Disusun Oleh :
Mohammad Rian Bakari
062118055
PENDAHULUAN
Larutan penyangga atau larutan buffer adalah larutan yang digunakan untuk
mempertahankan nilai pH tertentu agar tidak banyak berubah selama terjadinya reaksi
kimia berlansung. Sifat khas dari larutan buffer ini adalah pH-nya hanya berubah
sedikit dengan sedikit penambahan asam kuat atau basa kuat. Disamping itu larutan
buffer merupakan larutan yang dibentuk oleh reaksi suatu asam lemah dengan
konjugatnya atau basa lemah dengan konjugatnya. Reaksi ini disebut sebagai reaksi
asam – basa konjugasi.
Berdasarkan teori asam – basa Arrhenius, larutan yang mengandung campuran
asam lemah dan garam yang anionnya senama dengan asam lemah tersebut akan
membentuk larutan buffer. Demikian juga jika larutan mengandung basa lemah dan
garam yang kationnya senama dengan basa lemah akan membentuk larutan buffer.
Berdasarkan teori asam – basa Bronsted Lowry, larutan yang mengandung campuran
dari pasangan asam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam konjugasi
akan membentuk larutan buffer. Prinsip larutan buffer berdasarkan teori asam – basa
Arrhenius terbatas hanya untuk campuran asam lemah dan garamnya atau basa lemah
dan garamnya, sedangkan prinsip larutan buffer berdasarkan teori asam – basa
Bronsted Lowry lebih umum, selain asam lemah dan garamnya juga mencakup
campuan garam dan garam.
Larutan penyangga berdasarkan komponen penyusunnya dikelompokkan menjadi
dua, yaitu larutan penyangga asam, berfungsi mempertahankan pH < 7 yang tersusun
antara larutan asam lemah dan garamnya serta larutan penyangga basa, berfungsi
mempertahankan pH > 7 yang tersusun atas larutan basa lemah dan garamnya.
BAB II
- pH meter
- Magnetic stirrer & bar
- Statip dan klem
- Buret 50 ml
- Botol semprot
- Pipet volumetrik
- Labu volumetrik 100 ml, 500 ml dan 1000 ml
- Gelas piala
- Kertas tissue
PROSEDUR KERJA
DATA PENGAMATAN
8
6
4
2
0
0 2 4 6 8 10 12
ml terukur
Normalitas Larutan Buffer Asam : Titik ekivalen pada penambahan titran 7 ml.
V 1 x N 1=V 2 x N 2
7 x 0 ,0865=25 x N 2
7 x 0 , 0865
N 2= =0,0242 N Standarisasi HCL 0,1 M dengan natium karbonat 0,1 M
25
mg sampel
N=
V HCl x bst x Fp
1431 mg
N= =0,0829 N
12,075 x 143 x 10
10
8
pH terukur
0
0 5 10 15 20 25 30
volume titran
Bobot H2C2O4.2H2O
gram 1000
H 2 C 2 O 4 . H 2 O= x
Bst asamoksalat volume
gram 1000
0,1 N= x
63 100
0,1 x 63 x 100
g ram= =0,63 gra m
1000
Bobot KOH
mol
N=
gram ekivalen
gram/ Mr
0,1 N=
1
56 x 0,1
gram= =5,6 gra m
1
BAB V
PENUTUP
5.1 Pembahasan
Pada praktikum kali ini membahas tentang Larutan Buffer. Tujuan dari praktikum
ini adalah untuk mempelajari dan menetapkan sifat buffer, kapasitas buffer dan
pengaruh pengenceran terhadap kapasitas buffer. Larutan penyangga atau larutan
buffer adalah larutan yang digunakan untuk mempertahankan nilai pH tertentu agar
tidak banyak berubah selama terjadinya reaksi kimia berlansung. Sifat khas dari
larutan buffer ini adalah pH-nya hanya berubah sedikit dengan sedikit penambahan
asam kuat atau basa kuat.
Pertama dilakukan pembuatan larutan buffer asam dengan cara mencampurkan 1
M asam asetat 25 ml dengan natrium asetat 25 ml, dan diencerkan menjadi 100 ml.
Setelah larutan buffer asam siap selanjutnya dibuat larutan buffer fosfat netral dengan
cara mencampurkan 0,2 M NaH2PO4 25 ml dengan 0,2 M Na2HPO4 25 ml dan
dincerkan menjadi 100 ml. Kemudian dibuat larutan buffer basa dengan cara
mencampurkan 0,1 M Na2CO3 dan 0,1 M NaHCO3 masing – masing 25ml kemudian
diencerkan menjadi 100 ml.
