Anda di halaman 1dari 10

DIODA

Pengertian Dioda
Pengertian dioda (diode) adalah komponen elektronika aktif yang terbuat dari bahan
semikonduktor dan mempunyai fungsi untuk menghantarkan arus listrik ke satu arah tetapi
menghambat arus listrik dari arah sebaliknya.
Dalam ilmu fisika dioda digunakan untuk penyeimbang arah rangkaian elektronika.
Elektronika memiliki dua terminal yaitu anoda berarti positif dan katoda berarti negatif.
Prinsip kerja dari anode berdasarkan teknologi pertemuan positif dan negative
semikonduktor. Sehingga anode dapat menghantarkan arus litrik dari anoda menuju katoda,
tetapi tika sebaliknya katoda ke anoda.
Gambar dibawah ini menunjukan bahwa Dioda merupakan komponen Elektronika
aktif yang terdiri dari 2 tipe bahan yaitu bahan tipe-p dan tipe-n :

Jenis dan Fungsi Masing-Masing Dioda


Di dunia ini Diode banyak jenisnya dan memiliki fungsi pada setiap jenisnya. Berikut
adalah jenis-jenis diode beserta fungsinya:
A. Dioda Penyearah
Dioda penyearah adalah jenis dioda yang terbuat dari bahan Silikon yang berfungsi
sebagai penyearah tegangan / arus dari arus bolak-balik (ac) ke arus searah (dc) atau
mengubah arus ac menjadi dc. Secara umum dioda ini disimbolnya.
B. Dioda Zener
Dioda Zener merupakan dioda junction P dan N yang terbuat dari bahan dasar
silikon. Dioda ini dikenal juga sebagai Voltage Regulation Diode yang bekerja pada
daerah reverse (kuadran III). Potensial dioda zener berkisar mulai 2,4 sampai 200
volt dengan disipasi daya dari ¼ hingga 50 watt.
Fenomena tegangan breakdown dioda ini menginspirasi pembuatan komponen
elektronika kerabat dioda yang bernama Zener. Tidak ada perbedaan struktur dasar
dari Zener dengan dioda. Dengan memberi jumlah doping yang lebih banyak pada
sambungan P dan N, ternyata tegangan breakdown dioda bisa makin cepat tercapai.
Jika pada dioda biasanya baru terjadi breakdown pada tegangan ratusan volt, pada
Zener bisa terjadi pada angka puluhan dan satuan volt. Di datasheet ada Zener yang
memiliki tegangan Vz sebesar 2 volt, 5.6 volt dan sebagainya. Fungsi dari komponen
ini biasanya dipakai untuk pengamanan rangkaian setelah tegangan Zener.
Diode Zener merupakan cikal bakal lahirnya regulator tegangan yang dapat
menyaring tegangan DC dari rangkaian power supply untuk menghasilkan tegangan
DC yang lebih bersih, namun tidak ada power supply yang dapat menyamai 100%
tegangan DC murni seperti halnya pada baterai. Regulator tegangan pada power
supply hanya memanipulasi sinyal-sinyal AC agar hasilnya dapat mendekati dengan
DC pada baterai.

C. Light Emitting Diode (LED)


Dioda emisi cahaya atau dikenal dengan singkatan LED merupakan Solid State
Lamp yang merupakan piranti elektronik gabungan antara elektronik dengan optik,
sehingga dikategorikan pada keluarga “Optoelectronic”. Sedangkan elektroda-
elektrodanya sama seperti dioda lainnya, yaitu anoda (+) dan Katoda (-). Ada tiga
kategori umum penggunaan LED, yaitu :
 Sebagai lampu indikator,
 Untuk transmisi sinyal cahaya yang dimodulasikan dalam suatu jarak tertentu,
 Sebagai penggandeng rangkaian elektronik yang terisolir secara total.

