Presentasi Kasus
Batu Saluran Kemih
Pembimbing :
Dr. Irriane Dewi
Oleh :
Rendy Suherman Sidik
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-batu-sal-kemih 1/33
8/13/2019 Laporan Kasus Batu Sal Kemih
BAB I
PENDAHULUAN
yang secara total mencakup 86% dari seluruh tindakan (ESWL, PCNL, dan
1
operasi terbuka).
Kekambuhan pembentukan batu merupakan masalah yang sering
muncul pada semua jenis batu dan oleh karena itu menjadi bagian penting
perawatan medis pada pasien dengan batu saluran kemih. Dengan
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-batu-sal-kemih 2/33
8/13/2019 Laporan Kasus Batu Sal Kemih
daerah.7
Terbentuknya batu saluran kemih diduga ada hubungannya dengan
gangguan aliran urine, gangguan metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi
dan keadaan keadaan lain yang masih belum terungkap (idiopatik). Secara
epidemiologis terdapat beberapa faktor yang mempermudah terjadinya batu
saluran kemih pada seseorang. Faktor-faktor itu adalah faktor intrinsik yaitu
keadaan yang berasal dari tubuh seseorang dan faktor ekstrinsik yaitu pengaruh
7
yang berasal dari lingkungan di sekitarnya.
Berdasarkan letaknya, batu saluran kemih terdiri dari batu ginjal, batu
ureter, batu buli-buli dan batu uretra. Batu saluran kemih pada umumnya
mengandung unsur: kalsium oksalat atau kalsium fosfat, asam urat, magnesium-
amonium-fosfat (MAP), xanthyn, dan sistin, silikat dan senyawa lainnya.
Semua tipe batu saluran kemih memiliki potensi untuk membentuk batu
staghorn, namun pada 75% kasus, komposisinya terdiri dari matriks struvit-
karbonat-apatit atau disebut juga batu struvit atau batu triple phosphate, batu
fosfat, batu infeksi, atau batu urease. 1
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-batu-sal-kemih 3/33
8/13/2019 Laporan Kasus Batu Sal Kemih
BAB II
LAPORAN KASUS
I. Identitas
a. Nama : Ny.S
b. Jenis kelamin : Perempuan
c. Tempat, tanggal lahir : Lampung, 2 april 1971
d. Umur : 42 tahun
e. Alamat : Bandar Lampung
f. Status : Kawin
g. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
h. Pendidikan : SLTA
i. Agama : Islam
j. Tanggal masuk RS : 24 Agustus 2013
II. Anamnesis
a. Keluhan utama
Sakit di pinggang belakang kiri sejak 3 bulan yang lalu
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-batu-sal-kemih 4/33
8/13/2019 Laporan Kasus Batu Sal Kemih
adanya darah atau pasir dalam air kencing disangkal oleh os. Os tidak
merasakan kesulitan BAB dan demam. Menstruasi teratur, tidak pernah
merasakan nyeri pada saat haid dan tidak juga menderita keputihan.
2 bulan SMRS os memeriksakan diri ke poli bedah RSUD koja dan
didiagnosis batu saluran kencing. Kemudian selama 2 bulan sampai
sebelum masuk rumah sakit os berobat jalan, mengkonsumsi obat dari
dokter dan keluhan dirasakan berkurang drastis. Os hanya sedikit
merasakan pegal-pegal di punggung belakang kiri.
Os bekerja sebagai security selama 3 tahun dan berhenti 4 bulan yang
lalu. Os selalu bekerja pada malam hari sehingga untuk mengatasi ngantuk
setiap hari os mengkonsumsi minuman supplemen seperti kratindaeng,
extra joss, kuku bima, dan vatigon. Selain itu selama 3 tahun os juga
mengkonsumsi obat pelangsing tradisional dari cina.
f. Kebiasaan
Selama bekerja os seringkali menahan kencing. Os makan makanan sayur
dan lauk pauk tiap hari dan dirasa tidak berlebihan, konsumsi air putih
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-batu-sal-kemih 5/33
8/13/2019 Laporan Kasus Batu Sal Kemih
kurang lebih 5 botol aqua sedang. Os juga mengatakan bahwa pasien tidak
mengkonsumsi obat-obatan terlarang. Os juga mengatakan malas olahraga,
tidak merokok ataupun mengkonsumsi alkohol.
