RESUME PROSES ANALISIS PEKERJAAN DAN MANAJEMEN BAKAT
1. PROSES MANAJEMEN BAKAT
Manajemen bakat mempunyai arti berbeda bagi orang yang berbeda. Ketika banyak manajer zaman sekarang mengatakan “manajemen bakat” mereka hanya mengartikannya sebagai mengelola dengan cara tertentu untuk mendapatkan, memperbaiki, dan mempertahankan karyawan terbaik mereka. Misalnya, “marilah kita memastikan bahwa kita mempunyai praktik retensi sehingga kita tidak kehilangan bakat yang berharga”. Manajemen bakat adalah proses yang berorientasi terhadap sasaran yang merupakan integrasi dari proses perencanaan, perekrutan, pengembangan, pengelolaan dan pemberian kompensasi terhadap karyawan Manajer yang mempunyai prespektif manajemen bakat: a. Memperlakukan aktivitas manajemen bakat seperti perekrutan dan pelatihan sebagai hal yang berkaitan. Sebagai contoh: mempunyai karyawan dengan ketrampilan ysng tepat sangat bergantung pada perekrutan, pelatihan, dan kompensasi serta pada pengetesan pelamar. b. Memastikan bahwa semua keputusan manajemen bakat (seperti penyusunan staf, pelatihan dan bayaran) terarah pada sasaran. Dengan kata lain, bertanya “tindakan perekrutan, pengetesan, pelatihan atau bayaran apakah yang harus saya ambil untuk menghasilkan kompetensi karyawan yang kita butuhkan untuk mencapai sasaran strategis kita? c. Secara konsisten menggunakan “profil” ketrampilan, pengetahuan, dan perilaku (kompetensi) manusia yang dibutuhkan yang sama untuk merumuskan rencana perekrutan pekerjaan serta untuk mengambil keputusan seleksi, pelatihan, penilaian, dan kompensasi untuknya. Sebagai contoh: jika, mendesain aplikasi perangkat lunak yang kompleks adalah ketrampilan teknisi perangkat lunak yang dibutuhkan, ajukan pertanyaan wawancara untuk menilai kandidat pada ketrampilan ini; latih karyawan baru tersebut untuk meningkatkan ketrampilan ini dan kemudian nilai dan kompensasi orang tersebut berdasarkan kecakapannya. d. Secara aktif melakukan sementasi dan mengelola karyawan. Sebagai contoh: Accenture merekomendasikan untuk mengidentifikasi karyawan perusahaan yang “kritis misi” dan kemudian mengelola pengembangan dan imbalan mereka secara terpisah dari karyawan perusahaan lainnya. e. Secara aktif mengoordinasikan atau mengintegrasikan fungsi manajemen bakat yang telah berjalan seperti perekrutan dan pelatihan. Sebagai contoh: para manajer SDM bertemu untuk memastikan bahwa mereka menggunakan profit ketrampilan yang sama untuk merekrut serta untuk menyeleksi, melatih, dan menilai pekerjaan tertentu, tau menggunakan perangkat lunak manajemen bakat khusus untuk melakukannya.
