Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS BARUH JAYA
Jl. Tambangan RT 12 RW 06 Kecamatan Daha Selatan Kode Pos 71254
Email : puskesmas.baruhjaya@gmail.com

KERANGKA ACUAN
PENYULUHAN PHBS
A. PENDAHULUAN
Desa siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapansum ber daya dan
kemampuan serta kemauan serta kemauan untuk untuk mencegah dan mengatasi masalah
kesehatan, bencana, dan kegawadaruratan, kesehatan secara mandiri. Desa yang dimaksud di sini
adalah kelurahan atau istilah lain bagi kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas – batas
wilayah, yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan yang diakui dan dihormati
dalam Pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

B. LATAR BELAKANG
Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat maka seluruh desa di Indonesia dituntut
untuk menjadi desa yang sehat dengan berbagai Indikator.Syarat Desa Sehat adalah dengan
membentuk Desa Siaga.Desa Siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber
daya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah- masalah
kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri.
 Sebuah Desa dikatakan menjadi desa siaga apabila desa tersebut telah memiliki sekurang-
kurangnya sebuah Pos Kesehatan Desa (Poskesdes). Poskesdes adalah Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dibentuk di desa dalam rangka
mendekatkan/menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa. UKBM
yang sudah dikenal luas oleh masyarakat yaitu Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu),
Warung Obat Desa, Pondok Persalinan Desa (Polindes), Kelompok Pemakai Air, Arisan
Jamban Keluarga dan lain- lain. Untuk dapat menyediakan pelayanan kesehatan dasar
bagi masyarakat desa, Poskesdes memiliki kegiatan :
 Pengamatan epidemiologi sederhana terhadap penyakit terutama penyakit menular yang
berpotensi menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB) dan factor resikonya termasuk
status gizi serta kesehatan ibu hamil yang beresiko.
 Penanggulangan penyakit, terutama penyakit menular dan penyakit yang berpotensi
menimbulkan KLB serta factor resikonya termasuk kurang gizi.
 Kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana dan kegawatdarutan kesehatan.
 Pelayanan medis dasar sesuai dengan kompetensinya.

Promosi kesehatan untuk peningkatan keluarga sadar gizi, peningkatan perilaku hidup bersih dan
sehat (PHBS), penyehatan lingkungan dan lain-lain. Dengan demikian Poskesdes diharapkan
sebagai pusat pengembangan atau revitalisasi berbagai UKBM yang ada di masyarakat desa.
Dalam melaksanakan kegiatan tersebut, Poskesdes harus didukung oleh sumber daya seperti
tenaga kesehatan (minimal seorang bidan) dengan dibantu oleh sekurang-kurangnya 2 orang
kader. Selain itu juga harus disediakan sarana fisik berupa bangunan, perlengkapan dan peralatan
kesehatan serta sarana komunikasi seperti telepon, ponsel atau kurir. Untuk sarana fisik
Poskesdes dapat dilaksanakan melalui berbagai cara/alternatif yaitu mengembangkan Polindes
yang telah ada menjadi Poskesdes, memanfaatkan bangunan yang sudah ada misalnya Balai
Warga/RW, Balai Desa dan lain-lain serta membangun baru yaitu dengan pendanaan dari
Pemerintah (Pusat atau Daerah), donatur, dunia usaha, atau swadaya masyarakat.

Dasar Hukum
a. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 741/Menkes/Per/VII/2008 tentang
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Kabupaten / Kota;
b. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1529/Menkes/SK/X/2010 tentang Pedoman Umum
Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga aktif;
c. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 2269/Menkes/Per/XI/2011tentang Pedoman
Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
d. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor140.05/292 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Kelompok Kerja Operasionaldan Sekretariat Desa dan Kelurahan Siaga Aktif Tingkat Pusat;
e. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 374/Menkes/SK/V/2009 tentang Sistem Kesehatan
Nasional;

C. MAKSUD DAN TUJUAN


a. Tujuan umum desa siaga adalah terwujudnya masyarakat desa yang sehat, peduli, dan
tanggap terhadap permasalahan kesehatan di wilayahnya.
b. Tujuan khususnya adalah sebagai berikut :
- Peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat desa tentang pentingnya
kesehatan.
- Peningkatan kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat desa terhadap risiko dan
bahaya yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan (bencana, wabah,
kegawadaruratan dan sebagainya)
- Peningkatan kesehatan lingkungan di desa. Meningkatnya kemampuan dan
kemauan masyarakat desa untuk menolong diri sendiri di bidang kesehatan.
D. Kegiatan pokok dan Rincian Kegiatan
Salah satu kunci keberhasilan dan esa siaga adalah ke aktifan para
kader. Oleh karena itu, dalam rangaka pembinaan, perlu dikembangkan
upaya-upaya untuk memenuhi kebutuhan para kader agar tidak drop out.
Kader-kader yang memiliki motifasi memuaskan kebutuhan social
psikologisnya harus di beri kesempatan seluas-luasnya utuk
mengembangkan kreatifitasnya. Sementara kader-kader yang masih
dengan pemenuhan kebutuhan dasarnya harus dibantu untuk memperoleh
pendapatan tambahan misalnya dengan pemberian gaji/ insentif atau
fasilitas atau dapat berwira usaha.
Perkembangan desa siaga perlu di pantau dan di evaluai berkaitan dengan
ini kegiatan-kegiatan desa siaga perlu di catat oleh kader, misalnya dalam
buku register UKBM (contohnya system informasi posyandu ).
E.
Cara Melaksanakan Kegiatan
Pengembangan desa siaga dilaksanakan dengan
membantu/memfasilitasi/mendampingi masyarakat untuk menjalani proses
pembelajaran melalui siklus atau spiral pemecahan masalah yang
terorganisasi dan dilakukan oleh forum masyarakat desa (pengorganisasian
masyarakat), yaitu dengan menempuh tahap berikut .
1. Mengidentifikasi masalah, penyebab masalah, dan sumber daya,
yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi masalah.
2. Mendiagnosis masalah dan merumuskan alternatif pemecahan
masalah.
3. Menetapkan alternatif pemecahan masalah yang layak
merencanakan dan melaksanakannya.
4. Memantau, mengevaluasi, dan membina kelesatarian upaya yang
telah dilakukan.
Dalam pengembangan desa siaga juga sangat diperlukan forum
komunikasi masyarakat yaitu terbagi menjadi empat money dan pelaporan,
musyawarah mufakat desa, gerakan masyarakat desa, survey mawas diri.

