Anda di halaman 1dari 19

Majalah CIK Walang edisi Perdana

Dalam kegiatan
“Sadar Nutrisi, Sadar Me-Mainstreamkan Makan Belalang Kayu di Karanganyar”

Oleh Arie Setiawan CIK


Daftar isi:

1. Sejarah berdiri CIK Walang.....................................................................

2. Kandungan nutrisi dalam walang kayu....

3. Halalkah dalam agama Islam?..................................................

4. Makan belalang menjijikkan?......

5. Hati-hati, belalang bisa membuat alergi karena kandungan proteinnya

yang tinggi....................................................................

6. Tanggapan Bupati Karanganyar, Bp Yuliatmono dan orang2 terkenal


lainnya.........

7. Kemana anda bisa membeli?.....

8. Quote Cik Walang...................................................................

9. Kesimpulan...............................................................
1. Sejarah berdiri
Singkat cerita=
Berdiri pada tanggal 22 Januari 2015, CIK Walang adalah jelmaan dari mimpi seorang
anak manusia untuk bisa membangun sebuah peternakan yang bermanfaat bagi banyak orang.
Ide yang saya cari dari SD itu memang saya yakini keajaibannya, karena ide ini tak mungkin
datang kecuali dari Sang Maha Pencipta Alam Semesta. Saya Arie Setiawan, dari SD kelas 5
entah kenapa dipanggil ‘pitik’ oleh teman sekelas waktu itu, lanjut SMP masih dijuluki julukan
yang sama, hingga saat SMA saya mendapat ilham untuk membuat Facebook dengan nama Arie
CIK, sampai pada saat saya kuliah, ‘CIK’ adalah panggilan akrab saya. Pada saat saya
mematangkan ide untuk membuat sebuah produk yang mungkin akan menggemparkan
masyarakat Karanganyar, saya menamai usaha saya dengan ‘CIK Walang’
Saya sengaja mengadakan kegiatan makan belalang gratis bertajuk ‘Sadar Nutrisi, Sadar
Me-Mainstreamkan Makan Belalang Kayu di Karanganyar’ untuk memperkenalkan kepada
masyarakat Karanganyar bahwa belalang adalah makan yang ajaib, Trust me. Banyak penelitian
di berbagai negara di seluruh dunia membuktikan bahwa belalang kaya akan kandungan nutrisi
penting untuk tubuh kita, bahkan gizinya bolehlah diadu dengan sumber nutrisi lain seperti
ayam, ikan, daging sapi,dll. Dan tentunya kandungan lemak yang sangat rendah di bandingkan
sumber nutrisi lain, menjadikan belalang tidak menimbulkan resiko penyakit-penyakit orang
kaya seperti obesitas, serangan jantung, stroke,dll. Do you realize this? Trust me i believe
because it does. Dengan harga yang jauh lebih murah dibandingkan sumber nutrisi lain,
menjadikan belalang makanan yang merakyat.
Kenapa harus belalang? Kenapa tidak jenis serangga lainnya? Pertama, belalang itu
sudah sangat jelas kehalalannya. Kedua, belalang sangat bergizi. Ketiga, belalang mudah
dijumpai dimana saja
Namun, ada 2 masalah yang menjadi hambatan dalam kegiatan ini, yaitu : orang dengan
keturunan alergi panganan tinggi protein (seperti udang, seafood, dll); dan rasa ‘jijik’ terhadap
belalang untuk memakannya. Untuk hambatan pertama, saya sarankan untuk tidak
mengkonsumsi belalang atau boleh makan belalang namun disesuaikan dengan alergi yang anda
hadapi. Untuk hambatan kedua, hal tersebut adalah alasan saya hadir didepan anda agar dapat
menikmati secara Cuma-Cuma belalang saya agar anda semuanya terbiasa untuk memakan
belalang. Happy eating those delicious grasshoppers :D
2. Kandungan nutrisi dalam walang kayu
 Jangan Sepelekan Kandungan Gizi Belalang
Selasa, 6 November 2012 | 06:39 WIB