2. DASAR-DASAR ANALISIS PEKERJAAN
Manajemen bakat dimulai dengan memahami pekerjaan apa yang perlu diisi dan ciri- ciri manusia serta kompetensi karyawan yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan tersebut secara efektif. Analisis pekerjaan (job analysis) adalah prosedur yang Anda gunakan untuk menentukan tugas dari posisi dalam perusahaan dan karakteristik orang yang harus dipekerjakan untuknya. Analisis pekerjaan menghasilkan informasi untuk menulis deskripsi pekerjaan (daftar yang berisi apa yang diminta oleh pekerjaan tersebut) dan spesifikasi pekerjaan (jenis orang yang harus dipekerjakan untuk pekerjaan tersebut). Deskipsi pekerjaan adalah daftar yang berisis tugas, tanggung jawab, hubungan pelaporan, kondisi kerja dan tanggung jawab kepenyeliaan dari suatu pekerjaan (salah satu hasil dari analisis pekerjaan). Spesifikasi pekerjaan adalah daftar yang berisi “ persyaratan manusia” dari suatu pekerjaan, yaitu pendidikan, ketrampilan, keprbadian dan sebagainya yang diperlukan. Hampir setiap tindakan yang berkaitan dengan personel- mewawancarai pelamar, melatih dan menilai karyawan. Misalnya; membutuhkan pengetahuan mengenai apa yang diminta oleh pekerjaan tersebut dan ciri-ciri manusia yang dibutuhkan seseorang untuk melakukan pekerjaan tersebut dengan baik. Penyelia atau spesialis sumber daya manusia biasanya mengumpulkan satu atau lebih dari jenis informasi berikut ini melalui analisa pekerjaan : Aktivitas Kerja. Informasi mengenai aktivitas kerja aktual dari pekerjaan tersebut, seperti membersihkan, menjual, mengajar atau melukis. Daftar ini juga meliputi bagaiman, mengapa dan kapan pekerjaan melakukan setiap aktivitas tersebut. Perilaku Manusia. Informasi mengenai perilaku manusia yang dibutuhkan pekerjaan tersebut, seperti merasakan, mengkomunikasikan, mengangkat berat atau berjalan jarak jauh. Mesin, Alat-alat, Perlengkapan dan Bantuan Kerja. Informasi mengenai alat-alat yang digunakan, material yang diproses, pengetahuan yang ditangani atau diterapkan (seperti keuangan atau hukum) dan layanan yang diberikan (seperti memberikan penyuluhan). Standar Kinerja. Informasi mengenai standar kinerja pkerjaan tersebut (misalnya dalam hal tingkat kuantitas atau kualitas untuk setipa tugas). Konteks Pekerjaan. Informasi mengenai hal-hal seperti kondisi kerja fisik, jadwal kerja, insentif (misalnya dengan siapa karyawan berinteraksi). Persayaratan Manusia. Informasi seperti pengetahuan atau ketrampilan (pendidikan, pelatihan, pengalaman kerja) dan atribut personal yang dipersyaratkan (kecerdasan, kepribadian, minat). *Penyelia atau lebih dikenal dengan istilah inggrisnya supervisor adalah seseorang yang diberikan tugas dalam sebuah perhimpunan perusahaan sebagaimana ia mempunyai kuasa dan wewenang untuk mengeluarkan perintah kepada rekan kera bawahannya. Kegunaan Informasi Analisis Pekerjaan Perkrutan dan seleksi. Informasi mengenai tugas yang diminta oleh pekerjaan dan karakteristik manusia yang dibutuhka untuk melakukan aktivitas ini guna membantu manajer memutuskan tipe orang yang harus direkrut dan dipekerjakan. Pemenuhan CEO. Analisis pekerjaan menjadi krusial dan berfungi untuk memvalidasi semua praktik utama SDM. Penilaian kinerja. Penilaian kinerja membandingkan kinerja aktual setiap karyawan dengan standar tugas dan kinerjanya. Manager menggunakan analisis pekerjaan untuk mempelajari apa saja tugas dan standar ini. Kompensasi. Kompensasi (seperti