Anda di halaman 1dari 5

E-ISSN : 2622-304X, P-ISSN : 2622-3031

Available online at:


http://proceedings.stiewidyagamalumajang.ac.id/index.php/progress

Mekanisme Pencatatan Dana Bpjs Dalam Laporan Keuangan


Rumah Sakit Wijaya Kusuma Lumajang Tinjauan Psak No. 45 ( Studi
Kasus Pada Rumah Sakit Wijaya Kusuma Lumajang )
1 2 3
Faillah Tri Utami , Neny Tri Indrianasari , Khoirul Ifa
Program Studi Akuntansi
STIE Widya Gama Lumajang
Email : faillahtriutami89@gmail.com

Abstrak

Pokok masalah penelitian ini adalah adanya hubungan kerjasama antara pihak BPJS dengan
pihak rumah sakit. Hubungan kerjasama tersebut diharapkan dapat meningkatkan mutu
pelayanan rumah sakit, untuk mengetahui bahwa Rumah Sakit bermutu atau tidak hal yang di
lihat adalah dari segi pelayanan dan pelaporan keuangan. Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui mekanisme pencatatan dana BPJS dalam laporan keuangan di Rumah Sakit
Wijaya Kusuma Lumajang.
Jenis metode penelitian ini tergolong metode penelitian kualitatif deskriptif, adapun sumber
data penelitian ini yaitu laporan keuangan Rumah Sakit Wijaya Kusuma Lumajang,
selanjutnya metode pengumpulan data yang digunakan adalah studi kasus dan wawancara
kemudian teknik pengelolaan dan analisis data dilakukan dengan melalui dua tahapan analisis
data selama pengumpulan data dan analisis data setelah pengumpulan data.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mekanisme pencatatan dana BPJS telah sesuai
dengan PSAK No. 45 dan dalam pembuatan laporan keuangan Rumah Sakit Wijaya Kusuma
telah merujuk pada PSAK No. 45. Adapun perbedaan yang ditemukan dalam penelitian ini
ialah perbedaan penyebutan istilah.

Kata kunci : Akuntansi Rumah Sakit, Dana BPJS , Laporan Keuangan, PSAK No. 45,
Mekanisme Pencatatan.

Abstract

The main problem of this research is the existence of a cooperative relationship between the
BPJS and the hospital. The collaboration relationship is expected to improve the quality of
hospital services, to find out that hospitals are of high quality or not what is seen is in terms
of service and financial reporting. This study was conducted to determine the mechanism for
recording BPJS funds in financial statements at Wijaya Kusuma Lumajang Hospital.
This type of research method is classified as descriptive qualitative research methods, while
the data source of this study is the financial statements of Wijaya Kusuma Lumajang
Hospital, then the data collection method used is case studies and interviews then
management techniques and data analysis is done through two stages of data analysis during
collection data and data analysis after data collection.
The results of this study indicate that the mechanism for recording BPJS funds is in
accordance with PSAK No. 45 and in making financial reports Wijaya Kusuma Hospital has
referred to PSAK No. 45. The difference found in this study is the difference in the mention of
terms

Keywords: Hospital Accounting, BPJS Funds, Financial Statements, PSAK No. 45,
Recording Mechanism

Progress Conference Volume 2, July 2019 | 183


E-ISSN : 2622-304X, P-ISSN : 2622-3031
Available online at:
http://proceedings.stiewidyagamalumajang.ac.id/index.php/progress