Prof Ahmad Sulaiman, Guru Besar Ilmu Gizi IPB


GUNUNG KIDUL, KOMPAS.com - Bagi kebanyakan masyarakat, belalang dianggap sebagai
hewan liar dan hama tanaman. Tetapi di beberapa daerah, hewan ini masih dimanfaatkan
menjadi sumber pangan yang kaya nutrisi. 
Di Wilayah Gunung Kidul Yogyakarta misalnya, serangga ini masih dipertahankan
sebagai makanan camilan atau pun lauk-pauk. Belalang dimanfaatkan oleh warga setempat
dengan cara digoreng. Penduduk Gunung Kidul mengonsumsi belalang sebagai bahan pangan
alternatif. 
Pangan alternatif seperti belalang telah terbukti mampu mencegah penduduk dari
kerawanan pangan dan gizi. Secara ilmiah kandungan gizi dalam belalang goreng memang tak
bisa dianggap enteng. Belalang goreng ternyata tidak kalah bergizi dibandingkan sumber protein
lainya seperti daging sapi.
Seperti diungkapkan pakar ilmu gizi dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Profesor Ahmad
Sulaiman, belalang merupakan hewan yang memiliki beragam jenis kandungan nutrisi penting
seperti, protein, vitamin, asam lemak esensial dan mineral.
"Kalau pada belalang yang masih segar, kandungan proteinnya sekitar 20 persen, tetapi
pada yang kering sekitar 40 persen. Belum kulitnya yang juga mengandung zat kitosan seperti
udang. Tetapi tergantung jenis belalangnya, pada musim-musim tertentu ada jenis belang yang
kandungan vitaminnya lebih tinggi.  Belalang juga dapat  memenuhi 25 hingga 30 persen
kebutuhan vitamin A," ungkap Ahmad di sela-sela kegiatan Nutritalk Jelajah Gizi Sari Husada
di Gunung Kidul, Yogyakarta, Jumat (2/11/2012) lalu.
Belalang, lanjut Ahmad, saat ini masih dijadikan sumber pangan alternatif, terutama pada
masyarakat di sejumlah daerah yang mengalami kesulitan sumber makanan. Bahkan di beberapa
negara, belalang sebenarnya sudah dijadikan makanan pokok. 
"Sudah banyak penelitian ilimiah yang membuktikan manfaat belalang. Di negara lain
bahkan ada yang menjadikannya sebagai makanan pokok. Di Indonesia pun, di zaman kita susah
belalang pernah menjadi makanan utama. Tetapi kini sudah banyak ditinggalkan karena ada
beragan sumber protein lainnya,"  papar pakar dari Department of Community Nutrition,
Fakultas Ekologi dan Manusia IPB itu

Nutrisi belalang

Masyarakat, lanjut Ahmad, sebenarnya dapat memanfaatkan belalang untuk membantu


memenuhi kecukupan protein, zat yang sangat dibutuhkan untuk perkembangan dan
pertumbuhan.  Selain kadar proteinnya tinggi, dalam belalang terkandung beragam jenis mineral
seperti kalsium, magnesium, potassium, sodium, fosfor, zat besi, zinc, mangan dan tembaga.
Sedangkan kandungan vitaminnya beragam mulai dari vitamin A, B, B1, B2, B6, E dan C, asam
folat hingga berbagai jenis asam lemak.
"Protein ini sangat penting untuk pertumbuhan.  Bila tubuh kekurangan protein,
penyerapan dan fungsi zat gizi lain di dalam tubuh tidak optimal. Misalnya seseorang yang
kurang vitamin A dianjurkan makan banyak sayuran. Tetapi makan sayuran tidak akan optimal
kalau tubuh kurang protein karena penyerapan itu butuh lemak dan protein pengikat retinol,"
papar Ahmad yang juag Guru Besar Keamanan Pangan dan Gizi IPB itu.
Pemanfaatan belalang, kata Ahmad memang belum digali secara maksimal di Indonesia.
Ia menyarankan, belalang dapat diolah menjadi bahan pangan atau bentuk  makanan lainnya
yang lebih menarik dan dapat lebih diterima masyarakat. "Mungkin dapat diolah menjadi tepung
atau makanan seperti nugget, bakso atau burger. Kalau sudah diolah tentu akan berbeda dan
dapat  lebih diterima ," ujarnya.
(sumber=http://health.kompas.com/read/2012/11/06/06393161/Jangan.Sepelekan.Kandungan
.Gizi.Belalang)
3. Halalkah dalam agama Islam?
 Hukum Makan Ikan dan Belalang
Tuesday, 04 March 2014, 17:41 WIB

