Anda di halaman 1dari 11

0

TINJAUAN GEOGRAFIS TERHADAP KEBERADAAN INDUSTRI


TUNGKU DAN KEBERLANJUTANNYA DI DESA REJOSARI

(JURNAL)

Oleh :
SITI USWATUN HASANAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2015
1

ABSTRAK

TINJAUAN GEOGRAFIS TERHADAP KEBERADAAN INDUSTRI


TUNGKU DAN KEBERLANJUTANNYA DI DESA REJOSARI

Siti Uswatun Hasanah1, Budiyono2, Dedy Miswar3

This research was aimed to examine about the geographycal observation toward
the existence of hearth industry and its sustainability in Rejosari village in 2015.
This research used descriptive method with the population were about 12
industrialist. Data collecting technique used observation technique, structured
interview, and documentation. Data analysis used tabulation and percentage as
the basic interpretation and description in finishing the result of this research.
The result of this research showed that: 1) All the industrialists needed the
materials for a month was about 168 m3 of clay 2) All the industrialist said that it
was not hard to recruite the employes. 3) The average of capital financial which
was owned by all the industrialists was about Rp. 841.667. 4) Transportation
needs of every entrepreneur always be fulfilled by means of renting. 5) Most of
industrialists said that the process of production was fast enough. It was about
14,70% which had not been sold yet for each month.

Keywords: geographycal observation, industry, hearth industry.

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tentang Tinjauan geografis terhadap


keberadaaanindustri tungku dan keberlanjutannyadiDesa Rejosari tahun
2015.Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, dengan populasi sebanyak 12
pengusaha.Pengumpulan data dengan teknik observasi, wawancara terstruktur dan
dokumentasi.Analisis data dengan tabulasi dan persentase sebagai dasar interpretasi
dan deskripsi dalam membuat laporan hasil penelitian.Hasil penelitian ini adalah 1)
Semua pengusaha membutuhkan bahan baku rata-rata setiap bulannya sebanyak
168 M3 tanah liat. 2) Seluruh pengusaha menyatakan mudah untuk mendapatkan
tenaga kerja. 3)Rata-rata modal awal yang dimiliki setiap pengusaha sebanyak
Rp.841.667 4) Kebutuhan transportasi setiap pengusaha selalu terpenuhidengan
cara menyewa.5) Sebagian besar pengusaha menyatakan lancar dalam proses
produksi, hanya 14,70% yang belum bisa terjual setiap bulannya.

Kata kunci :tinjauan geografis, industri, kerajinan tungku

Keterangan :
1
Mahasiswa Pendidikan Geografi
2
Dosen Pembimbing 1
3
Dosen Pembimbing 2
2

PENDAHULUAN
Keberadaan penduduk indonesia masyarakat.Dalam kegiatan industri
sebagian besar tinggal di wilayah ini, tingkat pendapatan menjadi
pedesaan, dan bidang pertanian pertimbangan utama setiap
merupakan sektor utama sebagai pengusaha, untuk dapat menjadikan
aktifitasmasyarakat di pedesaan. pertumbuhan ekonominya yang terus
Namun, dengan melihat keberadaan meningkat, dan mengakibatkan
dan kenyataannya sekarang, tampak sektor penjualan hasil produksi yang
sangat sulit untuk dapat diharapkan diusahakan menjadi semakin penting
bisa sepenuhnya memenuhi bagi dalam menjaga kelestarian industri
kehidupan setiap keluarga petani yang dikembangkan.
(kecil), untuk dapat mencapai
kemakmurannya. Kondisi yang Dalam pendirian suatu industri,
demikian, dimungkinkan karena unsur geografi fisis maupun sosial
bertambahnya jumlah penduduk yang mendukung keberadaan dan
yang semakin pesat, pemilikan lahan perkembangan industri dalam proses
setiap usaha tani yang semakin produksi adalah lokasi, bahan
sempit akibat budaya warisan tanah mentah atau bahan baku,
yang masih kuat pada kehidupan ketersediaan tenaga kerja,
para petani, dan kehidupan transportasi dan pemasaran. Namun,
masyarakat yang tinggal di pedesaan pada kenyataannya di lapangan
Indonesia pada umumnya. bahwa tidak sepenuhnya faktor-
faktor tersebut dapat tersedia di
Hal yang demikian tersebut, lokasi industri berlangsung, dan pada
nampaksecara jelas pada kehidupan akhir-akhir ini industri tungku
masyarakat desa, bahkan dewasa ini mendapat saingan, seperti adanya
semakin sulit untuk mendapatkan kompor gas. Oleh karena itu industri
kesempatan kerja di luar pertanian, tungku yang telah berlangsung itu
walau hasilnya tidak cukup layak dimungkinkan akan mengalami
untuk menghidupi/memenuhi kemacetan, sehingga penghasilan
kebutuhan keluarganya.Oleh karena yang di peroleh akan berkurang yang
itu, tampak muncul industri-industri selama ini dijadikan untuk menopang
kerajinan rumah tangga yang hidup para petani kecil di pedesaan.
dilakukan para petani kecil di
pedesaan. Berdasarkan hal tersebut, maka akan
dilakukan penelitian untuk
Menurut Bintarto (1977:87), industri mengetahui Tinjauan Geografis
adalah setiap usaha yang merupakan Terhadap Keberadaaan Industri
unit produksi yang membuat suatu Tungku Dan Keberlanjutannya Di
barang atau mengerjakan suatu Desa Rejosari Kecamatan Pringsewu
barang (bahan) di suatu tempat Kabupaten Pringsewu Tahun 2015.
tertentu untuk keperluan

METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam (2008:129), metode deskriptif
penelitian ini adalah metode penelitian merupakan suatu cara atau langkah
deskriptif. Menurut Husaini Usman untuk mengartikan dan melukiskan
3

fenomena suatu keadaan dalam wawancara terstruktur, dan


pencapaian suatu tujuan sesuai dengan dokumentasi. Analisis data
yang ada di lapangan. Populasi dalam menggunakan tabulasi dan persentase
penelitian ini adalah 12 pengusaha sebagai dasar interpretasi dan deskripsi
industri tungku di Desa Rejosari dalam membuat laporan hasil
Kecamatan Pringsewu Kabupaten penelitian.Adapun rumusnya, sebagai
Pringsewu. berikut :

Variabel dalam penelitian ini adalah %= x 100


Tinjauan Geografis Industri Tungku
dan Keberlanjutannya Di Desa Keterangan:
Rejosari, Kecamatan Pringsewu, % = Persentase yang di peroleh
Kabupaten Pringsewu, yang meliputi n = Jumlah nilai yang di
: ketersediaan bahan baku, tenaga peroleh
kerja, modal, sarana transportasi, dan N = Jumlah responden
pemasaran hasil produksi. 100% = Konstanta (Muhammad
Ali,1987 :184)
Pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan teknik observasi,

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Daerah Penelitian


Desa Rejosari Kecamatan Pringsewu Rejosari secara keseluruhanadalah
Kabupaten Pringsewu terletak antara 165 Ha (Profil Desa Rejosari, 2014).
05019’36,9’’LS sampai 05020’45’’ LS Dari keseluruhan luas tersebut
dan 104057’2’’ BT sampai sebagian besar dimanfaatkan untuk
0
104 58’46’’ BT (Profil Desa berbagai kepentingan penduduk.
Rejosari, 2014).Luas wilayah Desa

Gambar 1. Peta administrasi Desa Rejosari tahun 2015


4

Secara administratif, letak Desa  Sebelah Barat berbatasan dengan


Rejosari berada di Kecamatan Pekon Bumiarum
Pringsewu Kabupaten Pringsewu,
dengan batas-batas wilayah sebagai Desa Rejosari merupakan desa yang
berikut: memiliki letak strategis, karena desa
 Sebelah Utara berbatasan dengan ini berdekatan dengan jalur utama
Kecamatan Sukoharjo yaitu pusat kecamatan Pringsewu.
 Sebelah Selatan berbatasan Dimana Kecamatan Pringsewu
dengan Kelurahan Pringsewu merupakan wilayah yang berada di
Barat tengah-tengah wilayah Kabupaten
 Sebelah Timur berbatasan dengan Pringsewu, dan sekaligus merupakan
Pekon Podomoro dan Podosari ibukota Kabupaten Pringsewu.