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-batu-sal-kemih 6/33
8/13/2019 Laporan Kasus Batu Sal Kemih
Hasil
Hemoglobin 8.6 g/dL
Hematokrit 27 %
Leukosit 5600
Trombosit 272.000
LED 33
BT 3.00
CT 12.00
Ureum darah 55
Kreatinin darah 2.9
b. BNO
Preperitoneal fat line kanan kiri baik
Distribusi udara usus merata sampai distal
Tampak gambaran radioopaque berbentuk oval pada cavum abdomen
setinggi paravertebral lumbal 3-4 kanan dan lumbal 3-4 kiri.
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-batu-sal-kemih 7/33
8/13/2019 Laporan Kasus Batu Sal Kemih
bekerja pada malam hari sehingga untuk mengatasi ngantuk setiap hari os
mengkonsumsi minuman supplemen seperti kratindaeng, extra joss, kuku
bima, dan vatigon. Selain itu selama 3 tahun os juga mengkonsumsi obat
VII. Penatalaksanaan
a. Stabilisasi tanda vital dan keadaan umum
b. Persiapan operasi ureterolitotomi
- Lab darah lengkap
- Foto thorax
VIII. Prognosis
Ad vitam : Ad bonam
Ad fungsionam : Ad bonam
Ad sanationam : Ad bonam
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-batu-sal-kemih 8/33
8/13/2019 Laporan Kasus Batu Sal Kemih
BAB III
FORMAT PORTOFOLIO
Topik: Uretrolithiasis
Tanggal (kasus): 24 Agustus 2013 Presentan: dr. Rendy Suherman Sidik
Tangal presentasi: Pendamping: dr. Imelda Meilina
Tempat presentasi: RS DKT Bandar Lampung
Obyektif presentasi:
□ Keilmuan □ Keterampilan □ Penyegaran □ Tinjauan
pustaka
□ Diagnostik □ Manajemen □ Masalah □ Istimewa
□Neonatus □ Bayi □ Anak □ Remaja □ Dewasa □ Lansia □ Bumil
□ Deskripsi: Wanita 42 th menderita Uretrolithiasis Bilateral
□ Tujuan:
Bahan bahasan: □ Tinjauan □ Riset □ Kasus □ Audit
pustaka
Cara membahas: □ Diskusi □Presentasi dan □ E‐mail □ Pos
diskusi
3. Riwayat kesehatan/ Penyakit: Pasien belum pernah mengalami keluhan yang sama
4. Riwayat keluarga/ masyarakat: tak ada riwayat sakit serupa dalam keluarga
5. Riwayat pekerjaan: -
6. Lain‐lain : -
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-batu-sal-kemih 9/33
8/13/2019 Laporan Kasus Batu Sal Kemih
Daftar Pustaka:
1. Netter FH. Atlas of Human Anatomy. 4 ed. US: Saunders; 2006.
th
2. Scanlon VC, Sanders T. Essential of anatomy and physiology. 5 ed. US: FA
th
Companies; 2001.
4. Guyton dan Hall. 2007. Buku Ajar FISIOLOGI KEDOKTERAN Edisi II.
EGC: Jakarta
5. http://medicastore.com/penyakit/90/Batu_Saluran_Kemih.html. akses tanggal
28 September 2011.
6. Purnomo, Basuki 2007. Dasar-dasar Urologi. edisi kedua. Sagung seto:
Jakarta
7. Soeparman, dkk. 2001. Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Hlmn 378. Balai
Penerbit FKUI : Jakarta
8. Sjamsuhidayat. De jong, wim. Buku ajar ilmu Bedah. Hlmn 1024-1034. EGC
: Jakarta.
9. http://www.emedicine.com/med/topic1599.htm/nefrolitiasis. akses tanggal 28
September 2011.
