Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Ilmiah Kesehatan (JIK) Vol IX, No.

2, September 2016 ISSN 1978-3167

Kadar Gula Darah Sebelum dan Sesudah Melaksanakan Senam Diabetes pada Pasien
Diabetes Melitus Tipe II

Andri Nugraha, Engkus Kusnadi, Sigit Subagja


STIKes Karsa Husada Garut
Jl. Nusa Indah No. 24 Garut- Jawa Barat
Telp. (0262) 235860, Email :andrinugraha@outlook.com

Abstrak. Angka Kejadian diabetes mellitus di Indonesia terus meningkat dan merupakan salah satu
penyakit yang paling banyak di derita oleh masarakat Indonesia.Penatalaksanaan diabetes mellitus
dengan caralima pilar utama, diantaranya senam diabetes. Tujuan umum penelitian ini adalah
mengetahui perbedaan kadar gula darah sebelum dan sesudah melaksanakan senam diabetes pada pasien
DM Tipe II di Poliklinik penyakit dalam RSUD dr. Slamet Garut. Senam diabetes adalah latihan fisik
aerobik bagi penderita diabetes dengan serangkaian gerakan yang dipilih secara sengaja dengan cara
mengikuti irama musik yang dipilih sehingga melahirkan ketentuan ritmis, kontinuitas dan durasi
tertentu untuk mencapai tujuan tertentu. Desain penelitian quasi eksperimen.. Teknik pengambilan
sampel purposive sampling, dengan jumlah sampelberjumlah24 orang. Dalam penelitian ini dilakukan 2
kali pengukuran gula darah yaitu sebelum (data medrec) dan sesudah melaksanakan senam diabetes.Alat
yang digunakannyaGluco Meter. Hasil penelitian didapatkan rata-rata kadar gula darah sebelum senam
diabetes 164,50mg/dl dan sesudah senam diabetes 145,13 mg/dl. Hasil uji statistik memperlihatkan
bahwa nillai P-value sebesar 0,0005 yang lebih kecil dari nilai α (0,05). Hal ini memberi informasi untuk
menolak H0, sehingga disimpulkan terdapat perbedaan kadar gula darah sebelum dan sesudah senam
diabetes.Penelitian diharapkan menJadi tambahan informasi untuk tetap menjadwalkan senam yang
sudah rutin dilaksanakan.
Kata kunci : Perbedaan, Kadar Gula Darah dan Senam, Diabetes

Blood Sugar Levels Before and After Implementing Gymnastics Diabetes in Patients with Type
II Diabetes Mellitus
Abstract. Incidence of diabetes mellitus in Indonesia increase every years and is one of the most diseases in
Indonesia. Management of diabetes mellitus by the five key pillars, including gymnastics diabetes. The general
objective of this study was to determine differences in blood sugar levels before and after carrying out physical
exercis in patients with Type II diabetes medicine at the Polyclinic dr. Slamet Garut. Physical exercise is aerobic
exercise for diabetics with a series of movements that have deliberately by following the rhythm of the selected
music that gave birth to the provisions of rhythmic, continuity and a certain duration to achieve certain goals.
The designstudy used quasi experiment and use purposive sampling technique, with a sample totaling 24 people.
In this study conducted two times the measurement of blood sugar that is before and after aerobic exercise for
diabetes. Equipment used Gluco Meter. The result showed the average blood sugar level before diabetes gymnastic
164.50 mg / dl and after exercise diabetes 145.13 mg / dl. Statistical test results showed that nillai P-value of
0.0005 which is smaller than the value α (0.05). It gives information to reject H0, so it concluded there is no
difference in blood sugar levels before and after exercise diabetes. The study is expected to be additional
information to keep to schedule a routine exercise that has been carried out.
Keywords: Difference, Blood Sugar,aerobic, diabetes

Pendahuluan
Diabetes Mellitus merupakan salah adanya peningkatan kadar gula dalam darah
satu penyakit yang dapat diturunkan pada akibat kurangnya insulin baik absolut
saat ini dengan angka kejadian yang paling maupun relatif (Soegondo, 2009).
banyak terjadi selain penyakit jantung dan Hasil penellitian menunjukkan
stroke (PERKENI, 2011). Diabetes Mellitus adanya peningkatan angka prevalensi
adalah sekumpulan gejala yang timbul pada diabetes melitus di dunia. Data dari WHO
seseorang yang disebabkan oleh karena menunjukkan bahwa pada tahun 2000