Bahan dasar yang digunakan dalam pembuatan LED adalah bahan Galium
Arsenida (GaAs) atau Galium Arsenida Phospida (GaAsP) atau juga Galium
Phospida (GaP), bahan-bahan ini memancarkan cahaya dengan warna yang berbeda-
beda. Bahan GaAs memancarkan cahaya infra-merah, Bahan GaAsP memancarkan
cahaya merah atau kuning, sedangkan bahan GaP memancarkan cahaya merah atau
hijau.
Seperti halnya piranti elektronik lainnya , LED mempunyai nilai besaran terbatas
dimana tegangan majunya dibedakan atas jenis warna 
TABEL LED DAN TEGANGANYA

Warna Tegangan Maju


 Merah 1.8 volt
Orange 2.0 volt
Kuning 2.1 volt
Hijau 2.2 volt

Sedangkan besar arus maju suatu LED standard adalah sekitar 20 mA. Karena dapat
mengeluarkan cahaya, maka pengujian LED ini mudah, cukup dengan
menggabungkan dengan sumber tegangan dc kecil saja atau dengan ohmmeter
dengan polaritas yang sesuai dengan elektrodanya.
LED konvensional terbuat dari mineral inorganik yang bervariasi sehingga
menghasilkan warna sebagai berikut:
 Aluminium Gallium Arsenide (AlGaAs) – merah dan inframerah
 Gallium Aluminium Phosphide – hijau
 Gallium Arsenide/Phosphide (GaAsP) – merah, oranye-merah, oranye, dan kuning
 Gallium Nitride (GaN) – hijau, hijau murni (atau hijau emerald), dan biru
 Gallium Phosphide (GaP) – merah, kuning, dan hijau
 Zinc Selenide (ZnSe) – biru
 Indium Gallium Nitride (InGaN) – hijau kebiruan dan biru
 Indium Gallium Aluminium Phosphide – oranye-merah, oranye, kuning, dan hijau
 Silicon Carbide (SiC) – biru
 Diamond (C) – ultraviolet
 Silicon (Si) – biru (dalam pengembangan)
 Sapphire (Al2O3) – biru
LED biru pertama kali dan bisa dikomersialkan menggunakan substrat galium
nitrida. LED ini ditemukan oleh Shuji Nakamura tahun 1993 sewaktu berkarir
di Nichia Corporation di Jepang.
LED ini kemudian populer di penghujung tahun 90-an. LED biru ini dapat
dikombinasikan ke LED merah dan hijau yang telah ada sebelumnya untuk
menciptakan cahaya putih.
D. Dioda Cahaya (Photo-Diode)
Dioda cahaya ini bekerja pada daerah reverse, jadi hanya arus bocor saja yang melewatinya.
Dalam keadaan gelap, arus yang mengalir sekitar 10 A untuk dioda cahaya dengan bahan
dasar germanium dan 1A untuk bahan silikon. Kuat cahaya dan temperature keliling dapat
menaikkan arus bocor tersebut karena dapat mengubah nilai resistansinya dimana semakin
kuat cahaya yang menyinari semakin kecil nilai resistansi dioda cahaya tersebut. Penggunaan
dioda cahaya diantaranya adalah sebagai sensor dalam pembacaan pita data berlubang
(Punch Tape), dimana pita berlubang tersebut terletak diantara sumber cahaya dan dioda
cahaya. Jika setiap lubang pita itu melewati antara tadi, maka cahaya yang memasuki lubang
tersebut akan diterima oleh dioda cahaya dan diubah dalam bentuk signal listrik. Sedangkan
penggunaan lainnya adalah dalam alat pengukur kuat cahaya (Lux-Meter), dimana dalam
keadaan gelap resistansi dioda cahaya ini tinggi sedangkan jika disinari cahaya akan berubah
rendah. Selain itu banyak juga dioda cahaya ini digunakan sebagai sensor sistem pengaman
(security) misal dalam penggunaan alarm.

E. Dioda Varactor
Dioda Varactor disebut juga sebagai dioda kapasitas yang sifatnya mempunyai
kapasitas yang berubah-ubah jika diberikan tegangan. Dioda ini bekerja didaerah
reverse mirip dioda Zener. Bahan dasar pembuatan dioda varactor ini adalah silikon
dimana dioda ini sifat kapasitansinya tergantung pada tegangan yang diberikan
padanya. Jika tegangan tegangannya semakin naik, kapasitasnya akan turun. Dioda
varactor banyak digunakan pada pesawat penerima radio dan televisi di bagian
pengaturan suara (Audio).

F. Dioda Schottky (SCR)


Dioda Schottky adalah jenis Dioda dengan tegangan jatuh (drop voltage) yang rendah jika
dibandingkan dengan dioda normal lainnya. Perbedaan yang paling mendasar antara Dioda
Schottky dengan Dioda Normal adalah penggunaan Logam-semikonduktor (Metal-
Semiconductor Junction) untuk persimpangan Dioda Schottky sedangkan Dioda Normal pada
umumnya menggunakan Persimpangan Semikonduktor-semikonduktor (Semiconductor-
semiconduction Junction).

