Anda di halaman 1dari 1

3

pembangunan karena tanah dianggap paling aman untuk dijadikan jaminan.

Dalam hubungan ini pasal 51 Undang-undang Nomor 5 tahun 1960 tentang Pokok

Agraria selanjutnya dsingkat UUPA, menentukan bahwa hak milik, hak guna

usaha dan hak guna bangunan dapat dijadikan jaminan hutang dengan dibebani

Hak Tanggungan (Pasal 25, 33,39 UUPA). Dalam pasal 51 Undang-undang

Nomor 5 tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria, sudah

disediakan lembaga hak jaminan yang kuat yang dapat dibebankan pada hak atas

tanah beserta benda-benda yang ada diatasnya, yaitu Hak Tanggungan sebagai

pengganti lembaga Hypotheek dan Credietverband. UUPA telah mengikat istilah

Hak Tanggungan dari hukum adat kedalam hukum nasional, dan Hak Tanggungan

diharapkan sebagai lembaga jaminan bagi tanah sebagai pengganti Hipotik.

Berdasarkan asas pemisahan horizontal menurut hukum adat, maka benda-

benda yang merupakan satu kesatuan dengan tanah tidak merupakan bagian dan

tanah yang bersangkutan, oleh karena itu setiap perbuatan hukum mengenai hak

atas tanah tidak dengan sendirinya meliputi benda-benda tersebut. Namun

demikian hukum adat tidaklah sesuatu yang mutlak, melainkan penerapan asas-

asasnyalah yang selalu terwujud dalam lembaga dan tatanan hukum yang terus

berkembang dengan memperhatikan dan disesuaikan dengan perkembangan

kenyataan dan kebutuhan dalam masyarakat. Oleh karena itu, ketentuan tersebut

tidak sesuai dengan asas-asas Hukum Tanah Nasional dan dalam bidang

perkreditan dan hak jaminan sebagai akibat dari kemajuan pembangunan

ekonomi. Akibatnya ialah timbulnya perbedaan pandangan dan penafsiran

mengenai berbagai masalah dalam pelaksanaan hukum jaminan atas tanah beserta

Anda mungkin juga menyukai