Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Neuroblastoma adalah jenis kanker langka yang berkembang dari
neuroblast atau sel-sel saraf yang belum matang pada anak-anak. Pada
kasus neuroblastoma, neuroblast yang seharusnya tumbuh dan berfungsi
sebagai sel saraf justru membentuk benjolan berupa tumor padat.
Neuroblastoma lebih sering terjadi pada salah satu kelenjar
andrenal di atas ginjal, atau pada jaringan saraf tulang belakang yang
membentang dari leher, dada, perut, hingga panggul. Penyakit kanker
langka ini dapat menyebar dengan cepat ke organ lain, seperti sumsum
tulang, kelenjar getah bening, tulang, hati, serta kulit. Sebagian besar
kasus neuroblastoma terjadi pada anak-anak usia 5 tahun ke bawah.
Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 (Riskesdas) menunjukkan
prevalensi kanker anak umur 0-14 tahun sebesar sekitar 16.291 kasus.
Sementara jenis kanker yang paling banyak diderita anak di Indonesia
yaitu Leukemia dan kanker bola mata (Retinoblastoma). Oleh karena itu
kami menyusun makalah yang berjudul “ Neuroblastoma”

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi neuroblastoma?
2. Apa etiologi neuroblastoma?
3. Bagaimana manifestasi klinis neuroblastoma?
4. Bagaimana patofisiologi neuroblastoma?
5. Bagaimana klasifikasi neuroblastoma?
6. Bagaimana pemeriksaan penunjang neuroblastoma?
7. Bagaimana penatalaksanaan neuroblastoma?
8. Bagaimana asuhan keperawatan neuroblastoma?
9. Bagaimana diagnosa keperawatan neuroblastoma?
10. Bagaimana intervensi keperawatan neuroblastoma?

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi neuroblastoma
2. Untuk mengetahui etiologi neuroblastoma
3. Untuk mengetahui manifestasi klinis neuroblastoma
4. Untuk mengetahui patofisiologi neuroblastoma
5. Untuk mengetahui klasifikasi neuroblastoma
6. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang neuroblastoma
7. Untuk mengetahui penatalaksanaan neuroblastoma
8. Untuk mengetahui asuhan keperawatan neuroblastoma
9. Untuk mengetahui diagnosa keperawatan neuroblastoma
10. Untuk mengetahui intervensi keperawatan neuroblastoma

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Neuroblastoma
Neuroblastoma berasal dari embryonic neural crest dan kelenjar
adrenal merupakan tempat yang sering terkena, tymor ini merupakan
keganasan yang tinggi pada bayi dan anak. Biasanya ditemukan pada anak
usia 2-4 tahun (prof. DR iskandar W. 1995).
Neuroblastoma adalah tumor ganas yang terjadi pada sistem
persyarafan yang berasal dari sel-sel syaraf yang terdapat pada medulla
adrenal dan sistem syaraf simpatik (Sumadi, 2001).
Neuroblastoma adalah tumor ganas yang terjadi pada sistem syaraf
simpatis dan medulla.

B. Etiologi Neuroblastoma
Kebanyakan etiologi dari neuroblastoma adalah tidak
diketahui.Ada laporan yang menyebutkan bahwa timbulnya neuronlastoma
infatile (pada ana-anak).Berkaitan dengan orang tua atau selama hamil
terpapar obat-obatan atau zat kimia tertentu seperti hidantoin, etanol, dll.
(Willie, 2008).

C. Manifestasi Klinis Neuroblastoma


Menurut Cecily & linda (2002), gejala dari neuroblastoma yaitu :
1. Gejala yang berhubungan dengan massa retroperitoneal, kelenjar
adrenal, paraspinal
a. Massa abdomen tidak teratur, tidak nyeri tekan, keras, yang
melintasi garis tengah
b. Perubahan fungsi usus dan kandung kemih
c. Kompresi vaskuler karena edema ekstremitas bawah
d. Sakit punggung, kelemahan ekstremitas bawah
e. Deficit sensoris