Dioda Schottky atau Schottky Diode ini biasanya digunakan pada rangkaian switching
berkecepatan tinggi, rangkaian Frekuensi Radio (RF), Mixer dan rangkaian Penyearah
Pencatu Daya. Nama Schottky ini diambil dari nama penemu efek Schottky yaitu Walter H.
Schottky yang berasal Jerman. Efek Schottky adalah efek penghalang potensial yang
terbentuk pada pertemuan logam-semikonduktor yang mempunyai karakteristik
penyearahan. Efek tersebut cocok untuk penggunaannya pada dioda. Oleh karena itu, Dioda
Schottky (Schottky Diode) disebut juga dengan Dioda Penghalang atau Barrier Diode.

G. Dioda Bridge
Dioda Bridge adalah Dioda yang terdiri dari 4 dioda normal yang umumnya
digunakan sebagai penyearah gelombang penuh dalam rangkaian Pencatu Daya
(Power Supply). Dengan menggunakan Dioda Bridge ini, kita tidak perlu lagi
merangkai 4 buah dioda normal menjadi rangkaian penyearah tegangan AC ke
tegangan DC karena telah dikemas oleh produsen menjadi 1 komponen saja. Dioda
Bridge ini memiliki 4 kaki terminal yaitu 2 kaki terminal Input untuk masukan
tegangan/arus bolak-balik (AC) dan 2 kaki terminal untuk Output Positif (+) dan
Output Negatif (-).

H. Dioda Laser
Dioda Laser atau Laser Diode adalah jenis dioda yang dapat menghasilkan radiasi atau
cahaya koheren yang dapat dilihat oleh mata dan spektrum inframerah ketika dialiri arus
listrik. Dioda Laser ini sering digunakan pada perangkat audio/video seperti Player DVD dan
Blueray, Laser pointer, Scanner Barcode, Alat ukur jarak dan Printer laser. LASER pada
dasarnya adalah singkatan dari Light Amplification by Stimulated Emission of Radiation.
I. Dioda Tunnel
Dioda Tunnel atau Dioda Terowongan adalah jenis dioda yang mampu beroperasi
pada kecepatan yang sangat tinggi dan dapat berfungsi dengan baik pada gelombang
mikro (Microwave). Dioda Tunnel ini biasanya digunakan di rangkaian pendeteksi
frekuensi dan konverter. Dioda Tunner disebut juga dengan Dioda Esaki. Nama Esaki
diambil dari nama penemu Dioda jenis ini.

J. Dioda Peltier
Dioda peltier merupakan dioda yang berfungsi mengubah energi listrik menjadi
energi panas atau dingin melalui penampangnya. Saat ini dioda peltier banyak
digunakan pada perangkat pendingin prosesor komputer, kulkas mini USB, dan lain-
lain.
K. Dioda Kristal
Dioda kristal adalah salah satu nenek moyang diode yang telah dimoderenisasi.
Disebut sebagai nenek moyang diode karena awal-awal penemuan diode adalah diode
kristal. Yang mana diode ini dibuat berdasarkan kontak antara kristal semikonduktor
dan titik tertentu yang menghasilkan antara pertemuan P dan N. Dioda ini terbuat dari
germanium yang banyak diaplikasikan sebagai radio penerima, diode detector, dan
bagian tertentu pada rangkaian yang berhubungan dengan radio frekuensi tinggi.

L. Dioda Silicon Controlled Rectifier (SCR)


Silicon Controlled Rectifier atau sering disingkat dengan SCR adalah Dioda yang
memiliki fungsi sebagai pengendali. Berbeda dengan Dioda pada umumnya yang
hanya mempunyai 2 kaki terminal, SCR adalah dioda yang memiliki 3 kaki Terminal.
Kaki Terminal ke-3 pada SCR tersebut dinamai dengan Terminal “Gate” atau
“Gerbang” yang berfungsi sebagai pengendali (Control),  sedangkan kaki lainnya
sama seperti Dioda pada umumnya yaitu Terminal “Anoda” dan Terminal “Katoda”. 
Silicon Controlled Rectifier (SCR) merupakan salah satu dari anggota  kelompok
komponen Thyristor. SCR banyak digunakan sebagai pengendali atau control atau
saklar dalam rangkaian elektronika yang menggunakan tegangan menengah sampai
tinggi.
Pada dasarnya komponen SCR ini terdiri dari 4 bagian semikonduktor yaitu jenis
PNPN (Positif Negatif Positif Negatif). Terminal gate yang berfungsi sebagai
pengendali pada SCR ini terletak dibagian bahan tipe P (Positif) dan berdekatan
dengan terminal Katoda.
Cara kerja dari komponen SCR ini hampir sama prinsipnya dengan sambungan dua
buah transistor tipe bipolar.
Prinsip Kerja Dioda
Dioda semikonduktor hanya bisa melewati satu arus yang searah, pada saat dioda
memperoleh arus akan maju satu arah (forward Bias). Karena di dalam dioda ada junction
yaitu pertemuan konduktor antara tipe p dan tipe n. kondisi ini dapat dikatakan bahwa
konduksi penghantar masih tergolong kecil. Sedangkan bila dioda diberi satu arah/bias
mundur (Reverse bias) maka dioda tidak bekerja dan pada kondisi ini dioda mempunyai
tahanan dalam yang tinggi sehingga arus sulit mengalir.

