Anda di halaman 1dari 10

12 SISTEM PADA IBU NIFAS

Sistem Kardiovaskuler Peningkatan volume cairan darah intravaskuler yang


berlangsung selama hamil yang bersifat protektif
peningkatan volume mencapai 40% volume darah sebelum
hamil. Penambahan komponen sel darah dan plasma sel
darah merah lebih rendah disbanding kompenen plasma
darah sehingga dapat menjelaskan mengapa terjadi anemia
fisiologis pada ibu hamil.
Biomedik: vosodilatasi pembuluh darah secara umum
sebagai dampak hormone kehamilan, sehingga cura jantung
meningkat cura jantung pada ibu hamil 5800 cc/m dan
wanita yang tidak hamil +- 5000 cc. retensi cairan dijaringan
exstravaskuler menyebabkan ibu hamil tampak odema,
cairan exstravaskuler ini akan mengalami redistribusi
kembali kedalam intravaskuler pada masa nifas.
Sistem Pernafasan Respirasi dapat meningkat saat bersalin karena ketegangan
atau stress akibat kontrasi.
Sistem pada hari pertama postpartum kadar fibrinogen dan plasma
Hematologi/Limfatik akan sedikit menurun tetapi darah lebih mengental dengan
peningkatan piskositas sehingga meningkatkan factor
pembekuaan darah, pada 72 jam pertama setelah bayi lahir
proposi volume plasma yang hilang lebih besar dibanding
proposi sel darah, peningkatan volume kompenin sel darah
(hematocrit) terjadi kepada hari ke 3-7 masa nifas.
Leokosit normal berada pada kisaran 6000-10000 sel
sedangkan pada ibu bersalin mencapai 14000 sampai 16000
sel jumlah leokosit meningkatan selama 2 hari pacsa
persalinan hingga 25000 atau 30000 perubahan ini terjadi
karena komposisi sel darah putih dalam mekanisme
pertahanan tubuh.
Biomedik : pada masa nifas permukaan pembuluh darah
arteri sepiralis terbuka dengan lepasnya plasenta sehingga
koagulasi serentak dalam proses penghentiaan darah.
Semakin banyak darah yang keluar semakin besar jumlah
trombosit, fibrinogen dan factor koagulasi yang digunakan.
Farmakologi dan Gizi : Asi sebagai sumber gizi yang
memenuhi jumlah nutrisi yang baik vitamin A dari Asi
adalah penentuan status gizi pada bayi baru lahir penelitian
ross et. El mengatakan bahwa retinol ditransfer ke susu
melalui dua cara yaitu protein yang mengikat portinol dan
melalui vilomikron.