REPUBLIKA.CO.ID, Ada dua binatang yang dikecualikan oleh syariat Islam dari kategori
bangkai, yaitu belalang, ikan dan berbagai macam binatang yang hidup di dalam air. Rasulullah
SAW ketika ditanya tentang masalah air laut, beliau menjawab, "Laut itu airnya suci dan
bangkainya halal." (HR Ahmad dan ahli sunnah).
Dan firman Allah yang mengatakan, "Dihalalkan bagi kamu binatang buruan laut dan
makanannya." (QS al-Maidah: 96). Umar berkata, “Yang dimaksud shaiduhu, yaitu semua
binatang yang diburu; sedang yang dimaksud tha'amuhu (makanannya), yaitu barang yang
dicarinya.” Dan kata Ibnu Abbas pula, bahwa yang dimaksudthaamuhu, yaitu bangkainya.
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari Jabir bin Abdullah
diceritakan bahwa Rasulullah SAW pernah mengirimkan satu pasukan, kemudian mereka
mendapatkan seekor ikan besar yang sudah menjadi bangkai. Ikan itu kemudian dimakan selama
20 hari lebih. 
Setelah mereka tiba di Madinah, diceriterakanlah hal tersebut kepada Nabi, maka jawab
Nabi, “Makanlah rezeki yang telah Allah keluarkan untuk kamu, berilah aku kalau kamu ada
sisa.” Lantas salah seorang diantara mereka ada yang memberinya sedikit. Kemudian Nabi
memakannya.” (HR Bukhari)
Yang termasuk dalam kategori ikan yaitu belalang. Dalam hal ini Rasulullah SAW
memberikan izin untuk memakannya walaupun sudah menjadi bangkai. Sebab, tidak mungkin
menyembelih belalang.
Ibnu Abi Aufa berujar, “Kami pernah berperang bersama Nabi tujuh kali peperangan,
kami makan belalang bersama beliau.” (HR Jamaah, kecuali Ibnu Majah)
(sumber=http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/fatwa/14/03/04/n1wr1y-hukum-
makan-ikan-dan-belalang)
 Panduan Makanan (2): Makanan yang Diharamkan dalam Al Qur’an

8 December 2012, 11:00 am


.............
Pertama: Bangkai (Al Maitah)
Bangkai (al maitah) adalah setiap hewan yang matinya tidak wajar, tanpa lewat
penyembelihan yang syar’i. Contohnya adalah:
 Al munkhoniqoh: hewan yang mati dalam keadaan tercekik.
 Al mawquudzah: hewan yang mati karena dipukul dengan tongkat atau selainnya.
 Al mutaroddiyah: hewan yang mati karena jatuh dari tempat yang tinggi.
 An nathiihah: hewan yang mati karena ditanduk.
 Hewan yang diterkam binatang buas.
Jika hewan-hewan di atas ini masih didapati dalam keadaan bernyawa, lalu
disembelih dengan cara yang syar’i, maka hewan tersebut menjadi halal karena Allah
Ta’ala berfirman,
‫إِاَّل َما َذ َّك ْيتُ ْم‬
“kecuali yang sempat kamu menyembelihnya”
Yang termasuk bangkai adalah segala sesuatu yang terpotong dari hewan yang
masih hidup. Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ٌ‫ة َو ِه َي َحيَّةٌ فَ ِه َي َم ْيتَة‬aِ ‫َما قُ ِط َع ِم ْن ْالبَ ِهي َم‬
“Apa yang dipotong dari binatang dalam keadaan hidup, maka sesuatu tersebut adalah
bangkai.” (HR. Abu Daud no. 2858, At Tirmidzi no. 1480, Ibnu Majah no. 3216, Ahmad 5/218.
Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih. Lihat Shohihul Jaami’ no. 5652)
Namun ada dua bangkai yang dikecualikan keharamannya, artinya bangkai
tersebut halal yaitu bangkai ikan dan bangkai belalang. Hal ini berdasarkan hadits Ibnu
Umar radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam  bersabda,
‫ُوت َو ْال َج َرا ُد َوأَ َّما ال َّد َما ِن فَ ْال َكبِ ُد َوالطِّ َحا ُل‬ ْ َّ‫أُ ِحل‬
ُ ‫ت لَنَا َم ْيتَتَا ِن َو َد َما ِن فَأ َ َّما ْال َم ْيتَتَا ِن فَ ْالح‬
“Kami dihalalkan dua bangkai dan darah. Adapun dua bangkai tersebut adalah ikan dan
belalang. Sedangkan dua darah tersebut adalah hati dan limpa.” (HR. Ibnu Majah no. 3218.
Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)
...................................................................
(sumber=http://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/panduan-makanan-2-makanan-yang-
diharamkan-dalam-al-quran.html)
Masih berpikir bahwa belalang haram? Maka andalah yg tersesat. :D
4. Makan belalang Menjijikan?
Kamis, 16/05/2013 14:31 WIB
 Atasi Kelaparan di Dunia, PBB Promosikan Makanan Serangga
Dyah Oktabriawatie Waluyani - detikFood