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kebutuhan dan manfaat akuntansi di era modern ini tidak diragukan lagi bahwa setiap
perusahaan yang bergerak dibidang apapun pasti membutuhkan jasa orang yang bisa
mengaplikasikan ilmu akuntansi ke dalam aktivitas sesuai bidangnya. Seperti halnya rumah
sakit yang mayoritas bekerja sama dengan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) memberikan
dan memastikan masyarakat Indonesia menerima pelayanan kesehatan sejak dini. Maka dari
itu sejak dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 Dan Undang-Undang
Nomor 24 Tahun 2011 Badan Penyelenggara Jaminan Sosial sendiri dibentuk sebagai
penyelenggara program jaminan kesehatan salah satunya adalah program kesehatan
masyarakat, undang-undang tersebut mengatur kerjasama antara pihak Rumah sakit dengan
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. Dengan bekerjasamanya rumah sakit, akuntansi juga
menyediakan ilmu yang mengkategorikan ke dalam akuntansi sektor publik.
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan satu-satunya program pemerintah yang
menyelenggarakan kesehatan masyarakat Indonesia, dan juga merupakan Badan Usaha Milik
Negara yang memang ditugaskan oleh pemerintah untuk mengatasi keluhan-keluhan
kesehatan bagi seluruh masyarakat Indonesia. Fasilitas dari Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial yang disediakan ialah fasilitas yang ada di rumah sakit itu sendiri, tentunya rumah sakit
yang telah melakukan kerja sama, pembayaran transaksi biaya kesehatan dapat dilakukan
dengan menunjukkan kartu peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan
sebagaimana telah di atur dalam Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI)
2008 program jaminan pemeliharaan kesehatan semua akan dialihkan ke Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan yang di selenggarakan sejak tanggal 1 Januari 2014
maka dari itu pelayanan kesehatan benar-benar diharapkan maksimal dalam melayani
pesertanya. Pencatatan keuangan harus jelas dan dicatat pada laporan keuangan oleh kedua
belah pihak pada transaksi tersebut harus disertai bukti tercetak, Hermawan dalam (Meilani
T. & Pusung, 2014).
Organisasi nirlaba adalah organisasi yang tidak bertujuan untuk mendapatkan profit atau suatu
organisasi yang tidak berlandaskan komersil. Karakterisitik organisasi nirlaba salah satunya
menerima kontribusi sumber dana dari pemberi dana yang tidak mengharapkan pengembalian,
pengoperasiannya untuk menghasilkan barang dan jasa bukan untuk mencari laba, pemberi
dana tidak terlibat kepentingan terhadap organisasi. Organisasi non laba menyiapkan satu set
laporan keuangan yang memuat posisi keuangan, laporan aktivitas, laporan arus kas, dan
catatan atas laporan keuangan.
Pada dasarnya laporan keuangan adalah alat komunikasi yang bisa digunakan sebagai
transaksi dan informasi, lebih lagi laporan keuangan dapat digunakan oleh pihak-pihak yang
berkepentingan seperti halnya pemangku kepentingan, investor. Dalam mencatat laporan
keuangan pada hakikatnya, informasi tercatat dari kejadian atau aktivitas aktiva dan tidak
mencatat transaksi yang tidak terjadi. Husnia alam (Repi, Mogi-Nangoi, & Wokas, 2015)
mengatakan bahwa perlunya pertanggungjawaban keuangan dari organisasi nirlaba untuk
menilai kinerjanya. Ketika organisasi melakukan pencatatan transaksi dengan benar dan
melaporkan sesuai waktu yang ditentukan maka organisasi tersebut mendapatkan informasi
yang bermutu, karena kesesuaian memberi efek positif bagi organisasi dan menjadikannya
organisasi yang bermutu. Menurut (Samryn, 2016:4) sistem informasi akuntansi bisa
dirancang secara spesifik untuk penyesuaian tipe organisasi baik organisasi komersil maupun
organisasi non komersil.
PSAK No. 45 tentang laporan keuangan nirlaba, dilihat dari arti kata nirlaba yaitu organisasi
yang pada dasarnya tidak mengharapkan profit, organisasi nirlaba notabennya perusahaan non
profit. Seperti rumah sakit yang bergerak pada bidang nirlaba menangani pasien atau peserta
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan, rumah sakit dituntut mematuhi peraturan

Progress Conference Volume 2, July 2019 | 184


E-ISSN : 2622-304X, P-ISSN : 2622-3031
Available online at:
http://proceedings.stiewidyagamalumajang.ac.id/index.php/progress

