Agar tumbuh dan berkembang, tanaman butuh makanan, termasuk tanaman padi.
Dengan makanan yang cukup (pupuk organik -kompos dan POC- dan pupuk
anorganik), maka perkembangan fase vegetatif dan fase generatifnya akan tumbuh
dengan baik.
Bila kita sudah memberikan “makanan” terbaik bagi tanaman. Maka tanaman akan
mengeluarkan hasil terbaiknya buat kita. Jadi ada korelasi antara usaha tani yang baik
dengan hasil yang baik.
Untuk tanaman padi, pola pemupukannya ( aplikasi pupuk kimia ) dibagi dalam 3
tahap pemberian.
Tahap Pemupukan
Sebenarnya pemerintah sudah merekomendasikan berapa dosis pupuk yang
sebaiknya diberikan pada tanaman padi dan rekan petani dapat menanyakan pada
PPL setempat berapa dosis pupuk di wilayah masing-masing.
Secara umum rekomendasi pupuk untuk tanaman padi sebagai berikut, Urea
sebesar 200 kg - 250 kg, SP36 100 kg - 150 kg dan KCl 75 kg - 100 kg. Jika
menggunakan NPK dosisnya adalah 100-150 kg urea dan 300 kg NPK. Agar
dapat diperoleh dosis pemberian pupuk secara tepat memang harus dilakukan uji
tanah pada lahan.
Jika menggunakan Urea, TSP dan KCL: 200-250 kg Urea,100 kg TSP , dan 75
kg KCL
( kandungan haranya 115 kg N, 46 kg P2O5 dan 45 kg K2O )
Pupuk dasar/pertama : 50 kg Urea + 50 kg TSP + 40 kg KCL
Pemupukan ke-2 : 100 kg Urea + 50 kg TSP + 35 kg KCL
Pemupukan ke-3 : 50-100 kg Urea
Bila petani ingin melakukan dosis lain, juga bisa seperti ini : pemupukan 1 ( 75 kg
urea + 50 kg TSP + 40 KCL ), pemupukan ke-2 ( 100 kg urea + 50 kg TSP + 35 KCL
) dan pemupukan ke-3 ( 75 kg urea )
Bila tak ada pupuk TSP maka bisa diganti dengan 128 SP36 /TS. Bila kondisi daun
masih terlihat hijau, pemupukan ke-3 ( bisa dikurangi menjadi 50-75 kg urea)
Itulah dosis dan cara pemupukan padi secara umum. Semoga artikel ini bisa
menambah wawasan dan pengetahuan para petani indonesia, dan tentunya saya
berharap tulisan ini bisa membantu meningkatkan produksi petani semua.
Dari berbagai sumber.
Diposkan oleh Tri 'Udje' Pudjianto di 16.15
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan
ke Pinterest
Label: BUDIDAYA
20 komentar:
1.
Balas
Balasan
1.
Balas
2.
Terimakasi infonya , mas sya petani baru mulai , di daerah saya pabuaran
subang biada menggunakan pupuk untuk 1 ha swah urea 150kg , tsp 150kg
dan npk ponsca 200kg , bagaimana dgn campuran sperti itu ?
Balas
3.
Terimakasi infonya , mas sya petani baru mulai , di daerah saya pabuaran
subang biada menggunakan pupuk untuk 1 ha swah urea 150kg , tsp 150kg
dan npk ponsca 200kg , bagaimana dgn campuran sperti itu ?
Balas
Balasan
1.
Balas
4.
Pembahasannya menarik sekali pak,yg saya mau tanyakan kenapa urea murni
di taro pas pemupukan ketiga pa?ini berbanding trbalik dgn kondisi di daerah
saya di pamanukan subang,biasanya pemupukan ketiga mnggunakan pupuk
yg kadar N nya sedikit ttp bnyak mngandung K (kl gk salah mengandung K)
sy masih belajar pa..cm jenis pupuknya biasanya untuk yg ketiga
menggunakan mutiara,phonska,Kno,kristaka,atau yg lainnya tp tdk
mnggunakan urea..mohon pencerahannya pa ,trima kasih ..salam tani
indonesia
Balas
Balasan
1.
