Anda di halaman 1dari 33

8/13/2019 Laporan Kasus Batu Sal Kemih

Presentasi Kasus
Batu Saluran Kemih

Pembimbing :
Dr. Irriane Dewi

Oleh :
Rendy Suherman Sidik

RS TINGKAT IV 02.07.04 DINAS KESEHATAN TENTARA


BANDAR LAMPUNG - LAMPUNG
2013

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-batu-sal-kemih 1/33
8/13/2019 Laporan Kasus Batu Sal Kemih

BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang


Penyakit batu saluran kemih sudah dikenal sejak jaman Babilonia dan
zaman Mesir kuno. Sebagai salah satu buktinya adalah diketemukan batu pada
kandung kemih seorang mumi. Penyakit ini dapat menyerang penduduk di
seluruh dunia dan tidak terkecuali penduduk di Indonesia. Angka kejadian
 penyakit ini tidak sama di berbagai belahan bumi. Di negara-negara
 berkembang, banyak dijumpai pasien batu buli-buli sedangkan di negara maju
lebih banyak dijumpai penyakit batu saluran kemih bagian atas. Hal ini karena
adanya pengaruh status gizi dan aktivitas pasien sehari-hari. Di Amerika Serikat
5-10% penduduknya menderita penyakit ini, sedangkan di seluruh dunia, rata-
rata terdapat 1-12% penduduk yang menderita batu saluran kemih. Penyakit ini
merupakan salah satu dari tiga penyakit terbanyak di bidang urologi disamping
1
infeksi saluran kemih dan pembesaran prostat benigna .
Di Indonesia penyakit batu saluran kemih masih menempati porsi
terbesar dari jumlah pasien di klinik urologi. Insidensi dan prevalensi yang pasti
dari penyakit ini di Indonesia belum dapat ditetapkan secara pasti. Dari data
dalam negeri yang pernah dipublikasi didapatkan peningkatan jumlah penderita
 batu ginjal yang mendapat tindakan di RSUPN-Cipto Mangunkusumo dari
tahun ke tahun mulai 182 pasien pada tahun 1997 menjadi 847 pasien pada
tahun 2002, peningkatan ini sebagian besar disebabkan mulai tersedianya alat
 pemecah batu ginjal non-invasif ESWL ( Extracorporeal shock wave lithotripsy)

yang secara total mencakup 86% dari seluruh tindakan (ESWL, PCNL, dan
1
operasi terbuka).
Kekambuhan pembentukan batu merupakan masalah yang sering
muncul pada semua jenis batu dan oleh karena itu menjadi bagian penting
 perawatan medis pada pasien dengan batu saluran kemih. Dengan

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-batu-sal-kemih 2/33
8/13/2019 Laporan Kasus Batu Sal Kemih

 perkembangan teknologi kedokteran terdapat banyak pilihan tindakan yang


tersedia untuk pasien, namun pilihan ini dapat juga terbatas karena adanya
variabilitas dalam ketersediaan sarana di masing-masing rumah sakit maupun

daerah.7
Terbentuknya batu saluran kemih diduga ada hubungannya dengan
gangguan aliran urine, gangguan metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi
dan keadaan keadaan lain yang masih belum terungkap (idiopatik). Secara
epidemiologis terdapat beberapa faktor yang mempermudah terjadinya batu
saluran kemih pada seseorang. Faktor-faktor itu adalah faktor intrinsik yaitu
keadaan yang berasal dari tubuh seseorang dan faktor ekstrinsik yaitu pengaruh
7
yang berasal dari lingkungan di sekitarnya.
Berdasarkan letaknya, batu saluran kemih terdiri dari batu ginjal, batu
ureter, batu buli-buli dan batu uretra. Batu saluran kemih pada umumnya
mengandung unsur: kalsium oksalat atau kalsium fosfat, asam urat, magnesium-
amonium-fosfat (MAP), xanthyn, dan sistin, silikat dan senyawa lainnya.
Semua tipe batu saluran kemih memiliki potensi untuk membentuk batu
staghorn, namun pada 75% kasus, komposisinya terdiri dari matriks struvit-
karbonat-apatit atau disebut juga batu struvit atau batu triple phosphate, batu
fosfat, batu infeksi, atau batu urease. 1

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-batu-sal-kemih 3/33
8/13/2019 Laporan Kasus Batu Sal Kemih

BAB II
LAPORAN KASUS
 
I. Identitas
a.   Nama : Ny.S
 b.  Jenis kelamin : Perempuan
c.  Tempat, tanggal lahir : Lampung, 2 april 1971
d.  Umur : 42 tahun
e.  Alamat : Bandar Lampung
f.  Status : Kawin
g.  Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
h.  Pendidikan : SLTA
i.  Agama : Islam
 j.  Tanggal masuk RS : 24 Agustus 2013

II.  Anamnesis
a.  Keluhan utama
Sakit di pinggang belakang kiri sejak 3 bulan yang lalu

 b.  Keluhan tambahan


Saat sakit terasa, kencing menjadi sedikit-sedikit dan rasa di panas di
kemaluan.
c.  Riwayat penyakit sekarang
4 bulan SMRS os sering merasa pegal-pegal di pinggang belakang,
terutama pinggang sebelah kiri. Os mengaku membeli obat tradisional cina
untuk mengatasi pegal-pegal tersebut.
3 bulan SMRS os merasa sakit yang hebat dan hilang timbul di
 pinggang belakang kiri. Sakit dirasa tiba-tiba, tidak dipengaruhi oleh
aktivitas maupun perubahan posisi tubuh, sakit dirasa sangat hebat
sehingga os sampai tidak bisa bangun. Ketika sakit dirasa os merasa mual
namun tidak muntah atau kembung, kencing menjadi sedikit-sedikit dan

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-batu-sal-kemih 4/33
8/13/2019 Laporan Kasus Batu Sal Kemih

kemaluan dirasakan panas. Kemudian os pergi beberapa kali ke klinik dan


mendapat obat namun sakit tetap tidak hilang. Kesulitan kencing, frekuensi
kencing yang meningkat, sakit saat kencing, kencing tidak lancar, dan

adanya darah atau pasir dalam air kencing disangkal oleh os. Os tidak
merasakan kesulitan BAB dan demam. Menstruasi teratur, tidak pernah
merasakan nyeri pada saat haid dan tidak juga menderita keputihan.
2 bulan SMRS os memeriksakan diri ke poli bedah RSUD koja dan
didiagnosis batu saluran kencing. Kemudian selama 2 bulan sampai
sebelum masuk rumah sakit os berobat jalan, mengkonsumsi obat dari
dokter dan keluhan dirasakan berkurang drastis. Os hanya sedikit
merasakan pegal-pegal di punggung belakang kiri.
Os bekerja sebagai security selama 3 tahun dan berhenti 4 bulan yang
lalu. Os selalu bekerja pada malam hari sehingga untuk mengatasi ngantuk
setiap hari os mengkonsumsi minuman supplemen seperti kratindaeng,
extra joss, kuku bima, dan vatigon. Selain itu selama 3 tahun os juga
mengkonsumsi obat pelangsing tradisional dari cina.

d.  Riwayat penyakit dahulu


Pasien mengatakan tidak pernah mengalami gejala yang sama sebelumnya,
tidak mempunyai penyakit hipertensi, kencing manis, hepatitis, asma, dan
asam urat. Os juga mengaku tidak pernah dioperasi atau dirawat inap.
Riwayat alergi obat-obatan tidak ada

e.  Riwayat penyakit keluarga


Pasien mengatakan tidak ada pada keluarganya dengan gejala yang sama.

