Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Media Keperawatan: Politeknik Kesehatan Makassar

Vol. 10 No 01 2019
e-issn : 2622-0148, p-issn : 2087-0035

PENGARUH SENAM DIABETES TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH PADA PASIEN DIABETES
MELITUS DI PUSKESMAS BAJENG KECAMATAN BAJENG
KABUPATEN GOWA

INFLUENCE OF DIABETES ON DEGREE OF BLOOD SUGAR RATE IN PATIENTS DIABETES MELITUS IN


PUSKESMAS BAJENG DISTRICT BAJENG DISTRICT GOWA

Lisya Hanifa1, Akulina Semana2,Nasrullah3


Poltekkes Kemenkes Makassar
Lisyahanifa2111@gmail.com

ABSTRAK

Penyakit diabetes melitus merupakan penyakit yang disebabkan terganggunya hormon insulin sehingga
terjadi peningkatan kadar gula dalam darah. Penyakit diabetes melitus ini salah satu penyakit berbahaya di dunia,
penyakit ini tidak dapat disembuhkan tetapi hanya bisa di kontrol dengan cara menurunkan kadar gula dalam darah,
penderita diabetes melitus selalu bertambah setiap tahunnya . Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh
senam diabetes terhadap penurunan kadar gula darah pada pasien diabetes melitus di Puskesmas Bajeng
Kec.Bajeng Kab.Gowa. Penelitian ini menggunakan desain penelitian quasi eksperiment dengan rancangan
penelitian one grup pretest – posttest design. Tehnik pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling
dengan jumlah sampel 30 orang. Penelitian ini menggunakan uji T Berpasangan dengan tingkat kemaknaan < α =
0,05. Dari hasil uji statistik dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh senam diabetes terhadap penurunan kadar gula
darah pada pasien diabetes melitus dengan nilai p = 0,000.

Kata Kunci : Senam Diabetes, Kadar Glukosa Darah

ABSTRACT

Diabetes mellitus disease is caused by disruption of the hormone insulin resulting in increased blood sugar levels.
Diabetes mellitus disease is one of the most dangerous diseases in the world, this disease can not be cured but can
only be controlled by lowering blood sugar levels, people with diabetes mellitus always increase every year. The
purpose of this study to determine the effect of diabetes gymnastics on the decrease in blood sugar levels in patients
with diabetes mellitus in Puskesmas Bajeng Kec.Bajeng Kab.Gowa. This research uses quasi experimental research
design with one group pretest - posttest design. The sampling technique was done by purposive sampling with 30
samples. This research uses paired T test with significance level <α = 0,05. From the results of statistical tests can
be concluded that there is influence of diabetes gymnastics to decrease blood sugar levels in patients with diabetes
mellitus with p value = 0.000.

Keywords: Gymnastics Diabetes, Blood Glucose Level

PENDAHULUAN oleh pankreas. Peningkatan jumlah penderita


diabetes akhir-akhir ini sangat cepat, dan banyak
Penyakit diabetes melitus merupakan diantaranya tidak menyadari betapa seriusnya
penyakit yang disebabkan terganggunya hormon penyakit tersebut, hal ini disebabkan karena
insulin sehingga terjadi peningkatan kadar gula beberapa penderita tidak merasakan timbulnya
dalam darah. Penyakit diabetes melitus ini salah satu gejala-gejala diabetes.
penyakit berbahaya di dunia, penyakit ini tidak dapat Menurut World Health Organization
disembuhkan tetapi hanya bisa di kontrol dengan (WHO), 422 juta orang berusia lebih dari 18 tahun
cara menurunkan kadar gula dalam darah, penderita menderita diabetes melitus pada tahun 2014. Jumlah
diabetes melitus selalu bertambah setiap tahunnya penderita diabetes meningkat antara tahun 1980
(Hidayat, 2013). sampai 2014. Peningkatannya empat kali lebih tinggi
Diabetes melitus adalah suatu penyakit dari 108 juta menjadi 422 orang (2016).
dengan peningkatan glukosa darah di atas International Diabetes Federation (IDF)
normal, dimana kadar glukosa darah diatur memperkirakan di seluruh dunia terdapat sekitar 415
tingkatannya oleh hormon insulin yang di produksi juta atau 8,8% orang dewasa menderita diabetes

