cm, Kanan = 2 cm
3) Jenis Huruf: Times New Roman
4) Ukuran huruf : 12
5) Spasi 1
6) Selanjutnya contoh isi notula terdapat dalam lampiran
7) Isi tulisan menggunakan huruf kecil sesuai dengan EYD (Sentence Case)
30
BAB VIII PENUTUP
31
LAMPIRAN KODE/KATEGORI SPO
Contoh :
SPO Pengumpulan Data PMKP : Q-001
32