Tahap pertama; Ionisasi, Atom di-ionisasi dengan ‘mengambil’ satu atau lebih
elektron dari atom tersebut supaya terbentuk ion positif. Tahap kedua; Percepatan , Ion-ion
tersebut dipercepat supaya semuanya mempunyai energi kinetik yang sama. Tahap ketiga;
Pembelokan, Ion-ion tersebut dibelokkan dengan menggunakan medan magnet, pembelokan
yang terjadi tergantung pada massa ion tersebut. Semakin ringan massanya, akan semakin
dibelokan. Tahap keempat; Pendeteksian, Sinar-sinar ion yang melintas dalam mesin tersebut
dideteksi dengan secara elektrik.
Instrumen spektrokopi massa, Teknologi sumber ion; Sumber ion adalah bagian MS
yang berfungsi untuk mengionkan material analit. Ion kemudian di transfer oleh medan
listrik dan medan magnet ke massa analizer. Teknologi Penganalisis Massa ( Mass
Analyzer ); Mass Analzer memisahkan ion berdasarkan perbandingan massa dengan
muatan. Detektor; Detector menghitung muatan yang terinduksi atau arus yang dihasilkan
ketika ion dilewatkan atau mengenai suatu permukaan.
Dalam spektrofometer massa reaksi pertama suatu molekul adalah ionisasi pelepasan sebuah
elektron, yang menghasilkan ion molekul. Peak untuk radikal ion ini biasanya adalah peak
paling kanan dalam spektrum, bobot molekul senyawa ini dapat ditentukan. Diduga bahwa
elektron dalam orbital berenergi tinggi adalah elektron yang pertama-tama akan lepas. Jika
sebuah molekul mempunyai elektron-elektron n menyendiri, maka salah satunya akan
dilepaskan.
Teknik yang di gunakan dalam MS adalah dengan analisa kualitatif dan kuantitatif,
meliputi identifikasi suatu senyawanya, menentukan komposisi isotop unsure dalam molekul
dan menentukan struktur senyawa dengan mengamati fragmen-fragmen nya. Analisa
kualitatif; mengidentifikasi senyawa, juga memungkinkan terdapat pengenalan
gugus fungsi dengan melihat puncak-puncak fragmentasi spesifik. Anilisis kuantitatif;
Analisis ini dapat dipergunakan untuk analisis campuran, baik senyawa organik ataupun
anorganik yang bertekanan uap rendah. Persyaratan dasar analisisnya adalah setiap senyawa
harus mempunyai paling tidak 1 puncak yang spesifik, konstribusi puncak harus aditif dan
sensitif harus reproduksibel serta adanya senyawa referens yang sesuai.
REFERENCE
2. Garry D. Christian. (1971). Analitical Chemistry 2nd Edition. New York : John Wileys &
Sons.
3. Kealey, D. and Haines, P.J. (2002). Analytical Chemistry. Oxford, UK: BIOS Scientific
Publishers Ltd.
5. Larry G Hargis. (1988). Analytical Chemistry. Principles And Technigues. New Jersey :
Prentice Hall Inc.