3
f. Hilangnya kendali sfingter
2. Gejala – gejala yang berhubungan dengan masa leher atau toraks
a. Limfadenopati servikal dan suprakavikular
b. Kongesti dan edema pada wajah
c. Disfungsi pernafasan
d. Sakit kepala
e. Miosis
f. Ptosis
g. Eksoftalmos
h. Anhidrosis
Menurut Willie (2008) manifestasi klinis dari neuroblastoma berbeda
tergantung dari lokasi metastasenya :
a. Neuroblastoma retroperitoneal
Massa menekan organ dalam abdomen dapat timbul nyeri
abdomen , pemeriksaan penemuan massa abdominal yang
konsistensinya keras dan nodular, tidak bergerak, massa tidak
nyeri dan sering melewati garis tengah, pasien stadium lanjut
sering disertai asites, pelebaran vena dinding abdomen, edema
dinding abdomen.
b. Neuroblastoma mediastinal
Kebanyakan diparavertebral mediastinum posterior, lebih
sering dimediastinum superior daripada inferior. Pada awalnya
tanpa gejala, namun bila massa besar dapat menekan dan timbul
batuk kering. Infeksi saluran nafas, sulit menelan. Bila
penakanan terjadi pada radiks saraf spinal, dapat timbul
parastesia dan nyeri lengan
c. Neuroblastoma leher
Mudah ditemukan, namun mudah disalah diagnosis sebagai
limfadenitis atau limfoma maligna. Sering Karena menekan
gang lion servikotorakal hingga timbul syndrome paralisis saraf
simpatis leher (syndrome horner), timbul mioasis unilateral,
blefaroptosis dan diskolorasi iris pada mata

4
d. Neuroblastoma pelvis
Terletak diposterior kolon presakral, relative dini menekan
organ sekitarnya sehingga menimbulkan gejala sembelit sulit
defkasi, dan retensi urine
e. Neuroblastoma berbentuk barbell
Neuroblastoma paravertebral melalui celah intervertebral
ekstensi kedalam canalis vertebral di ekstradural.Gejala
klinisnya berupa tulang belakang kaku tegak, kelainan
sensibilitas, nyeri, dapat terjadi hipomiotonia ekstremitas
bawah bahkan paralisis.

D. Patofisiologi Neuroblastoma
Sel-sel kanker yang berasal dari medula adrenal dan sistem saraf simpatik
berploriferasi, menekan jaringan sekitarnya, kemudian menginfasi sel-sel
normal disekitarnya.
1. Tahap I : tumor terlokalisasi pada daerah asar tumor, nodus limfe
belum terkena
2. Tahap II : tumor unilateral, nodus limfe belum terkena
3. Tahap III : tumor menginfiltrasi kearah tengah , tumor unilateral
dengan terkenanya nodus limfe, tumor mengenal seluruh nodus
limfe
4. Tahap IV : tumor menginvasi nodus limfe lebih jauh, mengenai
tulang sumsum tulang, hati dan orang lain
5. Tahap IV-5 : tumor dengan ciri tahap I atau II tetapi dengan
metastase pada hati, sumsum tulang atau kulit. Simpatis
Neuroblastoma berasal dari sel krista neuralis sistem saraf dank
arena itu dapat timbul dimanapun dari fossa kranialis sampai
koksik. Secara histologis, neuroblastoma terdiri atas sel bulat kecil
dengan granula yang banyak.

E. Klasifikasi Neuroblastoma

5
Klasifikasi stadium INSS :
1. Stadium I
Tumor terbatas pada organ primer , secara makroskopik reseksi
utuh , dengan atau tanpa residif mikroskopik. Kelenjar limfe
regional ipsilateral negative.
2. Stadium II A
Operasi tumor terbatas tak dapat mengangkat total , kelenjar limfe
regional ipsilateral negative.
3. Stadium II B
Operasi tumor terbatas dapat ataupun tidak dapat mengangkat
total , kelenjar limfe regional ipsilateral positif.
4. Stadium III
Tumor tak dapat dieksesi,ekspensi melewati garis tengah,dengan
atau tanpa kelenjar limfe regional ipsi atau tanoa kelenjar limfe
regional ipsilateral positif.
5. Stadium IV
Tumor orimer menyebar hingga kelenjar limfe jauh, tulang,
sumsum tulang , hati, kulit, atau organ lainnya.
6. Stadium IVS
Usia < 1 tahun , tumor metastasis ke kulit , hati, sumsum tulang ,
tapi tanoa metastasis tulang ( willie,2008).sistem pediatric
oncologic group (POG) membagi stadium neuroblatoma menjadi :
7. stadium A
Tumor yank direseksi secara kasar
8. stadium B
Tumor local tidak direseksi