10. Glenn, James F. 1991. Urologic Surgery Ed.4. Philadelphia : Lippincott-
Raven Publisher.
11. Oswari, Jonatan; Adrianto, Petrus. 1995. Buku Ajar bedah, EGC: Jakarta
12. Rasyad, Syahriar, dkk. 1998. Radiologi Diagnostik, Ed.4, Balai Penerbit
FKUI: Jakarta.
13. Shires, Schwartz. Intisari prinsip – prinsip ilmu bedah. ed-6. EGC : Jakarta.
588-589
14. http://www.aku.edu/akuh/health_awarness/pdf/Stones-in-the-Urinary-
Tract.pdf. akses tanggal 28 September 2011.
Hasil pembelajaran:
10
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-batu-sal-kemih 10/33
8/13/2019 Laporan Kasus Batu Sal Kemih
4. Edukasi tentang penyebab, faktor resiko, dan penatalaksanaan yang tepat
Subyektif
Keluhan Utama : Nyeri pinggang kiri sejak 3 bulan SMRS.
Riwayat Penyakit Sekarang:
4 bulan SMRS os sering merasa pegal-pegal di pinggang belakang,
terutama pinggang sebelah kiri. Os mengaku membeli obat tradisional cina
11
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-batu-sal-kemih 11/33
8/13/2019 Laporan Kasus Batu Sal Kemih
extra joss, kuku bima, dan vatigon. Selain itu selama 3 tahun os juga
mengkonsumsi obat pelangsing tradisional dari cina.
Obyektif
Pada pemeriksaan fisik didapatkan : kesadaran compos mentis
Tekanan darah : 110 / 80 mmHg
Nadi : 88x/menit, reguler, isi cukup
o
Suhu : 36,5 C
Pernapasan : 19x/menit, reguler
a. Status lokalis urologi
-
Costo-vertebrae angle / CVA
Inspeksi : tidak tampak adanya massa
Ballotement: (- /+)
Nyeri ketuk: (-/-)
Nyeri tekan: (-/-)
- Suprasimfisis
Inspeksi : tidak tampak adanya massa
Palpasi : nyeri tekan (-), massa (-)
- Genitalia Eksterna
Bentuk normal, tanda radang (-), OUE letak normal.
Pemeriksaan Penunjang
Hasil
Hemoglobin 8.6 g/dL
Hematokrit 27 %
Leukosit 5600
Trombosit 272.000
LED 33
BT 3.00
CT 12.00
12
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-batu-sal-kemih 12/33
8/13/2019 Laporan Kasus Batu Sal Kemih
Ureum darah 55
Kreatinin darah 2.9
BNO:
fat line kanan kiri baik
Distribusi udara usus merata sampai distal
Tampak gambaran radioopaque berbentuk oval pada cavum abdomen
setinggi paravertebral lumbal 3-4 kanan dan lumbal 3-4 kiri.
“Assessment”
Diagnosis: Uretrolithiasis Bilateral
”Planning”
1. Pemeriksaan radiologis tambahan : USG abdomen
b. Terapi : Persiapan operasi ureterolitotomi
- Konsul penyakit dalam
13
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-batu-sal-kemih 13/33
8/13/2019 Laporan Kasus Batu Sal Kemih
BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
5
B.
6,7
Etiologi
Terbentuknya batu saluran kemih diduga ada hubungannya dengan
gangguan aliran urin, gangguan metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi, dan
keadaan-keadaan lain yang masih belum terungkap (idiopatik). Secara
epidemiologis terdapat beberapa faktor yang mempermudah terjadinya batu
saluran kemih pada seseorang. Faktor-faktor itu adalah faktor intrinsik yaitu
14
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-batu-sal-kemih 14/33
8/13/2019 Laporan Kasus Batu Sal Kemih
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-batu-sal-kemih 15/33
8/13/2019 Laporan Kasus Batu Sal Kemih
D.