Perubahan system 1. Involusi uterus


reproduksi pada ibu nifas Involusi uterus atau pengerutan uterus merupakan
suatu proses dimana uterus kembali ke kondisi
sebelum hamil. Proses involusi uterus adalah sebagai
berikut:
a. Iskemia myometrium, hal ini disebabkan oleh
kontraksi dan retraksi yg terus menerus dari
uterus setelah pengeluaran plasenta sehingga
membuat uterus menjadi relative anemi dan
menyebabkan serat otot atrofi.
b. Atrofi jaringan, terjadi sebagai reaksi
penghentian hormone estrogen saat pelepasan
plasenta.
c. Autolysis, proses penghancuran diri sendiri yg
terjadi didalam otot uterus. Enzim proteolitik
akan memendekan jaringan otot yg telah
mengendur hingga panjangnya 10 kali panjang
sebelum hamil dan lebarnya 5 kali lebar sebelum
hamil yg terjadi selama kehamilan hal ini
disebabkan karena penurunan hormone estrogen
dan progesterone.
d. Efek oksitosin menyebabkan terjadinya kontraksi
dan retraksi otot uterus sehingga akan menekan
pembuluh darah yg mengakibatkan berkurangnya
suplai darah ke uterus.
e. Involusio uteri
- Pada saat plasenta lahir tfu setinggi pusat,
berat uterus 1000 gram, dan diameter uterus
12,5 cm.
- 7 hari setelah postpartum tfu pertengahan
pusat dan simpisis, berat uterus 500 gram dan
diameter uterus 7,5 cm.
- 14 hari setelah postpartum tfu sudah tidak
teraba, berat uterus 350 gram dan diameter
uterus 5 cm.
- 6 minggu setelah postpartum tfu normal,
berat uterus 60 gram dan diameter uterus 2,5
cm.
2. Involusi tempat plasenta
Uterus pada bekas implantasi plasenta merupakan
luka yg kasar dan menonjol ke dalam kavum uteri.
Setelah plasenta lahir dengan cepat luka akan
mengecil pada akhir minggu ke-2 hanya sebesar 3-4
cm dan pada akhir nifas 1-2 cm. luka bekas plasenta
tidak akan meninggalkan parut hal ini disebabkan
karena diikuti pertumbuha endometrium baru
dibawah permukaan luka.regenerasi endometrium
terjadi di tempat implantasi plasenta selama 6
minggu. Pertumbuhan kelenjar endometrium ini
berlangsung didalam decidua basalis, pertumbuhan
ini mengikis pembuluh darah yg membeku pada
tempat implantasi plasenta sehingga terkelupas dan
tak dipakai labi pada pembuangan lokea.
3. Perubahan ligament
Setelah bayi lahir ligament dan diagfragma pelvis
fasia yg meregang sewaktu kehamilan dan saat
melahirkan, kembali seperti sediakala, perubahan
ligament yg dapat terjadi pasca melahirkan antara
lain
- Ligament rotundum menjadi kendor yg
mengakibatkan letak uterus menjadi
retrofleksi.
- Ligament fasia jaringan penunjang alat
genetalia menjadi agak kendor.
4. Perubahan pada serviks
Segera setelahmelahirkan serviks menjadi lembek,
kendor, terkulai dan berbentuk seperti corong. Hal
ini disebabkan korpus uteri berkontraksi sedangkan
serviks berkontraksi. Sehingga perbatasan antara
korpus dan serviks berbentuk cincin. Warna serviks
merah kehitam-hitaman karena penuh pembuluh
darah.
5. Lokia
- Lokia rubra, waktu 1-3 hari, berwarna merah
kehitaman, ciri-cirinya terdiri dari sel
desidua, verniks caseosa, rambut lanugo, sisa
meconium dan sisa darah.
- Lokia sanguilenta 4-7 hari, putih bercampur
darah, sisa darah bercampur lender.
- Lokia serosa 7-14 hari, warnanya
kekuningan, lebih sedikit darah dan lebih
banyak serum, juga terdiri dari leukosit dan
robekan leserasi plasenta.
- Lokia alba >14 hari, berwarna putih,
mengandung leukosit, selaput lender serviks
dan serabut jaringan yg mati.
Total jumlah rata-rata pengeluaran lokia sekitar
240 sehingga 270 ml.
6. Perubahan pada vulva, vagina dan perenium.
Selama proses persalinan vulva dan vagina
mengalami penekanan serta peregangan, setelah
beberapa hari persalinan kedua organ ini kembali
dalam keadaan kendor. Rugae timbul kembali pada
minggu ketiga. Hymen tampak tonjolan kecil dan
dalam proses pembentukan berubah menjadi
kurankulae mitiformis yg khas bagi wanita
multipara. Ukuran vagina akan selalu lebih besar
dibandingkan keadaan saat sebelum persalinan
pertama. Perubahan pada perenium pasca melahirkan
terjadi pada saat perenium mengalami
robekan.meskipun demikian, latihan otot perenium
dapat mengembalikan tonus tersebut dan dapat
mengencangkan vagina hingga tingkat tertentu. Hal
ini dapat dilakukan pada akhir puerperium dengan
latihan harian.
Perubahan system 1. Nafsu makan
pencernaan pada ibu nifas Pasca melahirkan, biasanya ibu merasa lapar
sehingga diperbolehkan untuk mengkonsumsi
makanan. Pemulihan Nafsu makan diperlukan waktu
3-4 hari sebelum faal usus kembali normal.
Meskipun kadar progesterone menurun setelah
melahirkan asupan makanan juga mengalami
penurunan selama satu atau dua hari.
2. Motilitas
Secara khas, penurunan tonus dan motilitas otot
traktus cerna menetap selama waktu yg singkat
setelah bayi lahir. Kelebihan analgesia dan anastesia
bias memperlambat pengembalian tonus dan
motilitas ke keadaan normal.
3. Pengosongan usus
Pasca melahirkan ibu sering mengalami konstipasi
hal ini disebabkan tonus otot usus menurun selama
proses persalinan dan awal masa pascapartum, diare
sebelum persalinan, enema sebelum melahirkan,
kurang makan, dehidrasi, hemoroid ataupun laserasi
jalan lahir. System pencernaan pada masa nifas
membutuhkan waktu untuk kembali normal.

