Anda di halaman 1dari 9

Aplikasi Dan Dosis Pupuk Tanaman Padi

                                                  Melihat kenyataan di


lapangan, pemberian pupuk pada tanaman padi yang dilakukan rekan-rekan petani
sangatlah beragam, baik waktu maupun dosisnya. Dan sebagian besar rekan petani
kita masih sangat fanatik dengan hanya  menggunakan pupuk urea saja. Kandungan
hara yang terdapat dalam urea hanya Nitrogen saja, padahal tanaman padi
membutuhkan bermacam-macam unsur hara baik itu unsur makro seperti Nitrogen
(N), Pospor (P), Kalium (K) 
dan juga unsure mikr seperti Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Belerang/Sulfur (S),
Besi (Fe), Mangan (Mn), Tembaga (Cu), Seng (Zn), dll…
Memang,,. Ada juga rekan petani yang sudah memahami pentingnya pemberian
pupuk yang mengandung unsur-unsur hara tersebut secara berimbang, namun jumlah
mereka sangatlah sedikit jika dibandingkan dengan jumlah seluruh petani kita,,,
Pupuk bagi tanaman adalah merupakan makanan , jika makanan tercukupi gizinya,
maka pertumbuhan dan perkembangan tanaman akan optimal, bila kita sebagai petani
memberikan “makanan” bagi tanaman kita seadanya, pekembangannya pun
sebaliknya “tidak optimal”, hasil yang kita dapatkan pun tidak maksimal.

Agar tumbuh dan berkembang, tanaman butuh makanan, termasuk tanaman padi.
Dengan makanan yang cukup (pupuk organik -kompos dan POC- dan pupuk
anorganik), maka perkembangan fase vegetatif dan fase generatifnya akan tumbuh
dengan baik.
Bila kita sudah memberikan “makanan” terbaik bagi tanaman. Maka tanaman akan
mengeluarkan hasil terbaiknya buat kita. Jadi ada korelasi antara usaha tani yang baik
dengan hasil yang baik.
Untuk tanaman padi, pola pemupukannya ( aplikasi pupuk kimia ) dibagi dalam 3
tahap pemberian.

Kaidah Umum Pemupukan Kimia/Anorganik :


Secara umum, aplikasi untuk hara N adalah pupuk dasar 20 %, pupuk susulan ke-1
sebesar 40 % dan pupuk susulan ke-2 adalah 40 %.
Pupuk dasar untuk hara N diberikan cuma 20 %, Sebab tanaman padi yang berumur
sekitar 7-10 hari masih kecil di mana perakaran sedikit dan belum banyak
memerlukan pupuk yang mengandung hara N. Sedangkan untuk hara yang
mengandung P dan K aplikasinya adalah sbg pupuk dasar 50 % dan pupuk susulan
ke-1 sisanya 50 %.
Sebenarnya jika rekan petani mau menggunakan pupuk organik (seperti bokashi,
kompos jerami) dan pemberian mol maka penggunaan pupuk anorganik bisa
berkurang. Pemberian pupuk organik tersebut kira2 1-2 ton/ha. Pupuk organik
tersebut juga berguna untuk membantu proses penyerapan pupuk kimia oleh
tanaman.

Tahap Pemupukan
Sebenarnya pemerintah sudah merekomendasikan berapa dosis pupuk yang
sebaiknya diberikan pada tanaman padi dan rekan petani dapat menanyakan pada
PPL setempat berapa dosis pupuk di wilayah masing-masing. 
Secara umum rekomendasi pupuk untuk tanaman padi sebagai berikut, Urea
sebesar 200 kg - 250 kg, SP36 100 kg - 150 kg dan KCl 75 kg - 100 kg. Jika
menggunakan NPK dosisnya adalah 100-150 kg urea dan 300 kg NPK. Agar
dapat diperoleh dosis pemberian pupuk secara tepat memang harus dilakukan uji
tanah pada lahan. 