Tidak terdapat riwayat alergi, asthma, kelainan jantung pada keluarga.

f.  Kebiasaan
Selama bekerja os seringkali menahan kencing. Os makan makanan sayur
dan lauk pauk tiap hari dan dirasa tidak berlebihan, konsumsi air putih

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-batu-sal-kemih 5/33
8/13/2019 Laporan Kasus Batu Sal Kemih

kurang lebih 5 botol aqua sedang. Os juga mengatakan bahwa pasien tidak
mengkonsumsi obat-obatan terlarang. Os juga mengatakan malas olahraga,
tidak merokok ataupun mengkonsumsi alkohol.

III.  Pemeriksaan Fisik


a.  Keadaan umum : tampak sakit ringan
 b.  Kesadaran : compos mentis
c.  Tanda vital
- Tekanan darah : 110 / 80 mmHg
-  Nadi : 88x/menit, reguler, isi cukup
- Suhu o
: 36,5  C
- Pernapasan : 19x/menit, reguler
d.  Kepala : normocepali
e.  Mata : CA (+/+), SI (-/-), edema palpebra (-/-), cekung (-/-)
f.  Telinga : normotia, sekret (-/-)
g.  Hidung : normosepta, sekret (-/-), mukosa hiperemis (-/-)
h.  Tenggorokan : tonsil tenang T1-T1, faring hiperemis (-)
i.  Leher : kelenjar getah bening tidak teraba membesar
 j.  Thorax
- Cor : BJ I II normal, murmur (-), gallop (-/-)
- Pulmo : SnVes, Rh (-/-), wh (-/-),retraksi (-)
k.  Abdomen : datar, simetris, bising usus normal.
l.  Ekstrimitas : akral teraba hangat, edema (-)
m.  Status lokalis urologi
- Costo-vertebrae angle / CVA

  Inspeksi : tidak tampak adanya massa


  Ballotement: (- /+)
   Nyeri ketuk: (-/-)
   Nyeri tekan: (-/-)
- Suprasimfisis

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-batu-sal-kemih 6/33
8/13/2019 Laporan Kasus Batu Sal Kemih

  Inspeksi : tidak tampak adanya massa


  Palpasi : nyeri tekan (-), massa (-)
- Genitalia Eksterna
Bentuk normal, tanda radang (-), OUE letak normal.

IV.  Pemeriksaan penunjang


a.  Laboratorium = HEMATOLOGI tanggal 25 Agustus 2013

Hasil
Hemoglobin 8.6 g/dL  
Hematokrit 27 %

Leukosit 5600
Trombosit 272.000
LED 33
BT 3.00
CT 12.00
Ureum darah 55  
Kreatinin darah 2.9  

 b.  BNO
Preperitoneal fat line kanan kiri baik
Distribusi udara usus merata sampai distal
Tampak gambaran radioopaque berbentuk oval pada cavum abdomen
setinggi paravertebral lumbal 3-4 kanan dan lumbal 3-4 kiri.

V.  Resume Kasus


 Ny. S, perempuan datang dengan keluhan sakit di pinggang belakang
kiri yg hilang timbul sejak 3 bulan yang lalu. Sakit dirasa tiba-tiba dan
dirasa sangat hebat sehingga os sampai tidak bisa bangun. Ketika sakit
dirasa os merasa mual. kencing menjadi sedikit-sedikit dan kemaluan
dirasakan panas. Os bekerja sebagai security selama 3 tahun. Os selalu

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-batu-sal-kemih 7/33
8/13/2019 Laporan Kasus Batu Sal Kemih

 bekerja pada malam hari sehingga untuk mengatasi ngantuk setiap hari os
mengkonsumsi minuman supplemen seperti kratindaeng, extra joss, kuku
 bima, dan vatigon. Selain itu selama 3 tahun os juga mengkonsumsi obat

 pelangsing tradisional dari cina. Selama bekerja os seringkali menahan


kencing. Keluhan lain disangkal. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
 balotement kiri (+). Hasil pemeriksaan penunjang menunjukkan Hb 8,6
g/dL, ureum 55, kreatinin 2,9. Tampak gambaran radioopaq setinggi
 paravertebral lumbal 3-4 pada pemeriksaan foto BNO.

VI.  Diagnosis Kerja


Uretrolith bilateral
CKD

VII.  Penatalaksanaan
a.  Stabilisasi tanda vital dan keadaan umum
 b.  Persiapan operasi ureterolitotomi
- Lab darah lengkap
- Foto thorax

- Konsul penyakit dalam

VIII.  Prognosis
Ad vitam : Ad bonam
Ad fungsionam : Ad bonam
Ad sanationam : Ad bonam

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-batu-sal-kemih 8/33
8/13/2019 Laporan Kasus Batu Sal Kemih

BAB III
FORMAT PORTOFOLIO

Topik: Uretrolithiasis
Tanggal (kasus): 24 Agustus 2013 Presentan: dr. Rendy Suherman Sidik
Tangal presentasi: Pendamping: dr. Imelda Meilina
Tempat presentasi: RS DKT Bandar Lampung
Obyektif presentasi:
□ Keilmuan □ Keterampilan □ Penyegaran □ Tinjauan
 pustaka
□ Diagnostik □ Manajemen □ Masalah □ Istimewa 
□Neonatus □ Bayi  □ Anak   □ Remaja □ Dewasa  □ Lansia  □ Bumil 
□ Deskripsi: Wanita 42 th menderita Uretrolithiasis Bilateral 
□ Tujuan:
Bahan bahasan: □ Tinjauan □ Riset  □ Kasus  □ Audit 
 pustaka
Cara membahas: □ Diskusi  □Presentasi dan □ E‐mail  □ Pos 
diskusi

Data pasien:  Nama: Ny. S   No registrasi:


 Nama RS : RS DKT Bandar Lampung  Telp: - Terdaftar sejak: -
Data utama untuk bahan diskusi: 
1. Diagnosis/ Gambaran Klinis : Uretrolithiasis Bilateral
2. Riwayat Pengobatan: Belum pernah mendapatkan pengobatan

3. Riwayat kesehatan/ Penyakit: Pasien belum pernah mengalami keluhan yang sama
4. Riwayat keluarga/ masyarakat: tak ada riwayat sakit serupa dalam keluarga
5. Riwayat pekerjaan: -
6. Lain‐lain : -

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-batu-sal-kemih 9/33
8/13/2019 Laporan Kasus Batu Sal Kemih

Daftar Pustaka:
1.   Netter FH. Atlas of Human Anatomy. 4  ed. US: Saunders; 2006.
th

2.  Scanlon VC, Sanders T. Essential of anatomy and physiology. 5  ed. US: FA
th

Davis Company; 2007.