Angka kelaparan di dunia semakin meningkat. Karena kurangnya bahan makanan di


berbagai negara. Untuk mengatasi masalah ini, PBB-pun mempromosikan hidangan serangga
yang ternyata kaya akan nutrisi, sedikit lemak dan tinggi protein.
Usaha PBB dalam memberantas kelaparan masih dilakukan hingga sekarang. Termasuk
mengatasi masalah pemanasan global dan polusi udara yang kian meningkat di dunia. Guna
mengatasi masalah kelaparan yang semakin serius, PBB mempromosikan makanan serangga
karena mudah dicari dan nutrisinya tak kalah dengan makanan lain.
Serangga yang berukuran kecil ini diketahui mengandung rendah lemak dan tinggi
protein. Meskipun tampil menjijikkan namun baik dikonsumsi oleh manusia. Bahkan hewan
mungil ini bisa diternak dan dipelihara sendiri di rumah.
Seperti dilansir Daily News (13/5/2013), menurut PBB, hidangan ini muncul karena segi
manfaatnya. Selain mengandung nutrisi tapi memiliki manfaat lain bagi banyak orang yaitu
untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, mengurangi polusi kotoran ternak, menciptakan
lapangan pekerjaan baru dan menolong jutaan orang di dunia dari kelaparan.
Menurut PBB, serangga spesies kumbang dan ulat yang paling umum dipilih orang
dibandingkan 1.900 spesies serangga lainnya. Makanan serangga yang populer lainnya adalah
lebah, tawon, semut, belalang dan jangkrik. Namun rayap dan lalat paling sedikit diminati.

Serangga juga bisa memberikan penghasilan lebih bagi banyak orang. Di Afrika sebanyak empat
botol air besar yang berisi belalang bisa terjual seharga $ 20 atau sekitar Rp 180.000. Beberapa
spesies ulat di Afrika Selatan dan telur semut di Asia Tenggara dianggap sebagai hidangan lezat
dan dijual dengan harga tinggi.
(sumber=http://food.detik.com/read/2013/05/16/143145/2247830/297/atasi-kelaparan-di-
dunia-pbb-promosikan-makanan-serangga)
 Kamis, 04/09/2014 15:34 WIB
PBB Rekomendasikan Konsumsi Serangga untuk Atasi Kerawanan Pangan Dunia
Maya Safira – detikFood

Mungkin tak semua orang bisa menyantap serangga seperti belatung, kumbang, jangkrik,
dan ulat. Namun laporan PBB menyebutkan serangga-serangga ini dapat menjadi sumber makanan
di masa depan. Lewat buku 'Edible Insects: Future Prospects for Food and Feed Security' yang
terbit tahun lalu, PBB mempromosikan santapan serangga sebagai usaha memerangi kelaparan.
Menurut laporan Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) PBB, konsumsi serangga dapat
membantu peningkatan gizi dan mengurangi polusi.
Pada tahun 2030, PBB memprediksi lebih dari 9 juta orang perlu diberi makan, bersama
dengan miliaran hewan yang dibesarkan tiap tahun untuk sumber makanan dan peliharaan.
Sementara itu, tanah dan polusi air dari produksi ternak memicu degradasi hutan sehingga
berkontribusi pada perubahan iklim.
Meski masih kurang dimanfaatkan sebagai makanan manusia ataupun ternak, PBB
mengatakan bahwa peternakan serangga bisa menjadi salah satu cara mengatasi kerawanan pangan.
Bagi hewan ternak, serangga dapat menjadi pelengkap pakan tradisional seperti kedelai, jagung,
biji-bijian, dan lainnya."Pemeliharaan serangga dapat membantu mempertahankan populasi
serangga sekaligus membantu kerawanan gizi dan meningkatkan mata pencaharian. Pertanian
serangga memiliki potensi global sangat besar bagi pakan ternak dan produksi pangan," sebut Afton
Halloran, konsultan untuk FAO Edible Insect Programme, seperti dilansir dari UN News
Centre (13/05/2013).
Serangga dianggap mudah ditemui, perkembangbiakannya cepat, pertumbuhan tinggi,
pakannya tidak rumit, dan ramah lingkungan. Selain itu serangga kaya akan nutrisi dengan
kandungan protein, lemak, dan mineral tinggi. Makanan ini bisa menjadi suplemen makanan bagi
anak-anak kurang gizi.
Tidak hanya itu, serangga juga sangat efisien dalam mengonversi pakan menjadi daging
yang dapat dimakan. Contohnya jangkrik membutuhkan pakan 12 kali lebih sedikit dibanding
hewan ternak untuk menghasilkan jumlah protein yang sama. Sebagian besar serangga juga
menghasilkan gas rumah kaca yang berbahaya bagi lingkungan lebih minim dibanding ternak
lainnya. (sumber=http://food.detik.com/read/2014/09/04/153418/2681442/294/2/pbb-
rekomendasikan-konsumsi-serangga-untuk-atasi-kerawanan-pangan-dunia).
 Rabu, 21/05/2014 15:32 WIB
Ahli Pangan Promosikan Serangga sebagai Pangan Ramah Lingkungan
Fitria Rahmadianti – detikFood