8
Jurnal Media Keperawatan: Politeknik Kesehatan Makassar
Vol. 10 No 01 2019
e-issn : 2622-0148, p-issn : 2087-0035

berusia 20-79 tahun, tren ini berlanjut maka di pemakaian glukosa yang berasal dari cadangan
perkirakan 642 juta orang pada tahun 2040 (2015). glikogen hepar. Apabila latihan di tingkatkan lagi,
Indonesia pada tahun 2013, penderita maka sumber tenaga terutama berasal dari asam
diabetes melitus mengalami peningkatan sebesar lemak bebas dan lipolisis jaringan lemak
2,1% lebih tinggi di bandingkan tahun 2007 yaitu (PERSADIA, 2010).
1,1%. Ada beberapa provinsi yang mengalami Berdasarkan data yang di dapatkan peneliti
kenaikan prevelensi yang cukup berarti yaitu Maluku dari pendokumentasian Puskesmas Bajeng 2 bulan
0,5% menjadi 2,1%, Sulawesi Selatan 0,8% menjadi terakhir, data yang diperoleh berjumlah 160 penderita
3,4% dan Nusa Tenggara Timur 1,2% menjadi 3,3% diabetes melitus. Sampel dalam penelitian ini
dan dua provinsi yaitu Papua dan NTB mengalami berjumlah 30 orang yang di jadikan sebagai
penurunan (RISKESDES, 2013). responden dalam penelitian yang sesuai dengan
Sulawesi Selatan tahun 2013 yang di kriteria inklusi dan eksklusi.
diagnosis oleh dokter sebesar 3,4%. Penderita Untuk mengatasi hal tersebut kami perlu
diabetes melitus yang di diagnosis tertinggi terdapat penanganan gula darah terkontrol dan penanganan
di kabupaten Pinrang yaitu sebesar 2,8%, kota Diabetes melitus dengan latihan fisik sehingga tidak
Makassar 2,5%, kabupaten Toraja Utara 2,3% dan terjadi komplikasi. Berdasarkan uraian diatas, penulis
kota Palopo 2,1% (DEPKES, 2015). tertarik untuk melakukan penelitian tentang
Prevalensi penyakit diabetes melitus “pengaruh senam diabetes terhadap penurunan
melitus di kabupaten Gowa provinsi Sulawesi Selatan kadar gula darah pada penderita diabetes melitus di
adalah 3,2% (RISKESDAS, 2013). wilayah kerja puskesmas Bajeng “
Meningkatnya jumlah penderita diabetes ini
dikarenakan kebiasaan gaya hidup yang tidak sehat METODE
misalnya banyak mengkomsumsi makanan
berlemak, sehingga menimbulkan kegemukan dan Penelitian ini merupakan jenis penelitian
berkurangnya aktifitas fisik seperti olahraga yang kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian
membuat metabolisme dalam tubuh yang tidak quasi eksperiment yang bertujuan untuk menjelaskan
sempurna sehingga tidak terkontrolnya kadar gula atau mengklarifikasi terjadinya sebuah hubungan
darah. Penyakit diabetes melitus dapat di cegah jika menjelaskan hubungan sebab sehingga dapat
kita mengetahui dasar-dasar penyakit dengan baik dijadikan sebagai dasar memprediksi sebuah
dan mewaspadai perubahan gaya hidup kita (Bagus, fenomena (Hidayat, 2017). Penelitian ini
2013). Salah satu pilar pengelolaan DM adalah menggunakan rancangan one gruoup pretest-posttes
latihan jasmani. Latihan jasmani merupakan langkah design tanpa kelompok kontrol. Dimana sebelum
awal dalam mencegah, mengontrol dan mengatasi melakukan senam diabetes terlebih dahulu dilakukan
diabetes. Latihan jasmani secara langsung dapat pemeriksaan gula darah pretest senam diabetes
menyebabkan terjadinya peningkatan pemakaian pada responden, setelah itu diberikan perlakuan
glukosa oleh otot yang aktif dan lebih banyak jala-jala berupa senam diabetes. Terakhir dilakukan kembali
kapiler terbuka sehingga lebih banyak tersedia pemeriksaan kadar gula darah post tes senam
reseptor insulin dan reseptor insulin menjadi lebih diabetes pada responden (Hidayat, 2017).
aktif yang akan berpengaruh pada penurunan kadar
glukosa darah pada pasien diabetes (ILYAS, 2013). HASIL
Latihan jasmani merupakan aktivitas yang
Penelitian ini di laksanakan di wilayah kerja
dapat menurunkan kadar glukosa darah salah
puskesmas Bajeng Kecamatan Bajeng Kabupaten
satunya adalah senam diabetes. Senam diabetes
Gowa pada tanggal 5 April – 5 Mei 2018 dengan
adalah senam yang di rancang menurut usia dan
jumlah sampel sebanyak 30 orang dengan
status fisik dan merupakan bagian dari pengobatan
menggunakan purposive sampling yang dilakukan
diabetes melitus. Pada waktu latihan jasmani otot-
sebanyak 4 kali dalam sebulan satu kali seminggu.
otot tubuh, sistem jantung dan sirkulasi darah serta
Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif
pernafasan di aktifkan, sehingga metabolisme tubuh
dengan menggunakan quasi eksperiment dengan pre
dapat menyeimbangkan cairan elektrolit serta asam
test dan post test design, dimana sebelum
basa harus menyesuaikan diri agar otot-otot akan
melakukan senam diabetes terlebih dahulu dilakukan
menggunakan asam lemak bebas dan glukosa
pemeriksaan gula darah, setelah itu diberikan
sebagai sumber tenaga atau energi. Bila latihan
perlakuan berupa senam diabetes dan terakhir di
jasmani di mulai glukosa yang berasal dari glikogen
lakukan kembali pemeriksaan kadar gula darah.
di otot-otot pada waktu latihan jasmani mulai sebagai
Penelitian ini melalui proses pengumpulan
sumber tenaga dan glikogen otot berkurang,
data yang di lakukan pada 5 Mei 2018 dengan
selanjutnya akan terjadinya pemakaian glukosa
menggunakan lembar observasi dan glukometer.
darah dan lemak bebas makin meningkat pula

