Anda di halaman 1dari 24

TUMBUH KEMBANG ANAK DI NILAI DARI ASPEK 12 SISTEM

TUBUH

OLEH

KELOMPOK TECNOPRENEUR

Ketua: 1. Sriulina Kaloko


Anggota: 2. Florentina Bella
3. Monica Barus
4. Nurul Syamsiah
5. Sartika

PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN PROGRAM PROFESI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
MITRA HUSADA MEDAN

A. DEFENISI
Menurut WHO definisi anak adalah dihitung sejak seseorang di dalam
kandungan sampai dengan usia 19 tahun. Menurut Undang - Undang Republik
Indonesia nomor 23 tahun 2002 pasal 1 ayat 1 tentang perlindungan anak, anak
adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk juga yang masih di
dalam kandungan. Anak merupakan aset bangsa yang akan meneruskan
perjuangan suatu bangsa, sehingga harus diperhatikan pertumbuhan dan
perkembangannya (Depkes RI, 2014)

Menurut psikologi, anak adalah periode pekembangan yang merentang


dari masa bayi hingga usia lima atau enam tahun, periode ini biasanya disebut
dengan periode prasekolah, kemudian berkembang setara dengan tahun tahun
sekolah dasar

Pertumbuhan dan Perkembangan

Tumbuh-kembang : kata tumbuh yang dihubungkan dengan pertumbuhan


dalam jumlah dan besarnya sel, sedangkan kata kembang dihubungkan dengan
meningkatnya fungsi sel tubuh (Rachimhadi, T,1994).

Pertumbuhan adalah setiap perubahan dari tubuh yang berhubungan


dengan bertambahnya ukuran-ukuran tubuh. Perubahan ini dapat terjadi dengan
bertambahnya jumlah sel tubuh, maupun karena bertambahnya besar sel.
Perkembangan memiliki arti yang lebih luas yaitu berasal dari dua proses biologis
pertumbuhan dan differensiasi ( Hellbrugge, 1998).

Pertumbuhan adalah peningkatan ukuran tubuh yang dapat diukur dengan


meter atau cm untuk tinggi badan, dan kg atau gram untuk berat badan.
Perkembangan adalah peningkatan keterampilan dan kapasitas anak untuk
berfungsi secara bertahap dan terus menerus (Marlow, 1988).

B. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi


1. Faktor Internal
a. Biokimia pada Balita dan Prasekolah
Penilaian status gizi biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang di uji
secara laboratories yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh.
Misalnya urine, dan tinja. Penggunaannya yaitu digunakan untuk suatu peringatan
bahwa kemungkinan akan terjadi keadaan malnutrisi yang parah lagi. Yang
dimana status biokimia pada dasarnya merupakan status yang paling cepat dapat
diukur untuk menentukan perubahan sebagai dampak dari suatu perlakuan
pemberian suplementasi zat gizi.
Adapun penelitian mengatakan status biokimia yang dikur adalah kadar zinc,
albumin, protein dan hemoglobin. Dengan demikian dapat diartikan bahwa
suplementasi zinc pasca pemberian Vitamin A dosis tinggi efektif untuk
memperbaiki status zinc, albumin, protein dan kurang efektif terhadap perbaikan
hemoglobin (Hendrayati, 2020).

1. Kebutuhan Air pada Anak


Pada anak 1 tahun pertama, volume air total dalam tubuh sebanyak 65-80%
dari berat badan. Persentase ini akan berkurang seiring bertambahnya usia,
menjadi 55-60% saat remaja. Cairan merupakan komponen yang penting
karena status hidrasi yang cukup bermanfaat untuk pertumbuhan dan
perkembangan. Kebutuhan cairan berbeda berdasarkan usia, jenis kelamin,
massa otot, dan lemak tubuh. Diperkirakan, bayi usi 0-6 bulan memerlukan
cairan 700 Ml/hari; bayi 7-12 bulan memerlukan cairan 800Ml/hari; anak 1-3
tahun memerlukan 1300Ml/hari; anak 4-8 tahun memerlukan 1700mL/hari;
anak 9-13 tahun memerlukan 2400mL/hari (laki-laki) dan 2300mL/hari untuk
perempuan.
Dengan kebutuhan air pada anak akan mempengaruhi dengan frekuensi dan
warna urine pada anak. Yang dimana idealnya warna urine anak yang normal
yaitu tidak berwarna, dan volume kandung kemih yang pada anak berusia 5
tahun adalah sekitar 180 mL. Apabila air seni telah mengisi sekitar 25-50%
volume kandung kemih, kandung kemih akan mengirimkan sinyal ke otak
bahwa urine siap dibuang (BAK). Ini menandakan bahwa setiap kali BAK,
anak akan mengeluarkan urine sebanyak 45-90 mL per BAK. Dengan
frekuensi sekitar 8-10 kali per hari. Misalnya anak berusia 5 tahun memiliki
berat badan rata-rata 18 kg, berarti dalam 1 hari (24 jam) ia akan menghasilkan
urine sebanyak 432-864 mL per hari.
Bakteri E-Coli menyebabkan terjadinya infeksi saluran kemih (ISK), yang
dimana ISK ini dapat dialmai pada anak karena perpindahan bakteri dari kulit
atau kotoran menyebabkan bakteri masuk ke dalam organ intim sehingga
bakteri berkembang biak pada saluran kemih.
2. Tinja pada Anak
Warna feses dapat dipengaruhi oleh metabolisme dari sisa makanan, bakteri,
dan empedu. Warna kuning kecoklatan pada feses berasal dari empedu, cairan
yang dihasilkan oleh hati untuk mencerna lemak. Sementara bayi yang
mengkonsumsi susu formula akan menghasilkan warna feses yang cenderung
sama setiap harinya. Ciri hasil BAB anak yang normal meliputi variasi warna
dari kuning, hijau, atau coklat. Namun, jika feses yang keluar berwarna merah
dan hitam, maka ini dapat mengindikasikan perdarahan gastrointestinal.
Frekuensi BAB sangat bervariasi, bayi yang memeili refleks gastrokolik yang
kuat, sehingga dapat mengalami BAB tiap kali menyusui. Paling sedikit, bayi
BAB tiga kali setelah usia 3-4 hari dan berlanjut sampai bulan pertama.
Konsistensi tinja lembek dan berbau khas.
- Penyebab anak diare
Yaitu infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab
utama diare pada anak. Infeksi internal yaitu :
1. Infeksi bakteri : Vibrio, E.Coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter,
Yersinia, Aeromonas dan sebagainya.
2. Infeksi virus : Enterovirus ( virus ECHO, Coxackie, Poliomyelitis).
Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus.
3. Infeksi parasit : cacing (Ascaris, Trichuris, Oxyuris,Strogyloides)

Faktor ini bisa diawali dengan adanya mikroorganisme (kuman) yang masuk ke
dalam saluran pencernaan yang kemudian berkembang dalam usus dan merusak
sel mukosa intestina yang dapat menurunkan daerah permukaan intestinal
sehingga terjadinya perubahan kapasitas dari intestinal yang akhirnya
mengakibatkan gangguan fungsi intestinal dalam absorpsi cairan elektrolit.

