Anda di halaman 1dari 16

TERAPI KOMPLEMENTER PEMANFAATAN UNDUR-UNDUR

(MYRMELEON SP) SEBAGAI OBAT ALTERNATIF DIABETES


MELITUS TYPE II
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Keperawatan Komplementer
dosen pengampu Nina Gartika S.Kep.,M.Kep

disusun oleh:
kelompok 1

Elvina : 30207044 Teguh Tresna N : 302017074


Nur Ranti L : 32017052 Utami Maharani S : 302017075
Putri Nur H : 302017056 Vegi Pira L : 302017077
Suci Pratiwi M : 302017072 Virna Dhamayanthy : 302017078

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH BANDUNG
2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang selalu melimpahkan kasih dan
sayangnya kepada kita semua khususnya kepada penulis serta selalu memberikan
hidayah dan inayahnya sehingga penulis dapat membuat makalah ini dengan
penuh suka cita dan dapat mengumpulkan makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas Keperawatan
Komplementer dalam penyusunannya penulis mendapatkan bantuan dari teman-
teman, referensi buku, dan jurnal maupun artikel. Tentunya makalah yang dibuat
ini belum sepenuhnya sempurna, sehingga penulis dengan lapang dada menerima
kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun sehingga dikemudian hari
penulis dapat membuat makalah jauh lebih baik dari makalah ini.
Penulis berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan pembaca serta
menjadi inspirasi bagi pembaca. Mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam
pembuatan makalah ini.

Bandung, April 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................ i


DAFTAR ISI .............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
A. Latar belakang masalah ................................................................................... 1
B. Rumusan masalah ............................................................................................ 1
C. Tujuan Masalah ................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................... 3
A. DM type II ........................................................................................................ 3
1. Pengertian Diabetes Melitus ........................................................................... 3
2. Penyebab Diabetes Mellitus Tipe II ............................................................... 3
B. Konsep myrmeleon sp ...................................................................................... 6
C. Terapi Komplementer ...................................................................................... 7
1. Terapi Komplementer Menggunakan Undur-undur .................................. 8
2. Manfaat undur-undur ................................................................................... 9
3. Mekanisme Undur-Undur .......................................................................... 10
4. Prosedur mengkonsumsi undur-undur ...................................................... 10
BAB III PENUTUP ................................................................................................. 12
A. Kesimpulan..................................................................................................... 12
B. Saran ............................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Dengan semakin berkembangnya ilmu kesehatan pada saat ini. Tenaga


medis mulai mealukan penelitian-penelitian terkait terapi tradisional yang bisa di
gabungkan dengan terapi modern. Di insonesia sendiri kini sudah ada beberapa
terapi gabungan antara tradisional dan modern atau disebut juga terapi
komplementer.
Terapi komplementer ini memiliki tujuan tidak lain untuk melengkapi dan
membantu proses penyembuhan pada pasien. Ada beragam juga jenis terapi
komplementer salah satunya yaitu terapi undur-undur, terapi undur-undur ini
sangat efektif untuk DM type II Karena undur-undur bisa merangsan insulin
keluar.

B. Rumusan masalah

Rumusan masalah merupakan beberapa pertanyaan yang akan dibahas dalam


suatu makalah. Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai
berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan Diabetes Melitus type II?
2. bagaimana konsep mrymeleon sp
3. Bagaimana terapi komplementer pada undur-undur ?
4. Bagaimana manfaat undur-undur ?
5. Bagaimana mekanisme undur-undur pada penyakit Diabetes Melitus ?
6. Bagaimana prosedur dalam mengkonsusmsi undur-undur ?
7. Apa kelebihan dan kekurangan pada undur-undur ?

C. Tujuan Masalah

Tujuan merupakan jawaban dari rumusan masalah yang akan membahas


beberapa pertanyaan dari rumusan masalah. Adapun tujuan dari pembuatan
makalah ini adalah sebagai berikut:

1
2

1. Tujuan umum
Melalui pembuatan makalah mengenai terapi komplementer pada undur-
undur ini diharapkan mahasiswa mampu memahami materi keperawatan
komplementer ini.
2. Tujuan khusus
Tujuan pembuatan makalah dapat disebut juga jawaban dari setiap rumusan
masalah. Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui tentang Diabetes Melitus
b. Untuk mengetahui konsep mrymeleon sp
c. Untuk mengetahui terapi komplementer pada undur-undur
d. Untuk mengetahui manfaat undur-undur
e. Untuk mengetahui mekanisme undur-undur pada penyakit Diabetes
Melitus
f. Untuk mengetahui prosedur mengkonsumsi undur-undur
g. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pada undur-undur
BAB II
PEMBAHASAN