9
Jurnal Media Keperawatan: Politeknik Kesehatan Makassar
Vol. 10 No 01 2019
e-issn : 2622-0148, p-issn : 2087-0035

Kemudian data diolah dengan program komputer Tabel 4.3


dengan menggunakan uji T Berpasangan dan Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
selengkapnya akan disajikan dalam bentuk tabel Tekanan Darah di Wilayah Kerja Puskesmas Bajeng
distribusi frekuensi diikuti penjelasan dalam bentuk Tahun 2018
narasi.
Tekanan Darah F %
Tabel 4.1 110/70 mmHg 5 16,7
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur 120/80 mmHg 9 30,0
di Wilayah Kerja Puskesmas Bajeng Tahun 2018 130/60 mmHg 1 3,3
Kategori Umur F % 130/80 mmHg 8 26,7
41 – 47 tahun 3 10,0 140/80 mmHg 3 10,0
47 – 53 tahun 1 3,3 150/80 mmHg 3 10,0
170/90 mmHg 1 3,3
53 – 59 tahun 7 23,3 Total 30 100
59 – 65 tahun 9 30,0 Sumber : Data Primer 2018
65 – 71 tahun 8 26,7 Berdasarkan tabel 4. 3 dapat di ketahui bahwa
71 – 77 tahun 1 3,3 ada beberapa orang yang memiliki riwayat hipertensi
yakni, 130/80 (26,7%) sebanyak 8 orang, 140/80
77 – 83 tahun 1 3,3 (10,0%) sebanyak 3 orang ,150/80 (10,0%) sebanyak
Total 30 100 3 orang dan 170/90 (3,3%) hanya 1 orang.

Sumber : Data Primer 2018 Tabel 4.4


Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan kadar
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui gula darah di Wilayah Kerja Puskesmas Bajeng
bahwa untuk kategori umur pada penderita diabetes Tahun 2018
melitus di wilayah kerja puskesmas Bajeng terbanyak
pada usia 59-65 tahun yakni 9 orang (30,0%) dan Variabel Kadar Gula Pre Post
untuk kategori umur yang paling sedikit yakni 47-53 Darah
(3,3%), 71-77 (3,3%), dan 77-83 (3,3%).
Mean 292,63 216,7
Tabel 4.2 Minimum 204 172
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Maximum 392 302
Pekerjaan di Wilayah Kerja Puskesmas Bajeng
Tahun 2018 Sumber : Data Primer 2018
Pekerjaan F % Dari tabel 4.4 Menunjukkan bahwa nilai rata-
IRT 17 56,7 rata dari kadar gula darah sebelum melakukan
Pensiunan 2 6,7 senam adalah 292,63,dan nilai minimum adalah 204
Petani 1 3,3 ,maximum adalah 392. Kemudian nilai rata-rata
PNS 9 30,0 dengan kadar gula darah pada paisen diabetes
TNI 1 3,3 melitus setelah melakukan senam adalah 216,7
Total 30 100 dengan nilai minimum 172 dan nilai maximum adalah
Sumber : Data Primer 2018 302.
Tabel 4.5
Berdasarkan tabel 4. 2 dapat di ketahui bahwa Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan uji
responden pada penderita diabetes melitus di normalitas di Wilayah Kerja Puskesmas Bajeng
wilayah kerja puskesmas Bajeng yang bekerja Tahun 2018
sebagai IRT sebanyak 17 orang (56,7%), pensiunan
2 orang (6,7%), sebagai Petani 1 orang (3,3%), Kadar Gula Darah
sebagai PNS sebanyak 9 orang (30,0%) dan yang Variabel n Sig
bekerja sebagai TNI hanya 1 orang (3,3%).
Pre 30 ,182
post 30 ,068
Sumber : Data Primer 2018