Selanjutnya sebelum dilakukan pengukuran dilakukan kalibrasi pH meter terlebih
dahulu agar pH meter dapat mengukur dengan akurat. Cara mengkalibrasi pH meter
yaitu dengan cara mencelupkan elektroda pada larutan buffer asam lalu tekan tombol
standarisasi pada alat pH meter agar pH meter menunjukkan nilai pH tepat pada
angka 4 kemudian dicelupkan pada larutan buffer netral lalu tekan tomol standarisasi
pada alat pH meter agar pH meter menunjukkan nilai pH tepat pada angka 7
selanjutnya dicelupkan pada larutan buffer basa lalu tekan tombol standarisasi pada
alat pH meter agar pH meter menunjukkan nilai pH tepat pada angka 10. Setelah pH
meter dikalibrasi pH meter bisa langsung digunakan untuk mengukur pH larutan
sampel.
Setelah kalibrasi pH meter selesai dilakukan dapat dilakukan standarisasi untuk
larutan KOH dan HCl. Standarisasi KOH dilakukan dengan menggunakan titran asam
oksalat. Standarisasi ini digunakan untuk menentukan titrasi buffer asam sehingga
titran yang digunakan harus larutan basa yang sudah distandarisasi. Dari percobaan ini
dapat dilakukan perhitungan untuk normalitas KOH yaitu sebesar 0,0865 N.
Sedangkan pada standarisasi HCl menggunakan larutan natrium karbonat 0,1 M.
standarisasi ini dilakukan karena pada penentuan buffer basa digunakan titran yang
bersifat asam yang sudah distandarisasi. Dari percoban ini dapat dilakukan
perhitungan untuk normalitas HCl yaitu sebesar 0,0829 N.
Selanjutnya setelah standarisasi selesai dapat dilakukan titrasi larutan buffer. Yang
pertama diukur adalah larutan buffer asam (asam asetat + natrium asetat). Titran yang
digunakan adalah larutan KOH yang sudah distandarisasi dan diketahui
normalitasnya. Titrasi 25 ml larutan buffer asam dengan KOH dan catat Ph larutan
setiap penambahan 1 ml titran sampai terjadi perubahan Ph > 1 satuan. Titrasi ini
dilakukan menggunakan magnetic stirrer yang bertujuan untuk mengaduk larutan agar
menjadi homogen sehingga perubahan pH yang terbaca pada alat pH meter dapat
terlihat dengan jelas. Setiap perubahan pH dicatat pada saat penambahan volume
titran 1 ml. Pada percobaan ini diketahui bahwa semakin besar volume titran maka
nilai pH yang terukur juga semakin besar. Hal ini disebabkan oleh penambahan
volume basa kuat KOH yang akan mengubah suasana asam pada larutan buffer
menjadi basa. Perubahan pH ini dibuat grafik dan diperoleh titk ekivalen titrasi terjadi
pada saat penambahan volume titran yaitu 7 ml. Sehingga dapat dilakukan
perhitungan normalitas larutan buffer asam yaitu sebesar 0,0242 N.
Berikutnya adalah pengukuran buffer basa menggunakan larutan standar HCl
yang sudah distandarisasi dan diketahui normalitasnya. Titrasi 25 ml buffer dengan
HCl dan catat pH larutan setiap penambahan 1 ml titran sampai terjadi perubahan pH
> 1 satuan. Titrasi ini dilakukan menggunakan magnetic stirrer yang bertujuan untuk
mengaduk larutan agar menjadi homogen sehingga perubahan pH yang terbaca pada
alat pH meter dapat terlihat dengan jelas. Setiap perubahan pH dicatat pada saat
penambahan volume titran 1 ml. Pada percobaan ini diketahui bahwa semakin besar
volume titran maka nilai pH yang terukur juga semakin. Hal ini disebabkan oleh
penambahan volume asam kuat HCl yang semakin banyak akan mengubah suasana
basa pada larutan buffer menjadi asam. Perubahan pH ini dibuat grafik dan diperoleh
titk ekivalen titrasi terjadi pada saat penambahan volume titran yaitu 24 ml. Sehingga
dapat dilakukan perhitungan normalitas larutan buffer basa yaitu sebesar 0,0795 N.
5.2 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dibahas dapat disimpulkan bahwa Kalibrasi
pada pH meter sebelum melakukan titrasi wajib dilakukan agar pH meter dapat
membaca dengan akurat. Semakin besar volume titran akan mengubah suasana pada
larutan buffer menjadi semakin asam atau semakin basa tergantung titran yang
digunakan. Titik ekivalen pada penetapan larutan buffer asam adalah pada saat
penambahan 7 ml titran dengan pH sebesar 10,71. Dan titik ekivalen ada penetapan
larutan buffer basa adalah pada saat penambahan 24 ml titran dengan pH sebesar 2,92.
Dari perhitungan diperoleh konsentrasi larutan buffer asam sebesar 0,0242 N dan
larutan buffer basa sebesar 0,0795 N.
Daftar Pustaka
Erlangga : Jakarta.
Sutanto dan Ade Heri Mulyati. 2020. Penuntun Praktikum Kimia Elektroanalisis