A. DM type II

1. Pengertian Diabetes Melitus

Diabetes melitus tipe II hiperglikemia yang disebabkan insensitivitas seluler


terhadap insulin disebut diabetes melitus tipe II. Selain itu terjadi defek skeresi
insulin ketidak mampuan pankreas untuk menghasilkan insulin yang cukup untuk
mempertahankan glukosa plasma yang normal. Meskipun kadar insulin mungkin
sedikit menurun atau berada rentang normal, jumlah insulin tetap rendah sehingga
kadar glukosa plasma meningkat. Karena insulin tetap dihasilkan sel-sel beta
pankkreas, diabetes tipe II yang sebelumnya disebut diabetes melitus tidak
tergantung insulin atau NIDDM (noninsulin dependen diabetes melitus),
sebenarnya kurang tepat karena banyak individu yang mengidap diabetes tipe II
dapat ditangani dengan insulin. Pada diabetes melitus tipe II lebih banyak wanita
yang mengidap penyakit ini dibandingkan pria. (Corwin 2009)
Diabetes Mellitus Tipe 2 merupakan penyakit hiperglikemi akibat
insensivitas sel terhadap insulin. Kadar insulin mungkin sedikit menurun atau
berada dalam rentang normal. Karena insulin tetap dihasilkan oleh sel-sel beta
pankreas, maka diabetes mellitus tipe II dianggap sebagai non insulin dependent
diabetes mellitus. Diabetes Mellitus Tipe 2 adalah penyakit gangguan metabolik
yang di tandai oleh kenaikan gula darah akibat penurunan sekresi insulin oleh sel
beta pankreas dan atau ganguan fungsi insulin (resistensi insulin).
(Restiyana,2008)

2. Penyebab Diabetes Mellitus Tipe II

Penyebab diabetes mellitus tipe II antara lain :


a. Penurunan fungsi sel 𝛽 prankeas
Penurunan fungsi sel disebabkan oleh berapa faktor antara lain yaitu:
1) Glukotoksisitas Kadar glukosa darah yang berlangsung lama akan
menyebabkan peningkatan stress oksdatif, IL -1b dan NF – Kb dengan

3
4

akibat peningkatan apootosis sel.


2) Lipotoksitas Peningkatan asam lemak bebas yang berasal dari jaringan
adiposa dalam prosesi polisis akan mengalami metabolisme non
oksidatif menjadi ceramide yang toksik terhadap sel beta sehingga
terjadi apoptosis.
3) Penumpukan amyloid Pada keadaan resistensi insulin, kerja insulin
dihambat sehingga kadar glukosa darah meningkat, karena itu sel beta
akan berusaha mengkompensasinya dengan meningkatkan sekresi
insulin hingga terjadi hiperinsulinemia. Peningkatan sekresi insulin juga
diikuti dengan sekresi amylin dari sel beta yang akan ditumpuk disekitar
sel beta hingga menjadi jaringan amiloid dan akan mendesak sel beta itu
sendiri sehingga akhirnya jumlah sel beta dalam pulau Langerhans
menjadi berkurang pada DM tipe II jumlah sel beta berkurang sampai
50-60 %.
4) Efek incretin Incretin memiliki efek langsung terhadap sel beta dengan
cara meningkatkan poliferasi sel beta, meningkatkan sekresi insulin dan
mengurangi apoptosis sel beta.
5) Usia Diabetes Tipe II biasanya terjadi usia 30 tahun dan semakin sering
terjadi setelah usia 40 tahun, selanjutnya terus meningkat pada usia
lanjut. Usia lanjut yang mengalami gangguan toleransi glukosa
mencapai 50-92 %. Proses menua yang berlangsung setelah usia 30
tahun mengakibatkan perubahan anatomis, fisiologis, dan biokimia.
Perubahan dimulai dari tingkat sel, berlanjut pada tingkat jaringan dan
akhirnya pada tingkat organ yang dapat mempengaruhi fungsi
homeostasis. Komponen tubuh yang mengalami perubahan adalah sel
beta prankeas yang 5 menghasilkan hormon insulin, sel –sel jaringan
yang menghasilkan glukosa, siste saraf, dan hormon lain yang
mempengaruhi kadar glukosa.
b. Retensi Insulin
Penyebab retensi insulin pada DM Tipe II sebenarnya tidak begitu jelas,
tetapi faktor-faktor berikut yang banyak berperan yaitu:
5