3.  Van de Graaf KM. Human anatomy. 6  ed. US: The McGraw-Hill
th

Companies; 2001.
4.  Guyton dan Hall. 2007. Buku Ajar FISIOLOGI KEDOKTERAN Edisi II.
EGC: Jakarta
5.  http://medicastore.com/penyakit/90/Batu_Saluran_Kemih.html.  akses tanggal
28 September 2011.
 
6. Purnomo, Basuki 2007.  Dasar-dasar Urologi. edisi kedua. Sagung seto:
Jakarta
7.  Soeparman, dkk. 2001. Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Hlmn 378. Balai
Penerbit FKUI : Jakarta
8.  Sjamsuhidayat. De jong, wim. Buku ajar ilmu Bedah. Hlmn 1024-1034. EGC
: Jakarta.
9.  http://www.emedicine.com/med/topic1599.htm/nefrolitiasis. akses tanggal 28
September 2011.
10. Glenn, James F. 1991. Urologic Surgery Ed.4. Philadelphia : Lippincott-
Raven Publisher.
11. Oswari, Jonatan; Adrianto, Petrus. 1995. Buku Ajar bedah, EGC: Jakarta
12. Rasyad, Syahriar, dkk. 1998. Radiologi Diagnostik, Ed.4, Balai Penerbit
FKUI: Jakarta.
13. Shires, Schwartz. Intisari prinsip  –   prinsip ilmu bedah. ed-6. EGC : Jakarta.
588-589

14. http://www.aku.edu/akuh/health_awarness/pdf/Stones-in-the-Urinary-
Tract.pdf. akses tanggal 28 September 2011.

Hasil pembelajaran:

10

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-batu-sal-kemih 10/33
8/13/2019 Laporan Kasus Batu Sal Kemih

1.  Diagnosis Uretrolithiasis Bilateral


2.  Patofisiologi Uretrolithiasis
3.  Penatalaksanaan Uretrolithiasis

4.  Edukasi tentang penyebab, faktor resiko, dan penatalaksanaan yang tepat

Subyektif
Keluhan Utama : Nyeri pinggang kiri sejak 3 bulan SMRS.
Riwayat Penyakit Sekarang:
4 bulan SMRS os sering merasa pegal-pegal di pinggang belakang,
terutama pinggang sebelah kiri. Os mengaku membeli obat tradisional cina

untuk mengatasi pegal-pegal tersebut.


3 bulan SMRS os merasa sakit yang hebat dan hilang timbul di
 pinggang belakang kiri. Sakit dirasa tiba-tiba, tidak dipengaruhi oleh
aktivitas maupun perubahan posisi tubuh, sakit dirasa sangat hebat
sehingga os sampai tidak bisa bangun. Ketika sakit dirasa os merasa mual
namun tidak muntah atau kembung, kencing menjadi sedikit-sedikit dan
kemaluan dirasakan panas. Kemudian os pergi beberapa kali ke klinik dan
mendapat obat namun sakit tetap tidak hilang. Kesulitan kencing, frekuensi
kencing yang meningkat, sakit saat kencing, kencing tidak lancar, dan
adanya darah atau pasir dalam air kencing disangkal oleh os. Os tidak
merasakan kesulitan BAB dan demam. Menstruasi teratur, tidak pernah
merasakan nyeri pada saat haid dan tidak juga menderita keputihan.
2 bulan SMRS os memeriksakan diri ke poli bedah RSUD koja dan
didiagnosis batu saluran kencing. Kemudian selama 2 bulan sampai
sebelum masuk rumah sakit os berobat jalan, mengkonsumsi obat dari

dokter dan keluhan dirasakan berkurang drastis. Os hanya sedikit


merasakan pegal-pegal di punggung belakang kiri.
Os bekerja sebagai security selama 3 tahun dan berhenti 4 bulan yang
lalu. Os selalu bekerja pada malam hari sehingga untuk mengatasi ngantuk
setiap hari os mengkonsumsi minuman supplemen seperti kratindaeng,

11

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-batu-sal-kemih 11/33
8/13/2019 Laporan Kasus Batu Sal Kemih

extra joss, kuku bima, dan vatigon. Selain itu selama 3 tahun os juga
mengkonsumsi obat pelangsing tradisional dari cina.

Obyektif  
  Pada pemeriksaan fisik didapatkan : kesadaran compos mentis
  Tekanan darah : 110 / 80 mmHg
   Nadi : 88x/menit, reguler, isi cukup
 
o
Suhu : 36,5  C
  Pernapasan : 19x/menit, reguler
a.  Status lokalis urologi
-
Costo-vertebrae angle / CVA
  Inspeksi : tidak tampak adanya massa
  Ballotement: (- /+)
   Nyeri ketuk: (-/-)
   Nyeri tekan: (-/-)
- Suprasimfisis
  Inspeksi : tidak tampak adanya massa
  Palpasi : nyeri tekan (-), massa (-)
- Genitalia Eksterna
Bentuk normal, tanda radang (-), OUE letak normal.

Pemeriksaan Penunjang
Hasil
Hemoglobin 8.6 g/dL  
Hematokrit 27 %

Leukosit 5600
Trombosit 272.000
LED 33
BT 3.00
CT 12.00

12

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-batu-sal-kemih 12/33
8/13/2019 Laporan Kasus Batu Sal Kemih

Ureum darah 55  
Kreatinin darah 2.9  

BNO:
fat line kanan kiri baik
Distribusi udara usus merata sampai distal
Tampak gambaran radioopaque berbentuk oval pada cavum abdomen
setinggi paravertebral lumbal 3-4 kanan dan lumbal 3-4 kiri.