School of Health Science Muhammadiyah_Pekajangan_Pekalongan


Jurnal Ilmiah Kesehatan (JIK) Vol IX, No.2, September 2016 ISSN 1978-3167

prevalensi DM pada semua kelompok umur Hasil penelitian menunjukan bahwa


di seluruh dunia 2,8% diperkirakan menjadi latihan fisik (olahraga) yang teratur bersama
4,4% pada 2030. Pada tahun 2003 WHO dengan perencanaan makan yang tepat dan
memperkirakan 194 juta jiwa atau 5,1% dari penurunan berat badan merupakan
3,8 miliar penduduk dunia berusia 20-79 penatalaksanaan diabetes yang dianjurkan4
tahun mengidap penyakit DM dan pada kali/minggu (llyas, 2005). Penelitian oleh
tahun 2025 akan meningkat menjadi 333 Margatan (2007) mengatakan bahwa latihan
juta jiwa. Pada tahun 2004 terdapat 1,1 juta fisik minimal selama 3 bulan dapat
(1,9%) dari kematian global disebabkan oleh menyebabkan terjadinya penurunan
DM dan jumlah penderita sebanyak 220,5 tekanan darah serta glukosa darah.
juta. Pada tahun 2011 terjadi peningkatan Olah raga yang danjurkan salah
penderita DM menjadi 346 juta dan lebih satunya yaitu Latihan fisik aerobik,karena
dari 80% terdapat di negara berkembang. kebutuhan oksigen selama kerja harus terus
Menurut WHO, International Diabetes terpenuhi oleh tubuh, sehingga sistem
Federation (IDF) menyatakan pada tahun transport oksigen, yang terutama terdiri dari
2007 terdapat 246 juta penduduk dunia paru-paru,jantung dan pembuluh darah
menderita DM dan diperkirakan akan diharuskan bekerja intensif secara terus
meningkat mencapai 380 juta pada tahun menerus organ-organ yang penting yang
2025. Selain itu,angka kejadian pada tahun bekerja dan pengeluaran energi berlangsung
2010 terdapat 285 juta atau 6,4% pada cukup efektif (Santoso, 2005).
penduduk usia 20-79 tahun menderita DM. Senam diabetes adalah latihan fisik
Angka ini diperkirakan akan meningkat aerobik bagi penderita diabetes dengan
menjadi 438 juta atau 7,7% pada penduduk serangkaian gerakan yang dipilih secara
usia 20-79 tahun pada tahun 2030 sengaja dengan cara mengikuti irama musik
(PERKENI, 2011). sehingga melahirkan ketentuan ritmis,
Menurut WHO jumlah penderita kontinuitas dan durasi tertentu untuk
diabetes mellitus pada tahun 2000 di mencapai tujuan tertentu. Senam diabetes
Indonesia menempati urutan ke-4 terbesar akan lebih baik dilakukan dalam waktu 45
penderita diabetes mellitus sebanyak 8,4 juta menit dengan frekuensi 3-5 kali perminggu
jiwa, sedangkan di provinsi Jawa Barat (Ashadi, 2008). Hasil penelitian Karyana
angka prevalensi kasus DM adalah sebesar (2009) tentang pengaruh senam diabetes
4,2% (PERKENI, 2011). terhadap kadar glukosa darah Diabetes
Penatalaksanaan diabetes mellitus Mellitus Tipe II diPERSADIA RSUD
terdiri dari 5 pilar utama,olah raga atau Sumedang menunjukan bahwa Senam
latihan fisik merupakan salah satu dari diabetes berpengaruh terhadap kadar gula
penatalaksanaan tersebut selain dari diet, darah pasien DM tipe II.
obat-obatan, edukasidan pemantauan, Olah Berdasarkan studi pendahuluan
raga dalam arti gerak fisik atau kerja otot peneliti di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
dapat meningkatkan metabolisme atau Slamet Kabupaten Garut, penderita
pembentukan dan pengeluaran energi tubuh Diabetes Mellitus makin bertambah,
(energi output), mengakibatkan konsumsi dimana data yang didapatkan pada tahun
oksigen dan energi meningkat sekitar 20 kali 2015, didapatkan data bahwa Diabetes
lipat, sehingga penggunaan glukosa juga Mellitus tipe II dikategorikan sebagai
dapat digunakan dalam jumlah besar dengan penyakit unit rawat jalan terbanyak, dengan
tidak membutuhkan sejumlah besar insulin jumlah pasiensebesar 3.376 dan merupakan
karena serat otot menjadi lebih permeabel peringkat ke-1 dari 10 besar kasus di unit
terhadap glukosa akibat kontraksi dari otot rawat jalan RSUD Dr. Slamet (RSUD Dr.
itu sendiri (Soegondo, 2009). Slamet, 2015).Untuk mengantisipasi