yang telah mengikatnya agar meningkatkan pelayanan bagi peserta dengan memperdayakan
sumber daya manusia secara efektif.
Penerapan akuntansi di rumah sakit yang masih belum bisa dikatakan sesuai, alat manajemen
yang sering digunakan sebagai Informasi oleh pihak internal seperti manajer atau direktur
rumah sakit untuk mengambil keputusan dan mengawasi kegiatan rumah sakit sebagai bahan
evaluasi kedepannya. Kesalahan internal yang terjadi biasanya menyangkut pelayanan dan
kualitas informasi yang terkandung dalam laporan keuangan. Laporan keuangan sering kali
menjadi kendala karena masih sulit dipahami dan mempunyai nilai banding laporan keuangan
yang rendah, selain itu masih terdapat kesalahan dalam penginputan data pada program yang
sudah disediakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. Hanya beberapa personil saja
yang menguasai cara kerja sistem, bukan hanya itu pihak rumah sakit terkadang dirugikan
dengan dana yang harus diganti akibat dari kesalahan sumber daya manusianya. Dari uraian
diatas, peneliti mengangkat judul “Mekanisme Pencatatan Dana BPJS Dalam Laporan
Keuangan Rumah Sakit Wijaya Kusuma Lumajang Tinjauan PSAK No. 45 ( Studi Kasus
pada Rumah Sakit Wijaya Kusum Lumajang) ”.

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini berupa studi kasus yang merupakan penelitian menggunakan satu objek
tertentu untuk diteliti, yaitu di Rumah Sakit Wijaya Kusuma Lumajang. Dan data yang akan
diolah ialah laporan keuangan bulanan Tahun 2018 rumah sakit yang sebenarnya. Laporan
keuangan tersebut adalah semacam buku kas untuk menyusun laporan keuangan yang
penyajiannya sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 45.
Penelitian kali ini mengambil rumusan masalah deskriptif yang nantinya dapat memandu
peneliti mengeksplorasi atau memotret situasi sosial yang akan diteliti secara menyeluruh,
luas dan mendalam.
Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif sedangkan paradigma yang
diterapkan ialah paradigma intrepretatif (interpretative paradigm). Pada paradigma
intrepretatif asumsi dasar bahwa kenyataan itu adalah subjektif yakni terdiri dari makna yang
kita berikan kepada diri kita sendiri, orang lain dan segala sesuatu yang terdapat didalam
lingkungan Wuisman dalam (Amil, 2017). Menurut Triyuwono dalam (Meilani T. &
Pusung, 2014) paradigm intrepratatif lebih menekankan pada arti interpretasi seseorang
terhadap sebuah symbol (dalam hal ini adalah akuntansi).
Data yang akan digunakann dalam penelitian ini ialah laporan keuangan bulanan Tahun 2018
Rumah Sakit Wijaya Kusuma Lumajang, dengan menggunakan data primer sebagai
pertimbangan agar kualitas data tersebut dapat terkontrol oleh peneliti. Peneliti juga dapat
mengatasi kesenjangan waktu antara saat dibutuhkan dengan waktu yang tersedia dan
kelebihan menggunakan data primer ialah lebih leluasa dalam menghubungkan penelitiannya
dengan kemungkinan ketersediaan data dilapangan. Teknik pengelolaan analisis data
menggunakan analisis wawancara dan dokumentasi sebagai alat komunikasi dengan obyek
penelitian untuk memahami informasi yang disajikan, alat yang digunakan yaitu standar
akuntansi keuangan dalam hal ini PSAK No. 45.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:
a. Wawancara
b. Dokumentasi
c. Observasi (Pengamatan)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Hasil dan Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis laporan keuangan Rumah Sakit Wijaya Kusuma
Lumajang telah sesuai dengan PSAK No. 45 yang berisi laporan keuangan organisasi nirlaba
meliputi laporan posisi keuangan pada akhir periode laporan (neraca), laporan aktivitas serta

Progress Conference Volume 2, July 2019 | 185


E-ISSN : 2622-304X, P-ISSN : 2622-3031
Available online at:
http://proceedings.stiewidyagamalumajang.ac.id/index.php/progress