“Assessment” 
Diagnosis: Uretrolithiasis Bilateral

”Planning” 
1.  Pemeriksaan radiologis tambahan : USG abdomen
 b.  Terapi : Persiapan operasi ureterolitotomi
- Konsul penyakit dalam

Pendidikan :  pasien diberi penjelasan mengenani penyakitnya, komplikasi yang bisa


terjadi, serta tindakan yang akan dilakukan.
Konsultasi : Dijelaskan secara rasional tentang penatalaksanaan yang dilakukan.
Rujukan: Pada pasien ini dirujuk ke dokter spesialis Bedah Urologi

13

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-batu-sal-kemih 13/33
8/13/2019 Laporan Kasus Batu Sal Kemih

BAB IV

TINJAUAN PUSTAKA

A.  Definisi  
5

Batu di dalam saluran kemih (calculus uriner) adalah massa keras


seperti batu yang berada di ginjal dan salurannya dan dapat menyebabkan nyeri,
 perdarahan, penyumbatan aliran kemih, atau infeksi.
Batu ini bisa terbentuk di dalam ginjal (nephrolith) maupun di dalam
kandung kemih (vesicolith). Proses pembentukan batu ini disebut urolithiasis

B. 
6,7
Etiologi  
Terbentuknya batu saluran kemih diduga ada hubungannya dengan

gangguan aliran urin, gangguan metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi, dan
keadaan-keadaan lain yang masih belum terungkap (idiopatik). Secara
epidemiologis terdapat beberapa faktor yang mempermudah terjadinya batu
saluran kemih pada seseorang. Faktor-faktor itu adalah faktor intrinsik yaitu

14

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-batu-sal-kemih 14/33
8/13/2019 Laporan Kasus Batu Sal Kemih

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-batu-sal-kemih 15/33
8/13/2019 Laporan Kasus Batu Sal Kemih

 berubah sesuai dengan perkembangan kehidupan suatu bangsa. Berdasarkan


 pembandingan data penyakit batu saluran kemih di berbagai negara, dapat
disimpulkan bahwa di negara yang mulai berkembang terdapat banyak batu

saluran kemih bagian bawah, terutama terdapat di kalangan anak.  


Di negara yang sedang berkembang, insidensi batu saluran kemih
relatif rendah, baik dari batu saluran kemih bagian bawah maupun batu saluran
kemih bagian atas. Di negara yang telah berkembang, terdapat banyak batu
saluran kemih bagian atas, terutama di kalangan orang dewasa. Pada suku
 bangsa tertentu, penyakit batu saluran kemih sangat jarang, misalnya suku
 
 bangsa Bantu di Afrika Selatan.
Satu dari 20 orang menderita batu ginjal. Pria:wanita = 3:1. Puncak
kejadian di usia 30-60 tahun atau 20-49 tahun. Prevalensi di USA sekitar 12%
untuk pria dan 7% untuk wanita. Batu struvite lebih sering ditemukan pada
wanita daripada pria.

D. 
9,10,11
Patogenesis  
Secara teoritis batu dapat terbentuk di seluruh saluran kemih terutama
 pada tempat-tempat yang sering mengalami hambatan aliran urine (stasis urine),
yaitu pada sistem kalises ginjal atau buli-buli. Adanya kelainan bawaan pada
 pelvikalises (stenosis uretero-pelvis), divertikel, obstruksi infravesika kronis
seperti pada hyperplasia prostat benigna, stiktura, dan buli-buli neurogenik
 
merupakan keadaan-keadaan yang memudahkan terjadinya pembentukan batu.
Batu terdiri atas kristal-kristal yang tersusun oleh bahan-bahan organik
maupun anorganik yang terlarut dalam urine. Kristal-kristal tersebut tetap
 berada dalam keadaan metastable (tetap terlarut) dalam urine jika tidak ada

keadaan-keadaan tertentu yang menyebabkan terjadinya presipitasi kristal.


Kristal-kristal yang saling mengadakan presipitasi membentuk inti batu
(nukleasi) yang kemudian akan mengadakan agregasi dan menarik bahan-bahan
lain sehingga menjadi kristal yang lebih besar.

16

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-batu-sal-kemih 16/33
8/13/2019 Laporan Kasus Batu Sal Kemih

Meskipun ukurannya cukup besar, agregat kristal masih rapuh dan


 belum cukup mampu menyumbat saluran kemih. Untuk itu agregat kristal
menempel pada epitel saluran kemih (membentuk retensi kristal), dan dari sini

 bahan-bahan lain diendapkan pada agregat itu sehingga membentuk batu yang
cukup besar untuk menyumbat saluran kemih. Kondisi metastabel dipengaruhi
oleh suhu, pH larutan, adanya koloid di dalam urine, laju aliran urine di dalam
saluran kemih, atau adanya korpus alienum di dalam saluran kemih yang
 
 bertindak sebagai inti batu.

Kandungan batu kemih kebayakan terdiri dari :


1. 75 % kalsium.
2. 15 % batu tripe/batu struvit (Magnesium Amonium Fosfat).
3. 6 % batu asam urat.
4. 1-2 % sistin (cystine).

Faktor- faktor yang mempengaruhi batu kandung kemih (Vesikolitiasis)


adalah
1. Hiperkalsiuria
Suatu keadaan dimana kadar kalsium di dalam urin lebih besar dari
250-300 mg/24 jam, disebabkan karena, hiperkalsiuria idiopatik (meliputi
hiperkalsiuria disebabkan masukan tinggi natrium, kalsium dan protein),
hiperparatiroidisme primer, sarkoidosis, dan kelebihan vitamin D atau
kelebihan kalsium.

17

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-batu-sal-kemih 17/33
8/13/2019 Laporan Kasus Batu Sal Kemih

2. Hipositraturia
Suatu penurunan ekskresi inhibitor pembentukan kristal dalam air
kemih, khususnya sitrat, disebabkan idiopatik, asidosis tubulus ginjal tipe I

(lengkap atau tidak lengkap), minum Asetazolamid, dan diare dan masukan
 protein tinggi.
3. Hiperurikosuria
Peningkatan kadar asam urat dalam air kemih yang dapat memacu
 pembentukan batu kalsium karena masukan diet purin yang berlebih.
4. Penurunan jumlah air kemih
Dikarenakan masukan cairan yang sedikit.
5. Jenis cairan yang diminum
Minuman yang banyak mengandung soda seperti soft drink, jus apel
dan jus anggur.
6. Hiperoksalouria
Kenaikan ekskresi oksalat diatas normal (45 mg/hari), kejadian ini
disebabkan oleh diet rendah kalsium, peningkatan absorbsi kalsium intestinal,
dan penyakit usus kecil atau akibat reseksi pembedahan yang mengganggu
absorbsi garam empedu.
7. Ginjal Spongiosa Medula
Disebabkan karena volume air kemih sedikit, batu kalsium idiopatik
(tidak dijumpai predisposisi metabolik).
8. Batu Asam Urat
Batu asam urat banyak disebabkan karena pH air kemih rendah, dan
hiperurikosuria (primer dan sekunder).
9. Batu Struvit