School of Health Science Muhammadiyah_Pekajangan_Pekalongan


Jurnal Ilmiah Kesehatan (JIK) Vol IX, No.2, September 2016 ISSN 1978-3167

masalah tersebut, maka RSUD Dr. Slamet Eksperimen yaitu eksperimen yang belum
sejak tahun 2004 mendirikan perkumpulan atau tidak memiliki ciri-ciri rancangan
Persatuan Diabetes Indonesia (PERSADIA) eksperimen yang sebenarnya, dikarenakan
dengan jumlah anggota sampai dengan variabel-variabel yang seharusnya dikontrol
tahun 2015 berjumlah 250 orang. Salah satu dan dimanifulasi sulit ditemukan
program dari PERSADIA adalah setiap hari (Notoatmodjo, 2012). Rancangan penelitian
Jum’at pagi dilakukan kegiatan senam. yang digunakan adalah One Group Pretest
Latihan senam ini dilakukan secara Posttest.Jadi yang dimaksud One Group
terpimpin. Namun dari 250 orang tersebut Pretest Postes disini adalah penelitian ini
yang rutin mengikuti kegiatan senam dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum
diabetes hanya 68 orang atau sekitar 27,2%. senam DM (pretest) dan sesudah senam DM
Berdasarkan wawancara terhadap 10 (posttest) dengan satu kelompok subjek.
pasien yang datang berkunjung ke Poliklinik 2. Populasi dan Sampel
Penyakit Dalam RSUD Dr. Slamet Populasi dalam penelitian ini adalah
Kabupaten Garut, 4 pasien mengatakan pasien DM tipe II yang terdaftar di
selalu mengikuti kegiatan senam selain PERSADIA Kabupaten Garut dan
dapat berolah raga, mereka juga dapat mengikuti senam diabetes, banyak sampel
berkumpul bersama penderita DM Tipe II yang dibutuhkan dalam penelitian ini
lainnya sehingga dapat berbagi cerita dan sebanyak 20 responden yang mengikuti
pengalaman masing-masing. Sedangkan 6 senam diabetes. Adapun teknik sampling
pasien mengatakan tidak pernah mengikuti yang digunakan adalah purposive dengan
senam dengan alasan kecapean mengikuti kriteria sebagai berikut:
kegiatan senam, merasa malas datang Kriteria Inklusi meliputi Pasien penderita
karena tempatnya jauh dari rumah, merasa DM tipe II yang mengikuti senam diabetes
sibuk dengan aktivitas sehari-harinya dan dan terdapat di PERSADIA Garut, Pasien
tidak ada keluarga yang mau mengantar ke DM tipe II yang minum obat sebelum
tempat senam diabetes tersebut. Hasil mengikuti senam diabetes dan Pasien DM
pemeriksaan kadar Gula Darah setelah tipe II yang pola makannya sesuai diet DM,
senam menunjukan dari 4 orang pasien yang yaitu mengkonsumi makanan yang
selalu mengikuti senam adalah 140 mg/dl, mengandung nutrisi tinggi, rendah lemak
118 mg/dl, 110 mg/dl dan 115 mg/dl. Hasil dan rendah kalori.
pemeriksaan kadar Gula Darahdari 6 orang Kriteria Eklusi adalah Pasien penderita DM
pasien yang tidak pernah melakukan senam tipe II yang tidak mengikuti senam diabetes
adalah 164 mg/dl, 178 mg/dl, 154 mg/dl, 162 dan terdapat di PERSADIA Garut, Pasien
mg/dl, 177 mg/dl dan 168 mg/dl. Dengan DM tipe II yang tidak minum obat sebelum
demikian melihat hasil adanya perbedaan mengikuti senam diabetes dan Pasien DM
antara pasien yang suka melakukan senam tipe II yang pola makannya tidak sesuai
dan yang tidak melakukan senam terhadap diet DM.
kadar gula darah, bahwa yang suka
melakukan senam ada perubahan yang baik 3. Variabel Penelitian
untuk kestabilan tubuh dalam mengontrol Variabel Independen: Senam Diabetes dan
kadar gula darah. Variabel Dependen: kadar gula darah pasien
DM Tipe II
Metode Penelitian 4. Tempat Dan Waktu Penelitian
1. Rancangan Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di
Metode penelitian yang digunakan Poliklinik penyakit dalam RSUD dr.
adalah penelitian eksperimen, dengan Slamet Garut mulai dari bulan April
menggunakan desain penelitian Quasi sampai Mei 2016.