Gambar 2. Peta penggunaan lahan Desa Rejosari tahun 2015

Menurut Su Ritohardoyo (2013:17) dipengaruhi oleh keadaan topografi


Penggunaan lahan adalah usaha Desa Rejosari yang merupakan
manusia memanfaatkan lingkungan daerah dataran rendah, sehingga
alamnya untuk memenuhi sangat cocok bila daerahnya
kebutuhan-kebutuhan tertentu dalam dijadikan lahan pertanian.
kehidupan dan keberhasilannya. Dikarenakan lahan pertanian yang
Penggunaan lahan di Desa Rejosari luas, maka memungkinkan untuk
yang paling luas dimanfaatkan untuk berkembangnya usaha industri
Lahan pertanian yaitu seluas 63 Ha tungku yang bahan bakunya telah
atau 38,18 %. Mata pencaharian tersedia.
penduduk Desa Rejoari ini juga
5

Gambar 3. Peta kemiringan lereng Desa Rejosari tahun 2015

Kemiringan lereng yang terdapat di berupa daerah yang relatif datar.Pada


Desa Rejosari Kecamatan Pringsewu kondisi alam seperti ini tampaknya
terdiri dua kelas kemiringan lereng, mempermudah masyarakat Desa
yaitu kelas lereng I dengan Rejosari dalam pengelolaan di
kemiringan lereng 0-3%.Kelas lereng bidang pertanian, seperti sawah,
II dengan kemiringan lereng 3-8% ladang dan perkebunan.Serta dapat
yang meliputi wilayah hampir mempermudah dalam menjalankan
seluruh wilayah Desa Rejosari. usaha khususnya yaitu industri
tungku yang ada di Desa Rejosari
Secara umum kemiringan lereng tersebut.
wilayah Desa Rejosari Kecamatan
Pringsewu Kabupaten Pringsewu

Gambar 4. Peta jenis tanahDesa Rejosaritahun 2015

Jenis tanah di Desa Rejosari yang podzolik kandik merupakan bagian


paling dominan yaitu jenis tanah dari jenis tanah Ultisol. Tanah Ultisol
podzolik kandik atau Ultisol dengan ini sudah mengalami pencucuian
Ph tanah berkisar 5,5 – 6,5. Tanah pada iklim tropis dan sub tropis.
6

Karakter utama tanah Ultisol adalah industri tungku yang ada di Desa
memiliki horizon A yang tipis, Rejosari ini, karena merupakan
akumulasi lempung pada horizon B bahan baku utama dalam proses
dan bersifat agak lembab dengan produksi tersebut.
kadar lengas tinggi.
Penduduk adalah sekelompok orang
Dengan jenis tanah yang demikian yang bertempat tinggal di suatu
kurang subur namun di Desa wilayah (Ida Bagoes Mantra,
Rejosari ini tetap dapat dimanfaatkan 2003:3). Penduduk Desa Rejosari
dengan baik sebagai bahan baku pada tahun 2014 berjumlah 3.308
pembuatan tungku. Hal ini jiwa dengan jumlah penduduk laki-
dikarenakan tekstur jenis tanah ini laki sebanyak 1.697 jiwa dan jumlah
cocok dalam pembuatan tungku, perempuan sebanyak 1.611 jiwa,
sehingga menghasilkan produk yang dengan jumlah kepala keluarga
baik. Jenis tanah ini sangat sebanyak 912 KK.
berpengaruh terhadap keberlanjutan

Gambar 5. Peta jumlah pendudukDesa Rejosaritahun 2015

Menurut kriteria kepadatan penduduk di Desa Rejosari,


penduduk tersebut, maka kepadatan diharapkan dapat menjadi konsumen
penduduk di Desa Rejosari termasuk dari hasil industri tungku sehingga
kategori sangat padat karena kegiatan pemasaran pada industri
kepadatannya mencapai 2004,85 tungku di Desa Rejosariakan
jiwa/km2. Atas dasar hal tersebut, semakin lancar.
maka dengan banyaknya jumlah

B. Deskripsi Data Primer Hasil Penelitian

1. Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan untuk kali dalam sebulan, pembelian bahan
proses produksi pada industri tungku baku bervariasi jumlahnya,
adalah berupa tanah liat. Pembelian tergantung kebutuhan pada setiap
bahan baku dilakukan sebanyak 1-2 produksi.
7

