DINAS KESEHATAN
UPT. RUMAH SAKIT UMUM HJ. ZUBAEDA BANTILAN
Jl. Kesehatan No.06 Desa Malala Kec. Dondo Kab. Tolitoli
kode pos : 94552 Telp/Hp. 082259152424 Email : rszbmalala@gmail.com
TENTANG
KEBIJAKAN PELAYANAN INTENSIVE CARE UNIT (ICU)
RUMAH SAKIT UMUM HJ.ZUBAEDA BANTILAN KAB. TOLITOLI.
MEMUTUSKAN :
dr. MASDALINA
PEMBINA (IV/a)
NIP.19640117199903 2 001
Lampiran : Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Hj. Zubaeda
Bantilan Kabupaten Tolitoli
Nomor : 188/11.11-A/ICU/V/2019
Tanggal : 2 Mei 2019
Tentang : Kebijakan Pelayanan Intensive Care Unit (ICU)
A. Kebijakan Umum
1. Peralatan di unit harus selalu dilakukan pemeliharaan dan kalibrasi
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2. Pelayanan di unit harus selalu berorientasi kepada mutu dan
keselamatan pasien.
3. Semua petugas unit wajib memiliki izin sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
4. Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas wajib mematuhi ketentuan
dalam K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
5. Setiap petugas harus bekerja sesuai dengan standar profesi,standar
prosedur operasinal yang berlaku, etika profesi, etikket, dan menghormati
hak pasien.
6. Pelayanan unit dilaksanakan dalam 24 jam.
7. Penyediaan tenaga harus mengacu kepada pola ketenagaan.
8. Untuk melaksanakan koordinasi dan evaluasi wajib dilaksanakan rapat
rutin bulanan minimal satu bulan sekali, triwulan, semester dan tahunan.
9. Setiap bulan wajib membuat laporan.
B. Kebijakan Khusus
1. Ruang intensif penerimaan rujukan pasien dari rumah sakit lain sesuai
dengan standar dan fasilitas yang dimiliki dan bila pasien memerlukan
perawatan insentif yang lebih tinggi tingkatannya dapat dirujuk ke rumah
sakit lain sesuai dengan kondisi pasien.
2. Setiap tindakan kedokteran (medis) yang akan dilakukan harus ada
informed consent.
3. Pada keadaan darurat, untuk kepentingan terbaik pasien, dokter jaga ICU
atau dokter spesialis anestesi dapat melakukan tindakan kedokteran yang
diperlukan dan informasi dapat diberikan pada kesempatan pertama.
4. Apabila pasien berada dalam tahap terminal dan tindakan resusitasi
diketahui tidak akan menyembuhkan atau memperbaiki kualitas hidup
pasien, dokter dapat membuat keputusan untuk tidak melakukan
resusitasi (DNR).
5. Dalam menghadapi tahap terminal, dokter ICU harus mengikuti pedoman
penentuan kematian batang otak dan penghentian peralatan life –
supporting.
6. Tindakan yang bersifat kedokteran harus dikerjakan oleh tenaga medis
tetapi dengan pertimbangan yang memperhatikan keselamatan pasien
tindakan – tindakan tertentu dapat didelegasikan kepada tenaga
kesehatan non medis yang terlatih.
7. Kriteria dokter ICU adalah telah mengikuti pelatihan / pendidikan
perawatan ICU dan telah mendapat sertifikat Intensive care Medicine
(KIC/ Konsultan Intensive Care) melalui program pelatihan dan
pendidikan yang diikuti oleh perhimpunan profesi yang terkait.
b. Bila ada lebih dari satu DPJP, maka DPJP utama adalah
dokter spesialis yang bertugas di ICU
c. DPJP pasien yang dirujuk langsung ke ICU oleh dokter jaga IGD ialah
dokter spesialis anestesi yang bertugas di ICU
d. Bila dokter spesialis anestesi memerlukan rawat bersama dengan
dokter spesialis lain, maka sebagai DPJP utama adalah dokter
spesialis anestesi yang bertugas di ICU
e. Pasien yang dirujuk oleh dokter spesialis untuk d rawat di ICU harus
jelas apakah akan rawat bersama atau dirujuk. Bila rawat bersama,
maka DPJP utamanya ialah dokter spesialis anestesi yang bertugas di
ICU
f. DPJ utama berwenang dalam melaksanakan praktek kedokteran yang
dibantu sepenuhnya oleh seluruh perawat dan staf ICU yang bertugas.
Kewenangan tersebut harus dengan tetap memperhatikan dan
mempertimbangkan saran dari DPJP atau dokter spesialis lain yang
terkait dengan parawatan pasien
g. Bila ada keberatan DPJP lain atas pelayanan medis yang diberikan
oleh DPJP utama, maka masukan / keberatan harus dikomunikasikan
langsung ke DPJP utama atau ditulis dalam Intensif Care Unit pasien
h. Bila tidak dicapai kesepakatan antara DPJP utama dengan DPJP lain
yang menangani pasien sejak awal perawatan, maka dapat ditetapkan
ulang siapa DPJP utama pasien tersebut. Hal tersebut harus dicatat
dalam Intensif Care Unit
i. Bila terjadi masalah dalam penepatan DPJP utama, maka hal tersebut
dilaporkan kepada Manajer Pelayanan sesegera mungkin
j. Untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit, setiap hal yang
terkait dengan mutu pelayanan dan kepentingan pasienakan diajukan
untuk dilakukan audit medis oleh Sub Komite Audit pasien.
dr. MASDALINA
PEMBINA (IV/a)
NIP.19640117199903 2 001