Berikut sedikit gambaran mengenai pemupukan


Jika pupuk yang digunakan Phonska dan Urea : 300 kg pupuk NPK Phonska
dan 100-150 kg pupuk Urea ( kandungan haranya 113 kg N, 45 kg P2O5 dan 45
K2O ) .
Pupuk dasar /pertama: 150 kg ponska.
Sebaiknya pemberian pupuk dasar ini diberikan pada saat tanaman berumur 7-10 hst,
pada saat ini  perakaran padi sudah mulai berkembang dan siap menghisap pupuk
yang diberikan walau jumlahnya sedikit. Lagipula, bibit  yang baru ditanam akan
adaptasi dengan lingkungan beberapa hari (karena stress). Makanya ada sebagian dari
daunnya yang kuning dan mengering. Baru setelah itu, proses tumbuh akar berjalan.
Makanya dosis kandungan N di pemupukan pertama tanam 1/2 dari dosis pupuk ke-2
dan ke-3.
Untuk pupuk NPK ponska, pupuk ini punya nilai lebih sebab terdapat kandungan
Sulfur sekitar 10 %. Salah satu fungsi sulfur ini adalah merangsang pertumbuhan
tanaman-tanaman muda.
Untuk memaksimalkan fungsi pupuk, sebaiknya sehabis pemupukan dilakukan
penginjakan. Bila ini dilakukan, pupuk akan bertahan lebih lama di sawah, pupuk
maksimal diserap akar tanaman, tanaman lebih subur, gulma akan terkendali, hasil
panen bisa meningkat, dll.

Pemupukan ke-2  : 150 kg ponska + urea 50 kg.


Diberikan sekitar minggu  ke-3 atau 21 hst, sama sepeerti pemupukan dasar, setelah
dilakukan pemupukan kemudian dilakukan penginjakan agar dapat terserap tanaman
dengan optimal.

Pemupukan ke-3  : 50-100 kg urea.


Diberikan sekitar 30-40 hst sewaktu tanaman padi akan mengeluarkan malai. Pada
saat ini daun tanaman perlu hijau untuk memproduksi makanan, apalagi daun
bendera. Daun bendera yang masih agak hijau menandakan isi malai akan semakin
baik, semakin merunduk. Dan ketika daun bendera suatu malai sudah kuning maka
gabah yang dihasilkan kurang bernas,,,
Jangan lupa, kita lakukan proses penginjakan di fase ini, sebab masa pengisian bulir
padi akan semakin panjang sekitar 4-5 hari. Hasilnya, malai yang kita hasilkan akan
banyak yang bernas.
Disamping menggunakan pupuk kimia, alangkan baiknya bila petani juga
menggunakan/melakukan penyemprotan pupuk hayati/POC/MOL. Minimal
diberikan 3 kali penyemprotan. Waktunya sekitar 15 hst, 30 hst dan 70 hst.

Jika menggunakan Urea, TSP dan KCL: 200-250 kg Urea,100 kg TSP , dan 75
kg KCL
( kandungan haranya 115 kg N, 46 kg P2O5 dan 45 kg K2O )
Pupuk dasar/pertama : 50 kg Urea + 50 kg TSP + 40  kg KCL
Pemupukan ke-2   : 100 kg Urea + 50 kg TSP + 35 kg KCL
Pemupukan ke-3  : 50-100 kg Urea
Bila petani ingin melakukan dosis lain, juga bisa seperti ini : pemupukan 1 ( 75 kg
urea + 50 kg TSP + 40 KCL ), pemupukan ke-2 ( 100 kg urea + 50 kg TSP + 35 KCL
) dan pemupukan ke-3 ( 75 kg urea )
Bila tak ada pupuk TSP maka bisa diganti dengan 128 SP36 /TS. Bila kondisi daun
masih terlihat hijau, pemupukan ke-3 ( bisa dikurangi menjadi 50-75 kg urea)
Itulah dosis dan cara pemupukan padi secara umum. Semoga artikel ini bisa
menambah wawasan dan pengetahuan para petani indonesia, dan tentunya saya
berharap  tulisan ini bisa membantu meningkatkan produksi petani semua.
Dari berbagai sumber.
Diposkan oleh Tri 'Udje' Pudjianto di 16.15
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan
ke Pinterest
Label: BUDIDAYA

20 komentar:

1.

Jual Grosir Beras Merah Organik4 Desember 2015 19.16

Kereenn... Salam Kenal..

Balas

Balasan

1.

Tri 'Udje' Pudjianto22 Desember 2015 08.45

Salam kenal juga gan... terima kasih telah berkunjung ke agritani

Balas

2.

Unknown19 Januari 2016 05.50

Terimakasi infonya , mas sya petani baru mulai , di daerah saya pabuaran
subang biada menggunakan pupuk untuk 1 ha swah urea 150kg , tsp 150kg
dan npk ponsca 200kg , bagaimana dgn campuran sperti itu ?

Balas

3.