bonus dan gaji) biasanya tergantung pada tingkat ketrampilan dan pendidikan yang dibutuhkan oleh pekerjaan, bahaya keselamatan, tingkat tanggung jawab,. Pelatihan. Deskripsi pekerjaan menyebutkan tugas spesifik dan ketrampilan yang dipersyaratkan oleh pekerjaan, sehingga dapat menentukan jenis pelatihan yang dibutuhkan untuk pekerjaan tersebut. Melakukan Analisis Pekerjaan Terdapat 6 langkah pekerjaan dalam melakukan analisis pekerjaan terhadap suatu pkerjaan. Langkah 1 Memutusakan bagaimana Anda akan menggunakan informasi tersebut Beberapa teknik pengumpulan data seperti mewawncari karyawan berguna intuk menulis deskripsi pekerjaan. Teknik lainnya seperti kuisioner analisis posisi yang akan kita deskripsikan belakangan, memberikan peringkat numerik untuk setiap pekerjaan; peringkat ini dapat digunakan untuk membandingkan pekerjaan-pekerjaan dengan tujuan kompensasi. Langkah 2 Meninjau informasi latar belakang yang relevan seperti bagan organisasi dan bagan proses Penting untuk memahami konteks dari pekerjaan. Sebagai contoh, bagan organisasi memperlihatkan divisi kerja seluruh organisasi dimana pekerjaan tersebut masuk kedalam tempatnya dalam organisasi secara keseluruhan. Bagan harus memperlihatkan jabatan dari setiap posisi dan dengan garis-garis yang saling berhubungan menunjukkan siapa melapor kepada siapa dan dengan siapa pemegang pekerjaan tersebut berkomunikasi. Bagan proses memberikan gambaran terperinci mengenai aliran kerja. Bagan proses untuk untuk menganalisa Aliran Kerja Suatu Pekerjaan Petugas kendali mutu harus meninjau komponen dari pemasok, memeriksa komponen yang diberikan kepada manajer pabrik dan memberikan informasi mengenai komponen kepada manajer tersebut. Yang terakhir deskripsi pekerjaan yang ada dapat memberikan titik awal untuk merevisi deskripsi pekerjaan. Langkah 3 Memilih posisi representatif Manajer pada titik tertentu harus memilih posisi tertentu untuk difokuskan. Sebagai contoh, untuk menganalisis pekerjaan perakitan, mungkin kita perlu menganalisis pekerjaan dari 200 pekerja perakitan dalam perusahaan; alih-alih hanya sampel dari 10 pekerjaan. Langkah 4 Menganalisis pekerjaan secara nyata Secara singkat, proses analisis pekerjaan melibatkan penyambutan setiap pemegang pekerjaan; secara singkat menjelaskan proses analisis pekerjaan dan peran peserta dalam proses ini; meluangkan 15 menit untuk mewawancarai karyawan guna mendapatkan kesepakatan pada rangkuman dasar dari pekerjaan tersebut; mengidentifikasi area tanggung jawab yang luas dari pekerjaan tersebut, seperti memanggil klien potensial dan kemudian secara interaktif mengidentifikasi kewajiban/ tugas spesifik dalam setiap area dengan menggunakan salah satu metode yang akan kita bahas tidak lama lagi. Langkah 5 Memverifikasi informasi analisis pekerjaan dengan pekerja yang melakukan pekerjaan tersebut dengan spesialis langsungnya Langkah ini akan membantu mengonfirmasi bahwa informasi (misalnya, tugas dari pekerjaan tersebut) secara aktual benar dan lengkap untuk membantu mendapatkan penerimaan dari mereka. Langkah 6 Mengembangkan deskripsi pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan Deskripsi pekerjaan menyebutkan tugas, aktivitas dan tanggung jawab dari pekerjaan tersebut serta fitur-fitur pentingnya, seperti kondisi kerja. Spesifikasi pekerjaan merangkum kualitas, ciri-ciri ketrampilan dan latar belakang personal yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.