School of Health Science Muhammadiyah_Pekajangan_Pekalongan


Jurnal Ilmiah Kesehatan (JIK) Vol IX, No.2, September 2016 ISSN 1978-3167

5. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat 7. Analisa Data
yang digunakan untuk mengukur a. Analisa Univariat
fenomena alam maupun sekitar yang Analisa data dalam penelitian ini
diamati (Sugiyono,2011). Instrument dilakukan secara univariat. Analisa univariat
yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil
adalah Gluco Meter sebagai alat untuk penelitian. Pada analisis ini digunakan
mengukur kadar glukosa darah, arloji distribusi frekuensi dari nilai mean, median,
dan format observasi. Hasil modus, standar deviasi, maksimum dan
pengukuran dibaca pada alat minimum kadar gula darah sebelum dan
glukometer dalam waktu 5-10 detik. sesudah senam diabetes.
6. Teknik Pengumpulan data
Merupakan cara peneliti untuk
mengumpulkan data dalam penelitian b. Analisa Bivariat
sebelum mengumpulkan data, perlu dilihat Analisa bivariat dalam penelitian ini
alat ukur pengumpulan data agar dapat menggunakan Uji T Dependen. Formula uji
memperkuat hasil penelitian (Hidayat, yang digunakannya adalah:
2007). Pengumpulan data diawali dengan
meminta persetujuan Direktur RSUD dr. thitung= d
Slamet Garut tentang izin penelitian S n
mahasiswa, kemudian selanjutnya
dilakukan dengan cara : Keterangan :
a. Menyiapkan sampel untuk dijadikan df = n-1
responden d (debar) = rata-rata selisih/deviasi
b. Memberikan penjelasan tentang pengukuran pertama dan kedua
maksud, tujuan dan kegunaan S = standar deviasi dari nilai d
penelitian kepada responden. n = jumlah sampel
c. Menandatangani persetujuan menjadi Kriteria pengujian adalah bila p value<
responden. alpha dengan derajat kepercayaan 5% (0,05)
d. Memberikan lembar check list setiap maka pengaruh tersebut secara statistik ada
pelaksanaan senam diabetes selama 1 pengaruh bermakna, tetapi jika p value >
bulan. alpha (0,05) maka secara statistik tidak
e. Mengumpulkan lembar check list yang signifikan atau tidak ada pengaruh yang
telah diisi oleh responden. bermakna.
f. Melaksanakan pengukuran kadar gula
darah sewaktu (pre test). HASIL PENELITIAN
g. Membuat kontrak waktu pelaksanaan 1. Analisa Univariat.
senam diabetesselama 1 bulan yaitu 1 Table 1. Distribusi Frekuensi Kadar Gula
kali/minggu dengan tempat di RSUD dr. Darah Sebelum Senam Diabetes
Slamet Garut Kadar Me Standar Minim Maksim
h. Melaksanakan absensi sebelum Gula an Deviasi um um
pelaksanaan senam darah
i. Melakukan pemeriksaan tanda-tanda
vital Sebelu 164
10,750 145 188
j. Mengobservasi pelaksanaan senam 1 m ,50
kali/dalam seminggu.
k. Melaksanakan pengukuran kadar gula Hasil penelitian menunjukan bahwa
darah sewaktu (posttest) Kadar Gula Darah Sebelum Senam Diabetes
Pada Pasien DM Tipe II, distribusi rata-rata