Batu struvit disebabkan karena adanya infeksi saluran kemih dengan


organisme yang memproduksi urease. Batu dapat tumbuh menjadi lebih besar
membentuk batu staghorn dan mengisi seluruh pelvis dan kaliks ginjal.
Kuman penyebab infeksi ini adalah golongan kuman pemecah urea atau urea
 splitter yang dapat menghasilkan enzim urease dan merubah urine menjadi

18

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-batu-sal-kemih 18/33
8/13/2019 Laporan Kasus Batu Sal Kemih

 bersuasana basa melalui hidrolisis urea menjadi amoniak, seperti pada reaksi:
1
CO(NH2)2+H2O2NH3+CO2.  
Sekitar 75% kasus batu staghorn, didapatkan komposisi batunya

adalah matriks struvit-karbonat-apatit atau disebut juga batu struvit atau batu
triple phosphate, batu fosfat, batu infeksi, atau batu urease, walaupun dapat pula
1
terbentuk dari campuran antara kalsium oksalat dan kalsium fosfat.

Suasana basa ini yang memudahkan garam-garam magnesium,


ammonium, fosfat dan karbonat membentuk batu magnesium amoniun fosfat
(MAP) atau (Mg NH4PO4.H2O) dan karbonat apatit (Ca 10[PO4]6CO3. Karena
++ ++ +
terdiri atas 3 kation Ca   Mg dan NH4 ) batu jenis ini dikenal dengan nama

 batu triple-phosphate. Kuman-kuman yang termasuk pemecah urea diantaranya


adalah  Proteus spp, Klebsiella, Serratia, Enterobacter, Pseudomonas, dan
Stafilokokus.  Meskipun  E.coli  banyak menyebabkan infeksi saluran kemih,
1
namun kuman ini bukan termasuk bakteri pemecah urea.

19

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-batu-sal-kemih 19/33
8/13/2019 Laporan Kasus Batu Sal Kemih

E. 
8,10,11
Manifestasi Klinis  
Batu pada kaliks ginjal memberikan rada nyeri ringan sampai berat
karena distensi dari kapsul ginjal. Begitu juga baru pada pelvis renalis, dapat

 bermanifestasi tanpa gejala sampai dengan gejala berat. Umumnya gejala batu
saluran kemih merupakan akibat obstruksi aliran kemih dan infeksi. Keluhan
yang disampaikan oleh pasien tergantung pada posisi atau letak batu, besar batu,
 
dan penyulit yang telah terjadi.
Keluhan yang paling dirasakan oleh pasien adalah nyeri pada
 pinggang. Nyeri ini mungkin bisa merupakan nyeri kolik ataupun bukan kolik.
 Nyeri kolik terjadi karena aktivitas peristaltik otot polos sistem kalises ataupun
ureter meningkat dalam usaha untuk mengeluarkan batu dari saluran kemih.
Peningkatan peristaltik itu menyebabkan tekanan intraluminalnya meningkat
sehingga terjadi peregangan dari terminal saraf yang memberikan sensasi nyeri.
 Nyeri ini disebabkan oleh karena adanya batu yang menyumbat
saluran kemih, biasanya pada pertemuan pelvis ren dengan ureter (ureteropelvic
 junction), dan ureter. Nyeri bersifat tajam dan episodik di daerah pinggang
(flank) yang sering menjalar ke perut, atau lipat paha, bahkan pada batu ureter
 
distal sering ke kemaluan. Mual dan muntah sering menyertai keadaan ini.
 Nyeri non kolik terjadi akibat peregangan kapsul ginjal karena terjadi
hidronefrosis atau infeksi pada ginjal. Pada pemeriksaan fisik mungkin
didapatkan nyeri ketok pada daerah kosto-vertebra, teraba ginjal pada sisi sakit
akibat hidronefrosis, terlihat tanda-tanda gagal ginjal, retensi urine, dan jika
 
disertai infeksi didapatkan demam-menggigil.

F. 
12
Diagnosis  

Selain pemeriksaan melalui anamnesis dan jasmani untuk menegakkan


diagnosis, penyakit batu perlu ditunjang dengan pemeriksaan radiologik,
laboratorium dan penunjang lain untuk menentukan kemungkinan adanya
obstruksi saluran kemih, infeksi dan gangguan faal ginjal. Secara radiologik,

20

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-batu-sal-kemih 20/33
8/13/2019 Laporan Kasus Batu Sal Kemih

 batu dapat radioopak atau radiolusen. Sifat radioopak ini berbeda untuk
 
 berbagai jenis batu sehingga dari sifat ini dapat diduga jenis batu yang dihadapi.
Pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk mencari kelainan kemih

yang dapat menunjang adanya batu di saluran kemih, menentukan fungsi ginjal,
dan menentukan sebab terjadinya batu.
Pemeriksaan renogram berguna untuk menentukan faal kedua ginjal
secara terpisah pada batu ginjal bilateral atau bila kedua ureter tersumbat total.
Cara ini dipakai untuk memastikan ginjal yang masih mempunyai sisa faal yang
cukup sebagai dasar untuk melakukan tindak bedah pada ginjal yang sakit.
Pemeriksaan ultrasonografi dapat untuk melihat semua jenis batu, menentukan
ruang dan lumen saluran kemih, serta dapat digunakan untuk menentukan posisi
 
 batu selama tindakan pembedahan untuk mencegah tertingggalnya batu.

G. 
8,10,11
Diagnosis Banding  
Kolik ginjal dan ureter dapat disertai dengan akibat yang lebih lanjut,
misalnya distensi usus dan pionefrosis dengan demam. Oleh karena itu, jika
dicurigai terjadi kolik ureter maupun ginjal, khususnya yang kanan, perlu
dipertimbangkan kemungkinan kolik saluran cerna, kandung empedu, atau
apendisitis akut. Selain itu pada perempuan perlu juga dipertimbangkan
 
adneksitis.
Bila terjadi hematuria, perlu dipertimbangkan kemungkinan keganasan
apalagi bila hematuria terjadi tanpa nyeri. Selain itu, perlu juga diingat bahwa
 batu saluran kemih yang bertahun-tahun dapat menyebabkan terjadinya tumor
yang umumnya karsinoma epidermoid, akibat rangsangan dan inflamasi. Pada
 batu ginjal dengan hidronefrosis, perlu dipertimbangkan kemungkinan tumor
 
ginjal mulai dari jenis ginjal polikistik hingga tumor Grawitz.