3. METODE UNTUK MENGUMPULKAN INFORMASI ANALISIS PEKERJAAN
a. Wawancara Wawancara analisis pekerjaan berkisar dari wawancara yang tidak tersetruktur hingga wawancara yang tersetruktur yang berisis ratusan hal spesifik yang harus ditanyakan. Manajer dapat melakukan wawancara individual dengan setiap karyawan, wawancara kelompok dengan sekelompok karyawan yang memiliki pekerjaan yang sama dan atau wawancara penyelia dengan seorang atau lebih penyelia yang mengetahui pekerjaan tersebut. Peserta wawancara harus memahami alasan dilakukannya wawancara tersebut. Terdapat kecenderungan bagi pekerja untuk memandang wawanacara seperti ini, secara benar maupun keliru, sebagai evaluasi efisiensi. Jika demikian, peserta wawancara mungkin enggan untuk mendeskripsikan pekerjaan mereka secara aktual. Pedoman Wawancara Bangun hubungan dengan peserta wawancara. Kenali nama orang tersebut, bicaralah dengan cara yang mudah dipahami, secara singkat menyampaikan maksud dari wawancara tersebut, dan jelaskan bagaimana orang tersebut terpilih untuk wawancara. Gunakan pedoman terstruktur yang menyebutkan pertanyaan-pertanyaannya dan memberikan ruang untuk jawabannya. Pastikan bahwa Anda tidak melewatkan aktivitas yang krusal tetapi tidak sering dilakukan- seperti tugas berkala perawat di ruang gawat darurat. Mintalah pkerja untuk menyebutkan tugas-tugasnya dan urut-urutan kepentingannya dan frekuensi terjadinya. Setelah menyelasaikan wawancara tersebut, tinjaulah informasi tersebut dengan penyelia langsung pekerja tersebut dan dengan peserta wawancara. b. Kuesioner Meminta karyawan mengisis kuisioner untuk mendiskripsikan tugas dan tanggung jawab mereka merupakan cara lain yang bagus untuk mendapatkan informasi analsis pekerjaan. Beberapa kuesioner merupakan daftar cek tersetruktur. Disini, setiap karyawan mendapatkan inventory yang mungkin terdiri atas ratusan kewajiban atau tugas spesifik (seperti, mengubah dan menyambung kabel). Ia harus mengindikasikan apakah ia melakukan setiap tugasnya dan jika iya, berapa banyak waktu yang biasanya dihabiskan untuk masing-masing pkerjaan. Disisi lain, kuesioner tersebut mungkin hanya berisi pernyataan “deskripsikan tugas utama dari pekerjaan Anda”. c. Observasi Observasi langsung terutama berguna ketika pekerjaannya sebagian besar terdiri atas aktivitas fisik yang dapat diamati- pekerja lini perakitan dan pekerja akuntansi merupakan contohnya. Namun, observasi bisanya tidak sesuai ketika pekerjaannya menuntut banyak aktivitas mental (pengacara, teknisi desain). Observasi juga tidak berguna jika karyawan hanya sesekali terlibat dalam aktivitas penting, seperti perawat yang menangani keadaan darurat. d. Catatan Harian/ Log Peserta Metode lainnya adalah untuk meminta pekerjaan membuat catatan harian/ log (diary). Disini untuk setiap aktivitas yang terlibat, karyawan mencatat aktivitas tersebut (bersama dengan waktunya) dalam sebuah log. Beberapa perusahaan memberi karyawan mesin dikte saku dan pejer. Kemudian, pada waktu acak dalam sehari, mereka memanggil pekerja tersebut yang akan mendiktekan apa yang mereka lakukan pada waktu itu. e. Taknik Analisis Pekerjaan Kuantitatif Metode kualitatif seperti wawancara dan kuesioner tidak selalu cocok untuk digunakan. Sebagai contoh, jika tujuan Anda adalah untuk membandingkan pekerjaan untuk tujuan pembayaran, daftar tugas saja tidak akan memadai. Anda perlu mengatakan bahwa pada praktiknya, pekerjaan A dua kali lebih menantang dari pekerjaan B, dan karenanya bayarnnya bernilai dua kali lipatnya. Untuk melakukan hal ini, akan membantu untuk mempunyai peringkat kuantitatif untuk setiap pekerjaan. Kuesioner analisis posisi dan pendekatan departement tenaga kerja merupakan metode kuantitatif untuk melakukannya. *kuesioner analisis posisi adalah kuesioner yang digunakan untuk mengumpulkan data mengenai tugas-tugas dan tanggung jawab berbagai jenis pekerjaan. f. Metode analisis pekerjaan elektronik Pemberi kerja semakin mengandalkan metode analisis pekerjaan elektronik atau berbasis situs jejaring. Sebagai contoh, manajer atau analis pekerjaan dapat menggunakan jejaring untuk meninjau informasi mengenai suatu pekerjaan. Kemudian alih-alih mengumpulkan informasi mengenai suatu pekerjaan melalui wawancara langsung atau kuesioner, analis dapat menggunakan sistem daring untuk mengirim kuesioner pekerjaan kepada ahli pekerjaan (acap kali merupakan pemegang pekerjaan) di loaksi yang jauh.