Referensi:

Wahyudi Irfan, 2018. Panduan Tata Laksana Inkontinensia Urine pada Anak.

Sudung, dkk, 2011. Konsensus Infeksi Saluran Kemih Pada Anak

Noverita, dkk, 2011. Perbedaan Frekunsi Defekasi dan Konsistensi Tinja Byi
Sehat Usia 0-4 Bulan yang Mendapat Asi Eksklusif, Non Eksklusif, dan Susu
Formula.

b. Mikrobiologi dan parasitologi

Mukosa sendiri merupakan lingkungan yang sangat rentan terhadap


kontaminan dari lingkungan, bahkan 200 kali lebih besar kemungkinan terpapar
bila dibandingkan dengan kulit dan 90% patogen menginfeksi manusia melalui
mukosa saluran pencernaan sebagai jalan masuk (portal entry) oleh karenanya
infeksi pada mukosa merupakan faktor utama yang mempengaruhi kesehatan anak
di bawah usia 5 tahun.

portal entry adalah pintu masuk xenobiotik kedalam tubuh

xenobiotik adalah senyaw asing asing seperti pewarna, pemutih, pastisida,


pengawet

Karbohidrat prebiotik, seperti inulin dan oligofructose, merangsang


pertumbuhan Bifidobacteria, sedangkan fruktosa gula sederhana merangsang
pertumbuhan coliform dan organisme aerobic
Bifidobacteria : salah satu genus bakteri asam laktat yang hidup di dalam usus
besar manusia Dimana fungsinya membuat asam asetat yang diproduksi di usus
besar dalam tubuh menjadi lebih asam, sehingga mencegah infeksi bakteri.

Gambar. Bifidobacteria
Inulin adalah jenis serat larut air sehingga tidak bisa dicerna tubuh, yang terdapat
pada bawang putih,bawang merah, daun bawang, asparagus, pisang dan
gandum.fungsinya dapat meningkatkan bakteri baik dan menjaga keseimbangan
bakteri baik dalam usus besar.
Oligofructose bentuk serat makanan yang terdapat pada susu.
Coliform : adalah indicator untuk menentukan suatu sumber air terkontaminasi
patogen atau tidak, Coliform biasa terdapat pada tinja, atu feses.

Gambar. Coliform
organisme aerobic : organisme yang melakukan metabolisme dengan bantuan
oksigen, menggunakan oksigen untuk mengoksidasi substrat untuk memperoleh
energi.

pada campuran makanan tambahan bayi umur 4-6 bulan dalam dosis harian 4,5 g
selama 6 minggu berhasil meningkatkan persentase feses Bifidobacteria. pada
bayi yang menerima inulin sampai 12 bulan secara signifikan menurunkan
episode infeksi saluran pencernaan dan pernapasan, dan juga meningkatkan
konsentrasi immunoglobulin.
Inulin dan oligofructose juga telah dibuktikan dapat berperan mempromosikan
efek positif seperti yang diindikasikan oleh kejadian episode demam yang lebih
rendah pada bayi
Infeksi Amoeba : di mana gejalanya buang air besar berdarah atau lender, sakit
perut, hilangnya seleramakan, turunnya berat badan, demma, yang berlangsung
lebih dari 10 kali. amoeba yang hidup dalam rongga usus besar, yaitu Entamoeba
histolytica, Entamoeba coli, Entamoeba hartmanni, Jodamoeba butschlii,
Dientamoeba fragilis, Endolimax nana, dan satu spesies amoeba yang hidup di
dalam mulut, yaitu Entamoeba gingivalis

Gambar. Entamoeba coli

Gambar. Entamoeba hartmanni

Patogenesis Stadium tropozoit (bakteri) memasuki mukosa usus besar yang utuh
(invasif) dan mengeluarkan enzim hemolisin yang dapat menghancurkan jaringan
(lisis). Kemudian memasuki submukosa dengan menembus lapisan muskularis
mukosa, bersarang di submukosa dan membuat kerusakan yang lebih luas.
Dengan aliran darah, stadium tropozoit dapat tersebar ke hati, paru, dan otak.
Stadium tropozoit ditemukan dalam jumlah besar di dasar dan dinding ulkus.
Dengan peristaltik usus, stadium tropozoit ini dikeluarkan bersama isi ulkus ke
rongga usus kemudian menyerang lagi mukosa usus yang sehat atau dikeluarkan
bersama tinja. Tinja ini disebut tinja disentri yaitu tinja yang bercampur lendir dan
darah.

Pen
yakit cacingan pada anak

1. Vermicularis (Cacing Kremi) : adalah cacing yang dapat masuk ke tubuh


melalui makanan, pakaian, bantal, sprai serta inhalasi debu yang
mengandung telur yang kemudian akan bersarang di usus dan akan
dihancurkan oleh enzim usus, telur yang lolos akan berkembang menjadi
larva dewasa

Cacing betina berukuran panjang 8 – 13 mm, lebar 0,3 – 0,5 mm dan


mempunyai ekor yang meruncing. Bentuk jantan lebih kecil dan berukuran
panjang 2 -5 mm, lebar 0,1 – 0,2 mm dan mempunyai ujung kaudal yang
melengkung

Manusia terinfeksi bila menelan telur infektif, telur akan menetas di dalam
usus (daerah Sekam), dan kemudian akan berkembang menjadi dewasa.
Cacing betina mungkin memerlukan waktu kira-kira satu bulan untuk
menjadi matang dan mulai untuk produksi telurnya. setelah membuahi
cacing betina, cacing jantan biasanya mati dan mungkin akan keluar
bersama tinja. Didalam cacing betina yang gravid, hampir seluruh
tubuhnya dipenuhi oleh telur. Pada saat ini bentuk betina akan turun ke
bagian bawah kolon dan keluar melalui anus, telur-telur akan diletakkan
diperianal di kulit perineum.