1) Obesitas Obesitas menyebabkan respon sel beta prankeas terhadap


glukosa darah berkurang, selain itu reseptor insulin pada sel di seluruh
tubuh termasuk di otot berkurang jumlah dan keaktifannya kurang
sensitif.
2) Diet tinggi lemak dan rendah karbohidrat
3) Kurang gerak badan.
4) Faktor Keturunan
c. Nilai Normal Kadar Gula Darah
Gula darah atau glukosa sesungguhnya merupakan sumber energi untuk
tubuh. Dengan gula darah, sel-sel tubuh bisa berfungsi (bekerja) dengan baik.
Gula darah diperoleh dari makanan yang Anda konsumsi, khususnya dari
sumber karbohidrat seperti nasi, buah-buahan, roti, mi, gula pasir, dsb.
Makanan yang Anda konsumsi itu menghasilkan gula di dalam aliran darah
(gula darah). (Sylvi,2008)

Gula Darah Normal


1) Ketika puasa: 4 – 7 mmol/l atau 72 – 126 mg/dl
2) 90 menit setelah makan: 10 mmol/l atau 180 mg/dl
3) Malam hari: 8 mmol/l atau 144 mg/dl

Gula Darah Sewaktu Normal


1) GDS normal 2 jam setelah makan berkisar antara 80-180 mg/dl.
2) Kondisi idealnya adalah 80-144 mg/dl,
3) Kondisi cukup adalah 145-179 mg/dl.
4) Pas angka 180 mg/dl sewaktu normal buruk (masih kategori aman)

Nilai Gula Darah Pada Anak-Anak


1) Usia 5 tahun: 100 sampai 200 mg/dl
2) Usia 5-11 tahun: 70 sampai 150 mg/dl, setelah makan menjadi 150 mg/dl
3) Usia di bawah 12 tahun: 70 mg/dl sampai 150 mg/dl.
6

B. Konsep myrmeleon sp

Myrmeleon sp adalah kelompok binatang holometabola yaitu serangga yang


mengalami metamorfosis sempurna. Tahapan dari daur serangga yang mengalami
metamorfosis sempurna urutannya adalah telur, larva, pupa dan imago. Larva
adalah hewan muda yang bentuk dan sifatnya berbeda dengan dewasa. Pupa
adalah kepongpong yang mana pada saat ini serangga tidak melakukan kegiatan,
pada saat itu pula terjadi penyempurnaan dan pembentukan organ. Imago adalah
fase dewasa atau fase perkembangbiakan. Berdasarkan ciri sayap dan alat
mulutnya, binatang ini merupakan ordo Neuroptera adalah serangga bersayap jala.
Ciri serangga ini adalah mulutnya mengigit dan mempunyai dua pasang sayap
yang urat-uratnya berbentuk seperti jala (Bachtiar, 2007)
Myrmeleon sp termasuk binatang pemangsa dan besarnya di tanah yang
kering dan cukup mendapat cahaya. Sarang yang berbentuk tirus atau kerucut itu
juga berfungsi sebagai perangkap serangga. Sarang myrmeleon sp sering
dijumpai di depan atap rumah atau di bawah lantai rumah yang tinggi. Larva dari
myrmeleon sp mirip sebuah kantong yang berbuku-buku dan memiliki rahang
melengkung yang sangat besar. myrmeleon sp membuat lubang dalam dalam
tanah pasir yang gembur dengan gerakan spiral ekornya tanah yang terlepas
dibuang keluar lubang dengan kepalanya. Pada dasar lubang tersembunyi,
rahangnya siap menangkap serangga kecil yang terperangkap dan menjadi mangsa
7

Gambar Myrmeleon sp
Myrmeleon sp diklasifikasikan sebagai berikut
Kingdom : Animalia
Filium : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Neuroptera
Superfamili : Myrmeleontoidea
Famili : Myrmeleontidae
Genus : Myrmeleon
Species : Myrmeleon sp