9,10,11
Patogenesis
Secara teoritis batu dapat terbentuk di seluruh saluran kemih terutama
pada tempat-tempat yang sering mengalami hambatan aliran urine (stasis urine),
yaitu pada sistem kalises ginjal atau buli-buli. Adanya kelainan bawaan pada
pelvikalises (stenosis uretero-pelvis), divertikel, obstruksi infravesika kronis
seperti pada hyperplasia prostat benigna, stiktura, dan buli-buli neurogenik
merupakan keadaan-keadaan yang memudahkan terjadinya pembentukan batu.
Batu terdiri atas kristal-kristal yang tersusun oleh bahan-bahan organik
maupun anorganik yang terlarut dalam urine. Kristal-kristal tersebut tetap
berada dalam keadaan metastable (tetap terlarut) dalam urine jika tidak ada
16
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-batu-sal-kemih 16/33
8/13/2019 Laporan Kasus Batu Sal Kemih
bahan-bahan lain diendapkan pada agregat itu sehingga membentuk batu yang
cukup besar untuk menyumbat saluran kemih. Kondisi metastabel dipengaruhi
oleh suhu, pH larutan, adanya koloid di dalam urine, laju aliran urine di dalam
saluran kemih, atau adanya korpus alienum di dalam saluran kemih yang
bertindak sebagai inti batu.
17
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-batu-sal-kemih 17/33
8/13/2019 Laporan Kasus Batu Sal Kemih
2. Hipositraturia
Suatu penurunan ekskresi inhibitor pembentukan kristal dalam air
kemih, khususnya sitrat, disebabkan idiopatik, asidosis tubulus ginjal tipe I
(lengkap atau tidak lengkap), minum Asetazolamid, dan diare dan masukan
protein tinggi.
3. Hiperurikosuria
Peningkatan kadar asam urat dalam air kemih yang dapat memacu
pembentukan batu kalsium karena masukan diet purin yang berlebih.
4. Penurunan jumlah air kemih
Dikarenakan masukan cairan yang sedikit.
5. Jenis cairan yang diminum
Minuman yang banyak mengandung soda seperti soft drink, jus apel
dan jus anggur.
6. Hiperoksalouria
Kenaikan ekskresi oksalat diatas normal (45 mg/hari), kejadian ini
disebabkan oleh diet rendah kalsium, peningkatan absorbsi kalsium intestinal,
dan penyakit usus kecil atau akibat reseksi pembedahan yang mengganggu
absorbsi garam empedu.
7. Ginjal Spongiosa Medula
Disebabkan karena volume air kemih sedikit, batu kalsium idiopatik
(tidak dijumpai predisposisi metabolik).
8. Batu Asam Urat
Batu asam urat banyak disebabkan karena pH air kemih rendah, dan
hiperurikosuria (primer dan sekunder).
9. Batu Struvit
18
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-batu-sal-kemih 18/33
8/13/2019 Laporan Kasus Batu Sal Kemih
bersuasana basa melalui hidrolisis urea menjadi amoniak, seperti pada reaksi:
1
CO(NH2)2+H2O2NH3+CO2.
Sekitar 75% kasus batu staghorn, didapatkan komposisi batunya
adalah matriks struvit-karbonat-apatit atau disebut juga batu struvit atau batu
triple phosphate, batu fosfat, batu infeksi, atau batu urease, walaupun dapat pula
1
terbentuk dari campuran antara kalsium oksalat dan kalsium fosfat.
19
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-batu-sal-kemih 19/33
8/13/2019 Laporan Kasus Batu Sal Kemih
E.
8,10,11
Manifestasi Klinis
Batu pada kaliks ginjal memberikan rada nyeri ringan sampai berat
karena distensi dari kapsul ginjal. Begitu juga baru pada pelvis renalis, dapat
bermanifestasi tanpa gejala sampai dengan gejala berat. Umumnya gejala batu
saluran kemih merupakan akibat obstruksi aliran kemih dan infeksi. Keluhan
yang disampaikan oleh pasien tergantung pada posisi atau letak batu, besar batu,
dan penyulit yang telah terjadi.
Keluhan yang paling dirasakan oleh pasien adalah nyeri pada
pinggang. Nyeri ini mungkin bisa merupakan nyeri kolik ataupun bukan kolik.