Karena cacing bermigrasi ke daerah anus dan menyebabkan pruritus ani,


maka penderita menggaruk daerah sekitar anus sehingga timbul luka garuk
di sekitar anus.

pruritus ani : anus gatal

gejala pada anak : - Anak menjadi rewel (karena rasa gatal dan tidur
malamnya terganggu)

- Kurang tidur (di karenakan rasa gatal yang timbul)


- Nafsu makan berkurang, berat badan menurun
- Rasa gatal atau iritasi vagina (pada anak perempuan, jika cacing dewasa
masuk kedalam vagina)
- Kulit di sekitar anus menjadi lecet atau infeksi (akibat penggarukan)
(Journal of Vocational Health Studies tahun 2018 )

c. Farmakologi dan Gizi


1. Imunisasi BCG

Imunisasi BCG (basillus calmette Guerin) adalah imunisasi yang


digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit TBC yang berat.vaksi
BCG yang disuntikan merupakan vaksin yang mengandung kuman TBC
yang telah dilemahkan. Jumlah pemberian imunisasi BCG cukup
diberikan 1 kali, tidak perlu diulang (booster). Sebab, vaksin ini berisi
kuman hidup sehingga antibody yg dihasilan sangat tinggi diberikan
sebanyak 0,05 mi. usia pemberian imunisasi BCG ketika anak masih
dibawah usia 2 bulan. Jika baru diberikan setelah usia 2 bulan disarankan
tes mantoux (tuberculin) dahulu untuk mengetahui apakah anak sudah
kemasukan kuman Mycrobacterium tuberculosis atay belum. Lokasi
penyuntikan imunisasi BCG disampaikan oleh badan kesehatan dunia
WHO ialah lengan atas kanan (insersio M.deltoideus).efek sampingnya
pada beberapa anak timbul pembengkakan kelenjar getah bening di ketiak
atau leher bagian bawah namun efek samping tersebut biasanya sembuh
dengan sendirinya. Tanda keberhasilan akan muncul seperi bisul kecil dan
nanah di daerah bekas suntikan setelah 4-6 minggu, tidak menimbulkan
nyeri dan panas serta bisul dapat sembuh sendiri dan meninggalkan luka
parut. Imunisasi BCG tidak dapat diberikan kepada anak berpenyakit TB
atau menunjukkan mantoux positif (fida,2017).

2. Imunisasi Polio
Adalah imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit
poliomyelitis yg bisa menyebabkan kelumpuhan pada anak. Untuk
imunisasi dasar (polio 1,2 dan 3) vaksin diberikan 2 tetes peroral dengan
interval tidak kurang dari 4 minggu. Imunisasi polio ulangan diberikan 1
tahun sejak imunisasi polio 4, selanjutnya saat masuk sekolah (5-6 tahun).
Usia pemberian imunisasi polio yaitu 2,4,dan 6 bulan, pemberian
imunisasi berikutnya bisa dilakukan pada usia 18 bulan dan 5 tahun. Efek
samping imunisasi polio biasanya pada beberapa anak akan mengalami
pusing, diare ringan, dan sakit otot kasusnya tergolong sangat jarang.
Efektivitas imunisasi polio terbilang cukup tinggi, yaitu mampu mencekal
terjangkitnya hingga 90%. Vaksin polio tidak dapat diberikan kepada anak
yang menderita penyakit akut atau demam tinggi (diatas 38c), muntah atau
diare, penyakit kanker, HIV/AIDS, sedang menjalani pengobatan steroid
dan pengobatan radiasi umum, serta anak dengan mekanisme kekebalan
tubuh yg terganggu (fida,2017).

3. Imunisasi DPT
Imunisasi DPT ( dipteri, pertussis, dan tetanus) ialah imunisasi yg
diberikan untuk mencegah terjangkitnya penyakit difteri, pertussis, dan
tetanus. DPT merupakan vaksin yg mengandung racun kuman difteri yg
telah dihilangkan sifat racunnya, namun masih dapat merangsang
pembentukan zan anti (toksoid). DPT diberikan sebanyak 5 kali dan
dilakukan secara bertahap, DPT diberikan pertama kali sejak anak umur 2
bulan dengan interval 4-6 minggu DPT1 diberikan saat anak berusia 2-4
bulan, DPT 2 umur 3-5 bulan, dan DPT 3 saat usianya memasuki 4-6
bulan pemberian vaksin selanjutnya DPT 4 diberikan 1 tahun setelah DPT
3 yaitu pada umur 18-24 bulan sedangkan DPT 5 diberikan ketika anak
usia 5-7 tahun. DPT biasanya disuntikan di paha kiri sebanyak 0,5 ml. efek
samping pemberian imunisasi DPT biasanya anak akan mengalami
demam. Imunisasi DPT tidak boleh diberikan pada anak yang mengalami
kejang yg disebabkan oleh suatu penyakit seperti epilepsi, anak seperti itu
hanya boleh menerima imunisasi DT tanpa P, karena antigen P inilah yg
menyebabkan panas (fida,2017).

4. Imunisasi campak
Campak termasuk salah satu penyakit menular, imunisasi campak
mengandung vaksin dan virus yang telah dilemahkan. Imunisasi campak
diberikan dengan cara penyuntikan pada otot paha atau lengan bagian atas
sebanyak 0,5 ml, vaksin campak diberikan sebanyak 2 kali yaitu ketika
anak berusia 9 bulan kemudian saat ia memasuki usia 6 tahun pemberian
imunisasi pertama sangat dianjurkan sesuai jadwal sebab antibody dari ibu
sudah menurun ketika anak memasuki usia 9 bulan dan penyakit campak
umumnya menyerang anak pada usia balita.imunisasi campak tidak
memiliki efek samping dan relative aman diberikan tetapi pada bebrapa
anak vaksin campak bisa menyebabkan demam dan diare, biasanya
demam berlangsung sekitar 1 minggu (fida,2017).