Gambar 6. Peta lokasi pengambilan bahan baku

Bahan bakupada industri tungku tungku dalam satu bulan sebanyak


didapatkan dari daerah sekitar, yaitu 168 M3 tanah liat. Ternyata setiap
pada awalnya dari desa Rejosari, kebutuhan bahan baku tidak sama
kemudian mengambil dari desa lain jumlahnya, hal ini disebabkan karena
yaitu Bumiarum Kecamatan perbedaan kemampuan modal yang
Pringsewu Kabupaten Pringsewu. dimiliki oleh setiap pengusaha.
Jumlah bahan baku yang dibutuhkan
oleh seluruh pengusaha industri

2. Tenaga Kerja

Gambar 7. Peta sebaran tenaga kerja

Industri tungku di Desa Rejosari ini Rejosari tersebut mampu menyerap


memerlukan tenaga kerja untuk tenaga kerja sejumlah 31 orang. Dari
melakukan kegiatan proses produksi sejumlah tenaga kerja tersebut,
pembuat tungku.Secara keseluruhan terdapat tenaga kerja laki-laki dan
industri tungku yang ada di Desa tenaga kerja perempuan, seluruhnya
8

berasal dari daerah setempat dan dari juga yang memakai tenaga kerja dari
setiap tenaga kerja itu barasal dari tetangga sekitar.
anggota keluarga sendiri dan ada

3. Modal
Modal awal dari responden industri modal yang besar akan
tungku sebanyak 7 (58,3%) orang memanfaatkannya untuk
pengusaha tungku berasal dari memproduksi tungku dalam jumlah
tabungan pribadi sedangkan 5 yang banyak, begitu juga sebaliknya
(41,7%) pengusaha tungku berasal jika jumlah modal sedikit pengusaha
dari pinjaman bank. Melalui jumlah tentu tidak akan mampu
modal maka pengrajin akan mampu memproduksi tungku dalam jumlah
menentukan bagaimana dan seberapa yang banyak.
banyak jumlah produksi tungku ini.
Pengusaha yang memiliki jumlah

4. Kemudahan Sarana Transportasi


Sarana transportasi yang digunakan kendaraan untuk mengangkut bahan
untuk mengangkut bahan mentah ke baku ataupun untuk pemasaran hasil
lokasi industri adalah menggunakan produksi adalah berstatus sewa
kendaraan mobil pick up dan ada (menyewa). Untuk pengambilan
juga yang menggunakan mobil truck, bahan baku, biaya sewa
sedangkan sarana transportasi yang transportasinya di tanggung oleh
digunakan untuk pemasaran hasil pemilik pemasok bahan baku.
industri adalah dengan menggunakan Sedangkan biaya sewa kendaraan
kendaraan mobil truck dan ada juga untuk pemasaran hasil industri
yang menggunakan kendaraan motor. adalah tergantung jarak yang akan
ditempuh untuk mengantarkan hasil
Status kendaraan yang digunakan industri tersebut.
dalam industri tungku, baik

5. Kemudahan Pemasaran
Pemasaran merupakan suatu proses membeli atau memesan hasil industri
akhir dari sistem produksi.Hal ini (tungku) mereka, dan ada juga
menunjukkan bahwa pemasaran pada dilakukan dengan cara dipasarkan
industri tungku di Desa Rejosari ini kerumah-rumah atau berkeliling
menjadi sangat penting bagi menawarkan langsung ke konsumen
kelangsungan kegiatan industri (door to door). Selain itu, cara lain
tersebut.Berdasarkan hasil yang dilakukan dalam memasarkan
wawancara dengan pengusaha dapat hasil produksi tungku adalah dengan
diperoleh informasi bahwa cara cara di jual kepada para pedagang-
memasarkan hasil produksi pedagang/pengecer untuk dijual lagi
tungkunya adalah konsumen datang kepada para konsumen.
langsung ke lokasi industri untuk
9