School of Health Science Muhammadiyah_Pekajangan_Pekalongan


Jurnal Ilmiah Kesehatan (JIK) Vol IX, No.2, September 2016 ISSN 1978-3167

kadar gula darah sebelum ditunjukkan didapatkan nillai p value = 0,0000 maka
sebesar 164,50 mg/dl, dengan nilai kadar gula Kriteria pengujian adalah bila p value< alpha
darah terendah adalah 145 mg/dl sedangkan dengan derajat kepercayaan 5% (0,05) maka
nilai kadar gula darah tertinggi 188 mg/dl. disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
kadar gula darah pasien DM tipe II sebelum
Table 2. Distribusi Frekuensi Kadar Gula dan sesudah senam diabetes, dengan adanya
Darah Sesudah Senam Diabetes Pada penurunan kadar gula darah sesudah
Pasien DM Tipe II di Poliklinik melaksanakan senam diabetes.
penyakit dalam RSUD dr. Slamet
Garut
3. PEMBAHASAN
Kadar Mea Standar Minim Maksim 1. Gambaran kadar Gula Darah Sebelum
Gula n Deviasi um um Senam Diabetes Pada Pasien DM Tipe II
darah di Poliklinik penyakit dalam RSUD dr.
Sesudah 145, 16,193 114 176 Slamet Garut
13 Hasil penelitian menunjukan bahwa
Kadar Gula Darah Sebelum Senam Diabetes
Hasil penelitian menunjukan bahwa Pada Pasien DM Tipe II, distribusi rata-rata
Kadar Gula Darah Sesudah Senam Diabetes kadar gula darah sebelum ditunjukkan
Pada Pasien DM Tipe II distribusi rata-rata sebesar 164,50 mg/dl, dengan nilai kadar gula
kadar gula darah sesudah senam diabetes darah terendah adalah 145 mg/dl sedangkan
ditunjukkan sebesar 145,13 mg/dl, dengan nilai kadar gula darah tertinggi 188 mg/dl.
nillai kadar gula darah terendah adalah Data di atas menunjukkan bahwa rata-rata
114mg/dl sedangkan nillai kadar gula darah kadar glukosa darah sebelum senam relatif
tertinggi 176 mg/dl. tinggi, dikarenakan pasien DM tipe II ini
2. Analisis Bivariat masih kurang menyadari akan pentingnya
Table 3. Hasil analisis mengenai diet, latihan jasmani dan obat-obatan bagi
perbedaan Kadar Gula Darah Sebelum penderita DM tipe II. Sebagian besar dari
Senam Diabetes dan Sesudah Senam pasien DM tipe II ini, kurang bisa menjaga
Diabetes Pada Pasien DM Tipe II di diet, khususnya makanan yang manis-
Poliklinik penyakit dalam RSUD dr. manis. Latihan jasmani dilaksanakan secara
Slamet Garut tidak teratur, dengan jadwal latihan senam
di lingkungan Poliklinik penyakit dalam
Kadar Mean Standar P N RSUD dr. Slamet Garut hanya 1 kali dalam
Gula Deviasi Value seminggu, begitu juga dengan obat-obatan
darah yang tidak dimakan dengan teratur.
Sebelum 164,50 10,750 Menurut Guyton dalam Soegondo
Sesudah 145,13 16,193 0,0000 24 (2009) menunjukan bahwa faktor
lingkungan yang menyebabkan terjadinya
Hasil penelitian didapatkan bahwa Diabetes Mellitus Tipe II adalah aktivitas
rata-rata kadar gula darah sebelum atau fisik yang kurang, nutrisi yang berlebihan
sebelum senam diabetes adalah 164,50 mg/dl dan obesitas, diabetes Mellitus tipe II juga
dengan standar deviasi 10,750. Pada akan meningkat disebabkan oleh berbagai
responden yang sama rata-rata kadar gula hal, misalnya bertambahnya usia harapan
darah sesudah atau sesudah senam diabetes hidup, berkurangnya kematian akibat
adalah 145,13 mg/dl dengan standar deviasi infeksi dan meningkatnya faktor resiko yang
16,193. disebabkan oleh gaya hidup yang kurang
Hasil uji statistic dengan
menggunakan uji t-test dependent