5. Vitamin A
Kadar vitamin A pada anak balita yaitu 11,4 %, ada dua jenis vitamin
berwarna biru berjumlah 100.000 iu untuk bayi berusia 6-11 bulan dan
yang merah 200.000 iu untuk usia sampai 59 bulan. Kekurangan vitamin
pada balita akan menyebabkan keterlambatan tumbuh kembang,
penurunan respon imunitas, resiko tinggi terjadinya xerophtalmia dan
kebutaan (Fitrah, 2013).

Gizi pada Balita dan Prasekolah

Tubuh manusia (termasuk balita dan anak) memerlukan zat-zat


yang berasal dari mkanan, yang disebut zat-zat gizi. Gizi adalah pemberian
zat-zat makanan kepada sel-sel dan jaringan tubuh, sehingga
memungkinkan pertumbuhan yang normal dan sehat. Ilmu gizi membahas
proses pemanfaatan makanan didalam tubuh, proses tersebut mulai dari
pengunyahan makanan pencernaan penyerapan pemanfaatan zat gizi
didalam sel dan pembuangan zat sisa dari tubuh. Zat gizi dimanfaatkan
oleh tubuh untuk menghasilkan energy, pertumbuhan dan pemeliharaan
sel, jaringan dan organ tubuh.

Masa balita disebut juga sebagai “golden period” atau masa


keemasan, dimana terbentuk dasar-dasar kemampuan keindraan, berfikir,
berbicara serta pertumbuhan mental intelektual yang intensif dan awal
pertumbuhan moral. Makanan yang diberikan pada balita dan anak akan
digunakan untuk pertumbuhan badan, karena itu status gizi dan
pertumbuhan dapat dipakai sebagai ukuran untuk memantau kecukupan
gizi balita dan anak.

Daftar kebutuhan nutrisi/gizi pada balita dan anak


1. Protein
Jumlah kebutuhan protein usia 1-3 tahun 26 gram per hari, 4-6
tahun 35 gram per hari. Semua jenis protein yang kita makan akan dicerna
di dalam saluran pencernaan menjadi zat yang siap diserap di usus halus,
yaitu berupa asam amino-asamamino. Asam amino-asam amino yang
dihasilkan dari proses pencernaan makanan berperan sangat penting di
dalam tubuh, untuk:
- Bahan dalam sintesis subtansi penting seperti hormon, zat antibodi,
dan organel sel lainnya.
- Perbaikan, pertumbuhan dan pemeliharaan struktur sel, jaringan dan
organ tubuh.
- Sebagai sumber energi, setiap gramnya akan menghasilkan 4,1 kalori.
- Mengatur dan melaksanakan metabolisme tubuh, sebagai enzim
(protein mengaktifkan dan berpartisipasi pada reaksi kimia kehidupan)
- Menjaga keseimbangan asam basa dan keseimbangan cairan tubuh.
Sebagai senyawa penahan/bufer, protein berperan besar dalam
menjaga stabilitas pH cairan tubuh. Sebagai zat larut dalam cairan
tubuh, protein membantu dalam pemeliharaan tekanan osmotik di
dalam sekat-sekat rongga tubuh.
- Membantu tubuh dalam menghancurkan atau menetralkan zat-zat
asing yang masuk ke dalam tubuh.
- Membuat hormon (sintesis hormon), yang membantu sel-sel mengirim
pesan dan mengkoordinasikan kegiatan tubuh.
- Berperan Kontraksi otot - dua jenis protein (aktin dan myosin) yang
terlibat dalam kontraksi otot dan gerakan.
- Membuat enzim. Suatu enzim memfasilitasi Reaksi biokimia seperti
mengikat hemoglobin, mengangkut oksigen melalui darah.
- Sebagai cadangan dan sumber energi tubuh. Ada tiga jenis nutrisi
penting yang berfungsi sebagai sumber energi bagi tubuh manusia:
Protein, Karbohidrat, dan Lemak.

a. jenis penyakit akibat kekurangan protein

Kekurangan protein di dalam tubuh dapat mengakibatkan beberapa


penyakit. Seperti kwashiorkor, anemia, radang kulit, dan busung lapar yang
disebut juga hongeroedem, Karena terjadinya edema atau pembengkakan organ
karena kandungan cairan yang berlebihan pada tubuh. Menurut sebuah
penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Food and Nutrition. Di sebagian besar
belahan dunia manapun Kekurangan protein masih umum terjadi bahkan
menjadi masalah serius dibeberapa Negara, adapun beberapa penyakit akibat
kekurangan protein adalah Sistem kekebalan tubuh yang lebih lemah, yang
mengarah pada kerentanan terhadap infeksi dan penyakitMasalah pertumbuhan
tubuh terganggu. Beresiko terjadinya keterbelakangan mental. Kwasiorkor atau
yang disebut dengan Busung lapar. Kerontokan rambut akibat kurang protein
keratin di rambut. Gangguan fungsi liver, Serta terjadi pembengkakan pada
Perut dan Kaki. Selain itu kekurangan protein juga bisa menyebabkan Anemia.
dan Kekurangan protein secara terus menerus bisa menyebabkan marasmus
dan berkibat kematian.

b. Sumber –sumber protein

Sumber bahan makanan yang mengandung protein dibedakan menjadi dua


yaitu sumber protein hewani yaitu daging merah, daging unggas, ikan dan
seafood, Telur, Produk susu sedangkan sumber nabati antara lain biji-bijian dan
kacang-kacangan, Produk kedelai, ekstrak jamur. Itulah beberapa jenis
makanan yang mengandung protein dari sumber hewani dan nabati.

c. Proses metabolism protein dalam tubuh


Protein dalam makanan hampir sebagian besar berasal dari daging dan
sayur-sayuran. Protein dicerna di lambung oleh enzim pepsin, yang aktif pada
pH 2-3 /suasana asam, Pepsin mampu mencerna semua jenis protein yang
berada dalam makanan. Salah satu hal terpenting dari pencernaan yang
dilakukan pepsin adalah kemampuannya untuk mencerna kolagen. Kolagen
merupakan bahan dasar utama jaringan ikat pada kulit dan tulang rawan.
Pepsin memulai proses pencernaan Protein. Proses pencernaan yang dilakukan
pepsin meliputi 10-30% dari pencernaan protein total. Pemecahan protein ini
merupakan proses hidrolisis yang terjadi pada rantai polipeptida Sebagian
besar proses pencernaan protein terjadi di usus. Ketika protein meninggalkan
lambung, biasanya protein dalam bentuk proteosa, pepton, dan polipeptida
besar. Setelah memasuki usus, produk-produk yang telah di pecah sebagian
besar akan bercampur dengan enzim pankreas di bawah pengaruh enzim
proteolitik, seperti tripsin, kimotripsin, dan peptidase. Baik tripsin maupun
kimotripsin memecah molekul protein menjadi polipeptida kecil. Peptidase
kemudian akan melepaskan asam-asam amino.
2. Zink