F. Pemeriksaan Penunjang Neuroblastoma


Pemeriksaan penunjang pada neuroblastoma menurut suriadi dan rita
(2006) :
1. Foto abdomen bisa memperlihatkan klasofikasi tumor. Tumor
adrenalis biasanya menggeser ginjal,tapi biasanya tidak merubah

6
system plyvalyces pada organ interva atau pemeriksaan
ultrasonografi.
2. Peningkatan kadar karektoramin urina (VMA dan VA)
mengkonfirmasi diagnosis pada 90% kasus dan juga merupakan
indikator frekeunsi yang sensitif. Kadang kadang timbul metasis
tulang (Thomas,1994)
3. Sistiscan untuk mengetahui keadaan tulang pada
tengkorak,leher,dada dan abdomen.
4. Punksi sumsum tulang untuk mengetahui lokasi tumor.
5. Anallisis urine untuk mengetahui adanya vanillymandelic acid
(VMA) homovilic acid (HVA),dopamie,norepinheprine.
6. Abalisis kromosom untuk menegetahui adanya gen N myc.
7. Meningkatnya feritin,neuron speific enolase (NSE),ganglioside
(GOZ).

G. Penatalaksanaan Neuroblastoma
1. Non Farmakologi
Adapun penatalaksanaan medis neuroblastoma diantaranya:
1. Pemeriksaan penunjang
2. Lab – LED
3. Analisa urine untuk mengetahui adanya vanillymandelic acid
(UMA) homovillic acid (HUA), dopamine, norepinephrine.
4. Analileurumosum untuk mengetahui adanya gen N-nya
5. T-scan untuk mengetahui keadaan tulang pada tengkorak, leher,
dada dan abdomen.
6. Fungsi sum-sum tulang untuk mengetahui lokasi tumor,atau
metastase tumor
7. Meningkatnya fetritin, neuron-Spesific Enolose (NSE),
Ganglioside (GD2)
8. Radiologis
9. Foto Thorax

7
10. Foto polos abdomen
11. Pielografi intravena
12. Reno ateriogram

2. Farmakologi
Neuroblastoma tahap II dan IV memerlukan terapi intesif
,termasuk kemoterapi,terpi radiasi ,pemebedahan,tanspantasi sumsum
tulang aoutokolog atau alogonik,penyelamatan sumsum tulang
mentaydobenzilquainid (MIBG),dan imunoterapi dengan antibody
monklonal yang spesifik terhadap neuroblastoma.
Pengobatan terdiri atas penggunaan kemoterapi multiagen secara
simultan atau bergantian.
a. Siklofosfamid- menghambat replikasi DNA .
b. Doksorubinsi-menggangu sintesi asam nukleat dan memblokir
transkripsi DNA.
c. VP-16-menghentikan metaphase dan menghambat sitesis protein
dan asam nukleat.

H. Asuhan Keperawatan Neuroblastoma


Pengkajian
1. Pemeriksaan fisik head to toe
a. Kepala :
Inspeksi: kepala asimetris, edema di area wajah
Palpasi: benjolan teraba di area wajah
b. Mata :
Inspeksi: disekitar mata eodema, terlihat benjolan
Palpasi: ada nyeri tekan di kelopak mata, dan di area sekitar mata
c. Leher: pembesaran vena jugularis
d. Thorax
Inspeksi: aspirasi abdomen
Palpasi: nyeri tekan
Perkusi : sonor pada kedua lapang paru

8
Auskultasi: suara nafas vesikuler pada seluruh lapang paru
e. Jantung
Inspeksi: ictus cordis tidak terlihat
Palpasi: ictus cordis tidak teraba
Perkusi: dalam batas normal
Auskultasi: bunyi jantung 1 dan 2 reguler
f. Abdomen
Inspeksi: normal
Palpasi: hepar dan lien tidak teraba
Perkusi: timpani
Auskultasi: peristaltik menurun
g. Anus dan genetalia: dalam batas normal
h. Ekstremitas : kekakuan ekstremitas , nyeri sendi

I. Diagnosa Keperawatan Neuroblastoma


1. Resiko injuri berhubungan dengan mengganasnya tumor,ploriferasi
sel ,dan dampak pemhobatan.
2. Resiko infeksi berhubungan dengan menurunnya system pertahanan
tubuh.
3. Nyeri berhubungan dengan dilakukannya pemeriksaan diagnostic ,
efek fisiologi neoplasma.