Nyeri kolik terjadi karena aktivitas peristaltik otot polos sistem kalises ataupun
ureter meningkat dalam usaha untuk mengeluarkan batu dari saluran kemih.
Peningkatan peristaltik itu menyebabkan tekanan intraluminalnya meningkat
sehingga terjadi peregangan dari terminal saraf yang memberikan sensasi nyeri.
Nyeri ini disebabkan oleh karena adanya batu yang menyumbat
saluran kemih, biasanya pada pertemuan pelvis ren dengan ureter (ureteropelvic
junction), dan ureter. Nyeri bersifat tajam dan episodik di daerah pinggang
(flank) yang sering menjalar ke perut, atau lipat paha, bahkan pada batu ureter
distal sering ke kemaluan. Mual dan muntah sering menyertai keadaan ini.
Nyeri non kolik terjadi akibat peregangan kapsul ginjal karena terjadi
hidronefrosis atau infeksi pada ginjal. Pada pemeriksaan fisik mungkin
didapatkan nyeri ketok pada daerah kosto-vertebra, teraba ginjal pada sisi sakit
akibat hidronefrosis, terlihat tanda-tanda gagal ginjal, retensi urine, dan jika
disertai infeksi didapatkan demam-menggigil.
F.
12
Diagnosis
20
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-batu-sal-kemih 20/33
8/13/2019 Laporan Kasus Batu Sal Kemih
batu dapat radioopak atau radiolusen. Sifat radioopak ini berbeda untuk
berbagai jenis batu sehingga dari sifat ini dapat diduga jenis batu yang dihadapi.
Pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk mencari kelainan kemih
yang dapat menunjang adanya batu di saluran kemih, menentukan fungsi ginjal,
dan menentukan sebab terjadinya batu.
Pemeriksaan renogram berguna untuk menentukan faal kedua ginjal
secara terpisah pada batu ginjal bilateral atau bila kedua ureter tersumbat total.
Cara ini dipakai untuk memastikan ginjal yang masih mempunyai sisa faal yang
cukup sebagai dasar untuk melakukan tindak bedah pada ginjal yang sakit.
Pemeriksaan ultrasonografi dapat untuk melihat semua jenis batu, menentukan
ruang dan lumen saluran kemih, serta dapat digunakan untuk menentukan posisi
batu selama tindakan pembedahan untuk mencegah tertingggalnya batu.
G.
8,10,11
Diagnosis Banding
Kolik ginjal dan ureter dapat disertai dengan akibat yang lebih lanjut,
misalnya distensi usus dan pionefrosis dengan demam. Oleh karena itu, jika
dicurigai terjadi kolik ureter maupun ginjal, khususnya yang kanan, perlu
dipertimbangkan kemungkinan kolik saluran cerna, kandung empedu, atau
apendisitis akut. Selain itu pada perempuan perlu juga dipertimbangkan
adneksitis.
Bila terjadi hematuria, perlu dipertimbangkan kemungkinan keganasan
apalagi bila hematuria terjadi tanpa nyeri. Selain itu, perlu juga diingat bahwa
batu saluran kemih yang bertahun-tahun dapat menyebabkan terjadinya tumor
yang umumnya karsinoma epidermoid, akibat rangsangan dan inflamasi. Pada
batu ginjal dengan hidronefrosis, perlu dipertimbangkan kemungkinan tumor
ginjal mulai dari jenis ginjal polikistik hingga tumor Grawitz.
H.
12.14
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk penegakkan
diagnosis dan rencana terapi antara lain:
21
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-batu-sal-kemih 21/33
8/13/2019 Laporan Kasus Batu Sal Kemih
dan kalsium fosfat bersifat radio opak dan paling sering dijumpai diantara
batu lain, sedangkan batu asam urat bersifat non opak (radio lusen).
Urutan radioopasitas beberapa batu saluran kemih seperti pada tabel 1.
Jenis Batu Radioopasitas
Kalsium Opak
MAP Semiopak
Urat/Sistin Non opak
22
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-batu-sal-kemih 22/33
8/13/2019 Laporan Kasus Batu Sal Kemih
8. DPL, ureum, kreatinin, elektrolit, kalsium, fosfat, urat, protein, fosfatase
alkali serum.