Zink adalah salah satu mineral yang penting bagi tubuh karena merupakan
unsur pokok dalam beberapa enzim yang mengaktalitis reaksi kimia dalam
tubuh. Zink juga berperan dalam sintesis protein dan sel, Sumber zink dari
makanan biasanya berhubungan dengan makanan yang mengandung protein,
misalnya kadar zink tinggi dalam telur, daging unggas, daging sapi, tiram,
kepiting, dan kacang-kacangan.
Absorbsi zink sangat bervariasi dan tergantung dari kandungan zink dalam
makanan dan bioavaibilitas zink. Zink yang berasal dari hewani lebih mudah
diserap, sedangkan dari nabati tergantung dari kandungan zink dari tanah, dan
absorbsinya di usus dihambat oleh fitat. Faktor lain yang dapat mempengaruhi
absorbsi zink adalah inhibisi kompetitif antara besi, zink, dan tembaga. ASI
mengandung sedikit zink, tetapi bioavaibilitasnya tinggi sehingga dapat
mencukupi kebutuhan sampai bayi berumur 6 bulan. Susu formula
mengandung zink yang tinggi, tetapi yang bisa diserap hanya sedikit (Bakri,
2003). Zink dalam bahasa indonesia diterjemahkan sebagai seng dan dalam
bahasa kimia dilambangkan Zn. Zink merupakan mineral penting yang terdapat
dalam semua sel tubuh mahluk hidup termasuk tubuh manusia, lebih dari 300
macam enzim didalam tubuh manusia memerlukan zinc sebagai kofaktor untuk
menjamin optimasi fungsinya, tanpa zinc semua ensim tersebut akan berhenti
kerja,dapat dibayangkan apa yang terjadi jika pengurangan besar-besaran
pasukan enzim tersebut benar-benar terjadi.
a. Fungsi zink
Dalam hal ini zink berperan menjaga integritas mukosa usus melalui
regenerasi dan stabilisasi membran sel. Dari beberapa penelitian telah
melaporkan hubungan antara diare dan kadar zink yang abnormal, termasuk di
dalamnya adalah meningkatnya kehilangan zink karena keluar bersama tinja,
kekurangan zink, dan berkurangnya kadar zink dalam jaringan. Defisiensi zink
yang parah bisa ditimbulkan oleh diare karena zink ikut keluar bersama tinja,
akan tetapi defisiensi zink yang ringan dapat menimbulkan diare sehingga
penambahan suplemen zink pada diare dapat memperbaiki outcome diare
tersebut.
Tetapi pemberian zink yang terlalu banyak juga berbahaya karena akan
mengganggu metabolisme dan absorbsi mineral penting lainnya, misalnya
absorbsi besi, magnesium dan tembaga, juga dapat menurunkan fungsi imun
tubuh. Selain tersebut diatas, efek samping zink meliputi mual, rasa panas di
perut, muntah, sedangkan efek samping yang jarang terjadi antara lain demam,
nyeri tenggorok, dan merasa mudah lelah.

b. Jumlah kebutuhan zink


Kebutuhan zink yang direkomendasikan dituangkan dalam bentuk angka
kecukupan gizi, daftar angka kecukupan gizi adalah anak 1-3 tahun 4 mg, anak
4-6 tahun 5 mg

c. Jenis penyakit akibat kekurangan zink


Defisiensi zink dapat mengakibatkan berbagai macam kelainan, di
antaranya adalah lesi pada kulit, diare berat, hilangnya rambut, dan
menurunkan sistem imun tubuh. Di antaranya adalah atrofi timus,
penurunan jumlah limfosit, adanya infeksi virus, jamur, dan bakteri.

d. Sumber-sumber zink
Bahan makanan sumber zink yang berasal dari bahan makanan hewani
antara lain adalah Tiram, Kepiting, Lobster, Ikan Salmo, Cumi - cumi,
Unggas, Daging Sapi, Kalkun, Domba. Sedangkan Bahan makanana
sumber Zink Jenis Sayur adalah Bayam, Kemangi, Brokoli, Wortel, Jamur.
Bahan makanan sumber Zink Jenis Kacang – kacangan seperti Kacang
Kedelai, Kacang Mete, Kacang polong, Kacang merah, Kacang Hijau.

e. Proses metabolism zink dalam tubuh


Zink mempengaruhi regenerasi dan fungsi vili usus, sehingga akan
mempengaruhi pembentukan enzim disakaridase yaitu laktase, sukrose,
dan maltase. Selain itu zink juga mempengaruhi transport Na dan glukosa.
Sehingga dapat dikatakan bahwa zink dapat mempengaruhi proses
penyembuhan diare osmotik yang sebagian besar disebabkan karena
malabsorbsi dan maldigesti.

3. Kalori
Kebutuhan kalori manusia bervariasi sesuai tahap
perkembangannya. Pada tahun pertama anak membutuhkan kalori 2 kali
dibanding orang dewasa dengan aktivitas sedang.
4. Kalsium
Pada anak-anak yg sedang bertumbuh sekitar 180 mg kalsium
ditambahkan pada tulang setiap hari, meningkat 400 mg saat remaja. Fluor
dibutuhkan untuk pembentukan enamel gigi yg sempurna, fosfor
merupakan komponen enzim, metabolic lain, material genetic (DNA),
membrane sel, dan tulang yg digunakan dalam mineralisasi tulang. Sekitar
85% dari fosfor tubuh berada dalam tulang.
5. Besi
Besi dibutuhkan untuk menghasilkan hemoglobin, konsumsi besi menurun
pada makanan diet untuk penurunan berat badan sehingga terjadi anemia
defesiensi besi. Infestasi parasite seperti cacing mempengaruhi
pertumbuhan karena menyebabkan berkurangnya darah dan protein dari
dinding usus.
Sumber : ( atikah properawati, SKM.,MPH. buku ajar gizi untuk kebidanan tahun
2018), (fida, pengantar ilmu kesehatan anak. 2017), ( anik maryunani, ilmu
kesehatan anak. Tahun 2010).