Nunung Andriyani19 Januari 2016 05.58

Terimakasi infonya , mas sya petani baru mulai , di daerah saya pabuaran
subang biada menggunakan pupuk untuk 1 ha swah urea 150kg , tsp 150kg
dan npk ponsca 200kg , bagaimana dgn campuran sperti itu ?

Balas

Balasan
1.

Tri 'Udje' Pudjianto24 Januari 2016 06.58

Terima kasih atas kunjungannya Mbak Nunung..


Secara umum kebutuhan pupuk pada tanaman padi adalah Urea 250
kg, TSP 100 kg dan KCL 75 kg dengan kandungan hara 115 kg N, 46
kg P2O5 dan 45 kg K2O. Atau urea kandungan N nya 46%, TSP dg
46 % P2O5 dan KCL dg 45% K2O
Untuk mengetahui kandungan hara pada pupuk yang mbak Nunung
lakukan, mari kita hitung dahulu
Urea 150 kg kandungan N = 1,5 X 46 = 69 kg N
TSP 150 kg kandungan P2O5 = 1,5 x 46 = 69 kg P2O5
Phonska 200 kg = 30 kg N, 30 kg P2O5 dan 30 kg K2O. (dalam
phonska 15:15:15 terdapat 15% N, 15% P2O5 dan 15% K2O)
Sehingga pada pemupukan yang mbak Nunung lakukan dengan 150
kg Urea, 150 kg TSP dan 200 kg Phonska terdapat kandungan hara
total:
N = 69 + 30 = 99 kg
P2O5 = 69 + 30 = 99 kg
K2O = 30 kg
Sehingga terdapat kekurangan 16 kg N atau 35 kg Urea
Ada kelebihan 53 kg P2O5 atau 115 kg TSP dan ada kekurangan 15
kg K2O atau 25 kg KCL. Kalau di daerah Mbak Nunung ketersediaan
KCL cukup langka atau mahal bisa diganti dengan menambah
Phonska nya menjadi 300 kg, urea nya tetap 150 kg dan TSP nya tidak
usah diberikan karena sudah tercukupi dari pupuk phonska.
Waktu dan dosis pemupukan dapat mengikuti penjelasan pada artikel
di atas. Demikian penjelasan dari saya, semoga hasil panennya
meningkat...

Balas

4.

Angkie Lee Roth1 Februari 2016 18.49

Pembahasannya menarik sekali pak,yg saya mau tanyakan kenapa urea murni
di taro pas pemupukan ketiga pa?ini berbanding trbalik dgn kondisi di daerah
saya di pamanukan subang,biasanya pemupukan ketiga mnggunakan pupuk
yg kadar N nya sedikit ttp bnyak mngandung K (kl gk salah mengandung K)
sy masih belajar pa..cm jenis pupuknya biasanya untuk yg ketiga
menggunakan mutiara,phonska,Kno,kristaka,atau yg lainnya tp tdk
mnggunakan urea..mohon pencerahannya pa ,trima kasih ..salam tani
indonesia

Balas

Balasan

1.
Tri 'Udje' Pudjianto13 Maret 2016 14.20

Terimakasih atas kunjungannya Sdr Angkie dan saya mohon maaf


atas keterlambatan dalam menanggapi komen2 yg masuk. Baiklah
Mengapa urea diberikan pd pemupukan ketiga atau terakhir? pupuk
mutiara,phonska adalah pupuk majemuk yang terdiri atas 3 unsur :
Urea, TSP dan KCl.Sedang KNO dan Krista K mengandung antara
lain urea(N) dan KCl (K). Pupuk Urea, pupuk yang mudah larut dan
menguap. sedangkn TSP dan KCL larut dalam jangka waktu yg agak
lama. Oleh sebab itu pemberiannya diberikan pada tahap awal dan
susulan ke-1. Jadi sewaktu aplikasi 1 dan 2 kandungan urea yang ada
dlm ponska sudah sedikit atau habis.Oleh sebab itu pemberian urea
perlu diberikan juga pada tahap akhir dengan tujuan agar daun tetap
hijau sehingga proses fotosintesis tanaman akan maksimal, dan proses
pembentukan dan pembesaran malai akan maksimal pula.

Balas

5.

Unknown12 Februari 2016 15.37

Informasi yang sangat menarik Pak, yg ingin saya tanyakan, bagaimana hika
pupuk NPK diaplikasikan pada masa generatif Pak? Apakah ada dampak
negatifnya? Mohon penjelasannya Pak, terimakasih.

Balas

Balasan

1.