Konferensi 'Serangga sebagai Pangan Dunia' telah digelar 14-17 Mei lalu. Lebih dari 450
peneliti dan delegasi dari lembaga internasional mengikuti acara yang digelar di Ede, Belanda, ini.
Menurut Arnold van Huis, profesor di Wageningen University, Belanda, ada 2.000 jenis serangga
yang bisa dikonsumsi. "Serangga adalah peluang dan pasar besar," ujarnya, seperti
ditulis AFP (14/05/2014). Mei tahun lalu, Badan Pangan dan Pertanian (FAO) PBB mengatakan
bahwa serangga bukan hanya penting sebagai sumber vitamin dan asam amino, tapi juga
berdampak baik bagi lingkungan.
Belalang, semut, cacing, ulat, dan jenis serangga lain bisa jadi langkah yang aman dan
murah untuk memberi makan jutaan orang di dunia di tengah kerusakan lingkungan dan
meledaknya populasi. FAO memperkirakan, dunia perlu meningkatkan produksi pangan hingga
70% pada 2050 untuk memenuhi kebutuhan populasi global sebanyak 9 miliar jiwa.
Produksi pakan hewan kini bersaing dengan makanan manusia dan produksi bahan bakar dalam
memperebutkan sumber daya alam seperti lahan dan air. Namun, 70% lahan agrikultur di dunia
sudah diperuntukkan secara langsung maupun tak langsung untuk produksi daging.
Serangga sudah mulai digunakan sebagai pakan ternak. Satu ton tepung lalat black soldier hanya
menghabiskan biaya $1.000 (Rp 11,5 juta) dibanding pakan ikan seharga $13.000 (Rp 149,5 juta).
Di beberapa restoran, seranggapun mulai dijadikan konsumsi manusia.
Namun, kata van Huis, ini baru permulaan. Ketertarikan masyarakat kini berkembang sangat
cepat. "Bicara soal pakan ternak, serangga akan segera menjadi populer. Namun untuk konsumsi
manusia, butuh 5-10 tahun," ujarnya.
Paul Vantomme yang menangani program konsumsi serangga di FAO menilai perlunya
diversifikasi pangan. Pasalnya, 90% produksi kedelai bergantung pada Argentina, Brazil, dan
Amerika Serikat. Sementara itu, setiap tahun 12 juta ton ikan dikeruk dari lautan sebelum diolah
menjadi pakan ternak. Langkah ini tentu tak berkelanjutan bagi lingkungan. Di lain pihak, serangga
hanya menyumbang jejak yang sangat sedikit dalam emisi karbon dan penggunaan air jika
dibandingkan sumber makanan konvensional. Risiko serangga menularkan penyakit ke manusia
juga lebih rendah dibanding beberapa jenis hewan ternak.
Serangga memiliki efisiensi konversi pangan yang tinggi karena berdarah dingin. "Rata-rata
serangga bisa mengonversi dua kg pakan menjadi satu kg massa serangga, sedangkan hewan ternak
memerlukan delapan kg pakan untuk menghasilkan satu kg pertambahan berat badan hewan," jelas
FAO. (sumber=http://food.detik.com/read/2014/05/21/153248/2588537/297/2/ahli-pangan-
promosikan-serangga-sebagai-pangan-ramah-lingkungan)
 Jumat, 31/10/2014 11:59 WIB
Pertama Kali Keripik dan Burger Serangga Dijual oleh Supermarket Belanda
Maya Safira - detikFood