2. Faktor Eksternal
a. Lingkungan
Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai atau
tidaknya potensi bawaan. Lingkungan yang cukup baik akan memungkinkan
tercapainya potensi bawaan, sedangkan lingkungan yang kurang baik akan
menghambatnya. Faktor lingkungan ini secara garis besar dibagi menjadi
lingkungan yang mempengaruhi anak pada waktu masih di dalam kandungan
(faktor pranatal) dan lingkungan yang mempengaruhi tumbuh kembang anak
setelah lahir (faktor postnatal).

b. Pola Asuh Orang Tua


Pola asuh merupakan suatu sistem atau cara pendidikan, pembinaan yang
diberikan oleh seseorang kepada orang lain. Menurut Slavin (2008)
mengungkapkan bahwa pola asuh orangtua adalah pola perilaku yang
digunakan orangtua untuk berhubungan dengan anak-anak. Kohn dalam
Krisnawaty (1986) menyatakan bahwa pola asuh merupakan sikap orangtua
dalam berinteraksi dengan anak-anaknya. Sikap orangtua ini meliputi cara
orangtua memberikan aturan-aturan, hadiah maupun hukuman, cara orangtua
menunjukkan otoritasnya, dan cara orangtua memberikan perhatian serta
tanggapan terhadap anaknya.

C. Tahapan Tumbuh Kembang


Berat badan menurut tinggi badan ( umur 0-5 tahun, jenis kelamin tidak
dibedakan ).
PRESENTASI
T BLN
N 100% 90% 80% 70%
Kg Cm Kg Cm Kg Cm Kg Cm
0 0 3,4 50,5 3,0 45,5 2,7 40,5 2,4 13,5
1 4,3 55,0 3,7 48,5 3,4 43,5 2,9 38,5
2 5,0 58,0 4,4 51,5 4,0 46,0 3,4 40,5
3 5,7 60,0 5,1 54,0 4,5 48,0 4,0 42,0
4 6,3 62,5 5,7 56,5 5,0 49,5 4,5 43,5
5 6,9 64,5 6,2 59,0 5,5 51,0 4,9 45,0
6 7,4 66,0 6,7 59,0 5,9 52,4 5,2 46,0
7 8,0 67,5 7,1 60,5 6,3 54,0 5,5 47,0
8 8,4 69,0 7,6 62,0 6,7 55,5 4,9 48,5
9 8,9 70,5 8,0 63,5 7,1 56,5 6,2 49,5
10 9,3 72,0 8,4 65,0 7,4 57,5 6,5 50,5
11 9,6 73,5 8,7 66,0 7,7 58,5 6,7 51,5
1 0 9,9 74,5 8,9 67,4 7,9 60,0 6,9 52,5
3 10,6 78,0 9,5 70,5 8,5 62,5 7,4 54,5
6 11,3 81,5 10,1 73,0 9,0 65,0 7,9 57,0
9 11,9 84,5 10,7 76,0 9,6 67,5 8,3 59,0
2 0 12,4 87,0 11,2 78,5 9,9 69,5 8,7 61,0
3 12,9 89,5 11,8 80,5 10,5 71,5 9,2 62,5
6 13,5 92,0 12,2 82,5 10,8 73,5 9,5 64,0
9 14,0 94,0 12,6 84,5 11,2 75,0 9,9 65,5
3 0 14,5 96,0 13,1 86,5 11,6 77,0 10,2 67,0
3 15,0 98,0 13,5 88,0 12,0 78,5 10,5 68,5
6 15,5 99,5 13,9 89,5 14,4 79,5 10,0 70,0
9 16,0 101,5 14,4 91,5 12,9 81,5 11,2 71,0
4 0 16,5 103,5 14,8 93,0 13,2 82,5 11,5 72,0
3 17,0 105,0 15,3 94,5 13,6 84,0 11,9 73,5
6 17,4 107,0 15,7 96,0 14,0 85,5 12,2 74,5
9 17,9 108,0 16,1 97,0 14,4 86,5 12,6 78,5
5 0 18,4 109,0 16,5 98,0 14,7 51,0 12,9 79,0

Rumus Mencari BB : 8 + 2N kg
Ket : n = jumlah umur dalam tahun
Berat badan Umur : 1 tahun = 3 x BB Lahir
2,5 tahun = 4 x BB lahir
6 tahun = 2 x BB lahir
(IKA,jilid 1,1985)
Rumus Mencari TB : 80 + 5n cm
1 tahun = 1,5 x panjang lahir
4 tahun = 2 x panjang lahir
6 tahun = 1,5 x panjang lahir 1 tahun
13 tahun = 3 x panjang lahir
Dewasa = 2 x panjang umur 2 tahun

Tahapan Tumbuh Kembang


Usia Motorik Halus Motorik Kasar
12-15 bulan - Bermain dan menyusun balok - Berjalan tanpa
- Memasukkan dan mengeluarkan pegangan sambil
benda kedalam wadah menarik mainan
- Memasukkan benda yang satu yang bersuara
kebenda yang lainya - Berjalan mundur,
naik dan turun
tangga
- Berjalan sambil
berjinjit
- Menangkap dan
melempar bola
15-18 bulan - Meniup - Bermain diluar
- Mengucapkan kalimat rumah
- Bermain air
- Menendang bola
18-24 bulan - Mengenal berbagai ukuran dan - Melompat
bentuk - Melatih
- Bermain puzzle keseimbangan
- Menggambar wajah atau bentuk - Mendorong
- Membuat berbagai bentuk dari mainan dengan
adonan kue atau lilin mainan kaki

24-36 bulan - Membuat gambar tempelan - Latihan


- Memilih dan mengelompokkan menghadapi
benda benda menurut jenisnya rintangan
- Mencocokkan gambar dan - Melompat jauh
benda - Melempar dan
- Konsep jumlah menangkap bola
- Bermain atau menyusun balok besar