H. 
12.14
Pemeriksaan Penunjang  
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk penegakkan
diagnosis dan rencana terapi antara lain:

21

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-batu-sal-kemih 21/33
8/13/2019 Laporan Kasus Batu Sal Kemih

1.  Foto Polos Abdomen


Pembuatan foto polos abdomen bertujuan untuk melihat kemungkinan
adanya batu radio opak di saluran kemih. Batu-batu jenis kalsium oksalat

dan kalsium fosfat bersifat radio opak dan paling sering dijumpai diantara
 batu lain, sedangkan batu asam urat bersifat non opak (radio lusen).
Urutan radioopasitas beberapa batu saluran kemih seperti pada tabel 1.
Jenis Batu Radioopasitas
Kalsium Opak
MAP Semiopak
Urat/Sistin Non opak

Tabel 1. Urutan Radioopasitas Beberapa Jenis Batu Saluran Kemih


2.  Pielografi Intra Vena (PIV)
Pemeriksaan ini bertujuan menilai keadaan anatomi dan fungsi ginjal.
Selain itu PIV dapat mendeteksi adanya batu semi-opak ataupun batu non
opak yang tidak dapat terlihat oleh foto polos abdomen. Jika PIV belum
dapat menjelaskan keadaan sistem saluran kemih akibat adanya penurunan
fungsi ginjal, sebagai penggantinya adalah pemeriksaan pielografi
retrograd.
3.  Ultrasonografi
USG dikerjakan bila pasien tidak mungkin menjalani pemeriksaan PIV,
yaitu pada keadaan-keadaan: alergi terhadap bahan kontras, faal ginjal
yang menurun, dan pada wanita yang sedang hamil. Pemeriksaan USG
dapat menilai adanya batu di ginjal atau di buli-buli (yang ditunjukkan
sebagai echoic shadow), hidronefrosis, pionefrosis, atau pengkerutan
ginjal.

4.  Pemeriksaan Mikroskopik Urin, untuk mencari hematuria dan Kristal.


5.  Renogram, dapat diindikasikan pada batu staghorn untuk menilai fungsi
ginjal.
6.  Analisis batu, untuk mengetahui asal terbentuknya.
7.  Kultur urin, untuk mecari adanya infeksi sekunder.

22

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-batu-sal-kemih 22/33
8/13/2019 Laporan Kasus Batu Sal Kemih

8.  DPL, ureum, kreatinin, elektrolit, kalsium, fosfat, urat, protein, fosfatase
alkali serum.

I.  Penatalaksanaan 8,13,14 


Batu yang sudah menimbulkan masalah pada saluran kemih
secepatnya harus dikeluarkan agar tidak menimbulkan penyulit yang lebih
 berat. Indikasi untuk melakukan tindakan atau terapi pada batu saluran kemih
adalah jika batu telah menimbulkan obstruksi, infeksi, atau harus diambil
karena suatu indikasi sosial. Obstruksi karena batu saluran kemih yang telah
menimbulkan hidroureter atau hidronefrosis dan batu yang sudah menimbulkan
 
infeksi saluran kemih, harus segera dikeluarkan.
Kadang kala batu saluran kemih tidak menimbulkan penyulit seperti
diatas, namun diderita oleh seorang yang karena pekerjaannya (misalkan batu
yang diderita oleh seorang pilot pesawat terbang) memiliki resiko tinggi dapat
menimbulkan sumbatan saluran kemih pada saat yang bersangkutan sedang
menjalankan profesinya dalam hal ini batu harus dikeluarkan dari saluran
kemih. Pilihan terapi antara lain :
1.  Terapi Konservatif
Sebagian besar batu ureter mempunyai diameter <5 mm. Seperti
disebutkan sebelumnya, batu ureter <5 mm bisa keluar spontan. Terapi
 bertujuan untuk mengurangi nyeri, memperlancar aliran urin dengan
 pemberian diuretikum, berupa :
 b.  Minum sehingga diuresis 2 liter/ hari
c.  α - blocker
d.   NSAID

Batas lama terapi konservatif adalah 6 minggu. Di samping ukuran batu


syarat lain untuk observasi adalah berat ringannya keluhan pasien, ada
tidaknya infeksi dan obstruksi. Adanya kolik berulang atau ISK
menyebabkan observasi bukan merupakan pilihan. Begitu juga dengan
adanya obstruksi, apalagi pada pasien-pasien tertentu (misalnya ginjal

23

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-batu-sal-kemih 23/33
8/13/2019 Laporan Kasus Batu Sal Kemih

tunggal, ginjal trasplan dan penurunan fungsi ginjal ) tidak ada toleransi
 
terhadap obstruksi. Pasien seperti ini harus segera dilakukan intervensi.

24

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-batu-sal-kemih 24/33
8/13/2019 Laporan Kasus Batu Sal Kemih

2.  ESWL ( Extracorporeal Shockwave Lithotripsy)

Dengan ESWL sebagian besar pasien tidak perlu dibius, hanya


diberi obat penangkal nyeri. Pasien akan berbaring di suatu alat dan akan
dikenakan gelombang kejut untuk memecahkan batunya Bahkan pada
ESWL generasi terakhir pasien bisa dioperasi dari ruangan terpisah. Jadi,
 begitu lokasi ginjal sudah ditemukan, dokter hanya menekan tombol dan
ESWL di ruang operasi akan bergerak. Posisi pasien sendiri bisa telentang
atau telungkup sesuai posisi batu ginjal. Batu ginjal yang sudah pecah
akan keluar bersama air seni. Biasanya pasien tidak perlu dirawat dan
dapat langsung pulang.
Pembangkit (generator) gelombang kejut dalam ESWL ada tiga

 jenis yaitu elektrohidrolik, piezoelektrik dan elektromagnetik. Masing-


masing generator mempunyai cara kerja yang berbeda, tapi sama-sama
menggunakan air atau gelatin sebagai medium untuk merambatkan
gelombang kejut. Air dan gelatin mempunyai sifat akustik paling
mendekati sifat akustik tubuh sehingga tidak akan menimbulkan rasa sakit
 pada saat gelombang kejut masuk tubuh.
ESWL merupakan alat pemecah batu ginjal dengan

menggunakan gelombang kejut antara 15-22 kilowatt. ESWL hanya sesuai


untuk menghancurkan batu ginjal dengan ukuran kurang dari 3 cm serta
terletak di ginjal atau saluran kemih antara ginjal dan kandung kemih
(kecuali yang terhalang oleh tulang panggul). Batu yang keras (misalnya
kalsium oksalat monohidrat) sulit pecah dan perlu beberapa kali tindakan.