Roti, susu, telur dan keju tentu sering dilihat dalam jajaran produk makanan di
supermarket. Namun di Belanda, salah satu jaringan supermarket terbesar akan meluncurkan
produk makanan dari serangga untuk pertama kalinya minggu ini.
Sejak Jumat (31/10), pelanggan supermarket Jumbo di Groningen dan Haren bisa
menambahkan produk dari belalang ke dalam keranjang belanjanya. Mulai dari 'buggy
balls', 'buggy crisps' hingga 'buggy burger'. 
"Serangga tidak hanya sehat, tetapi juga alternatif berkelanjutan dan memberi
kesempatan untuk menambah sumberdaya pangan," kata juru bicara Jumbo, Laura Valks, seperti
dilansir dari AFP (31/10).
Meskipun beberapa makanan berbasis serangga sudah tersedia secara komersial di
Belanda, namun Jumbo menjadi supermarket nasional pertama yang menyediakan di rak-rak
toko. Menurut Laura, produk tersebut dibuat dari mealworm, buffalo worm, dan larva ngengat.
Ada berbagai tambahan rasa untuk produk makanan serangga. Seperti buggy
crisps merupakan larva ngengat yang digoreng renyah dengan tambahan pilihan rasa garam atau
paprika. 
Makanan dari serangga dijual dengan harga antara 5.95 euro (Rp 90.000) dan 6.79 euro
(Rp 103.000) per porsinya. Rencananya produk makanan berbahan serangga akan dipasarkan ke
400 gerai Jumbo di seluruh Belanda pada awal tahun depan.
Belanda sempat menjadi tempat konferensi 'Serangga sebagai Pangan Dunia' pada Mei
lalu. Profesor Arnold Van Huis dari Wageningen University Belanda menyebutkan serangga
adalah peluang dan pasar besar karena ada 2.000 jenis serangga yang bisa dikonsumsi.

(sumber=http://food.detik.com/read/2014/10/31/115959/2735368/294/pertama-kali-keripik-
dan-burger-serangga-dijual-oleh-supermarket-belanda)
Serangga Lebih Sehat dari Daging, Lebih Ramah Lingkungan Pula

Lupakan hamburger, karena mengonsumsi serangga lebih bermanfaat untuk


manusia dan alam sekitar! Pada 2100, diperkirakan akan ada sekitar 11 miliar orang yang
hidup di Bumi. Persediaan makanan akan menjadi salah satu tantangan terberat manusia,
akan lebih rumit lagi jika ini dikaitkan dengan isu perubahan iklim.
Oleh sebab itu, beberapa pakar menyerukan:Lupakan hamburger; serangga lebih
bermanfaat bagi manusia dan alam sekitar... Di beberapa tempat, serangga telah
dikonsumsi dalam kehidupan sehari-hari. Di Meksiko, orang-orang kerap menikmat
belalang cabai panggang. Jangan lupakan Indonesia: belalang kerap dibacem dan
digoreng, lantas disantap sebagai pelengkap nasi.
Beberapa pakar juga memprediksi, secara perlahan, serangga akan menghiasi
gerai-gerai makanan di Amerika dan Eropa. Untuk memastikan kandungan nutrisinya,
ada tiga faktor mengapa serangga layak konsumsi.
Pertama, serangga lebih sehat daripada daging. Ada lebih dari 2000 serangga
yang layak makan. Serangga-serangga tersebut kaya akan protein, kalsium, serat, zat
besi, dan seng. Satu porsi kecil belalang, mengandung jumlah protein setara dengan satu
potong daging sapi. Tapi serangga memiliki kalori dan lemak jauh lebih sedikit.
Kedua, cara mengolahnya cukup mudah dan murah. Hanya diperlukan sedikit
teknologi untuk menghasilkan serangga-serangga tersebut.
Dan yang ketiga, serangga lebih ramah lingkungan dibanding dengan ternak.
Produksi daging ternak diyakini menyumbangkan seperlima dari seluruh emisi gas
rumah kaca. Sebaliknya produksi serangga, ia menghasilkan gas rumah kaca relatif lebih
kecil.
Jika ada yang masih merasa “jijik” untuk menelannya, ada cara lain untuk
mengonsumsinya. Serangga-serangga olahan itu bisa dicampur dengan bumbu serta saus
pasta yang biasa digunakan untuk makanan cepat saji. Jadi, mari kita lupakan hamburger;
serangga lebih bermanfaat untuk manusia dan alam sekitar!
(sumber=http://nationalgeographic.co.id/berita/2014/10/serangga-lebih-sehat-dari-
daging-lebih-ramah-lingkungan-pula)
 Minggu, 06/10/2013 06:44 WIB

Serangga Kini Jadi Alternatif Makanan Sehat di China

Dyah Oktabriawatie Waluyani – detikFood

Serangga mulai dikonsumsi dibeberapa negara seperti New England, Thailand dan
masyarakat Eropa. Di Chinakini serangga dikonsumsi sebagai makanan sehat.