23
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-batu-sal-kemih 23/33
8/13/2019 Laporan Kasus Batu Sal Kemih
tunggal, ginjal trasplan dan penurunan fungsi ginjal ) tidak ada toleransi
terhadap obstruksi. Pasien seperti ini harus segera dilakukan intervensi.
24
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-batu-sal-kemih 24/33
8/13/2019 Laporan Kasus Batu Sal Kemih
25
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-batu-sal-kemih 25/33
8/13/2019 Laporan Kasus Batu Sal Kemih
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-batu-sal-kemih 26/33
8/13/2019 Laporan Kasus Batu Sal Kemih
27
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-batu-sal-kemih 27/33
8/13/2019 Laporan Kasus Batu Sal Kemih
28
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-batu-sal-kemih 28/33
8/13/2019 Laporan Kasus Batu Sal Kemih
J.
14
Pencegahan
Pencegahan yang dilakukan adalah berdasarkan atas kandungan unsur
yang menyusun batu saluran kemih yang diperoleh dari analisis batu. Pada
K. Komplikasi
Dibedakan komplikasi akut dan komplikasi jangka panjang.
Komplikasi akut yang sangat diperhatikan oleh penderita adalah kematian,
kehilangan ginjal, kebutuhan transfusi dan tambahan intervensi sekunder yang
tidak direncanakan. Data kematian, kehilangan ginjal dan kebutuhan transfusi
pada tindakan batu ureter memiliki risiko sangat rendah. Komplikasi akut dapat
dibagi menjadi yang signifikan dan kurang signifikan. Yang termasuk
29
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-batu-sal-kemih 29/33
8/13/2019 Laporan Kasus Batu Sal Kemih
yang ditemukan karena secara klinis tidak tampak dan sebagian besar penderita
tidak dilakukan evaluasi radiografi (IVP) pasca operasi.
Obstruksi adalah komplikasi dari batu ginjal yang dapat menyebabkan
terjadinya hidronefrosis dan kemudian berlanjut dengan atau tanpa pionefrosis
yang berakhir dengan kegagalan faal ginjal yang terkena. Komplikasi lainnya
dapat terjadi saat penanganan batu dilakukan. Infeksi, termasuk didalamnya
adalah pielonefritis dan sepsis yang dapat terjadi melalui pembedahan terbuka
maupun noninvasif seperti ESWL. Biasanya infeksi terjadi sesaat setelah
dilakukannya PNL, atau pada beberapa saat setelah dilakukannya ESWL saat
pecahan batu lewat dan obstruksi terjadi. Cidera pada organ-organ terdekat
seperti lien, hepar, kolon dan paru serta perforasi pelvis renalis juga dapat
terjadi saat dilakukan PNL, visualisasi yang adekuat, penanganan yang hati-
hati, irigasi serta drainase yang cukup dapat menurunkan resiko terjadinya
komplikasi ini.
Pada batu ginjal nonstaghorn, komplikasi berupa kehilangan darah,
demam, dan terapi nyeri yang diperlukan selama dan sesudah prosedur lebih
sedikit dan berbeda secara bermakna pada ESWL dibandingkan dengan PNL.
Demikian pula ESWL dapat dilakukan dengan rawat jalan atau perawatan yang
lebih singkat dibandingkan PNL.
Komplikasi akut meliputi transfusi, kematian, dan komplikasi
keseluruhan. Dari meta-analisis, kebutuhan transfusi pada PNL dan kombinasi
terapi sama (< 20%). Kebutuhan transfusi pada ESWL sangat rendah kecuali
pada hematom perirenal yang besar. Kebutuhan transfusi pada operasi terbuka
mencapai 25-50%. Mortalitas akibat tindakan jarang, namun dapat dijumpai,
khususnya pada pasien dengan komorbiditas atau mengalami sepsis dan
komplikasi akut lainnya. Dari data yang ada di pusat urologi di Indonesia, risiko
kematian pada operasi terbuka kurang dari 1%.