Apabila dioda silicon dialiri arus AC, maka yang mangalir hanya satu arah saja
sehingga arus output dioda berupa arus DC. Dari kondisi tersebut maka dioda hanya
digunakan pada beberapa pemakaian saja antara lain sebagai Penyearah setengah gelombang
(Half Wave Rectifier), penyearah gelombang penuh (Full Wave Rectifier) dll.

Cara Mengukur Dioda


Untuk mengetahui apakah sebuah Dioda dapat bekerja dengan baik sesuai dengan
fungsinya, maka diperlukan pengukuran terhadap Dioda tersebut dengan menggunakan
Multimeter (AVO Meter).

A. Cara Mengukur Dioda dengan Multimeter Analog


1. Aturkan Posisi Saklar pada Posisi OHM (Ω) x1k atau x100
2. Hubungkan Probe Merah pada Terminal Katoda (tanda gelang)
3. Hubungkan Probe Hitam pada Terminal Anoda.
4. Baca hasil Pengukuran di Display Multimeter
5. Jarum pada Display Multimeter harus bergerak ke kanan
6. Balikan Probe Merah ke Terminal Anoda dan Probe Hitam pada Terminal Katoda
(tanda gelang).
7. Baca hasil Pengukuran di Display Multimeter
8. Jarum harus tidak bergerak. Jika Jarum bergerak, maka Dioda tersebut
berkemungkinan sudah rusak.

B. Cara Mengukur Dioda dengan Multimeter Digital


Pada umumnya Multimeter Digital menyediakan pengukuran untuk Fungsi Dioda,
Jika tidak ada, maka kita juga dapat mengukur Dioda dengan Fungsi Ohm pada
Multimeter Digital.

Cara Mengukur Dioda dengan menggunakan Multimeter Digital (Fungsi Ohm /


Ohmmeter)

1. Aturkan Posisi Saklar pada Posisi OHM (Ω)


2. Hubungkan Probe Hitam pada Terminal Katoda (tanda gelang)
3. Hubungkan Probe Merah pada Terminal Anoda.
4. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter
5. Display harus menunjukan nilai tertentu (Misalnya 0.64MOhm)
6. Balikan Probe Hitam ke Terminal Anoda dan Probe Merah ke Katoda
7. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter
8. Nilai Resistansinya adalah Infinity (tak terhingga) atau Open Circuit. Jika
terdapat Nilai tertentu, maka Dioda tersebut berkemungkinan sudah Rusak.
Cara Mengukur Dioda dengan Multimeter Digital (Menggunakan Fungsi Dioda)

1. Aturkan Posisi Saklar pada Posisi Dioda


2. Hubungkan Probe Hitam pada Terminal Katoda (tanda gelang)
3. Hubungkan Probe Merah pada Terminal Anoda.
4. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter
5. Display harus menunjukan nilai tertentu (Misalnya 0.42 V)
6. Balikan Probe Hitam ke Terminal Anoda dan Probe Merah ke Katoda
7. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter
8. Tidak terdapat nilai tegangan pada Display Multimeter. Jika terdapat Nilai
tertentu, maka Dioda tersebut berkemungkinan sudah Rusak.

Catatan Penting :
Hal yang perlu diperhatikan disini adalah Cara Mengukur Dioda dengan
menggunakan Multimeter Analog dan Multimeter Digital adalah terbalik. Perhatikan
Posisi Probe Merah (+) dan Probe Hitamnya (-).

Anda mungkin juga menyukai