10
Jurnal Media Keperawatan: Politeknik Kesehatan Makassar
Vol. 10 No 01 2019
e-issn : 2622-0148, p-issn : 2087-0035

Berdasarkan tabel 4.5 Test of Normality ,untuk dilakukan Kartika Wahyu mendukung hasil penelitian
kategori Pre diperoleh nilai p = 0,182 > p = 0,05, yang di lakukan oleh peneliti.
sedangkan untuk kategori Post di peroleh nilai p = Hasil penelitian lain oleh penelitian yang di
0,068 > p = 0,05. Karena nilai kategori Pre p = lakukan oleh Febriana (2010) di PERSADIA cabang
0.182 > 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa data Salatiga terkait dengan pengaruh senam diabetes
diatas berdistribusi normal. Yang selanjutnya melitus terhadap penurunan kadar glukosa darah
dilakukan uji T Berpasangan pada penderita diabetes melitus di Surakarta, dengan
menggunakan metode penelitian quasi Ekseperimen
Tabel 4.6 dengan rancangan penelitian One Group Pre Test
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan uji T dan Post Test Desaign dengan uji T berpasangan,
Berpasangan di Wilayah Kerja Puskesmas Bajeng yang mana jumlah responden sebanyak 242,
Tahun 2018 didapatkan nilai (p= 0,000) yang artinya bahwa
adanya perubahan yang signifikan setelah
Varibel Paired difference dilakukannya senam Diabetes Melitus.
Signifikasi (nilai p) Hal ini didukung oleh penelitian yang di lakukan
Pair 1 pre-post 0,000 Nanda dkk (2015) terdapat pengaruh senam diabetes
terhadap penurunan kadar gula darah pada pasien
Sumber : Data Primer 2018 diabetes melitus di Desa Botung kecamatan
Kotanopan kabupaten Mandailing Natal tahun 2015,
Berdasarkan tabel Paired Samples Test, dengan penurunan rata-rata sebesar 49,182 mg/dl.
diperoleh nilai p = 0.000 < 0.05 sehingga data dapat Menurut Yunir dalam Soegondo (2007) yang
disimpulkan bahwa ada pengaruh antara kadar gula menyatakan kegiatan fisik dinamik yang melibatkan
darah dan senam. otot-otot utama akan menyebabkan permeabilitas
meningkat pada otot-otot yang berkontraksi,
PEMBAHASAN sehingga saat latihan reseptor insulin akan lebih
Berdasarkan hasil penelitian di peroleh hasil uji banyak dan lebih peka. Kepekaan reseptor insulin
T berpasangan dengan nilai p = 0,000 <0,005 artinya dapat berlangsung 12-24 jam setelah senam, yang
ada pengaruh senam diabetes terhadap penurunan menyebabkan glukosa darah dapat kembali normal.
kadar gula darah pada pasien diabetes melitus di Tujuan utama terapi diabetes adalah mencoba
wilayah kerja puskesmas Bajeng kecamatan Bajeng menormalkan aktivitas insulin dan kadar glukosa
kabupaten Gowa. darah dalam upaya untuk mengurangi terjadinya
Menurut Sudirman dkk (2008) juga melakukan komplikasi vaskuler serta neuropatik. Tujuan
penelitian di RSU RA Kartini Jepara tentang terapeutik pada setiap tipe diabetes adalah glukosa
pengaruh senam diabetes terhadap penurunan kadar darah mencapai kadar glukosa darah normal
gula darah pada penderita diabetes melitus, (euglikemia) tanpa terjadinya hipoglikemia dan
menggunakan metode penelitian quasi eksperimental gangguan serius pada pola aktivitas pasien. Upaya
dengan rancangan penelitian One Group Pre Test penanganan pada pasien diabetes melitus sekaligus
dan post test, dengan uji T berpasangan kepada 67 juga pencegahan terjadinya komplikasi adalah
responden di dapatkan nilai (p=0,000), yang mana melakukan upaya pengendalian DM yang salah satu
bahwa hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa teraturnya pasien DM dalam melakukan aktifitas
adanya perubahan yang signifikan. Penelitian ini olahraga. Dengan berolahraga diharapkan
mendukung dari hasil penelitian yang di lakukan oleh memperbaiki sensivitas insulin sehingga dapat
peneliti Kartika Wahyu (2011) pada anggota memperbaiki kadar gula dalam darah. Aktifitas fisik
PERSADIA Ciputat Jaya juga terkait pada efek yang juga sering dianjurkan adalah senam diabetes
senam diabetes melitus terhadap glukosa darah melitus. Senam diabetes merupakan latihan fisik
sewaktu pada penderita DM , menggunakan metode sebagai upaya mencegah dan mengontrol DM, dan
penelitian eksperimental dengan rancangan merupakan salah satu pilar penatalaksanaan
penelitian pre test dan post test dan menggunakan uji diabetes melitus disamping edukasi, terapi gizi, dan
T berpasangan yang mana kelompok perlakuan intervensi farmakologis. Manfaat aktifitas olahraga
sebanyak 12 orang yang teratur melakukan senam bagi penderita diabetes melitus antara lain
diabetes melitus dan kelompok kontrol sebanyak 12 meningkatkan penurunan kadar gula darah,
orang yang tidak pernah melakukan senam diabetes mencegah kegemukan dengan cara membakar kalori
melitus, di dapatkan (p=0,013) dengan rata-rata tubuh sehingga glukosa darah bisa terpakai untuk
penurunan kadar glukosa darah sebesar 31,92 mg/dl, energi. Dengan demikian kadar gulanya bisa turun.
sedangkan kelompok kontrol nilai (p= 0,023) dengan Senam diabetes dapat menyebabkan penurunan
penurunan rata-rata 27 mg/dl dan penelitian yang kadar glukosa darah, hal ini dikarenakan pada saat
melakukan latihan fisik terjadi peningkatan