36-48 bulan - Memotong dengan - Menangkap bola


menggunakan gunting kecil dan
- Menempel guntingan gambar melemparkan
- Menempel gambar pada karton kembali
- Belajar menjahit dengan tali - Berjalan
rapia mengikuti garis
- Menggambar atau menulis garis lurus
lurus, bulatan, segi empat, huruf - Melompat dengan
dan angka. 1 kaki
- Menghitung lebih dari 2 atau 3 - Melompat benda-
angka, benda kecil
- Menggambar dengan jari keatas
- Mewarnai - Menirukan
binatang berjalan
- Berjalan jinjit
secara bergantian
48-60 bulan - Menggambar dan melengkapi - Lomba karung
gambar - Main engklek
- Menghitung benda-benda kecil - Melompat tali
dan mencocokkan dengan angka
- Menggunting kertas ( sudah
dilipat ) dengan gunting tumpul
- Membandingkan besar atau
kecil, banyak atau sedikit, berat
atau ringan
- Belajar percobaa ilmiah atau
sesuatu yang baru
- Berkebun
66 bulan - Menirukan gambar - Melompat dengan
- Mengerti perintah yang satu kaki tampa
diberikan berpegangan
- Tidak menangis pada saat - Berpakaian
ditinggal sendiri tampa
- Dapat membedakan warna dibantu
- Dapat menggaambar sedikitnya - Menangkap bola
6 bagian tubuh kecil dengan
kedua tangan
72 bulan - Dapat membedakan bentuk - Dapat melompat
- Dapat menggambarkan bagian dengan satu kaki
tubuh sedikitnya 6 bagian tubuh sebanyak 2-3 kali
- Dapat menjawab pertanyaan - Berpakaian tanpa
seperti “jika kuda besar maka bantuan
tikus kecil” - dapat menangkap
bola kecil dengan
kedua tangan
- dapat berdiri
dengan satu kaki
tanpa
berpegangan
setidaknya
mempertahankan
dalam 1 detik

D. Perubahan Sistem Tubuh

a. Sistem Pernafasan
Kuncup paru – paru (Lung
buds) janin mula – mula terbentuk
pada minggu ke 4 kehamilan.
Perkembangan kuncup ( budding )
dan pembentukan cabang
( Branching ) membentuk batang
uatam lobulus bronkopulmonal.
Pembentukan cabang terus
berlangsung sampai awal masa
kanak – kanak, meskipun
percabangan tersebut kurang proliferatif. Dari bulan ke-6, lobulus berkembang
menjadi duktus alveolus. Dan duktus berkembang menjadi sakus alveolus, yang
menjadi alveoli sebenarnya pada bulan ke 2 kehidupan postnatal.
Selama minggu terakhir kehamilan, paru – paru mengeluarkan surfaktan
yang mencegah sakus alveolus kolaps selama ekspirasi, menyebabkan atelektasis
diantara gangguan – gangguan lain. Saat lahir, paru – paru berisi cairan. Cairan ini
dengan cepat dihalau dan di absorbsi karena paru – paru terisi udara. Struktur
tulang toraks ( Thoracic cage ) bayi yang baru lahir agak bundar. Secara bertahap
diameter transversal bertambah sampai menjadi bentuk elips seperti dada orang
dewasa, kira – kira umur 6 tahun. Struktur tulang toraks bayi juga agak lunak,
yang memungkinkan kerangka dada tertarik selama pernapasan yang memerlukan
usaha besar ( Labored breathing ). Bayi mempunyai sedikit jaringan dan kartilago
pada trakea dan bronkus yang memungkinkan struktur ini lebih mudah kolaps.
Jalan napas berkembang lebih cepat daripada kolumna vertebra. Pada bayi
bifurkasi trakea adalah setinggi vertebra torakal ke 4. Bayi hanya bernapas
melalui hidung, dan rongga hidung yang dilewati lebih sempit. Pernapasan kurang
ritmik dibandingkan anak. Pada bayi dan anak usia dibawah 6 atau 7 tahun, jenis
pernapasan adalah pernapasan diagfragma atau pernapasan abdomen.volume
oksigen yang di ekspirasi oleh bayi dan anak – anak lebih besar daripada yang di
ekspirasikan oleh orang dewasa.pada usia 12 tahun anak mempunyai 9x jumlah
alveoli dibandingkan ketika lahir.
a. Sistem Kardiovaskuler
kardio merupakan tuba lurus. Antara minggu ke 2 dan ke 10 kehamilan
jantung mengalami serangkaian perubahan menjadi organ yang mempunyai 4
ruangan. kardio mulai berdenyut pada minggu ke 3 kehamilan. kardio adalah
besar dalam hubungan nya dengan ukuran tubuh pada bayi. Jantung terletak agak
horizontal dan menempati sebagian besar cavum thoraks. Perkembangan
pulmonal menyebabkan kardio terdesak ke posisi yang lebih rendah dan pada
umur 7 tahun kardio dianggap seperti posisi jantung orang dewasa yang lebih
oblik dan lebih rendah. Ukuran jantung meningkat pada remaja karena
pertumbuhan yang cepat.
Selama kehidupan janin, jantung mendistribusikan oksigen dan nutrient
yang disuplai melalui plasenta. Paru – paru janin di pintas oleh foramen ovale
yang ada selama kehidupan janin. Pada saat lahir foramen ovale ini mulai
menutup karena tahanan pembuluh darah pulmonal turun. Tahanan pembuluh
darah kira – kira sama dengan orang dewasa pada umur 6 minggu. Tahanan
pembuluh darah pulmonal relatif lebih tinggi pada bulan pertama kehidupan bayi
b. Sistem Integument

Kulit, yang mulai berkembang selama minggu ke 11 kehamilan, terdiri


dari 3 lapisan ( Epidermis, Dermis dan jaringan subkutan ). Kulit mempunyai 4
fungsi utama : perlindungan terhadap cedera, termoregulasi, impermeabilitas, dan
sensor terhadap sentuhan, nyeri, panas, dan dingin. Ph kulit yang normal adalah
asam, berguna untuk melindungi kulit dari invasi bakteri. Pada bayi Ph kulit bayi
lebih tinggi, kulit lebih tipis, dan sekresi keringat dan sebum sedikit. Akibatnya,
bayi lebih rentan terhadap infeksi kulit daripada anak yang lebih besar dan orang
dewasa. Selanjutnya, karena pelekatan yang longgar antara dermis dan epidermis,
kulit bayi dan anak – anak cenderung mudah melepuh dan bisa sampai usia 3
bulan .