C. Terapi Komplementer

Terapi komplementer dikenal dengan terapi tradisional yang digabungkan


dalam pengobatan modern. Komplementer adalah penggunaan terapi tradisional
ke dalam pengobatan modern (Andrews et al., 1999). Terminologi ini dikenal
sebagai terapi modalitas atau aktivitas yang menambahkan pendekatan ortodoks
dalam pelayanan kesehatan (Crips & Taylor, 2001). Terapi komplementer juga
ada yang menyebutnya dengan pengobatan holistik. Pendapat ini didasari oleh
bentuk terapi yang mempengaruhi individu secara menyeluruh yaitu sebuah
keharmonisan individu untuk mengintegrasikan pikiran, badan, dan jiwa dalam
kesatuan fungsi (Smith et al., 2004).
Pendapat lain menyebutkan terapi komplementer dan alternatif sebagai
sebuah domain luas dalam sumber daya pengobatan yang meliputi sistem
kesehatan, modalitas, praktik dan ditandai dengan teori dan keyakinan, dengan
cara berbeda dari sistem pelayanan kesehatan yang umum di masyarakat atau
budaya yang ada (Complementary and alternative medicine/CAM Research
Methodology Conference, 1997 dalam Snyder & Lindquis, 2002). Terapi
komplementer dan alternatif termasuk didalamnya seluruh praktik dan ide yang
didefinisikan oleh pengguna sebagai pencegahan atau pengobatan penyakit atau
promosi kesehatan dan kesejahteraan.
8

Definisi tersebut menunjukkan terapi komplemeter sebagai pengembangan


terapi tradisional dan ada yang diintegrasikan dengan terapi modern yang
mempengaruhi keharmonisan individu dari aspek biologis, psikologis, dan
spiritual. Hasil terapi yang telah terintegrasi tersebut ada yang telah lulus uji klinis
sehingga sudah disamakan dengan obat modern. Kondisi ini sesuai dengan prinsip
keperawatan yang memandang manusia sebagai makhluk yang holistik (bio,
psiko, sosial, dan spiritual).
Pengobatan dengan menggunakan terapi komplementer mempunyai manfaat
selain dapat meningkatkan kesehatan secara lebih menyeluruh juga lebih murah.
Terapi komplementer terutama akan dirasakan lebih murah bila klien dengan
penyakit kronis yang harus rutin mengeluarkan dana. Pengalaman klien yang
awalnya menggunakan terapi modern menunjukkan bahwa biaya membeli obat
berkurang 200-300 dolar dalam beberapa bulan setelah menggunakan terapi
komplementer (Nezabudkin, 2007).

1. Terapi Komplementer Menggunakan Undur-undur

Berbagai macam obat diabetes telah di sintesis seperti golongan sulfonilurea,


biguanida, thiazolidinedion, dan meglitinida. Berbagai kendala terjadi pada obat
sistesis yang memberi efek samping dan biaya yang lebih besar dalam
menghasilkan obat-obatan tersebut.beberapa sumber menyebutkan bahwa
Myrmeleon Sp mengandung sulfonielurea dan merupakan agen antidiabetik yang
dikembangkan para ahli sebgai obat diabetes. Selain tripang emas, Myrmeleon Sp
juga bisa digunakan sebagai obat alternatif mengatasi diabetes.(Zico Fakhrur
Rozi, n.d.)
Berdasarkan penelitian yang diketuai oleh Tyas Kurniasih dari Universitas
Gajah Mada yang berjudul Kajian Potensi Undur-Undur Darat (Myrmeleon sp.)
2006, diketahui bahwa binatang tersebut mengandung zat sulfonylurea. Kerja
sulfonylurea pada undur-undur darat adalah melancarkan kerja pankreas dalam
memproduksi insulin. Dalam hal ini, insulin digunakan untuk menurunkan kadar
gula darah yang menjadi masalah bagi penderita diabetes melistus.
9

Sulfonylurea yang terkandung di dalam undur-undur merupakan zat yang


sama dengan sulfonylurea yang selama ini digunakan di dalam obat diabetes
melistus buatan. Undur-undur dengan sulfonylurea-nya ternyata juga dapat
mengobati diabetes melistus dengan cara kerja yang sama dengan obat diabetes
melistus yang pernah ada. Sulfonylurea dalam bentuk antidiabetik oral(zat yang
berfungsi menurunkan glukosa darah) hanya cocok untuk mengobati diabetes
melistus tipe 2 karena cara kerjanya memperbaiki kerja pankreas dalam
mensekresikan insulin, sedangkan pada penderita diabetes melistus tipe 1,
pankreasnya sudah tidak dapat memproduksi insulin secara permanen (Dewi,
n.d.).