School of Health Science Muhammadiyah_Pekajangan_Pekalongan


Jurnal Ilmiah Kesehatan (JIK) Vol IX, No.2, September 2016 ISSN 1978-3167

baik, seperti kegemukan, kurang aktivitas menurunkan berat badan dan dengan olah
fisik dan pola makan yang tidak sehat. raga juga diharapkan dapat menurunkan
Seluruh pasien dengan Diabetes akan berat badan penderita Diabetes Mellitus
mengalmi komplikasi apa bila tidak Tipe II. Olah raga atau latihan fisik
mengikuti diet yang tidak dianjurkan, tidak diperkirakan dapat mengakibatkan
melakukan pengontrolan terhadap kadar konsumsi oksigen dan energi meningkat
gula darah, dan jarang tidak melakukan olah sekitar 20 kali lipat, sehingga penggunaan
raga (Basuki, 2009).Pengelolaan pasien DM glukosa juga dapat digunakan dalam jumlah
tipe II, perlu memperhatikan 5 pilar utama, besar dengan tidak membutuhkan sejumlah
yaitu : perencanaan makan, latihan jasmani, besar insulin. Hal ini diperkirakan karena
obat berkhasiat hipoglikemik, penyuluhan serat otot menjadi lebih permeabel terhadap
dan pemantauan, langkah pertama yang glukosa akibat kontraksi dari otot itu
harus dilakukan adalah pengelolaan non sendiri. Menurut Beamer (2000), jika olah
farmakologis, berupa perencanaan makan raga dilakukan selama 3 bulan dapat
dan kegiatan jasmani, baru kemudian kalau memberikan penurunan kadar trigliserida
dengan langkah-langkah tersebut sasaran sekitar 20%, dan meningkatkan HDL
pengendalian diabetes yang ditentukan sekitar 23%, serta dapat menstabilkan kadar
belum tercapai, dilanjutkan dengan langkah glukosa darah dan tekanan darah.
berikutnya, yaitu penggunaan obat- Pada pasien Diabetes Mellitus,
obatan/pengelolaan farmakologis (Smeltzer latihan fisik merupakan program yang
& Bare, 2007). sangat penting dalam mencegah terjadinya
komplikasi diabetik, karena dengan berolah
2. Gambaran kadar Gula Darah Sesudah raga maka glukosa banyak digunakan oleh
Senam Diabetes Pada Pasien DM Tipe II di otot untuk bergerak secara aktif, dan
Poliklinik penyakit dalam RSUD dr. Glikogen dihati digunakan untuk memenuhi
Slamet Garut glukosa dalam tubuh, sehingga kadar
Hasil penelitian menunjukan bahwa glukosa darah tetap stabil atau menurun
Kadar Gula Darah Sesudah Senam Diabetes, (Smeltzer& Bare 2007).
distribusi rata-rata kadar gula darah sesudah
senam diabetes ditunjukkan sebesar 145,13 3. Perbedaan Kadar Gula Darah Pasien DM
mg/dl, dengan nillai kadar gula darah Tipe II Sebelum dan Sesudah Pelaksanaan
terendah adalah 114mg/dl sedangkan nillai Senam Diabetes di Poliklinik penyakit
kadar gula darah tertinggi 176 mg/dl. Rata- dalam RSUD dr. Slamet Garut.
rata kadar gula darah setelah senam relatif Hasil penelitian didapatkan
turun, dengan rata-rata penurunan sekitar perbedaaan kadar gula darah antara sebelum
23,708% hal ini disebabkan responden sudah dan sesudah pelaksanaan senam diabetes,
teratur mengikuti kegiatan senam yang dengan nilai Pvalue =0,0000 dengan rata-rata
dilaksanakan 3 kali dalam seminggu dengan kadar gula darah sebelum pelaksanaan
durasi 40 menit yang dilaksanakan selama senam diabetes adalah 164,50 mg/dl dengan
1 bulan,pada Diabetes Mellitus Tipe II, olah standar deviasi 10,750. Pada responden yang
raga berperan utama dalam pengaturan sama rata-rata kadar gula darah sesudah
kadar glukosa darah. pelaksanaan senam diabetes adalah 145,13
Menurut Soegondo (2009) secara akut mg/dl dengan standar deviasi 16,193. Maka
pengaruh olah raga adalah menurunkan Kriteria pengujian adalah bila p value< alpha
kadar glukosa plasma dan menurunkan dengan derajat kepercayaan 5% (0,05) maka
penyimpanan energi jaringan, selain itu juga disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
dapat mengembangkan sensivitas insulin kadar gula darah pasien DM tipe II sebelum
dan kontrol glikemik, dengan tanpa dan sesudah senam diabetes.