Tri 'Udje' Pudjianto13 Maret 2016 15.09

Terima kasih atas kunjungannya. Bila yang dimaksud waktu


pengaplikasian pada waktu menjelang masa generatif tidak masalah.
Saran saya gunakan NPK dengan kandungan N yang lebih banyak
dari unsur lainnya. Semoga bermanfaat.

Balas

6.

Yudhi Hardiyanto20 Februari 2016 08.54

mohon petunjuk, musim tanam 1 sekarang ini saya tanam padi seluas 5000
m2, jenis padi yang saya tanam varietasnya ciherang, aplikasi pupuk yang
saya gunakan adalah sbb:
- sebelum pengolahan tanah saya taburkan pupuk kandang sebanyak 50 sak /
kurang lebih sekitar 1-1,5 ton.
- pemupukan 1 saya lakukan 8 hst dengan pupuk anorganik urea 50 kg, SP 36
50 kg dan NPK Kebomas 50 Kg.
- pemupukan ke-2 saya lakukan pada saat padi berumur 28 hari dengan
komposisi urea 50 kg, KCL 50 kg, SP36 50 kg dan NPK Phonska 25 kg.

Pertanyaan saya, apakah komposisi pemupukan yang saya lakukan tersebut


sudah benar dengan melihat luas lahan tersebut ?
sebagai catatan setiap musim tanam I rata-rata hasil panen sebanyak 3,5 ton,
sedangkan musim tanam 2 rata-rata menghasilkan 2,8 ton.
mohon infonya pak untuk saya aplikasikan pada musim tanam selanjutnya,
terimakasih

Balas

Balasan

1.

Tri 'Udje' Pudjianto14 Maret 2016 10.39

Terimakasih atas komennya Pak Yudhi..


Kalo saya hitung kandungan hara yang sudah diberikan sbb:
- Urea 100 kg = 46 kg N
- SP 36 100 kg = 36 kg P2O5
- KCl 50 kg = 30 kg K2O
- NPK Kebomas(12:11:20) 50kg = 6kg N,5,5kg P dan 10kg K
- NPK Phonska 25 kg = 3,75 kg N, 3,75 kg P dan 3,75kg K
Sehingga total hara yang telah diberikan: N = 55,75 kg
P2O5 = 45,25 kg dan K2O 43,75 kg per 5000 m2. Sedangkan secara
umum kebutuhan tanaman padi adalah 115kg N, 45 kg P2O5 dan 45
kg K2O untuk 1 hektarnya. (untuk 0,5 ha Tinggal dibagi 2 saja yaitu
N= 57,5 kg, P = 22,5 kg dan K = 22,5kg). Artinya untuk N nya
memang mendekati cukup (hanya kurang 4kg Urea) namun terdapat
kelebihan unsur P sekitar 22,75kg dan unsur K kelebihan 21,25 kg.
Saran saya jika menggunakan urea, SP36, KCl, NPK Kebomas dan
NPK Phonska takarannya adalah sbb;
- Urea = 100 kg (46 kg N)
- NPK Kebomas = 50 kg ( 6 kg N, 5,5kg P2O dan 10kg K2O)
- NPK Phonska = 50 kg ( 7,5 kg N, 7,5kg P dan 7,5kg K)
Sehingga Total N = 59,5 kg, P2O5= 13 kg dan K2O= 17,5 kg.
Untuk mencukupi unsur P dan K tambahkan 36 kg pupuk SP36 dan
30 kg pupuk KCl. Perlu saya sampaikan bahwa takaran tadi tidak
mutlak karena kebutuhan pupuk sebenarnya tergantung dari
ketersediaan hara dalam tanah. Dosis/takaran tsb hanyalah perkiraan.
Semoga dapat dipahami dan semoga hasil panen Pak Yudhi
meningkat. Aamiin

Balas

7.

kawula gusti25 Februari 2016 05.12

apa yang d maksud proses penginjakan pada fase pada saat pengisian bulir
pada artikel di atas? mohon penjelasan.

Balas
8.

kawula gusti25 Februari 2016 05.13

apa yang d maksud proses penginjakan pada fase pada saat pengisian bulir
pada artikel di atas? mohon penjelasan.

Balas

Balasan

1.

Tri 'Udje' Pudjianto14 Maret 2016 10.49

Terimakasih komennya Bpk Kawula Gusti dan Kunjungi lagi blog


ini..
Maksud dari "jangan lupa lakukan proses penginjakan pada fase ini"
adalah jangan lupa setelah dilakukan pemupukan dilakukan
penginjakkan juga agar pupuk dapat terbenam di dalam tanah
sehingga pupuk dapat terserap akar tanaman dengan optimal.