Tri 'Udje' Pudjianto13 Maret 2016 14.20
Balas
5.
Informasi yang sangat menarik Pak, yg ingin saya tanyakan, bagaimana hika
pupuk NPK diaplikasikan pada masa generatif Pak? Apakah ada dampak
negatifnya? Mohon penjelasannya Pak, terimakasih.
Balas
Balasan
1.
Balas
6.
mohon petunjuk, musim tanam 1 sekarang ini saya tanam padi seluas 5000
m2, jenis padi yang saya tanam varietasnya ciherang, aplikasi pupuk yang
saya gunakan adalah sbb:
- sebelum pengolahan tanah saya taburkan pupuk kandang sebanyak 50 sak /
kurang lebih sekitar 1-1,5 ton.
- pemupukan 1 saya lakukan 8 hst dengan pupuk anorganik urea 50 kg, SP 36
50 kg dan NPK Kebomas 50 Kg.
- pemupukan ke-2 saya lakukan pada saat padi berumur 28 hari dengan
komposisi urea 50 kg, KCL 50 kg, SP36 50 kg dan NPK Phonska 25 kg.
Balas
Balasan
1.
Balas
7.
apa yang d maksud proses penginjakan pada fase pada saat pengisian bulir
pada artikel di atas? mohon penjelasan.
Balas
8.
apa yang d maksud proses penginjakan pada fase pada saat pengisian bulir
pada artikel di atas? mohon penjelasan.
Balas
Balasan
1.
Balas
9.
siang mas tri,,saya petani pemula , saat ini menggarap lahan sekitar 3000m2
tanam padi terus menerus sepanjang tahun dgn hasil rata2 tanam awal musim
penghujan 15 - 18kwintal ,tapi musim ke dua biasanya merosot tajam sampai
hanya 1ton sampai 12kuintal saja.di musim tanam ke tiga biasanya sangat
bagus mencapai 2 ton lebih..
pupuk yg saya berikan biasanya tiap tanam 50kg organik 100kg urea 100kg
phonska,pertanyaanya apakah hasil tersebut sudah sesuai ekspektasi yg
seharusnya ?? kalo belum mohon petunjuknya mas tri..
twengkyu..
Balas
Balasan
1.
Balas
10.
Siang juga mas Bas...kalau luas 3000 m dg hasil rata2 1.8 ton memang tidak
terlalu rendah juga tidakterllu tinggi. Namun mungkin masih bisa
ditingkatkan dengan beberapa usaha. Antara lain
1. Penggunaan pupuk organik (bokashi atau pupuk kandang yg sdh
difermentasi) dg takaran 2 ton/ha
2. Tanam bibit muda (10-15 HST) dan dangkal(krg lebih 3 cm)
3. Penggunaan MOL (mikroorganisme lokal)
4. Jarak tanam tidak terlalu rapat atau d sistem jajar legowo. Baca juga
http://agri-tani.blogspot.co.id/2015/12/sistem-jajar-legowo.html
5. Berdoa. Setelah usaha2 kita lakukan tentu kita juga harus tetap berdoa agar
hasil panen kita meningkat.
Mungkin usaha2 tsb bisa dipraktekkan Mas Bas..Utk referensi Mas Bas bisa
baca juga di http://agri-tani.blogspot.co.id/2015/12/ingin-hasil-panen-padi-
memuaskan-ini.html
Balas
11.
Balas
12.
Sore Mas Tri, saya baru belajar menanam padi sawah, luas lahan yang saya
garap 5000m2, dan ditempat saya biasanya untuk satu musim tanam
menggunakan urea 100 kg, NPK Ponska 300 kg, dan za 100 kg dan
menghasilkan 2,3 ton(terserang hama wereng). apakah dosis pemupukan yang
saya lakukan berlebih? ato masih ada yang kurang? mohon jawabannya dari
Mas Tri. Terimakasih
Balas
Balasan
1.