2. Manfaat undur-undur

Undur – undur adalah sejenis hewan yang menyerupai kumbang. Undur –


undurhewan kecil yang sering di jumpai di halaman rumah dan di belakang
rumah.Biasanya mudah di jumpai di tempat berdebu seperti di kolong langgar
atau disamping rumah yang sudah lama yang tidak di tempati. Untuk mencarinya
biasanyamenggunakan umpan berupa undur – undur yang di ikat dengan tali
halus. Umpanini di masukkan ke dalam lubang yang di yakini ada binatang
tersebut. Setelah didapat , undur – undur langsung di konsumsi tanpa perlu
mencucinya. Pasalnyaproses penyucian di percaya dapat menghilangkan
khasiatnya. Khasiat undur – undur untuk penyakit :
- Diabetes mellitus
- Stroke
- Darah tinggi
- Reumatik
- Sesak napas

Aturan minum untuk mengobati stroke, darah tingg, diabetes : sekali minum
3 ekor sehari 3x. satu kapsul di isi 3ekor undur-undur
10

3. Mekanisme Undur-Undur

Salah satu pengobatan alternatif untuk penyakit diabetes mellitus adalah


dengan mengkonsumsi undur-undur darat (Myrmeleon sp.).Kepopulerannya
terbukti dari semakin banyaknya kalangan pebisnis yang membudidayakan dan
menjual serangga yang berjalan mundur ini. Binatang kecil yang biasa dijumpai di
sekitar rumah berhalaman pasir itu dipercayai ampuh menurunkan gula darah.
Menurut penelitian William (2002), binatang ini sangat berfungsi sebagai anti
diabetes karena mengandung zat sulfonylurea. Zat sulfonylurea ini melancarkan
kerja pankreas dalam memproduksi insulin karena ketika insulin dalam tubuh
manusia menurun sementara kadar glukosa darah sekian hari semakin meningkat,
maka akan terjadi ketidakseimbangan, dimana insulin sebagai penghasil energi
tubuh sudah berkurang sehingga tubuh akan lebih mudah terserang penyakit.
Sulfonylurea yang terkandung di dalam undur-undur merupakan zat yang
sama dengan sulfonylurea yang selama ini digunakan di dalam obat diabetes
melistus buatan. Undur-undur dengan sulfonylurea-nya ternyata juga dapat
mengobati diabetes melistus dengan cara kerja yang sama dengan obat diabetes
melistus yang pernah ada. Sulfonylurea dalam bentuk antidiabetik oral(zat yang
berfungsi menurunkan glukosa darah) hanya cocok untuk mengobati diabetes
melistus tipe 2 karena cara kerjanya memperbaiki kerja pankreas dalam
mensekresikan insulin, sedangkan pada penderita diabetes melistus tipe 1,
pankreasnya sudah tidak dapat memproduksi insulin secara permanen.

4. Prosedur mengkonsumsi undur-undur

Undur-undur darat pada dasarnya adalah hewan yang bentuknya


sebesar kutu anjing, kecil dan kurang diperhatikan oleh masyarakat namun
keberadaannya yang relatif banyak disekitar kita, misalnya pedesaan yang banyak
terdapat halaman berpasir atau ditempat- tempat dengan tanah yang gembur dan
halus terdapat lubang seperti kerucut yang terbalik disitulah habitat dari undur-
undur darat yang ternyata dapat dijadikan obat alternatif diabetes mellitus.
Kandungannya ternyata sama dengan obat-obat kimia yang beredar di masyarakat
dengan harga yang relatif mahal dan persediaannya yang terbatas. Harga undur-
11

undur darat yang relatif terjangkau dan tidak mengandung bahan kimia yang
berbahaya. Kandungannya sama dengan obat diabetes melistus buatan, serta cara
pembuatan obat yang dapat dilakukan oleh siapa saja membuat undur-undur darat
layak untuk disosialisasikan kepada masyarakat sebagai bahan alternatif diabetes
mellitus.
Beberapa motode yang dapat dilakukan untuk mengonsumsi undur-undur darat :