School of Health Science Muhammadiyah_Pekajangan_Pekalongan


Jurnal Ilmiah Kesehatan (JIK) Vol IX, No.2, September 2016 ISSN 1978-3167

Olah raga pada Diabetes Mellitus tipe Tipe II di Poliklinik penyakit dalam RSUD
II adalah alat terapi untuk pasien dengan dr.Slamet Garut tahun 2016.
atau beresiko terjadinya diabetes dan Penelitian ini diharapkan menjadi
berperan utama dalam pengaturan kadar tambahan informasi bagi pengelola unit
glukosa darah. Pada tipe ini produksi insulin Poliklinik penyakit dalam RSUD dr.
umumnya tidak terganggu terutama pada Slamet Garutuntuk tetap melanjutkan
awal penderita penyakit ini. Masalah utama jadwal senam diabetes di Poliklinik
dari DM tipe II ini adalah kurangnya respon penyakit dalam RSUD dr. Slamet
reseptor insulin terhadap insulin, sehingga Garut.Selain itu bisa digunakan sebagai
insulin tidak dapat masuk kedalam sel-sel masukan bagi evaluasi program kegiatan,
tubuh danotot yang berkontraksi secara dengan melakukan senam diabetes minimal
aktif tidak memerlukan insulin untuk dua kali dalam seminggu
memasukan glukosa kedalam sel karena
pada otot yang aktif sensivitas reseptor DAFTAR PUSTAKA
insulin meningkat, oleh karena itu olah raga Arief Mansjoer, dkk. (2007). Kapita Selekta
pada DM tipe II akan menyebabkan Kedokteran. Jilid 1, Edisi 3. Jakarta :
berkurangnya kebutuhan insulin eksogen. Media Aesculapius FKUI
Namun keuntungan ini tidak berjalan lama Asdie, AH.(2010). Buku Ajar Ilmu Penyakit
jika tidak dilakukan secara kontinyu dan Dalam, Jilid I. Edisi ketiga.Jakarta :
teratur ( Soegondo et al. 2009, Guyton & Balai Penerbit FKUI.
Hall, 2009). Basuki, Endang. (2009). Konseling Medik :
Manfaat olah raga senam pada pasien Kunci Menuju Kepatuhan Pasien.
Diabetes Mellitus menurut Santoso (2007) : Jakarta :Majalah Kedokteran Indonesia
Mengontrol glukosa darah, terutama pada Black, et al. (2007).Medical Surgical Nursing:
DM Tipe II yang mengikuti olah raga secara a psychophysiologic Approach, fourt
teratur maka kadar gula mengalami edition. Philadelphia : Saunders.
perbaikan, sedangkan manfaat olah raga Format referensi elektronik direkomendasi
bagi DM Tipe I masih problematik. oleh Ashadi.(2008), Senam Diabetes,
Menghambat dan memperbaiki faktor resiko tersedia http://www.diabetes.org, 11
penyakit kardiovaskuler yang banyak Januari 2016.
terjadi pada penderita DM, olah raga dapat Format referensi elektronik direkomendasi
membantu memperbaiki keadaan lemak oleh Colberg  Swain. 2008, The
darah, menurunkan kolesterol total, LDL, Physican and Sportmedicine: Exercise
trigliserida dan menaikan HDL kolesterol and Diabetes Control, tersedia
45-65% serta memperbaiki sistem http://www.physsportsmed.com, 12
hemostatik dan tekanan darah. Januari 2016.
Format referensi elektronik direkomendasi
PENUTUP oleh Shahab, A, 2009, Diagnosis dan
Berdasarkan hasil penelitian, analisis Penatalaksanaan Diabetes Mellitus,
dan pembahasan, maka dapat disimpulkan tersedia http://www.perkeni.net,
bahwa Kadar gula darah rata-rata pada diperoleh tanggal 2 Febuari 2016.
pasien DM Tipe II sebelum melakukan Guyton A C & J.E HAll (2009).Fisiologi
kegiatan senam yaitu 164,50mg/dl. Kadar Manusia dan Mekanisme
gula darah rata-rata pada pasien DM Tipe Penyakit.Jakarta : EGC
II setelah melakukan kegiatan senam Harrison. (2011). Prinsip-Prinsip Ilmu
diabetesyaitu 145,13mg/dl. Terdapat Penyakit Dalam.Jakarta : EGC.
perbedaan kadar gula darah pasien DM