laporan aktivitas serta laporan arus kas. Data yang disajikan berupa mekanisme pencatatan
real yang diterapkan oleh pihak Rumah Sakit seperti pada klasifikasi aktiva dan kewajiban
secara umum telah sesuai dengan PSAK No. 45 namun ada perbedaan penyebutan istilah
contoh laporan keuangan Rumah Sakit Wijaya Kusuma Lumajang asset diklasifikasikan
menjadi tiga yaitu asset lancar, asset tetap dan asset lainnya sedangkan pada PSAK No. 45
diklasifikasikan kedalam aktiva lancar dan aktiva tidak lancar.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dan merupakan data primer.. Data
primer yang digunakan berupa laporan keuangan tahun 2018 Rumah Sakit Wijaya Kusuma
Lumajang yaitu terdiri dari laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, laporan arus kas, dan
catatan atas laporan keuangan.
Merujuk kepada literature penelitian lain yang dilakukan oleh Amil, A. M. (2017) bahwa
laporan keuangan yang disajikan sudah sesuai dengan pencatatan PSAK No. 45 namun
penyebutan istilah pada laporan keuangan Rumah Sakit Umum Daerah Sinjai yang diteliti
oleh Amil, A. M. (2017) sudah sesuai dibandingkan dengan istilah-istilah penyebutan laporan
keuangan yang berada di Rumah Sakit Wijaya Kusuma Lumajang.

Table 1. Komponen Laporan Keuangan Entitas Nirlaba


Komponen Lap.
PSAK No 45 Di RS. Wijaya Kusuma Lumajang
Keuangan
Laporan Posisi Keuangan Dalam format laporan posisi Pembuatan laporan posisi keuangan di
keuangan di PSAK No. 45 terdapat Rumah Sakit Wijaya Kusuma Lumajang
elemen perhitungan aktiva yang telah merujuk pada PSAK No. 45 namun
diklasifikasikan dalam aktiva bersih perbedaannya terletak pada elemen
baik yang tidak terikat dan terikat perhitungan ekuitas.
temporer.
Laporan operasional Perbedaan hanya terletak pada Dalam laporan keuangan Rumah Sakit
penyebutan istilah PSAK No. 45 Wijaya Kusuma Lumajang menggunakan
menggunakan istilah laporan istilah laporan operasional.
aktivitas
Laporan Arus Kas Dalam PSAK NO. 45 menyajikan Komponen pelaporan yang digunakan
aktivtas operasional, aktivtas dalam laporan arus kas Rumah Sakit
investasi dan aktivtas pendanaan Wijaya Kusuma Lumajang hanya
menyajikan aktivitas operasional dan
aktivitas pendanaan.
Catatan Atas Laporan Perbedaan hanya terletak pada Dalam laporan keuangan RS. Wijaya
Keuangan penyebutan istilah dan Kusuma Lumajang menggunakan istilah
pengklasifikasiannya PSAK No. 45 biaya dan diklasifikasikan menurut
menggunakan istilah beban dan di penggunaannya.
klasifikasikan menurut
fungsionalnya
Sumber data : Hasil olah data Laporan Keuangan Rumah Sakit Wijaya Kusuma Lumajang
Tahun 2018

Dari data tabel di atas dapat dilihat bahwa penyajian laporan keuangan di Rumah Sakit
Wijaya Kusuma Lumajang telah mengacu pada PSAK No. 45 namun ada beberapa poin yang
tidak sesuai dikarenakan adanya perbedaan penyebutan istilah akun dalam laporan keuangan
Rumah Sakit Wijaya Kusuma Lumajang dan tidak adanya pencatatan dan pengklasifikasian
pada ekuitas dan aktiva pada laporan keuangannya.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya
maka dapat ditarik kesimpulan dalam penulisan skripsi ini.
Bahwa mekanisme pencatatan dana BPJS dilakukan sesuai kebijakan akuntansi yang berlaku
dalam Rumah Sakit Wijaya Kusuma Lumajang dengan dua prosedur pencatatannya yaitu: a).

Progress Conference Volume 2, July 2019 | 186


E-ISSN : 2622-304X, P-ISSN : 2622-3031
Available online at:
http://proceedings.stiewidyagamalumajang.ac.id/index.php/progress