25

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-batu-sal-kemih 25/33
8/13/2019 Laporan Kasus Batu Sal Kemih

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-batu-sal-kemih 26/33
8/13/2019 Laporan Kasus Batu Sal Kemih

Keuntungan dari PNL, bila batu kelihatan, hampir pasti


dapat diambil atau dihancurkan; fragmen dapat diambil semua
karena ureter bisa dilihat dengan jelas. Prosesnya berlangsung

cepat dan dengan segera dapat diketahui berhasil atau tidak.


Kelemahannya adalah PNL perlu keterampilan khusus bagi ahli
urologi.
 b.  Litotripsi (untuk memecah batu buli-buli atau batu uretra dengan
 
memasukkan alat pemecah batu/litotriptor ke dalam buli-buli),
c.  ureteroskopi atau uretero-renoskopi.
Keterbatasan URS adalah tidak bisa untuk ekstraksi langsung batu
ureter yang besar, sehingga perlu alat pemecah batu seperti yang
disebutkan di atas. Pilihan untuk menggunakan jenis pemecah batu
tertentu, tergantung pada pengalaman masing-masing operator dan
 
ketersediaan alat tersebut.
d.  ekstraksi Dormia (mengeluarkan batu ureter dengan menjaringnya
melalui alat keranjang Dormia).

4.  Bedah Terbuka


Di klinik-klinik yang belum mempunyai fasilitas yang memadai
untuk tindakan-tindakan endourologi, laparoskopi, maupun ESWL,
 pengambilan batu masih dilakukan melalui pembedahan terbuka.
Pembedahan terbuka itu antara lain adalah: pielolitotomi atau

27

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-batu-sal-kemih 27/33
8/13/2019 Laporan Kasus Batu Sal Kemih

nefrolitotomi untuk mengambil batu pada saluran ginjal, dan


ureterolitotomi untuk batu di ureter. Tidak jarang pasien harus menjalani
tindakan nefrektomi atau pengambilan ginjal karena ginjalnya sudah tidak

 berfungsi dan berisi nanah (pionefrosis), korteksnya sudah sangat tipis,


atau mengalami pengkerutan akibat batu saluran kemih yang
menimbulkan obstruksi atau infeksi yang menahun.

5.  Pemasangan Stent


Meskipun bukan pilihan terapi utama, pemasangan  stent   ureter
terkadang memegang peranan penting sebagai tindakan tambahan dalam
 penanganan batu ureter. Misalnya pada penderita sepsis yang disertai
tanda-tanda obstruksi, pemakaian stent  sangat perlu. Juga pada batu ureter
 
yang melekat (impacted ).
Setelah batu dikeluarkan dari saluran kemih, tindakan selanjutnya
yang tidak kalah pentingnya adalah upaya menghindari timbulnya kekambuhan.
Angka kekambuhan batu saluran kemih rata-rata 7% per tahun atau kurang
lebih 50% dalam 10 tahun. 

28

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-batu-sal-kemih 28/33
8/13/2019 Laporan Kasus Batu Sal Kemih

J. 
14
Pencegahan  
Pencegahan yang dilakukan adalah berdasarkan atas kandungan unsur
yang menyusun batu saluran kemih yang diperoleh dari analisis batu. Pada

umumnya pencegahan itu berupa :


1.  Menghindari dehidrasi dengan minum cukup dan diusahakan produksi
urin 2-3 liter per hari.
2.  Diet untuk mengurangi kadar zat-zat komponen pembentuk batu.
3.  Aktivitas harian yang cukup.
4.  Pemberian medikamentosa.
Beberapa diet yang dianjurkan untuk mengurangi kekambuhan adalah:
1.  Rendah protein, karena protein akan memacu ekskresi kalsium urine dan
menyebabkan suasana urine menjadi lebih asam.
2.  Rendah oksalat.
3.  Rendah garam, karena natriuresis akan memacu timbulnya hiperkalsiuri.
4.  Rendah purin.
Diet rendah kalsium tidak dianjurkan kecuali pada pasien yang menderita
 
hiperkalsiuri tipe II.

K.  Komplikasi
Dibedakan komplikasi akut dan komplikasi jangka panjang.
Komplikasi akut yang sangat diperhatikan oleh penderita adalah kematian,
kehilangan ginjal, kebutuhan transfusi dan tambahan intervensi sekunder yang
tidak direncanakan. Data kematian, kehilangan ginjal dan kebutuhan transfusi
 pada tindakan batu ureter memiliki risiko sangat rendah. Komplikasi akut dapat
dibagi menjadi yang signifikan dan kurang signifikan. Yang termasuk

komplikasi signifikan adalah avulsi ureter, trauma organ pencernaan, sepsis,


trauma vaskuler, hidro atau pneumotorak, emboli paru dan urinoma. Sedang
yang termasuk kurang signifikan perforasi ureter, hematom perirenal, ileus,
 
 stein strasse, infeksi luka operasi, ISK dan migrasi stent .

29

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-batu-sal-kemih 29/33
8/13/2019 Laporan Kasus Batu Sal Kemih

Komplikasi jangka panjang adalah striktur ureter. Striktur tidak hanya


disebabkan oleh intervensi, tetapi juga dipicu oleh reaksi inflamasi dari batu,
terutama yang melekat. Angka kejadian striktur kemungkinan lebih besar dari

yang ditemukan karena secara klinis tidak tampak dan sebagian besar penderita
 
tidak dilakukan evaluasi radiografi (IVP) pasca operasi.
Obstruksi adalah komplikasi dari batu ginjal yang dapat menyebabkan
terjadinya hidronefrosis dan kemudian berlanjut dengan atau tanpa pionefrosis
yang berakhir dengan kegagalan faal ginjal yang terkena. Komplikasi lainnya
dapat terjadi saat penanganan batu dilakukan. Infeksi, termasuk didalamnya
adalah pielonefritis dan sepsis yang dapat terjadi melalui pembedahan terbuka
maupun noninvasif seperti ESWL. Biasanya infeksi terjadi sesaat setelah
dilakukannya PNL, atau pada beberapa saat setelah dilakukannya ESWL saat
 pecahan batu lewat dan obstruksi terjadi. Cidera pada organ-organ terdekat
seperti lien, hepar, kolon dan paru serta perforasi pelvis renalis juga dapat
terjadi saat dilakukan PNL, visualisasi yang adekuat, penanganan yang hati-
hati, irigasi serta drainase yang cukup dapat menurunkan resiko terjadinya
 