4. MENULIS DESKRIPSI PEKERJAAN
Hasil yang paling penting dari analisis pekerjaan adalah deskripsi pekerjaan. Deskripsi pekerjaan adalah pernyataan tertulis mengenai apa yang sebenarnya dilakukan oleh pekerja, bagaimana ia melakukannya dan bagaimana kondisi kerja dari pekerjaan tersebut, Anda menggunakan informasi ini untuk menulis sebuah spesifikasi pekerjaan, spesifikasi pekerjaan ini menyebutkan pengetahuan, kemampuan dan ketrampilan yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan tersebut secara memuaskan. Pentingnya Keragaman Sebagian besar orang berasumsi bahwa deskripsi pekerjaan hanya digunakan dalam situasi bisnis, tetapi tidaklah demikian. Bahkan bagi orang tuan yang menginginkan pengasuhan terbaik untuk anak mereka, menulis deskripsi pekerjaan sebelum memperkerjakan pekerja pengasuh anak dapat sangat berguna. Sebagai contoh, karena apa yang dipelajari anak-anak ketika mereka masih sangat muda dapat meramalkan keberhasilan akademis dan karier mereka dimasa depan, memfasilitasi pembelajaran masa kanak-kanak awal merupakan tugas krusial bagi pengasuh. Akan tetapi hanya sedikit orang tua yang menulis deskripsi pekerjaan sebelum merekrut pekerja pengasuh anak. Oleh karena itu banyak dari mereka memperkerjakan orang penting ini tanpa benar-benar memahami apa yang mereka inginkan untuk dilakukan orang ini. Tidak ada fomat standar untuk menulis deskripsi pekerjaan. Namun kebanyakan deskripsi mengandung bagian-bagian yang mencakup: 1) Identifikasi pekerjaan Berisi beberapa jenis informasi. Jabatan pekerjaan menentukan nama dari pekerjaan tersebut, seperti penyelia operasi pemrosesan data, atau pegawai kendali persediaan. 2) Rangkuman pekerjaan Rangkuman pekerjaan harus merangkum inti dari pekerjaan dan hanya meliputi fungsi atau aktivitas utamanya. 3) Tanggung jawab dan tugas Ini merupakan inti dari deskripsi pekerjaan. Bagian ini harus mengahdirkan daftar tanggung jawab dan tugas signifikan dari pekerjaan tersebut. Bagian ini juga mendefinisikan batas otoritas pemegang pekerjaan. Sebagai contoh, pemegang pekerjaan dapat mempunyai otoritas untuk menyetujui permintaan pembelian $5.000, memberikan waktu libur atau cuti, mendisiplinkan personel departement, merekomendasikan peningkatan gaji, dan mewawancarai dan memperkerjakan karyawan baru.