30
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-batu-sal-kemih 30/33
8/13/2019 Laporan Kasus Batu Sal Kemih
L.
13
Prognosis
Prognosis batu ginjal tergantung dari faktor-faktor ukuran batu, letak
batu, dan adanya infeksi serta obstruksi. Makin besar ukuran suatu batu, makin
buruk prognosisnya. Letak batu yang dapat menyebabkan obstruksi dapat
mempermudah terjadinya infeksi. Makin besar kerusakan jaringan dan adanya
infeksi karena faktor obstruksi akan dapat menyebabkan penurunan fungsi
ginjal
Pada pasien dengan batu yang ditangani dengan ESWL, 60%
dinyatakan bebas dari batu, sisanya masih memerlukan perawatan ulang karena
masih ada sisa fragmen batu dalam saluran kemihnya. Pada pasien yang
ditangani dengan PNL, 80% dinyatakan bebas dari batu, namun hasil yang baik
ditentukan pula oleh pengalaman operator.
31
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-batu-sal-kemih 31/33
8/13/2019 Laporan Kasus Batu Sal Kemih
BAB V
KESIMPULAN
1. Batu saluran kemih adalah massa keras seperti batu yang terbentuk di sepanjang
saluran kemih dan bisa menyebabkan nyeri, perdarahan, penyumbatan aliran
kemih, atau infeksi.
2. Semua tipe batu saluran kemih memiliki potensi untuk membentuk batu.
Terbentuknya batu saluran kemih diduga ada hubungannya dengan gangguan
aliran urine, gangguan metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi, dan
keadaan-keadaan lain yang masih belum terungkap (idiopatik).
3. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk penegakkan diagnosis dan
rencana terapi antara lain Foto Polos Abdomen, Pielografi Intra Vena (PIV),
Ultrasonografi, pemeriksaan mikroskopik urin, Renogram, analisis batu, kultur
urin, DPL, ureum, kreatinin, elektrolit.
4. Pencegahan yang dilakukan adalah berdasarkan atas kandungan unsur yang
menyusun batu saluran kemih yang diperoleh dari analisis batu.
5. Komplikasi batu pada saluran kemih adalah obstruksi dan infeksi sekunder,
serta komplikasi dari terapi, baik invasif maupun noninvasif.
6. Prognosis batu ginjal tergantung dari faktor-faktor ukuran batu, letak batu, dan
adanya infeksi serta obstruksi.
32
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-batu-sal-kemih 32/33
8/13/2019 Laporan Kasus Batu Sal Kemih
DAFTAR PUSTAKA
Companies; 2001.
18. Guyton dan Hall. 2007. Buku Ajar FISIOLOGI KEDOKTERAN Edisi II.
EGC: Jakarta
19. http://medicastore.com/penyakit/90/Batu_Saluran_Kemih.html. akses tanggal
28 September 2011.
20. Purnomo, Basuki 2007. Dasar-dasar Urologi. edisi kedua. Sagung seto:
Jakarta
21. Soeparman, dkk. 2001. Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Hlmn 378. Balai
Penerbit FKUI : Jakarta
22. Sjamsuhidayat. De jong, wim. Buku ajar ilmu Bedah. Hlmn 1024-1034. EGC
: Jakarta.
23. http://www.emedicine.com/med/topic1599.htm/nefrolitiasis. akses tanggal 28
September 2011.
24. Glenn, James F. 1991. Urologic Surgery Ed.4. Philadelphia : Lippincott-
Raven Publisher.
25. Oswari, Jonatan; Adrianto, Petrus. 1995. Buku Ajar bedah, EGC: Jakarta
26. Rasyad, Syahriar, dkk. 1998. Radiologi Diagnostik, Ed.4, Balai Penerbit
FKUI: Jakarta.
27. Shires, Schwartz. Intisari prinsip – prinsip ilmu bedah. ed-6. EGC : Jakarta.
588-589
28. http://www.aku.edu/akuh/health_awarness/pdf/Stones-in-the-Urinary-
Tract.pdf. akses tanggal 28 September 2011.
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-batu-sal-kemih 33/33