komplikasi ini.
Pada batu ginjal nonstaghorn, komplikasi berupa kehilangan darah,
demam, dan terapi nyeri yang diperlukan selama dan sesudah prosedur lebih
sedikit dan berbeda secara bermakna pada ESWL dibandingkan dengan PNL.
Demikian pula ESWL dapat dilakukan dengan rawat jalan atau perawatan yang
 
lebih singkat dibandingkan PNL.
Komplikasi akut meliputi transfusi, kematian, dan komplikasi
keseluruhan. Dari meta-analisis, kebutuhan transfusi pada PNL dan kombinasi
terapi sama (< 20%). Kebutuhan transfusi pada ESWL sangat rendah kecuali

 pada hematom perirenal yang besar. Kebutuhan transfusi pada operasi terbuka
mencapai 25-50%. Mortalitas akibat tindakan jarang, namun dapat dijumpai,
khususnya pada pasien dengan komorbiditas atau mengalami sepsis dan
komplikasi akut lainnya. Dari data yang ada di pusat urologi di Indonesia, risiko
 
kematian pada operasi terbuka kurang dari 1%.

30

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-batu-sal-kemih 30/33
8/13/2019 Laporan Kasus Batu Sal Kemih

Komplikasi ESWL meliputi kolik renal (10,1%), demam (8,5%),


urosepsis (1,1%) dan steinstrasse (1,1%). Hematom ginjal terjadi akibat trauma
 parietal dan viseral. Dalam evaluasi jangka pendek pada anak pasca ESWL,

dijumpai adanya perubahan fungsi tubular yang bersifat sementara yang


kembali normal setelah 15 hari. Belum ada data mengenai efek jangka panjang
 
 pasca ESWL pada anak.
Komplikasi pasca PNL meliputi demam (46,8%) dan hematuria yang
memerlukan transfusi (21%). Konversi ke operasi terbuka pada 4,8% kasus
akibat perdarahan intraoperatif, dan 6,4% mengalami ekstravasasi urin. Pada
satu kasus dilaporkan terjadi hidrothoraks pasca PNL. Komplikasi operasi
terbuka meliputi leakage  urin (9%), infeksi luka (6,1%), demam (24,1%), dan
 perdarahan pascaoperasi (1,2%). Pedoman penatalaksanaan batu ginjal pada
 
anak adalah dengan ESWL monoterapi, PNL, atau operasi terbuka.

L. 
13
Prognosis  
Prognosis batu ginjal tergantung dari faktor-faktor ukuran batu, letak
 batu, dan adanya infeksi serta obstruksi. Makin besar ukuran suatu batu, makin
 buruk prognosisnya. Letak batu yang dapat menyebabkan obstruksi dapat
mempermudah terjadinya infeksi. Makin besar kerusakan jaringan dan adanya
infeksi karena faktor obstruksi akan dapat menyebabkan penurunan fungsi
 
ginjal
Pada pasien dengan batu yang ditangani dengan ESWL, 60%
dinyatakan bebas dari batu, sisanya masih memerlukan perawatan ulang karena
masih ada sisa fragmen batu dalam saluran kemihnya. Pada pasien yang
ditangani dengan PNL, 80% dinyatakan bebas dari batu, namun hasil yang baik
 
ditentukan pula oleh pengalaman operator.

31

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-batu-sal-kemih 31/33
8/13/2019 Laporan Kasus Batu Sal Kemih

BAB V 
KESIMPULAN

1.  Batu saluran kemih adalah massa keras seperti batu yang terbentuk di sepanjang
saluran kemih dan bisa menyebabkan nyeri, perdarahan, penyumbatan aliran
kemih, atau infeksi.
2.  Semua tipe batu saluran kemih memiliki potensi untuk membentuk batu.
Terbentuknya batu saluran kemih diduga ada hubungannya dengan gangguan
aliran urine, gangguan metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi, dan
keadaan-keadaan lain yang masih belum terungkap (idiopatik).
3.  Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk penegakkan diagnosis dan
rencana terapi antara lain Foto Polos Abdomen, Pielografi Intra Vena (PIV),
Ultrasonografi, pemeriksaan mikroskopik urin, Renogram, analisis batu, kultur
urin, DPL, ureum, kreatinin, elektrolit.
4.  Pencegahan yang dilakukan adalah berdasarkan atas kandungan unsur yang
menyusun batu saluran kemih yang diperoleh dari analisis batu.
5.  Komplikasi batu pada saluran kemih adalah obstruksi dan infeksi sekunder,
serta komplikasi dari terapi, baik invasif maupun noninvasif.
6.  Prognosis batu ginjal tergantung dari faktor-faktor ukuran batu, letak batu, dan
adanya infeksi serta obstruksi.

32

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-batu-sal-kemih 32/33
8/13/2019 Laporan Kasus Batu Sal Kemih

DAFTAR PUSTAKA

15.  Netter FH. Atlas of Human Anatomy. 4  ed. US: Saunders; 2006.


th

16. Scanlon VC, Sanders T. Essential of anatomy and physiology. 5 th ed. US: FA


Davis Company; 2007.
17. Van de Graaf KM. Human anatomy. 6  ed. US: The McGraw-Hill
th

Companies; 2001.
18. Guyton dan Hall. 2007. Buku Ajar FISIOLOGI KEDOKTERAN Edisi II.
EGC: Jakarta
19. http://medicastore.com/penyakit/90/Batu_Saluran_Kemih.html.  akses tanggal
28 September 2011.
20. Purnomo, Basuki 2007.  Dasar-dasar Urologi. edisi kedua. Sagung seto:
Jakarta
21. Soeparman, dkk. 2001. Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Hlmn 378. Balai
Penerbit FKUI : Jakarta
22. Sjamsuhidayat. De jong, wim. Buku ajar ilmu Bedah. Hlmn 1024-1034. EGC
: Jakarta.
23. http://www.emedicine.com/med/topic1599.htm/nefrolitiasis. akses tanggal 28
September 2011.
24. Glenn, James F. 1991. Urologic Surgery Ed.4. Philadelphia : Lippincott-
Raven Publisher.
25. Oswari, Jonatan; Adrianto, Petrus. 1995. Buku Ajar bedah, EGC: Jakarta
26. Rasyad, Syahriar, dkk. 1998. Radiologi Diagnostik, Ed.4, Balai Penerbit
FKUI: Jakarta.
27. Shires, Schwartz. Intisari prinsip  –   prinsip ilmu bedah. ed-6. EGC : Jakarta.

588-589
28. http://www.aku.edu/akuh/health_awarness/pdf/Stones-in-the-Urinary-
Tract.pdf. akses tanggal 28 September 2011.

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-batu-sal-kemih 33/33

Anda mungkin juga menyukai