School of Health Science Muhammadiyah_Pekajangan_Pekalongan


Jurnal Ilmiah Kesehatan (JIK) Vol IX, No.2, September 2016 ISSN 1978-3167

Hidayat, A. (2007). Metode Penelitian


Keperawatan dan Tehnik Analisa
Data.Jakarta : Salemba Medika
Karyana, (2009). http//.pengaruh-senam-
diabetes-terhadap-glukosa-darah
Diabetes-Melitus-Tipe-II.com (diperolrh
pada tanggal 15 Januari 2016)
Monahan  Neighbors. (2006). Medical
Surgical Nursing : Foundation for
Clinical Practice, 2nd edition. USA :
Sounders Company.
Notoatmodjo.( 2007) Pendidikan dan prilaku
kesehatan. Jakarta : Rineka cipta.
Perkeni.(2011). Konsensus Pengelolaan
Diabetes Melitus di Indonesia.Jakarta :
Yayasan Diabetes Indonesia.
Profil Kesehatan RSUD dr. Slamet Garut
Tahun 2015. RSUD dr. Slamet Garut.
Purwanti, (2010).http//Senam-Diabetes-Tipe
II. com (diper0leh pada tanggal 18
Februari 2016).
Santoso, M. (2006).Senam Diabetes Indonesia
: Persatuan Diabetes Indonesia, seri 2.
Jakarta : Yayasan Diabetes Indonesia.
Soegondo, dkk.(2009).
PenatalaksanaanDiabetes Mellitus
Terpadu.Jakarta : Balai Penerbit
FKUI.
Sugiyono.(2011). Metodologi Penelitian
Administrasi, Edisi ke 14.Bandung : CV
Alfabeta.
Rachmawati. (2010). Hubungan Latihan
Jasmani Terhadap Kadar Glukosa
Darah Pasien Diabetes Melitus Tipe-2.
Smeltzer, S. C., & Bare B. G. ( 2007). Buku
Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner &Suddarth ( Edisi 8 Volume 1).
Jakarta: EGC
Tjokroprawiro, A. (2006). Diabetes Mellitus :
Klasifikasi, Diagnosis dan Terapi.
Jakarta : PT Gramedia.
Valentine, V. (2006).Nursing Management
Patient with Diabetes Mellitus in Medical
Surgical Nursing.Philadelphia : Mosby
VitaHealth.(2006). Diabetes.Jakarta : PT
Gramedia Pustaka Utama

School of Health Science Muhammadiyah_Pekajangan_Pekalongan

Anda mungkin juga menyukai