Gambar 8. Peta sebaran daerah pemasaran

Pemasaran hasil produksi industri selain mengusahakan tungku


tungku meliputi wilayah lampung, tersebut.
meliputi Kabupaten Pringsewu,
Tanggamus, Lampung Barat, Oleh karena itu untuk mengatasi
Lampung tengah, Metro dan Mesuji kendala tersebut para pengusaha
serta ke luar provinsi Lampung yaitu harus lebih memperluas daerah
Palembang, Jambi, Bengkulu dan pemasaran khususnya di daerah-
Riau. daerah pedesaan.Perluasan daerah
konsumen ini meliputi wilayah
Meskipun dalam produksi tungku ini lampung dan luar propinsi
mengalami kendala dalam lampung.Dengan terus menjangkau
keterbatasan bahan baku dan daerah-daerah konsumen yang ada di
persaingan pemasarannya, namun wilayah lampung dan luar propinsi
para pengusaha harus terus lampung pengusaha industri tungku
mempertahankan keberlanjutan mampu meningkatkan jumlah
usahanya karena usaha ini pembeli dan sekaligus meningkatkan
merupakan mata pencaharian utama jumlah penjualan, dan diharapkan
untuk memenuhi kebutuhan usaha industri tungku yang ada di
hidupnya dan para pengusaha Desa Rejosari dapat berlanjut dan
tersebut tidak memiliki keahlian lain mampu berkembang.

Kesimpulan Dan Saran

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan 1. Seluruh pengusaha tungku selalu
mengenai tinjauan geografis terhadap terpenuhi kebutuhan bahan
keberadaaan industri tungku dan bakunya dengan total kebutuhan
keberlanjutannya di Desa Rejosari bahan baku perbulannya 168 M3
Kecamatan Pringsewu Kabupaten tanah liat, yang berasal dari Desa
Pringsewu Tahun 2015, dapat Rejosari dan Bumiarum.
disimpulkan bahwa: 2. Seluruh pengusaha mudah
mendapatkan tenaga kerja, Total
10

keseluruhan jumlah tenaga kerja 4. Seluruh sarana transportasi yang


yang dibutuhkan pada industri dibutuhkan selalu tersedia
tungku sebanyak 31 orang, dengan cara menyewa. Sarana
terdiri dari laki-laki 25 orang transportasi yang digunakan
dan perempuan 6 orang. untuk industri tungku ini sangat
3. Modal awal yang digunakan mendukung dan mudah
seluruh pengusaha 58,3 % didapatkan, terutama dalam
berasal dari tabungan pribadi pengangkutan bahan baku dan
dan 41,7 % dari pinjaman bank. pemasaran.
Total modal awal seluruh 5. Sebanyak 85,30 % pengusaha
pengusaha sebanyak menyatakan lancar dan habis
Rp.10.100.000 dengan rata-rata terjual dan 14,70 % belum bisa
per pengusaha Rp.841.667 dan terjual setiap bulannya, namun
saat ini besar total modal yang akan tetap dijual pada waktu
dimiliki sebanyak berikutnya.
Rp.29.800.000 dengan rata-rata
per pengusaha Rp. 2.483.333.

B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka untuk mulai mempersiapkan
peneliti memberikan saran-saran bahan baku pengganti seperti
sebagai berikut : semen demi keberlanjutan indutri
1. Diharapkan kepada pengusaha tungku ini.
industri tungku di Desa Rejosari 3. Diharapkan kepada koperindag
agar lebih memperluas daerah tingkat kabupaten dapat
pemasaran khususnya di daerah- membantu kegiatan industri
daerah pedesaan, agar hasil dari rumah tangga yang ada di Desa
industri terjual dengan mudah Rejosari, baik dalam pemasaran
sehingga usaha industri tungku maupun permodalan karena itu
tersebut dapat terus bertahan. merupakan penghasilan utama
2. Diharapkan kepada pengusaha para pengusaha tungku di Desa
industri tungku di Desa Rejosari Rejosari

Daftar Pustaka

Ali, Muhammad. 1987. Penelitian Nazir, Moh. 2003. Metode Peneltian.


Pendidikan Prosedur dan Strategi. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Bandung : Bina Aksara.
Ritohardoyo, Su. 2013. Penggunaan
Bintarto. 1977. Geografi Sosial. dan Tata Guna Lahan. Yogyakarta :
Yogyakarta : UP Spring. Penerbit Ombak

Mantra, Ida Bagoes. 2003. Usman, Husaini. 2008. Metodologi


Demografi Umum. Jakarta : Pustaka Penelitian Sosial. Jakarta : Bumi
Pelajar. Aksara.

Anda mungkin juga menyukai