Pertama klaim, dimana dalam klaim tersebut dicatat semua layanan yang telah terjadi dari
pelayanan kepada pasien setelah itu catatan di verifikasi oleh pihak rumah sakit kemudian
dikirim ke BPJS dan diverifikasi kembali untuk menentukan nilai klaim. Setelah ada nilai
klaim maka pihak rumah sakit mengakui nilai klaim tersebut sebagai piutang jasa layanan
yang menambah posisi piutang dalam laporan. b). Kedua, pengakuan jasa layanan BPJS. Hal
ini dicatat dalam laporan keuangan sebagai pendapatan atas jasa layanan ketika pihak rumah
sakit telah melakukan pencairan dana BPJS yang sesuai nilai klaim dan menghapus piutang
BPJS.
Penyusunan laporan keuangan Rumah Sakit Wijaya Kusuma Lumajang Mengacu pada PSAK
No. 45 namun ada beberapa poin yang tidak sesuai dikarenakan perbedaan penyebutan istilah
akun dalam laporan keuangan rumah sakit wijaya kusuma lumajang dan tidak adanya
pencatatan dan pengklasifikasian pada ekuitas dan aktiva dalam laporan keuangan di Rumah
Sakit wijaya Kusuma Lumajang. Lemahnya data yang diperoleh menjadi harapan bagi
peneliti untuk peneliti selanjutnya agar lebih intensive dan lebih dalam menggali informasi.
Sebaiknya bagi lembaga yang bersangkutan agar lebih lagi memperhatikan dalam menyusun
laporan keuangan dan lebih menekankan lagi agar sumber daya manusia dapat mengikuti
revolusi pendidikan dari kurikulum lama sampai kurikulum terbaru, agar penyajian laporan
keuangan Lembaga menjadi lebih baik sehingga publik dapat memahami isi dari laporan
keuangan.

DAFTAR PUSTAKA
Amil, A. M. (2017). Mekanisme Pencatatan Dana BPJS Dalam Laporan Keuangan Rumah
Sakit Umum Sinjai Tinjauan PSAK No. 45. Jurnal Akuntansi.
Ghozali, I., & Chariri, A. (2015). Teori Akuntansi International Financial Reporting System
(IFRS). Semarang: Universitas Diponegoro.
Yatminiwati, M. (2017). Implementasi Pengelolaan Dan Penatausahaan Keuangan Desa
Berdasarkan Permendagri No. 113 Th. 2014 Tentang Pengelolaan Keuangan
Desa. ASSETS: Jurnal Ilmiah Ilmu Akuntansi, Keuangan dan Pajak, 1(1), 1-
10.Hendrawan, R. (2010). Analisis Penerapan PSAK No. 45 Tentang Pelaporan
Keuangan Organisasi Nirlaba Pada Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang
Berstatus Badan Layanan Umum. Jurnal Akuntansi.
Kristy, B. A. (2017). Penyusunan Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba Berdasarkan
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 45 (Studi Kasus : Yayasan Bina
Bhakti). Jurnal Akuntansi.
Mamesah, M. (2013). Penerapan PSAK No. 45 pada GMIM Efrata Sentrum Sonder
Kaitannya Dengan Kualitas Informasi Laporan Keuangan. Jurnal EMBA.
Martani, D., Siregar, S. V., Wardhani, R., Farahmita, A., & Tanujaya, E. (2017). Akuntansi
Keuangan Menengah Berbasis PSAK Edisi 2-Buku 1. Jakarta Selatan: Salemba Empat.
Meilani T., A. N., & Pusung, R. J. (2014). Penerapan Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba
Berdasarkan PSAK No.45 Pada Panti Sosial Tresna Werdha Hana. Jurnal Akuntansi.
Renyowijoyo, M. (2013). Akuntansi Sektor Publik, Organisasi Non laba. Jakarta: Mitra
Wacana Media.
Repi, W., Mogi-Nangoi, G. B., & Wokas, H. (2015). Analisis Penerapan PSAK No. 45
(Revisi 2011) Tentang Pelaporan Keuangan Entitas nirlaba Pada STIKES
Muhammadiyah Manado. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi.
Samryn, L. M. (2016). Pengantar Akuntansi Buku 2 Metode Akuntansi Untuk Elemen
Laporan Keuangan Diperkaya dengan Perspektif IFRS & Perbankan. Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada.
Sanusi, A. (2011). Metodologi Penelitian Bisnis. Jakarta Selatan: Salemba Empat.
Sugiyono. (2014). Metodologi Peneltian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
ALFABETA, CV.

Progress Conference Volume 2, July 2019 | 187

Anda mungkin juga menyukai