4) Otoritas pemegang jabatan
5) Standar kinerja Bagian standar kinerja meneyebutkan standar yang diharapkan perusahaan dicapai oleh karyawan untuk setiap tugas dan tanggung jawab utama dalam deskripsi pekerjaan. 6) Kondisi kerja 7) Spesifikasi pekerjaan
5. MENULIS SPESIFIKASI PEKERJAAN
Spesifikasi untuk personel Terlatih versus Tidak Terlatih Menulis spesifikasi pekerjaan untuk karyawan terlatih dan berpengalaman relatif langsung. Disini, spesifikasi pekerjaannya cenderung berfokus pada faktor-faktor seperti panjangnya masa kerja sebelumnya, mutu pelatihan yang relevan dan kinerja pada pekerjaan sebelumnya. Permasalahannya menjadi lebih kompleks ketika Anda mengisi pekerjaan dengan orang yang tidak terlatih (dengan maksud untuk melatih mereka pada pekerjaan tersebut). Disini, Anda harus menetapkan kualitas seperti ciri-ciri fisik, kepribadian, minat atau ketrampilan pengindraan yang menyiratkan adanya potensi untuk melakukan pekerjaan tersebut atau untuk dapat dilatih. Jadi untuk pekerjaan yang membutuhkan manipulasi terperinci dalam lini perakitan papan sirkuit, Anda mungkin menginginkan seseorang yang bernilai tinggi pada tes ketangkasan jari. Pemeberian kerja mengidentifikasi pekerjaan manusia dari pekerjaan tersebut baik melalui pendekatan penilaian yang subjektif maupun melalui analisis statistis (atau keduanya). Spesifikasi Berdasarkan pada Penilaian Sebagian besar spesifikasi pekerjaan hanya mencerminkan tebakan terdidik dari orang-orang seperti penyelia dan manajer SDM. Prosedur dasarnya disini adalah untuk menanyakan , “ Apakah yang dibutuhkan dalam hal pendidikan, inteligensi, pelatihan dan sebagainya untuk melakukan pekerjaan ini dengan baik. Spesifikasi Pekerjaan Berdasarkan pada Analisa Statistis Mendasarkan spesifikasi pekerjaan pada analisis statistis alih-alih hanya pada penilaian adalah pendekatan yang lebih dapat dipertahankan tetapi juga lebih sulit. Tujuannya disini adalah untuk menentukan secara statistis hubungan antara : 1. Sejumlah prediktor (ciri-ciri manusia seperti tinggi, inteligensi atau ketangkasan jari) 2. Sejumlah indikator atau kriteria dari efektivitas pekerjaan seperti kinerja yang dinilai oleh penyelia.
Matriks persyaratan Pekerjaan
Matriks persayaratan pekerjaan meliputi tugas utama dari pekerjaan, tujuan dari setiap tugas dan pengetahuan dan ketrampilan yang harus dimiliki seseorang untuk melakukan setiap tugas. Langkah untuk menciptakan Matriks Persyaratan Pekerjaan: Langkah pertama, dengan menulis sebuah pernyataan setiap tugas tersebut, katakanlah 12 tugas dari pekerjaan tersebut. Setiap pernyataan tugas memperlihatkan apa yang dilakukan pekerja pada satu tugas pkerjaan tertentu, bagaimana pekerja teresbut melakukannya, pengetahuan, ketrampilan dan bakat yang diperlukan untuk melakukannya dan tujuan dari tugas tersebut. Langkah kedua, analis pekerjaan mengambil ke 12 pertanyaan tugas yang dihasilkannya untuk 12 tugas dari pekerjaan tersebut. Dan mengelompokkannya menjadi empat atau lima tugas pekerjaan utama. Jadi, keempat tugas pekerjaan utama penjaga kasir dapat mencakup menerima dan mengembalikan pakaian pelanggan, menangani mesin kasir, mengisi pencuci/ pembersih noda ketika mereka absen dan mengawasi penjahit asisten penjaga kasir. Langkah terakhir, analis pekerjaan menyusun semua informasi ini dalam sebuah matriks persyaratan untuk pekerjaan ini.