Selama berabad-abad, orang di seluruh dunia sudah mengonsumsi serangga. Pernyataan


inipun ada di dalam sebuah buku laporan penelitian yang berjudulEdible Insects: Future
Prospects for Food and Feed Security by the United Nations Food and Agricultural
Organization.

Menurut sebuah laporan, konsumsi serangga sebagai makanan sehari-hari juga dapat
ditemukan dalam literatur Alkitab. Namun sayangnya masih banyak masyarakat barat yang tabu
pada makanan yang dianggap menjijikan ini.

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh tim penelitian pertanian dan lembaga
pembangunan di seluruh dunia, termasuk UNFAO, serangga sudah diketahui bisa dikonsumsi
dan bukan menjadi pilihan makanan baru. 

Sejak berabad-abad lamanya serangga seperti larva kumbang dan semut dimakan oleh
suku asli di Afrika dan Australia, bahkan menjadi makanan yang populer. Begitu juga dengan di
Thailand yang umum mengonsumsi belalang dan kumbang goreng yang renyah.

Lebih dari 1.900 spesies serangga telah dikonsumsi miliaran orang di seluruh dunia,
terutama negara-negara tropis. Kelompok serangga yang paling sering dikonsumsi yaitu ulat,
lebah, kumbang, semut, belalang, jangkrik, wereng, rayap, capung dan lalat.

Jenis serangga ini diyakini sebagai makanan sehat dan menjadi alternatif makanan
bergizi. Sama halnya seperti daging ayam, sapi dan ikan yang biasa dijumpai dan dikonsumsi.
Selain bisa diperoleh dengan dibeli, serangga juga bisa diternak seperti hewan lainnya. Tidak
perlu punya lahan yang luas untuk menernak serangga.

Gao Wiwu, ahli entomologi di Chinese Agricultural University, mengatakan jika China
menjadi slaah satu negara pemakan serangga terbesar. Bahkan nilai ekonomis juga bisa
dirasakan jika mengonsumsi serangga. Tak heran jika sejak tahun 2003, FAO telah gencar
mempromosikan konusmsi serangga di banyak negara.

Lain halnya dengan di China yang mulai mempromosikan serangga sebagai makanan
sejak tahun 1996. Saat itu promosi inipun disetujui oleh China Food and Drug Administration
and the National Health and Family Planning Commission. Sekitar 30 produk kesehatan di
China menggunakan semut sebagai bahan utamanya.

(sumber=http://food.detik.com/read/2013/10/06/064414/2378993/297/serangga-kini-jadi-
alternatif-makanan-sehat-di-china)

Saya akan menambahkan tips cara agar bisa mengalahkan rasa jijik saat pertama kali memakan
belalang:

a. Makanlah belalang pertama kali dengan menutup mata anda


b. Bayangkan bahwa anda memakan udang
c. Untuk kedua kalinya dan seterusnya, makanlah dengan mata terbuka dan jangan
bayangkan bahwa anda memakan udang, namun benar-benar anda memakan belalang
d. Done. Rasa jijik anda terhadap belalang sudah hilang karena anda telah mengerti citarasa
belalang.
Sebagian besar penduduk dunia sudah “sadar” untuk makan belalang karena nutrisi serta
rasanya, dan anda masih berpikir belalang menjijikkan? Think again....
5. Hati-hati, belalang bisa membuat alergi karena kandungan proteinnya yang
tinggi

 Belalang Kriuk Kaya Protein


SENIN, 25 MARET 2013 | 14:41 WIB

TEMPO.CO, Yogyakarta - Lain ladang lain belalang. Tiap daerah memiliki adat kebiasan
sendiri. Di Gunung Kidul, Yogyakarta, ada kebiasaan menjadikan belalang sebagai santapan.
Jika Anda sedang berkunjung ke kabupaten di ujung selatan timur Yogyakarta itu, tak ada
salahnya mencicipi makanan itu.

Hewan bernama latin Dissosteria Carolina itu biasa dimasak dengan cara digoreng dan
dibacem. Bumbunya sederhana, rasanya gurih dan asin. "Kalau dibacem rasanya manis," kata
Sutina, pengelola warung Pari Gogo, di Semanu, Gunungkidul, Kamis, 22 Maret 2013.