Pengembangan tim petugas


Langkah ini merupakan awal kegiatan, sebelum kegiatan lainnya
dialaksanakan. Tujuan langkah ini adalah persiapan para petugas kesehatan yang
berada di wilayah puskesmas, baik petugas teknis maupun petugas administrasi.
Persiapan para petugas ini dapat berbentuk sosialisasi, pertemuan, atau
pelatihan yang bersiafat konsolidasi, yang di sesuaikan dengan kondisi setempat.
Keluaran atau out put dari langkah ini adalah para petugas yang memahami tugas
dan fungsinya, serta siap bekerja sama dalam satu tim untuk melakukan
pendekatan kepada tokoh masyarakat.
2) Pengembangan tim di masyarakat
Tujaun langkah ini adalah mempersiapakan para petugas, tokoh
masyarakat, dan masyarakat (forum masyarakat desa ) agar mereka mengetahui
dan mau bekerja sama dalam satu tim untuk mengembangkan desa siaga.
Langkah ini, termasuk kegiatan advokasi kepada para penentu kebijakan,
bertujuan agar mereka mau memberi dukungan, baik berupa kebijakan atau
anjuran, persejuan, dana, maupun sumber daya lain sehingga pengembangan
desa siaga dapat berjalan denag lancar. Penfdekatan pada tokoh – tokoh
masyarakat bertujuan agar mereka memahami dan mendukung ,khususnya dalam
membentuk opini masyarakat guna menciptakan iklim yang kondusif bgi
pengembangan desa siaga.
3) Survei Mawas Diri
Survei Mawas Diri (SMD) atau telah mawas diri (TMD) atau Comunity Self
Survei (CSS) bertujuan agar tokoh masyarakat mampu melakukan telah mawas
diri untuk desanya. Survei harus dilakukan oleh tokoh-tokoh masyarakat setempat
dengan bimbingan tenaga kesehatan.
Keluaran atau output dari SMD ini berupa identifikasi masalah kesehatan
dan daftar potensi di desa yang dapat di dayagunakan dalam mengatasi masalah-
masalah kesehatan tersebut,termasuk dalam rangka membangun poskedes.
Bentuk :
-Curah Pendapat
-Pengisisan Kartu Mawas Diri
-Observasi lapangan dll
- Penyajian Data berupa : - Data masalah
- Data potensi
4) Musyawarah masyarakat desa
Tujuan penyelenggaraan musyawarah masyarakat desa (MMD) ini adalah
mencari alternatif penyelesaian,masalah kesehatan dan upaya membangun
poskesdes di kaitkan dengan potensi yang dimiliki desa.Disamping itu,untuk
menyusun rencana jangka panjang pengembangan desa siaga.
Data serta temuan lain yang diperoleh pada saat SMD
disampaikan,biasanya adalah daftar masalah kesehatan,data potensi serta
harapan masyarakat.Hasil pendataan tersebut dimusyawarahkan untuk
menentukan prioritas,serta langkah-langkah solusi untuk pengembangan
poskesdes dan pengembangan desa siaga.
5.) Penilaian Kriteria Desa Siaga Aktif
F.
Sasaran
Sasaran pembinaan adalah 16 Desa yang ada di wilayah Puskesmas
Pekuncen
G.
Jadwal
Jadwal Kegiatan dilakukan dari bulan Juli sampai Desember 2016
H.
Evaluasi Pelaksanaan dan Pelaporan
Kegiatan ini dilaksanakan oleh petugas promosi kesehatan Pekuncen dengan
dibantu oleh bidan desa maupun pemegang program lainnya, dan menjadi
tanggungjawab petugas promosi kesehatan Puskesmas Pekuncen.
I.
Pencatan, Pelaporan dan Evaluasi
Tersusun laporan kegiatan penyuluhan kesehatan. Dan laporan di serahkan ke
kepala Pukskesmas dan Dinas Kesehatan Banyumas
Mengetahui
Kepala Puskesmas Pekuncen
Mengetahui, Tambangan, Januari 2020
Kepala Puskesmas Baruh Jaya Petugas Promosi Kesehatan

Syamsudin Mairi, SKM Hj. Zaenatasiah Eka WA., SKM., M.Kes


NIP. 19760511 200312 1 008 NIP. 19820131 201001 2 012

Anda mungkin juga menyukai