Anda di halaman 1dari 2

Lampiran

Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak


Nomor : SE-01/PJ.3/2002
Tanggal : 11 Februari 2002

Contoh Penghitungan Pemberian Imbalan Bunga kepada Wajib Pajak


1. Imbalan bunga berkaitan dengan keterlambatan pengembalian kelebihan pembayaran pajak
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (3) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000 (UU KUP).
a. PT TON telah menyampaikan SPT Tahunan PPh Badan tahun 2000 pada tanggal 31 Maret 2002 yang
menyatakan lebih bayar sebesar Rp25.000.000,00. Setelah diadakan pemeriksaan menghasilkan lebih
bayar sebesar Rp20.000.000,00. SKPLB terbit tanggal 10 Oktober 2002 dan SPMKP diterbitkan pada
tanggal 17 Desember 2002 yang seharusnya terbit paling lambat tanggal 9 November 2002.
Perhitungan imbalan bunga adalah sebagai berikut:
- Dasar Penghitungan imbalan bunga sebesar Rp20.000.000,00.
- Jumlah bulan dihitung sejak tanggal 10 November 2002 sampai dengan tanggal 17 Desember
2002 adalah 2 (dua) bulan.
- Besarnya imbalan bunga yang diberikan kepada PT TON adalah: 2% x 2 x Rp.20.000.000,00 =
Rp.800.000,00.
b. PT SAM telah menyampaikan SPT Tahunan PPh Badan tahun 2000 pada tanggal 31 Maret 2002 yang
menyatakan kurang bayar sebesar Rp5.000.000,00. Setelah diadakan pemeriksaan menghasilkan
lebih bayar sebesar Rp10.000.000,00. SKPLB terbit tanggal 17 September 2004. Atas dasar SKPLB
tersebut Wajib Pajak mengajukan surat permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak yang
diterima secara lengkap pada tanggal 11 Oktober 2004. SPMKP diterbitkan pada tanggal 26 Januari
2005 yang seharusnya terbit paling lambat tanggal 10 November 2004.
c. Perhitungan imbalan bunga adalah sebagai berikut:
- Dasar Penghitungan imbalan bunga sebesar Rp10.000.000,00.
- Jumlah bulan dihitung sejak tanggal 11 November 2004 sampai dengan tanggal 26 Januari
2005 adalah 3 (tiga) bulan.
- Besarnya imbalan bunga yang diberikan kepada PT SAM adalah: 2% x 3 x Rp.10.000.000,00 =
Rp.600.000,00.

2. Imbalan bunga berkaitan dengan keterlambatan penerbitan SKPLB sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 17B ayat (3) UU KUP.
PT SUL telah menyampaikan SPT Tahunan PPh Badan tahun 2001 pada tanggal 27 Maret 2002 yang
menyatakan lebih besar sebesar Rp. 100.000.000,00. Setelah diadakan pemeriksaan ternyata sampai
dengan batas waktu 12 (dua belas) bulan (tanggal 26 Maret 2003) belum diterbitkan surat ketetapan pajak.
Atas keterlambatan ini permohonan Wajib Pajak dianggap dikabulkan dan SKPLB sebesar Rp.100.000.000,00
(sama dengan SPT Wajib Pajak) diterbitkan tanggal 2 Mei 2003 yang seharusnya paling lambat tanggal 26
April 2003.
Perhitungan imbalan bunga adalah sebagai berikut:
- Dasar Penghitungan imbalan bunga sebesar Rp100.000.000,00.
- Jumlah bulan dihitung sejak tanggal 27 April 2003 sampai dengan 3 Mei 2003 adalah 1 (satu) bulan.
- Besarnya imbalan bunga yang diberikan kepada PT SUL adalah: 2% x 1 x Rp.100.000.000,00 =
Rp.2.000.000,00
Catatan:
Dalam hal SPMKP juga terlambat diterbitkan (lebih dari satu bulan sejak tanggal SKPLB), maka atas
keterlambatan penerbitan SPMKP ini juga diberikan imbalan bunga sebagaimana contoh angka 1 huruf

3. Imbalan Bunga sehubungan dengan Keputusan Keberatan atau Putusan Banding yang diterima
sebagian atau seluruhnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27A ayat (1) UU KUP.
a. Dalam hal keberatan diterima sebagian masih terdapat kelebihan pembayaran pajak:
SKPKB PPh Badan tahun 2001 atas nama PT KOM terbit tanggal 5 Februari 2003 dengan perincian
sebagai berikut:
- Pokok Pajak terutang Rp. 110.000.000,00
- Kredit Pajak Rp. 40.000.000,00 (-)
- Pajak Kurang Bayar Rp. 70.000.000,00
- Sanksi Pasal 13 ayat (2) UU KUP Rp. 19.600.000,00 (+)
- Pajak yang masih harus dibayar Rp. 89.600.000,00

PT KOM melunasi SKPKB tersebut pada tanggal 21 Februari 2003, dan pada tanggal 24 Februari 2003
PT KOM mengajukan keberatan.
Keputusan Keberatan terbit pada tanggal 4 Agustus 2003 dengan perincian sebagai berikut:
- Pokok Pajak terutang Rp. 80.000.000,00
- Kredit Pajak Rp. 40.000.000,00 (-)
- Pajak Kurang Bayar Rp. 40.000.000,00
- Sanksi Pasal 13 ayat (2) UU KUP Rp. 11.200.000,00 (+)
- Pajak yang masih harus dibayar Rp. 51.200.000,00
PT KOM pada contoh di atas, mengajukan banding pada tanggal 15 September 2003. Putusan
Banding terbit pada tanggal 3 Maret 2004 dengan perincian sebagai berikut:
- Pokok Pajak terutang Rp. 40.000.000,00
- Kredit Pajak Rp. 40.000.000,00
- Pajak Kurang Bayar NIHIL