11
Jurnal Media Keperawatan: Politeknik Kesehatan Makassar
Vol. 10 No 01 2019
e-issn : 2622-0148, p-issn : 2087-0035

pemakaian glukosa oleh otot. Selanjutnya terjadi aktifitas senam diabetes serta kepatuhan diet dan
peningkatan aliran darah yang menyebabkan lebih minum obat oleh penderita diabetes melitus.
banyak jala-jala kapiler terbuka, sehingga reseptor
insulin lebih banyak tersedia dan lebih aktif untuk KESIMPULAN
menurunkan glukosa darah (wiwit Unairawati, 2011).
Senam diabetes dilakukan untuk menurunkan Berdasarkan hasil penelitian di wilayah kerja
dan mengontrol kadar gula darah pada penderita puskesmas Bajeng dapat di tarik kesimpulan sebagai
diabetes melitus, setelah di berikan senam diabetes berikut :
didapatkan hampir seluruhnya penderita diabetes
melitus mengalami penurunan kadar gula darah, hal Dari analisa data di lakukan dengan univariat dan
ini dikarenakan pada saat melakukan senam terjadi bivariat menggunakan uji T berpasangan dengan
peningkatan pemakaian glukosa oleh otot, senam taraf signifikan p value <0,00 yang artinya ada
juga untuk membakar kalori tubuh sehingga glukosa pengaruh senam diabetes terhadap penurunan kadar
darah bisa terpakai untuk energi. Dalam mengontrol gula darah pada pasien diabetes melitus di wilayah
dan menurunkan kadar gula darah dipengaruhi oleh kerja puskesmas Bajeng kecamatan Bajeng
beberapa faktor lainnya juga seperti berat badan, Kabupaten Gowa
pendidikan dan faktor umur, dengan mengontrol pola
makan/diet, meningkatkan pengetahuan tentang SARAN
kesehatan, memberikan latihan fisik yaitu dengan 1. Tempat penelitian
senam diabetes yang dapat mengontrol dan Disarankan bagi masyarakat khususnya
menurunkan kadar gula darah sebagai modal bagi penderita diabetes melitus agar
pengobatan kedua. Namun tidak cukup hanya melakukan senam diabetes 3 kali seminggu
dengan latihan fisik saja tetapi juga harus di barengi dengan durasi 45 menit agar dapat
dengan diet diabetes dengan memilih menu membantu, mengontrol dan juga menurunkan
makanan yang tidak menyebabkan kadar gula darah kadar gula darah bagi diabetes, sehingga
meningkat, edukasi tentang diabetes dan juga minum akan mengurangi angka kejadian diabetes.
obat, sebab olahraga hanya sebagai tambahan, 2. Institusi Keperawatan
alangkah baiknya jika hal tersebut juga di lakukan Dalam penelitian ini di dapatkan data
untuk mendapatkan hal yang lebih optimal. bahwa ada pengaruh senam diabetes
Hal ini sejalan dengan penelitian yang terhadap kadar gula darah pada pasien
dilakukan oleh Sunaryo 2013 tentang pengaruh diabetes melitus, sehingga menjadi bahan
senam diabetes terhadap penurunan kadar gula masukan untuk mahasiswa dalam mengatasi
darah, dimana penderita yang mengikuti senam maupun mencegah terjadinya kadar gula
diabetes memiliki peluang menurunkan resiko darah tinggi atau di atas normal pada