 Undur-undur mentah dimasukkan ke dalam kapsul. Cara pengobatan


alternatif ini kini banyak diminati oleh pasien diabetes.
 Makan undur-undur sehari dua kali dengan cara ditelan, sekali telan
langsung tiga ekor. Jika kadar gula dalam darah sudah turun, konsumsi
undur-undurnya berkurang menjadi tiga ekor sehari. Jika menelan hewan
ini terlalu banyak menyebabkan badan panas.
 Makan 3 ekor undur-undur hidup yang ditelan langsung pagi dan sore
ditambah dengan bawang putih tunggal 2 siung pagi, 2 siung siang dan 2
siung sore.

Kelebihan teraapi mengunakan undur-undur

 Harga undur-undur darat yang relatif terjangkau.


 Cara pembuatan obat yang mudah sehingga dapat dilakukan oleh siapa
saja.
 Kandungan sulfonylurea di dalam undur-undur merupakan zat yang sama
dengan sulfonylurea yang selama ini digunakan dalam obat diabetes
melistus buatan.

Kelemahan terapi mengunakan undur-undur

 Sulitnya mencari undur-undur karena bentuknya yang kecil.


 Membutuhkan proses yang lama untuk penyembuhan.
 Bentuknya menjijikan bagi sebagian orang.
 Habitat yang semakin langka.
 belum terlalu banyak jurnal yang membahas mengenai terapi undur-
undurbaik untuk memperingan kadar gula darah pada pengidap dm type II
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Terapi komplementer dikenal dengan terapi tradisional yang digabungkan


dalam pengobatan modern. Komplementer adalah penggunaan terapi tradisional
ke dalam pengobatan modern
Terapi komplementer undur-undur merupakan suatu terapi yang dimana
ketika seorang pasien DM type II memakan undur-undur ini bisa merangsang sel-
sel dalam pancreas sehingga keluarnya insulin yang fungsinya untuk
mengantarkan darah kedalam sel-sel yang ada dalam tubuh
Undur-undur ini memiliki manfaat yang banyak bisa menyembuhkan
penyakit seperti diabetes mellitus, stroke, hipertensi, dan reumatik. Undur-undur
juga mudah di dapat dengan cukup mengkonsumsi 3 ekor bisa membantu proses
penyembuhan terutama bagi penderita diabetes mellitus. Mungkin bagi sebagian
orang terlihat menjijika namun undur-undur ini sangat memiliki banyak manfaat.

B. Saran

Sebaiknya untuk terapi undur-undur ini lebih jauh lagi untuk di teliti karena
akan sangat bagus jika ada yg mengembangkan terapi komplementer undur-undur
ini.

12
DAFTAR PUSTAKA

Bachtiar, E. (2007). Kajian Potensi Undur-undur darat ( Myrmeleon sp ). Jakarta:


Gaya Baru
Dewi, M. R. (2016). Undur-Undur Darat ( Myrmeleon sp .) sebagai Obat
Alternatif Diabetes Melitus.
Elsevier Elizabeth J. Corwin. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC

Fatimah, Restyana Noor. 2008. Diabetes Mellitus [online]. Tersedia:


http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/viewFile/615/
619

Nezabudkin, V. (2007). How to research alternatif treatment before using


them.http// .www.naturalhealthweb.com/articles/ Nezabudkin1.html,

Snyder, M. & Lindquist, R. (2002). Complementary/alternative therapies in


nursing. 4th ed. New York: Springer
Sylvi, Ratna. 2018. Kadar Gula Darah Normal Menurut Usia dan Cara
Menjaganya. [online]. Tersedia:
https://www.tanpadiabetes.com/kadar-gula-darah-normal-menurut-usia/
Tyas firmsnsyah,2016. Manfaat undur-undur.[Online] Tersedia
https://www.scribd.com/doc/259612578/manfaat-undur-undur [3 April 2020].
Zico Fakhrur Rozi, D. S. dan Jo. W. (n.d.). Uji Potensi Jus Larva Myrmeleonsp
Terhadap Kadar Gula Gula Darah MusMusculusSwiss Webster Jantan. 16–
29.

Anda mungkin juga menyukai