c. Sistem Panca Indra

Mata mulai terbentuk pada 22 hari kehamilan, dan pada 8 minggu


kehamilan dianggap dalam bentuk yang lazim. Struktur dan bentuk mata terus
berkembang sampai anak mencapai usia sekolah. Pada saat lahir Mielinisasi serat
– serat saraf sudah lengkap dan respon pupil dapat diperoleh. Bayi baru lahir,
bagaimanapun juga mempunyai penglihatan yang terbatas. Neonatus mampu
mengenali bentuk ibunya dan mengenali cahaya dan gerakan, ditandai dengan
refleks berkedip. Nistagmus yang tajam umum terjadi. Kemampuan untuk
mengikuti objek tidak berkembang sampai umur 4 minggu, ketika bayi mampu
mengikuti cahaya dan objek kegaris tengah. Pada umur 8 minggu bayi mampu
mengikuti cahaya melewati garis tengah, walaupun strabismus menjadi jelas.
Strabismus konvergen intermiten umum terjadi sampai umur 6 bulan,
kemudian menghilang. Otot – otot dianggap berfungsi dengan sempurna pada
umur 1 tahun. Macula dan fovea sentralis secara structural mengalami diferensiasi
pada umur 4 bulan. Maturasi makula dicapai saat umur 6 tahun. Perbedaan warna
ada antara umur 3 dan 5 bulan. Bayi normalnya berpenglihatan jauh. Ketajaman
penglihatan pada bayi mempunyai rentang dari 20/300 sampai 20/50. iris biasanya
dianggap berwarna permanent saat umur 6 bulan, tetapi pada beberapa anak tidak
sampai 1 tahun. Lakrimasi mulai ada saat berumur 6 – 12 minggu.
d. Sistem Saraf
Ketika bayi lahir, berat otaknya kurang lebih 350 gram, pada umur tiga
bulan 500 gram, satu tahun kurang lebih 700 gram; dua tahun 900 gram dan lima
tahun 1100 gram. Berat otak dewasa kurang lebih 1300 gram. Tampak
pertumbuhan otak yang sangat cepat pada dua tahun pertama. Dalam masa dua
tahun ini, dilaporkan neuron-neuron masih ada yang dapat membelah diri, tetapi
setelah umur dua tahun, sel otak tidak dapat melakukan mitosis lagi. Pertumbuhan
otak setelah umur dua tahun, terjadi karena pertumbuhan percabangan neuronnya
yang menjadi semakin rimbun, membuat hubungan-hubungan dengan
neuronneuron lain dan pembentukan simpai mielin yang meliputi akson. Sel-sel
saraf otak yang mendapat rangsang, hidup terus dan membentuk cabang-cabang
baru, sel-sel saraf otak yang tidak mendapat rangsangan, akan mati atau
menggersang. Hal ini berarti, cabang-cabangnya akan putus hubungan dengan
cabang-cabang saraf lain dan melisut. Pada bayi, perlu mendapat rangsangan
pendengaran bunyi dan bahasa untuk merangsang perkembangan dalam otaknya
(Markam, 2009)
Perkembangan motorik berasal dari unsur kematangan dan pengendalian
gerakan tubuh yang berkaitan dengan perkembangan pusat motorik di otak.
Menurut Hurlock (2005) mengatakan bahwa perkembangan motorik adalah
melalui kegiatan pusat saraf, urat saraf dan otot yang berkoordinasi.
Perkembangan motorik dapat diartikan sebagai kegiatan terkoordinir antara
susunan saraf, otot, otak, dan spinal cord. Proses perkembangan sejalan dengan
bertambahnya usia secara bertahap dan berkesinambungan, dimana gerakan
inidvidu meningkat dari gerakan yang sederhana, tidak terorganisir, dan tidak
terampil kearah penguasaan ketrampilan motorik yang kompleks (Wijil
Yuningtias, 2012).
e. Sistem Muskuloskletal
Berat Badan
Pengukuran berat badan digunakan untuk menilai hasil
peningkatan atau penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh,
misalnya tulang, otot, organ tubuh, dan cairan tubuh sehingga dapat
diketahui status gizi dan tumbuh kembang anak, berat badan juga
dapat digunakan sebagai dasar perhitungan dosis dan makanan yang
diperlukan dalam tindakan pengobatan (Hidayat, 2008,)
Berat Badan 1 bulan – 1 tahun
Penambahan berat badan pada 3 bulan pertama 750 gram/bulan, 5
bulan yaitu mencapai 2 kali berat badan lahir, 1 tahun berat badan akan
mencapai 3 kali berat waktu dilahirkan.
Berat Badan 18 bulan – 3 tahun
(Joice Engel, 1995) Pertambahan berat badan anak tiap tahun 2-3
kg, pada usia 2 tahun mencapi sekitar 12 kg, pada usia 2,5 tahun
mencapai berat badan sekitar 4 kali lebih berat badan waktu lahir.
Berat Badan Anak Usia Prasekolah
(Joice Engel, 1995) pada usia 3-6 tahun pertumbuhan rata-rata tiap
tahun 1,8 – 2,7 kg atau sekitar 2 kg pertahunnya.
Tinggi Badan
Pengukuran tinggi badan yang dilakukan oleh Montbeillard telah
berhasil menggambarkan proses pertumbuhan.

f. Sistem Endokrin
a. Hormon Somatoprin (Growth Hormon) berpengaruh pada
pertumbuhan tinggi badan, karena menstimulasi terjadinya
poliferasi sel, kartilago dan skleta.
b. Hormon Tiroid
Mempunyai fungsi untuk menstimulasi metabolism fungsi tubuh,
yaitu metabolism protein, karbohidrat, dan lemak.
c. Hormon Gonadotropin (seks)
Peranan penting dalam fertilitas dan reproduksi, hormone ini
menstimulasi pertumbuhan interstisial dari testis untuk
memproduksi testosterone dan ovarium untuk memproduksi
esterogen.

Referensi : Maryunani. Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan. Trans Info


Media, Jakarta. Tahun 2010
Heni, dkk. Anatomi Fisiologis. Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia, 2017.
(http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wpcontent/uploads/2017/
11/DAFTAR-ISI-DAN-ANATOMI-FISIOLOGI.pdf)

Anda mungkin juga menyukai