6. MENGGUNAKAN METODE DAN PROFIL DALAM MANAJEMEN BAKAT
Kebanyakan orang masih menganggap pekerjaan sebagai sekumpulan tugas spesifik yang dilaksanakan seseorang untuk mendaptkan bayaran, tetapi konsep pekerjaan sedang berubah. Sebagai contoh, kerja tim acap kali membutuhkan kita untuk berbagi pekerjaan. Dalam situasi seperti ini, pekerjaan pekerja dapat berubah dari hari ke hari. Oleh karena itu, diandalkannya daftar tugas pekerjaan yang menunjukkan hal-hal spesifik yang Anda harapkan untuk dilakukan pekerja dapat menjadi tidak berarti. Dalam situasi seperti ini, mungkin lebih baik menyebutkan pengetahuan dan ketrampilan apakah yang dibutuhkan seseorang untuk melakukan pekerjaan dalam model kompetensi atau profil pekerjaan. Model kompetensi atau profil pekerjaan menyebutkan pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku yang harus mampu ditampilkan oleh karyawan untuk menyelasaikan pekerjaan mereka. Asumsinya adalah bahwa jika anggota tim yang baru memiliki ketrampilan dan pengetahuan yang diperlukan, ia akan dapat melakukan tugas apapun yang diperlukan oleh pekerjaan tersebut.
Melihat Kompetensi secara Lebih Dekat
Kompetensi adalah karakteristik manusia yang dapat diamati dan diukur yang membuat kinerja dimungkinkan. Untuk menentukan kompetensi apakah yang diperlukan suatu pekerjaan. Tanyakan, untuk melakukan pekerjaan ini secara kompeten, apakah yang harus mampu dilakukan kayawan? Kompetensi biasanya berupa ketrampilan. Ketrampilan untuk sistem teknisi pekerjaan mungkin melalui hal-hal berikut : Mendesain aplikasi perangkat lunak secara kompleks, menetapkan protokol dan menciptakan purwarupa Membentuk landasan persyaratan yang diperlukan untuk secara efisien dan sepenuhnya mengoordinasikan transfer data Bagaimana Menulis Pernyataan Kompetensi Pengungkapan kompetensi yang dibutuhkan oleh pekerjaan adalah serupa dengan analisis pekerjaan tradisional. Dengan kata lain, Anda dapat mewawancarai pemegang pekerjaan dan penyelia mereka, mengajukan pertanyaan terbuka mengenai tanggung jawab dan aktivitas pekerjaan dan mungkin mengidentifikasi insiden kritis yang menunjukan secara tepat kesuksesan pada pekerjaan tersebut. Sebuah pernyataan kompetensi yang berguna acap kali meliputi 3 elemen : 1. Nama dan deskripsi singkat dari kompetensi tersebut. Seperti manajemen proyek seni menciptakan jadwal yang akurat dan efektif 2. Deskripsi mengenai perilaku yang dapat diamati yang mewakili kecakapan dalam kompetensi tersebut. Seperti secara personal bertanggung jawab untuk eksekusi proyek tersebut dan memiliki andil untuk kesuksesan proyek tersebut seacara berkelanjutan mengelola resiko dan ketergantungan proyek dengan mengambil keputusan yang tepat waktu. 3. Tingkat kecapakan Kecakapan Tingkat 1: mengidentifikasi resiko dan ketergantungan proyek dan mengkomunikasikannya secara rutin kepada pemangku kepentingan Kecakapan Tingkat 2: mengembangkan sistem untuk memantau resiko dan ketergantungan dan melaporkan perubahan yang terjadi Kecakapan Tingkat 3: mengantisipasi kondisi dan dampak yang berubah-ubah terhadap resiko dan ketergantungan dan mengambil tindakan preventiif Kecakapan Tingkat 4: secara proakatif mengidentifikasi implikasi dari kondisi bisnis internal dan eksternal terkait terhadap resiko ketergantungan