diabetes sebanyak satu kali dibandingkan penderita diabetes untuk menyarankan senam
DM yang tidak mengikuti senam. Keikutsertaan diabetes.
dalam senam diabetes didasari oleh sebagai alasan 3. Penelitian selanjutnya
antara lain kesadaran pasien untuk meningkatkan Untuk penelitian selanjutnya agar
kesehatan dan mengontrol gula darah, mengisi melakukan penelitian yang tidak hanya
kesibukan dan anjuran dokter. Hal ini dipengaruhi melakukan senam diabetes terhadap
oleh beberapa faktor, antara lain faktor pengetahuan penurunan kadar gula darahnya. Selain itu,
atau persepsi terhadap penanganan dan perawatan untuk waktu penelitiannya juga bisa di
diabetes, motivasi diri dan informasi. Dalam perpanjang dari satu minggu,serta jumlah
penelitian ini, ditemukan perubahan kadar gula darah sampel yang lebih di perbanyak. Agar
pada pretest dan posttest setelah dilakukan senam penelitian yang di hasilkan lebih akurat dan
diabetes melitus. Menurut pendapat peneliti, terjadi lebih baik lagi.
penurunan kadar gula darah kemungkinan
dikarenakan keteraturan penderita dalam melakukan
DAFTAR PUSTAKA

Daulay, M.N, Nasution Adriana, D, Nasution syah, S. (2015). Pengaruh senam diabetes terhadap penurunan kadar
gula darah pada pasien Diabetes melitus di Desa Botung Kecamatan Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal
Tahun 2015. http ://ejurnal.stikesrshajimdn.ac.id. Diakses Tahun 2015.

Damayanti, S. (2015). Diabetes melitus dan penatalaksanaan keperawatan. Yogyakarta; Nuha Medika

12
Jurnal Media Keperawatan: Politeknik Kesehatan Makassar
Vol. 10 No 01 2019
e-issn : 2622-0148, p-issn : 2087-0035

DEPKES(2015) http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL.KES PROVINSI 2014/27 Sulawesi


Selatan 2014.pdf. diakses 29 Januari 2018

International Diabetes Federation (IDF) (2015)


http ://www.oedg.at/pdf/1606 IDF Atlas 2015 UK.pdf.Diakses 29 januari 2018

Kurnia, E, & Prawesti, D. (2017). Senam kaki bagi pasien Diabetes melitus. Nganjuk; Adjie Media Nusantara

Maghfuri, A.(2017). Buku pintar perawatan luka Diabetes Melitus. Jakarta; Selemba Medika

PERKENI, (2015). Penatalaksaan Diabetes Melitus terpadu. Jakarta; Fakultas Kedokteran universitas indonesia

RISKESDAS(2013)
http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20Riskesdas%202013. Diakses 29 Januari 2018

Sumarni, T, & Yudhoyono, D. T. (2013). Pengaruh senam kaki terhadap penurunan glukosa darah pada lansia
dengan diabetes melitus di posyandu Lansia desa ledug kecamatan kembaran banyumas
http ://www.academia.edu/download/44779598/16-44-1-PB.pdf. diakses 24 januari 2013

Tarwoto. (2012). Keperawatan medikal bedah gangguan sistem endokrin. Jakarta; TIM

World Health Organiztion (WHO).(2016)


http ://apps.who.int/iris/bitstream/10665/204874/1/WHO. NMH. NVI 16.3 eng.pdf. Diakses 29 januari 2018

13

Anda mungkin juga menyukai