Sistem Perkemihan Anatomi dan Patofisiologi:


1. Ginjal
Fungsi ginjal :
 Memegang peran penting dalam peneluaran zat-zat
toksis atau racun.
 Mempertahankan susana keseimbangan cairan.
 Mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa
dari cairan tubuh
 Mempertahankan keseimbangan garm-garam dan zat-
zat lain dalam tubuh
 Mengeluarkan sisa-sisa metabolisme hasil akhir dari
protein ureum, kreatinin, dan amoniak.
2. Ureter
Terdiri dari dua saluran pipa ,asing-masing bersambung
dari ginjal ke kandung kemih (vesika urinaria)
panjangnya ±25-30 cm, dengan penampang ±0,5 cm.
Ureter sebagian terletak dalam rongga abdomen dan
sebagian terletak dalam ringga pelvis, lapisan dinding
ureter terdiri dari:
 Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)
 Lapisan tengan lapisan otot polos
 Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa.
3. Vesika Urinaria
Vesika urinarian (kandung kemih) dapat mengembang
dan mengempis seperti balo karet, terletak di belakang
simfisis pubis didalam rongga panggul. Dinding kandung
kemih terdiri dari lapisan sebelah luar (peritonium),
tunika muskularis (lapisan otot), tunika sub mukosa dan
lapisan mukosa (lapisan bagian dalam)
4. Uretra
Uretra pada wanita, terletak dibelakang simfisi pubis
bejalan miring sedikit kearah atas, panjangnya ±3-4 cm.
Patofisiologi:
Buang air kecil sering sulit selama 24 jam pertama.
Kemungkinan terdapat spasine spingter dan edema leher
buli-buli sesudah bagian ini mengalami kompresi antara
kepala janin dan tulang pubis selama persalinan. Urine
dalam jumlah yang besar akan dihasilkan dalam waktu 12-36
jam sesudah melahirkan.
Biomedik:
Perubahan hormonal pada masa hamil (kadar steroid yang
tinggi) turut menyebabkan peningkatan fungsi ginjal,
sedangkan penurunan kadar steroid setelah wanita
melahirkan sebagian menjelaskan sebab penurunan fungsi
ginjal selama masa pasca partum.

Sistem Musculoskeletal Anatomi dan Patofisiologi


1. Dinding Perut dan Peritoneum
Dinding perut akan longgar pasca persalinan. Keadaan ini
akan pulih kembali dalam 6 minggu. Pada wanita yang
asthenis terjadi diastasis dari otot-otot rectus abdominis,
sehingga sebagian dari dinding perut di garis tengah
hanya terdiri dari peritoneum, fasia tipis dan kulit.
2. Kulit Andomen
Selama masa kehamilan, kulit abdomen akan melebar,
melonggar dan mengendur hingga berbulan-bulan. Otot-
otot dari dinding obdomen dapat kembali normal kembali
dalam beberapa minggu pasca melahirkan dengan latihan
post natal.
3. Striae
Striae adalah suatu perubahan warna seperti jaringan
parut pada dinding abdomen. Striae pada dinding
abdomen tidak dapat menghilang sempurna melainkan
membentuk garis lurus yang samar.
4. Perubahan Ligamen
Setelah janin lahir, ligamen-ligamen, diafragma pelvis
dan fasia yang meregang sewaktu kehamilan dan pertus
berangsur-angsur menciut kembali seperti sediakala.
5. Simpisis Pubis
Pemisahan simpisis pubis jarang terjadi. Namun
demikian, hal ini dapat menyebabkan morbiditas
meternal. Gejala dari pemisahan simpisis pubis antara
lain: nyeri tekan pada pubis disertai peningkatan nyeri
saat bergerak ditempat tidur ataupun waktu berjalan.
Patofisiologi:
Sebagai akibat putusnya serat-serat kulit dan distensi yang
berlangsung lama akibat besarnya uterus pada waktu hamil,
dinding abdomen masih agak lunak dan kendor untuk
sementara waktu. Untuk memulihkan kembali jaringan-
jaringan penunjang alat genitalia, serta otot-otot dinding
perut dan dasar panggul, dianjurkan untuk melakukan latihan
atau senam nifas, bisa dilakukan sejak 2 hari post partum.
Adaptasi sistem muskuloskeletal ibu yang terjadi pada masa
nifas membantu relaksasi dan hipermobilitas sendi dan
perubahan pusat berat ibu akibat pembesaran rahim.
Stabilisasi sendi lengkap pada minggu keenam sampai ke-8
masa nifas. Akan tetapi walaupun semua 25 sendi lain
kembali ke keadaan normal sebelum hamil, kaki wanita
tidak mengalami perubahan setelah melahirkan
Biomedik:
Otot-otot uterus berkontraksi segera
setelah partus. Pembuluh-pembuluh darah yang berada di
antara anyaman otot-otot uterus akan terjepit. Proses ini akan
menghentikan pendarahan setelah placenta dilahirkan.