J. Intervensi Keperawatan Neuroblastoma


1. Resiko injury berhubungan dengan menganasnya tumor ,proliferasi
sel dan dampak pengobatan.
Tujuan : mempertahankan kemoterapi
Kriteria hasil : anak akan sembuh dari penyakit baik secara
sebagian maupun secara keseluruhan dan anak tidak akan
mengalami komplikasi dari kemoterapi Perencanaan :
a. Memberikan kemoterapi sesuai dengan anjuran
b. Siapkan anak dan keluarga apabila akan dilakukan
pembedahan

9
c. Observasi tanda -tanda cystitis
d. Membantu anak dalam program radioterapi
2. Resiko infeksi berhubungan dengan menurunnya system
pertahanan tubuh
Tujuan : meningkatkan sistem pertahanan tubuh
Kriteria hasil : anak tidak akan memperlihatkan gejala -gejala
infeksi
Perencanaan:
a. Memberikan vaksinasi dari virus yang tidsk di aktifkan
(misalnya varicella ,polio salk ,influenza)
b. Kolaborasi untuk pemberian obat
c. Mengunakan teknik aseptic untuk seluruh prosedur invasive

3. Nyeri berhubungan dengan di lakukannya pemeriksaan dignostic,


efek fisiologi neoplasma .
Tujuan : mengurangi rasa nyeri .
Kriteria hasil:
a. Skala nyeri klien berkurang
b. Nyeri klien dapat teralihkan
c. Agar keluarga paham tentang tehnik distraksi
Skala nyeri bisa
Perencanaan :
a. Kaji skala nyeri
b. Lakukan distraksi dengan membacakan dongeng
c. Ajarkan keluarga pasien tehnik distraksi
d. Pemberian obat antidiuretik

BAB III
PENUTUP

10
A. Kesimpulan
Neuroblastoma merupakan tumor lunak , padat yang berasal dari
sel-sel crest neuralis yang merupakan prekusor dari medula adrenal dan
sistem syaraf simpatis.neuroblastoma dapat timbul ditempat terdapatnya
jaringan saraf simoatis. Cvfev tempat tumor primer yang umum adalah
abdomen , kelenjar adrenal atau ganglia paraspinal toraks, leher dan
pelvis . Neuroblastoma umumnya bersimpati dan sering kali bergeseran
dengan jaringan atau organ yang berdekatan (cecily & linda ,2002 ) .
Kebanyakan etiologi dari neoroblastoma adalah tidak diketahui. Adapun
manifestasi klinis dari neoroblastoma yaitu tergantung lokasinya , di
retroperitoneal , mediastina leher , pelvis , dan lain-lain. Sedangkan
penatalaksanaan nya tergantung stadium dari neoroblastoma itu sendiri

B. Saran

Sebagai perawat professional kita harus memahami apa itu


neuroblastoma dimulai dari pengertian, etiologi sampai intervensi
keperawatannya.

DAFTAR PUSTAKA

11
Cecili,dkk.2002.buku saku keperawatan pediatri edisi 3. Jakarta:EGC.
De Jong,Wim.2005.kanker, apakah itu ? Pengobatan,harapan hidup,dan
dukungan keluarga.jakarta:ARCAN.
Japaries,willie.2008.buku ajar onkologi klinis edisi 2.jakarta:FKUI.
Maris,Jhon.2010.recent advances in neoroblastoma.distasi dari
http://www.nejm.org/.pada 5 november 2010
Wikinson,Judith M.2007.buku saku duaagnosis keperawatan.jakarta:EGC

12

Anda mungkin juga menyukai