Di warung itu, perempuan 32 tahun itu tersebut menawarkan belalang goreng sebagai
pelengkap sajian utama, nasi merah. Belalang dihidangkan bersama lauk daging, ayam goreng,
dan sayur lombok ijo, yang isinya irisan cabai hijau dan tempe.

Bagi yang doyan makanan ini, tampilan belalang goreng mirip udang goreng. Dengan
sekujur badan berwarna kemerahan, rasanya gurih dan renyah. Namun, bagi yang tidak suka,
melihat bentuknya, orang langsung teringat kecoak.

Sebenarnya, banyak warung makan di Gunungkidul menyediakan menu serupa. Satu


plastik kecil belalang goreng dijual seharga belasan ribu rupiah. "Ada juga yang dikemas dalam
toples, harganya antara Rp 25-30 ribu," kata Eko, warga Gunungkidul.
Selain ditawarkan dalam keadaaan matang dan siap santap, di sejumlah jalan juga
banyak dijumpai penjual belalang mentah. Di Jalan Wonosari-Semanu, misalnya, pedagang
menjajakan belalang di tepi jalan. Puluhan belalang disusun dalam satu ikatan atau direnteng,
ditawarkan kepada pengendara yang melintas.

Sri Raharto, warga yang lain, mengatakan belalang dikenal sebagai sumber protein.
Namun, bagi yang alergi terhadap sejumlah makanan, jangan mencoba. "Kaya protein, tapi
kalau alergi bisa gatal-gatal," kata mantan Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul itu.

Menurut dia, sejak lama warga memiliki kebiasaan menyantap belalang. Daerah Gunung
Kidul yang panas cocok untuk perkembangbiakan pohon jati. Biasanya belalang banyak
dijumpai di pohon itu. "Warga memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia," kata dia.
ANANG ZAKARIA

(Sumber=http://www.tempo.co/read/news/2013/03/25/201469219/Belalang-Kriuk-Kaya-
Protein)

6. Tanggapan Bupati Karanganyar, Bp Yuliatmono dan Kepala Dinas


Kesehatan Karanganyar
7. Kemana anda bisa membeli?
Tak kemana-mana gan, anda bisa membeli di jantung kota karanganyar, dengan alamat :
…………………., ancer2= radio Swiba Karanganyar ke Utara, tepatnya di belakang Warung
Idjo.
Cp: Arie Setiawan (CIK)
SMS/CALL : 082227295299

7CBF7688

setiaarie12@gmail.com

Arie Setiawan (Arie Cik) (searching di facebook pakai alamat email saja)

CIK Walang – Karanganyar

@arieshobir

www.cikwalang.blogspot.com

Buka jam 9-4 sore, namun untuk anda yang berniat membeli diluar jam operasional, beri tahu
saya, karena saya akan mem berikan solusi alternatif kepada anda.
8. Quote CIK Walang
Quote bagi saya sangat penting, karena quote adalah nilai-nilai fundamental bagi saya
dalam menjalankan bisnis CIK Walang, sehingga muncul hubungan mutualisme (saling
menguntungkan) diantara saya dan anda sekalian, here we go:

“anda kesini pakai sandal jepit, sepatu pantofel,atau nyeker sekalipun,anda tetap saya layani;
begitu pula apabila anda menginginkan membeli dalam satuan apapun bahkan seribu rupiah,
anda tetap raja dan ratu bagi saya” Arie Setiawan-CIK

“saya membutuhkan anda, anda membutuhkan saya, akan sampai saya dan anda tiba pada suatu
titik hubungan bernama ‘persahabatan’ “ Arie Setiawan-CIK

“lebih baik saya mendengar anda mengatakan hal buruk tentang produk saya, karena saya lebih
suka kejujuran daripada apapun di dunia ini” Arie Setiawan-CIK

“kenapa saya menggunakan sebutan ‘saya’ untuk mengartikan pelaku usaha ini, bukan ‘kami’ yg
berarti banyak orang? Karena saya tidak ingin orang lain menghalangi saya untuk berkenalan
dengan anda, bahkan apabila nantinya saya mempunyai karyawan sekalipun” Arie setiawan-
CIK
9. Kesimpulan
Bisa saya simpulkan, belalang adalah harta karun terpendam nutrisi untuk masyarakat
indonesia, maka dari itu saya mengibarkan bendera untuk memasyarakatkan belalang untuk ada
di setiap meja makan masyarakat untuk mendukung pemenuhan nutrisi masyarakat
Indonesia,khususnya Karanganyar.

Anda mungkin juga menyukai