Berdasarkan Putusan Banding tersebut, terdapat kelebihan pembayaran pajak sebesar


Rp51.200.000,00 (Rp 89.600.000,00 - Rp 38.400.000,00)
Perhitungan imbalan bunga adalah sebagai berikut:
- Dasar penghitungan imbalan bunga Rp 51.200.000,00
- Jumlah bulan dihitung sejak tanggal 21 Februari 2003 sampai dengan 3 Maret 2004 adalah 13
(tiga belas) bulan.
- Besarnya imbalan bunga yang diberikan kepada PT KOM adalah: 2% x 13 x Rp 51.200.000,00
= Rp.13.312.000,00
c. Dalam hal Keputusan Keberatan atau Putusan Banding menyatakan Lebih Bayar:
SKPKB PPh Badan tahun 2001 atas nama PT KOM terbit tanggal 5 Februari 2003 dengan perincian
sebagai berikut:
- Pokok Pajak terutang Rp. 110.000.000,00
- Kredit Pajak Rp. 40.000.000,00 (-)
- Pajak Kurang Bayar Rp. 70.000.000,00
- Sanksi Pasal 13 ayat (2) UU KUP Rp. 19.600.000,00 (+)
- Pajak yang masih harus dibayar Rp. 89.600.000,00

PT KOM melunasi SKPKB tersebut pada tanggal 21 Februari 2003, dan pada tanggal 24 Februari 2003
PT KOM mengajukan keberatan.
Keputusan Keberatan terbit pada tanggal 4 Agustus 2003 dengan perincian sebagai berikut:
- Pokok Pajak terutang Rp. 30.000.000,00
- Kredit Pajak Rp. 40.000.000,00 (-)
- Pajak Kurang Bayar Rp. 10.000.000,00

Berdasarkan Keputusan Keberatan tersebut, terdapat kelebihan pembayaran pajak sebesar


Rp99.600.000,00 (Rp89.600.000,00 + Rp10.000.000,00)
Perhitungan imbalan bunga adalah sebagai berikut:
- Dasar penghitungan imbalan bunga Rp 89.600.000,00
- Jumlah bulan dihitung sejak tanggal 21 Februari 2003 sampai dengan 4 Agustus 2003 adalah 6
(enam) bulan.
- Besarnya imbalan bunga yang diberikan kepada PT KOM adalah: 2% x 6 x Rp 89.600.000,00 =
Rp.10.752.000,00

Catatan:
1) Penerbitan SKIB dan SPMIB bersamaan dengan penerbitan keputusan pengembalian kelebihan
pembayaran pajak (tanggal SPMKP atau dalam hal tidak terbit SPMKP, tanggal Pbk).
2) Imbalan bunga hanya diberikan atas kelebihan pembayaran sebagai akibat pembayaran yang
dilakukan terhadap SKPKB atau SKPKBT.

4. Imbalan Bunga sehubungan dengan kelebihan pembayaran sanksi administrasi Pasal 14 ayat (4)
dan atau Pasal 19 ayat (1) UU KUP karena pengurangan sebagai akibat diterbitkan Keputusan
Keberatan atau Putusan Banding sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27A ayat (2) UU KUP.
SKPKB PPh Badan tahun 2001 atas nama PT ARA terbit tanggal 10 Januari 2003 dengan tanggal jatuh tempo
pembayaran 9 Februari 2003 sebesar Rp100.000.000,00. PT ARA melunasi SKPKB tersebut tanggal 18
Februari 2003.
Atas keterlambatan pembayaran ini, pada tanggal 21 Maret 2003 diterbitkan STP Bunga Penagihan
berdasarkan Pasal 19 ayat (1) UU KUP;
- Jumlah bulan dihitung sejak tanggal 10 Februari 2003 sampai dengan tanggal 18 Februari 2003
adalah 1 (satu) bulan.
- Besarnya STP Bunga Penagihan adalah: 2%x1xRp100.000.000,00=Rp2.000.000,00.
- PT ARA melunasi STP Bunga Penagihan tersebut pada tanggal 10 April 2003.
PT ARA mengajukan keberatan pada tanggal 26 Februari 2003 atas SKPKB tersebut. Keputusan Keberatan
yang diterbitkan pada tanggal 22 September 2003 menyatakan bahwa pajak yang masih harus dibayar
sebesar nihil.
Akibat adanya Keputusan Keberatan tersebut, atas STP Bunga Penagihan diterbitkan keputusan
pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi berupa bunga penagihan pada tanggal 26 September
2003.
Atas kelebihan pembayaran bunga penagihan yang telah dibayar, diberikan imbalan bunga.
Perhitungan imbalan bunga adalah sebagai berikut:
- Dasar penghitungan imbalan bunga Rp2.000.000,00
- Jumlah bulan dihitung sejak tanggal 10 April 2003 sampai dengan tanggal 26 September 2003 adalah
6 (enam) bulan.
- Besarnya imbalan bunga yang diberikan kepada PT ARA adalah: 2% x 6 x Rp.2.000.000,00 =
Rp240.000,00

Anda mungkin juga menyukai