Balas

9.

betemen ngeselin16 Maret 2016 23.13

siang mas tri,,saya petani pemula , saat ini menggarap lahan sekitar 3000m2
tanam padi terus menerus sepanjang tahun dgn hasil rata2 tanam awal musim
penghujan 15 - 18kwintal ,tapi musim ke dua biasanya merosot tajam sampai
hanya 1ton sampai 12kuintal saja.di musim tanam ke tiga biasanya sangat
bagus mencapai 2 ton lebih..
pupuk yg saya berikan biasanya tiap tanam 50kg organik 100kg urea 100kg
phonska,pertanyaanya apakah hasil tersebut sudah sesuai ekspektasi yg
seharusnya ?? kalo belum mohon petunjuknya mas tri..
twengkyu..

Balas

Balasan

1.

Tri 'Udje' Pudjianto18 Maret 2016 18.02

Sepurane Mas Bas... komen balesan e pean di bawah ini..

Balas
10.

Tri 'Udje' Pudjianto18 Maret 2016 17.55

Siang juga mas Bas...kalau luas 3000 m dg hasil rata2 1.8 ton memang tidak
terlalu rendah juga tidakterllu tinggi. Namun mungkin masih bisa
ditingkatkan dengan beberapa usaha. Antara lain
1. Penggunaan pupuk organik (bokashi atau pupuk kandang yg sdh
difermentasi) dg takaran 2 ton/ha
2. Tanam bibit muda (10-15 HST) dan dangkal(krg lebih 3 cm)
3. Penggunaan MOL (mikroorganisme lokal)
4. Jarak tanam tidak terlalu rapat atau d sistem jajar legowo. Baca juga
http://agri-tani.blogspot.co.id/2015/12/sistem-jajar-legowo.html
5. Berdoa. Setelah usaha2 kita lakukan tentu kita juga harus tetap berdoa agar
hasil panen kita meningkat.
Mungkin usaha2 tsb bisa dipraktekkan Mas Bas..Utk referensi Mas Bas bisa
baca juga di http://agri-tani.blogspot.co.id/2015/12/ingin-hasil-panen-padi-
memuaskan-ini.html

Balas

11.

Devi Eko21 Maret 2016 02.45

Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

Balas

12.

Devi Eko21 Maret 2016 02.47

Sore Mas Tri, saya baru belajar menanam padi sawah, luas lahan yang saya
garap 5000m2, dan ditempat saya biasanya untuk satu musim tanam
menggunakan urea 100 kg, NPK Ponska 300 kg, dan za 100 kg dan
menghasilkan 2,3 ton(terserang hama wereng). apakah dosis pemupukan yang
saya lakukan berlebih? ato masih ada yang kurang? mohon jawabannya dari
Mas Tri. Terimakasih

Balas

Balasan

1.

Tri 'Udje' Pudjianto23 Maret 2016 07.15

Sore juga Mas Devi Eko


Terimakasih atas kunjungannya ke Agritani
Mengenai jumlah pupuk yg telah diberikan apakah lebih atau kurang,
sebaiknya kita hitung dulu kandungan unsur haranya.
Urea (46%N) = 100 kg berarti terdapat 46 kg N
ZA (21%N) = 100 kg , terdapat 21 kg N
Phonska (15:15:15) 300 kg artinya terdapat 45 kg N, 45kg P dan 45kg
K. Sehingga Unsur hara yang diberikan bila dijumlahkan menjadi:
N = 46+21+45 = 112 kg N,
P2O5= 45 kg
K2O = 45 kg
Sedangkan kebutuhan Tanaman Padi secara umum adalah 115 kg N,
45 kg P2O5 dan 45kg K2O per hektarnya. Sehingga dengan demikian
pupuk yang telah diberikan Mas Devi Eko sebenarnya berlebih.
Sebaiknya dikurangi separohnya saja. Dan yang perlu ditambahkan
adalah pupuk organiknya. Namun demikian masalah pemupukan tiap
daerah berbeda-beda, tergantung kandungan hara yang ada dalam
tanah.Untuk Lebih tepatnya mungkin bisa ditanyakan PPL
setempat.Semoga dapat dipahami oleh Mas Devi Eko dan semoga
musim tanam berikutnya panen lebih tinggi, aamiin.

Anda mungkin juga menyukai