SISTEM PENJELASAN
System endokrin
- Hormone plasenta, hormone plasenta
menurun dengan cepat pasca
persalinan. Penurunan hormone
plasenta (humen placental lactogen)
menyebabkan kadar gula darah
menurun pada masa nifas.HCG
menurun dengan cepat dan menetap
sampai 10% dalam 3 jam hingga hari
ke-7 postpartum dan sebagai onset
pemenuhan mamae pada hari ke-3
postpartum.
- HPL terbentuh pada kehamilan bulan
ke 2 untuk mulai membentuk putting
susu ibu, pertumbuhan payudara, dan
areola mamae, serta untuk member
nutrisi pada bayi dari plasenta melalui
umbilical. HPL hanya di hasilkan oleh
plsenta, sehingga pasca persalinan HCL
menurun di karenakan sudah ada proses
pemotongan tali pusat.HPL di produksi
oleh sinsitiotrofoblas. Pada saat HPL
menurun kadar gula darah juga
menurun karena HPL meningkatkan
sensitivitas jaringan terhadap insulin,
jadi jika HPL menurun tingkat
sensitivitas jaringan terhadap insuling
menurun sehingga kadar gula darah
menurun sebesar 80 %
- Hormone pituitary : antara lain
hormone prolaktin, FSH,dan,
LH.hormon prolaktin berperan dalam
pembesaran payudara untuk
merangsang produksi ASI.
- Hipotalamik pituitary ovarium akan
mempengaruhi lamanya menstruasi
pada saat ibu menyusui ataupun tidak,
pada wanita menyusui tidak
mendapatkan menstruasi pada 6
minggu pasca melahirkan berkisar 16%
dan 45% setelah 12 minggu pasca
melahirkan, sedangkan pada wanita
yang tidak menyusui akan mendapat
menstruasi berkisar 40% setelah 6
minggu pasca melahirkan dan 90%
setelah 24 jam
- Hormone oksitosin di sekresikan dari
kelenjar otak bagian belakang, bekerja
pada otot uterus dan payudaraselama
tahap ketiga persalinan hormone
oksitosin berperan dalam plasentadan
mempertahankan kontraksi, sehingga
mencegah perdarahan. Isapan bayi
dapat merangsang produksi ASI dan
sekresi oksitosin, sehingga dapat
membentu involusio uteri.

System integument - Meningkatnya ketebalan kulit dan


lemak subdarmal hypopigmentasi,
pertumbuhan rambut dan kuku
percepatan aktifitas kelenjar keringat.
- Adanya kerapuhan atau kelemahan
jaringan elastic cutaneu menyebapkan
timbulnya striae gravidarum atau tanda
peregangan yang jelas.
- Pikmentasi di sebabkan hormone
pituitary anterior , melanotropin yang
meningkat selama kehamilan akan
berkuran pada masa nifas dan
menyebapkan chlosma atau topeng
kehamilan
- Angiomas dan teliangiestasia juga di
jelaskan sebagai jaringan awal dilatasi
arteriola yang menyebar kea rah bagian
tengah. Bentuk jarring-jaring ini adalah
berwarna kebiruan dan tidak menjadi
pucat bila di lakukan penekanan, stiae
mungkin tampak jelas pada mamae
sebagai akibat peregangan mamae pada
masa nifas.

Anda mungkin juga menyukai